Anda di halaman 1dari 29

*EPISTAKSIS

*
Di Amerika Serikat
angka kejadian
epistaksis dijumpai 1
dari 7 penduduk.

Prevalensi epistaksis
pada pria dan wanita
sama,
distribusi umur
biasanya terjadi pada
usia < 20 tahun dan > 40
Epistaksis anterior tahun.
sangat umum dijumpai
(90%)
pada anak dan dewasa
muda, sementara
epistaksis posterior
sering pada orang tua
(10%)
*
Faktor Lokal Faktor Sistemik

• TRAUMA • HIPERTENSI
• NEOPLASMA • GGN. PEMBEKUAN DARAH
• Deviasi Septum • Obat-obatan
• Reaksi inflamasi lokal: • Osler-Weber-Rendu
alergi, infeksi, polip, • Lainnya: alkoholisme,
iritasi demam tifoid, demam
• Benda asing rematik, ggn.
kardiovaskuler
Epistaksis

Epistaksis Epistaksis
Anterior Posterior

Plexus
Kiesselbach Plexus
atau Little’s Woodruff
Area
*
Hentikan
perdarahan

3 prinsip utama
Cegah
menangani komplikasi
epistaksis:
Cegah
berulangnya
epistaksis
Duduk
Sumber Infeksi
Keadaan Umum
Baring, letakkan
bantal dibelakang
punggung Bersihkan bekuan darah

Tampon Kapas
Epistaksis
Anterior (dibasahi dengan adrenalin 1:10.000 dan lidokain atau
pantokain 2%)
Kapas ini dimasukkan ke dalam rongga hidung untuk
Epistaksis menghentikan perdarahan dan mengurangi rasa sakit
pada saat tindakan selanjutnya. Tampon ini
Posterior dibiarkan selama 3 - 5 menit

Berhasil : Lokalisir
Tidak berhasil :
Sumber Perdarahan Nasoendoskopi
Epistaksis
Anterior
Tekan
hidung
* Cara sederhana
* Duduk Kaustik
dengan
* Tenang AgNO3
* Tekan hidung
* 10-15 menit
* Asal dari pleksus Kiesselbach
* Berhenti spontan
Epistaksis
Posterior
*
Epistaksis Aktif
RESUSITASI (Jika Pemeriksaan Klinis
Diperlukan) RA & RP
Nasoendoskopi jika tersedia

IDENTIFIKASI SUMBER PERDARAHAN

HENTIKAN PERDARAHAN

Kauterisasi Sumber Perdarahan

Tidak Berhasil Berhasil

Tampon Hidung AB Topikal, vaselin


(anterior, posterior, antero-posterior) (Naseptin cream)
Nasehat
Tindakan Selesai
*
Tampon Hidung
(anterior, posterior, antero-posterior)

Angkat Tampon
Dekongestan Topikal Dgn / Tanpa
Kauterisasi

Perdarahan Kembali Tidak Ada Perdarahan

Pertimbangkan Transfusi TERAPI KAUSA Tindakan Selesai

Tampon Kembali Intervensi Bedah


Ligasi Arteri
SMR/ Septoplasti
Angiografi/Embolisasi
* Epistaksis tdk berhenti
* NE tdk tersedia --> Bagan Alir

Epistaksis Aktif

Pemeriksaan Klinis
RA & RP
Nasoendoskopi jika tersedia

IDENTIFIKASI SUMBER PERDARAHAN

HENTIKAN PERDARAHAN

Kauterisasi Sumber Perdarahan

Tidak Berhasil Berhasil

Tampon Hidung AB Topikal, vaselin


(anterior, posterior, antero-posterior) (Naseptin cream)
Nasehat
Tindakan Selesai
*
* Pilihan Utama: KAUTERISASI
* Perak Nitrat 30-50% (AgNO3)
* “Albothyl”
* Kauter elektrik

* Daerah yang dikauter


* Pleksus Kiesselbach
* Mukosa sumber perdarahan
* Mukosa area for. sfenopalatina
* Arteri sfenopalatina
*
*
Tampon gulung / kapas
vaselin-betadin / BIPP
Murah
Abrasi/laserasi mukosa waktu memasang & mengangkat
Tidak nyaman
*
*
*
*
*
*
* Kateter foley
* Balon isi udara /air
* Fiksasi dgn tampon anterior
* Tekanan tdk merata  menutup koana
*

Menginduksi
bekuan darah
fisiologis ~ agregasi
platelet aktif
Balon u/ menekan
perdarahan
*

*Kauterisasi / Ligasi
*Ujung terdistal suplai
pembuluh drh rongga hidung
Menurunkan tekanan &
aliran drh mel arteri &
cabang anastomosis
*Teknik lebih mudah
*
* Embolisation of the internal maxillary
artery is effective and safe.
* It was initially reserved for patients in
whom surgery failed, although recent
literature supports embolisation as first-
line treatment in specified cases
because of safer procedures and
increased experience
*
Akibat perdarahan yang hebat dapat terjadi aspirasi
darah ke dalam saluran napas bawah, juga dapat
menyebabkan syok, anemia, dan gagal ginjal.

Turunnya tekanan darah secara mendadak dapat


menimbulkan hipotensi, hipoksia, iskemia serebri,
insufisiensi koroner, sampai infark miokard sehingga dapat
menyebabkan kematian.

Pemasangan tampon dapat menyebabkan rino-


sinusitis, otitis media, septicemia, atau toxic shock
syndrome
*
Prognosis epistaksis baik tetapi bervariasi.
Dengan terapi yang adekuat dan kontrol
penyakit yang teratur, sebagian besar pasien
tidak mengalami perdarahan ulang.
Pada beberapa penderita, epistaksis dapat
sembuh spontan tanpa pengobatan. Hanya
sedikit penderita yang memerlukan pengobatan
yang lebih agresif

Anda mungkin juga menyukai