Anda di halaman 1dari 41

EVALUASI KINERJA KLINIS

PERAWAT DALAM
PENJAMIN MUTU ASUHAN
Didin Syaefudin, SKp, MARS

SEMINAR PERSI JATENG


SEMARANG 9 – 10 AGUSTUS 2018
“ IT MAY SEEM A STRANGE PRINCIPLE TO ENUNCIATE
AS THE VERY FIRST REQUIREMENT IN A HOSPITAL
THAT IT SHOULD DO THE SICK NO HARM “

FLORENCE NIGHTINGALE

Historically hospitals
were
not the safest places

2
PENDAHULUAN
Era Kompetisi pelayanan RS

ASUHAN Pemberlakuan persyaratan standar


akreditasi SNARS Ed 1
YANG
BERKUALITAS
Penerapan keselamatan pasien di RS

Peningkatan mutu pelayanan RS


PERAWAT

VS
KUANTITAS KUALITAS

dedicated to
PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN


MEDIK PENUNJANG KEPERAWATAN FARMASI

KEPERAWATAN
Suatu bentuk pelayanan profesional,
merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan.
PASAL 12 UNDANG-UNDANG NOMOR 44
TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT

Rumah Sakit harus memiliki tenaga tetap


yang meliputi tenaga medis dan
penunjang medis, tenaga keperawatan,
tenaga kefarmasian, tenaga manajemen
rumah sakit dan tenaga non kesehatan.
PASAL 63 UNDANG-UNDANG NOMOR 36
TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan


pengendalian, pengobatan dan/atau perawatan.

Pengendalian, pengobatan dan/atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan


ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan kemanfaatan & keamanannya.

Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran


atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
UU NO 36 TAHUN 2014
KEPERAWATAN

Pasal 28 : ayat (3) Praktik Keperawatan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus didasarkan pada kode etik,standar
pelayanan, standar profesi, dan standar
prosedur operasional
QUALITY & SAFETY
WHAT IS HIGH-QUALITY CARE??

Safe, timely, effective, efficient


equitable, and patient centre
(The US Institute of Medicine)

1.Patuhi standar pelayanan


2.Hindari praktek yang membahayakan pasien
3.Evaluasi proses pelayanan & lakukan
benchmark
4.Budayakan menjaga kualitas dan keselamatan
pasien
MAJEMEN KETENAGAAN RS

TERMINAS
PENEMPATAN PROMOSI I
PROMOSI - Karir
ORIENTASI/ - Kredensialing
MAGANG - Etik Disiplin
- CPD
SELEKSI - Preceptorship
- Dokumen

REKRUTMEN -
Kepribadian
-
Kesehatan
-
Kompetensi
ALUR PENJAMINAN MUTU ASUHAN

SUPERVISI
ASESMEN KLINIS
REKUITMEN KEWENANGAN MUTU ASUHAN
KOMPETENSI
ORIENTASI KLINIS BERKUALITAS

LOG BOOK
STANDAR KKS 3
RUMAH SAKIT MENETAPKAN DAN MELAKSANAKAN PROSES
REKRUTMEN, EVALUASI, PENEMPATAN STAF, DAN PROSEDUR LAIN.

Elemen Penilaian KKS 3


1. Ada regulasi proses rekrutmen staf. (lihat juga KRS 3.3).(R)
2. Proses rekrutmen dilaksanakan sesuai dengan regulasi. (D,W)
3. Proses rekrutmen dilaksanakan seragam. (D,W)
STANDAR KKS 4
RUMAH SAKIT MENETAPKAN PROSES SELEKSI UNTUK MENJAMIN
BAHWA PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN STAF KLINIS SESUAI
DENGAN KEBUTUHAN PASIEN.

Elemen Penilaian KKS 4


1. Ada regulasi yang menetapkan proses seleksi untuk
memastikan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi staf
klinis sesuai dengan kebutuhan pasien. (R)
2. Proses seleksi dilaksanakan seragam sesuai dengan regulasi.
(lihat juga TKRS 3.3). (D,W)
3. Anggota staf klinis baru dievaluasi pada saat mulai bekerja
sesuai dengan tanggung jawabnya. (D,W)
4. Unit kerja menyediakan data yang digunakan untuk evaluasi
kinerja staf klinis. (lihat TKRS 11.1). (D,W)
5. Evaluasi staf klinis dilakukan dan didokumentasikan secara
berkala minimal 1 (satu) tahun sekali sesuai dengan regulasi.
(lihat juga KKS 11). (D,W)
STANDAR KKS 5
RUMAH SAKIT MENETAPKAN PROSES SELEKSI UNTUK MENJAMIN
BAHWA PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN STAF NONKLINIS SESUAI
DENGAN PERSYARATAN YANG DITETAPKAN.

Elemen Penilaian KKS 5


1. Ada regulasi yang menetapkan proses seleksi untuk
memastikan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi staf
nonklinis sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. (R)
2. Proses seleksi staf nonklinis dilaksanakan seragam sesuai
dengan regulasi. (D,W)
3. Anggota staf nonklinis baru dievaluasi pada saat mulai bekerja
sesuai dengan tanggung jawabnya. (D,W)
4. Unit kerja melaksanakan evaluasi kinerja staf nonklinis. (D,W)
5. Evaluasi staf nonklinis dilakukan dan didokumentasikan secara
berkala minimal satu tahun sekali sesuai dengan regulasi. (lihat
juga KKS 11). (D,W)
STANDAR KKS 7
SEMUA STAF KLINIS DAN NONKLINIS DIBERI ORIENTASI DI
RUMAH SAKIT DAN UNIT KERJA TEMPAT STAF AKAN
BEKERJA DAN TANGGUNG JAWAB SPESIFIK PADA SAAT
DITERIMA BEKERJA.
Elemen Penilaian KKS 7
1. Ada regulasi yang menetapkan orientasi umum dan khusus
bagi staf klinis dan nonklinis baru. (R)
2. Ada bukti staf klinis dan nonklinis baru diberikan orientasi
umum dan khusus. (D,W)
3. Staf kontrak, magang, dan peserta didik mendapat pelatihan
tentang orientasi umum dan khusus. (D,W)
STANDAR KKS 13
RUMAH SAKIT MEMPUNYAI PROSES YANG EFEKTIF UNTUK MENGUMPULKAN,
VERIFIKASI, DAN MENGEVALUASI KREDENSIAL STAF KEPERAWATAN (PENDIDIKAN,
REGISTRASI, IZIN, KEWENANGAN, PELATIHAN, DAN PENGALAMAN).

Elemen Penilaian KKS 13


1. Ada regulasi rumah sakit dengan proses yang efektif untuk mengumpulkan, verifikasi
dan mengevaluasi kredensial staf keperawatan (pendidikan, registrasi, izin,
kewenangan, pelatihan, dan pengalaman). (R)
2. Tersedia dokumentasi pendidikan, registrasi, sertifikasi, izin, pelatihan, dan
pengalaman. (D,W)
3. Terdapat pelaksanaan verifikasi dari sumber aslinya yang seragam. (D,W)
4. Ada dokumen kredensial yang dipelihara dari setiap anggota staf keperawatan. (D,W)
JENJANG KARIR PERAWAT

PK V PM V PP V PR V

PK IV PM IV PP IV PR IV

PK III PM III PP III PR III

PK II PM II PP II PR II

PK I PM I PP I PR I

Perawat Perawat Perawat Perawat


Klinik Manajer Pendidik Peneliti
STANDAR KKS 14
RUMAH SAKIT MELAKSANAKAN IDENTIFIKASI TANGGUNGJAWAB PEKERJAAN DAN
PENUGASAN KLINIS BERDASAR ATAS KREDENSIAL STAF PERAWAT SESUAI DENGAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.

Elemen Penilaian KKS 14


1. Ada penetapan rincian kewenangan klinis perawat berdasar atas pendidikan,
registrasi, sertifikasi, izin, pelatihan, dan pengalaman anggota staf keperawatan. (R)
2. Ada pelaksanaan proses pembuatan rincian kewenangan klinis sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.(D,W)
3. Ada berkas kredensial yang dipelihara dari setiap staf keperawatan. (D,W)
PMK NO 49 TAHUN 2013
KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT.

• Meningkatkan
profesionalisme
tenaga
Setiap rumah keperawatan
• Mengatur tata
sakit harus kelola klinis yang
membentuk baik berorientasi
Komite pada
Keperawatan keselamatan
pasien di rumah
sakit
PROFESIONALISME KEPERAWATAN

Pelayanan keperawatan dilakukan oleh


perawat sesuai tingkat kewenangan serta
harus berpedoman pada standar profesi
yang meliputi standar kompetensi, praktik,
pendidikan dan etik.

MENJAMIN KESELAMATAN PASIEN


PERAN KOMITE KEPERAWATAN

• Komite keperawatan mempunyai peran


strategis dalam mengendalikan kompetensi &
perilaku tenaga keperawatan di rumah sakit

• 3 (tiga) subkomite:
• Kredensial
• Mutu profesi
• Disiplin/etika
SUB KOMITE KREDENTIAL
• Merinci (delineasi) kewenangan klinis perawat yang akan bekerja
di rumah sakit
• Menapis tenaga keperawatan yang kompeten dan etis dan
memberikan kewenangan klinis (clinical privilege) oleh Mitra
Bestari (Peer Group).
• Merekomendasikan penugasan klinis (clinical appointment) bagi
setiap tenaga keperawatan

Menjamin tersedianya tenaga


keperawatan yang kompeten dan etis
TARGET KREDENSIAL

• Setiap perawat memiliki surat “clinical appointment”


dari Direksi RS sesuai dengan “clinical privilege”
berdasarkan mekanisme “credentialing”

Hanya staf keperawatan yg kredibel, kompeten, &


akuntabel memiliki clinical appointment sajalah yg
diperbolehkan melakukan tindakan keperawatan
di RS
TIGA PROSES INTI KREDENSIAL

Rekomendasi
Mitra Bestari Clinical Appointment

Tenaga
keperawatan ~

Buku
Putih
Clinical
Privilege

(Herkutanto & Susilo, 2009)


KREDENSIAL PERAWAT

PENGAKUAN KOMPETENSI PROFESIONAL


SERTIFIKASI SEORANG PERAWAT

PENCATATAN RESMI TERHADAP PERAWAT YANG


MEMILIKI SERTIFIKAT KOMPETENSI DAN
REGISTRASI KUALIFIKASI TERTENTU UNTUK MENJALANKAN
PRAKTIK KEPERAWATAN

IJIN LEGAL YANG DIBERIKAN KEPADA


LISENSI PERAWAT UNTUK MELAKUKAN PRAKTIK
KEPERAWATAN
SUB KOMITE PENINGKATAN
MUTU PROFESI
• Mempertahankan dan mengembangkan
kompetensi dan profesionalisme tenaga
keperawatan
• Melakukan audit keperawatan,
• Meningkatkan mutu profesi tenaga
keperawatan melalui Continuing professional
development.

Menjamin kualitas asuhan keperawatan


yg berorientasi kepada keselamatan
pasien
SUB KOMITE ETIK &
DISIPLIN PROFESI

• Menjaga etika, disiplin dan perilaku profesi


dalam melaksanakan asuhan keperawatan
demi terjaminnya keselamatan pasien
• Melakukan pembinaan dan penegakan etik
& disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai
etik dalam kehidupan profesi

Tindakan disiplin melalui rekomendasi


pencabutan (suspensi) penugasan
klinis (clinical appointment)
TINDAKAN DISIPLIN KEPERAWATAN

Keadaan dan situasi yang dapat digunakan


sebagai dasar dugaan pelanggaran disiplin
dan etika profesi keperawatan adalah hal-
hal yang menyangkut:

• Kompetensi klinis
• Dugaan penyimpangan etika profesi
The Box of professions
The Box of professions

CLINICAL APPOINTMENT

Sub-Komite Sub-Komite Sub-Komite


Kredensial Mutu Profesi Disiplin

MITRA BESTARI
NURSING STAFF BYLAWS
Supervisi Klinik
 Fokus kegiatan ini adalah memberikan dukungan untuk meningkatkan
kesadaran, pertumbuhan dan perkembangan profesionalitas (mutu profesi)
 Meningkatkan keterampilan therapeutik dan memberikan dukungan bagi
kehidupan profesional
Lynch, Hancox, Happell, & Parker, 2008

Hubungan impersonal (kedinasan)/hubungan profesional

memberikan efek mendidik, memberi dukungan tumbuhnya profesionalitas

memberikan perasaan aman

kerjasama yang demokratis antara supervisor dengan staf

progresif, inovatif, fleksibel, mengembangkan kelebihan masing-masing


staf
SUPERVISOR DALAM SUPERVISI KLINIK

Kepala Kepala
ruangan ruangan
Perawat Perawat Ketua Ketua
.... ....
Primer Primer Tim Tim

Pwt Pwt
PA Pagi PA Pagi ....
Pelaksana Pelaksana
PA Sore PA Sore
Supervisi Klinik dilakukan
PA Malam PA Malam secara
PA off PA off berjenjang
Implementasi Supervisi Klinik
dengan Model Siklus Edukatif – Suportif -
Administratif

Substansi yang disupervisi


Implementasi Supervisi Klinik
dengan Model Siklus Edukatif – Suportif -
Administratif

Gap kompetensi hasil asessment kompetensi


Hasil audit profil
Hasil audit mutu pelayanan keperawatan
dll
Supervisi klinik :
Peningkatan Kinerja Perawat dalam Asuhan
Pendekatan Supervisi Klinik

Pertimbangan kebutuhan
individu/kelompok
 Individu keberlangsungan fungsi dan
 Kelompok dinamika kelompok

kenyamanan perawat pelaksana ketika


dilakukan supervisi
INDIKATOR MUTU
KLINIK KEPERAWATAN

KESELAMATAN PASIEN
Angka Kejadian Decubitus KETERBATASAN
Angka Pasien Jatuh
Angka Kejadian Cedera Akibat PERAWATAN DIRI
Restrain

KEPUASAN PASIEN TERHADAP


PELAYANAN KEPERAWATAN KECEMASAN

KENYAMANAN PENGETAHUAN
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai