PLENO PEMICU 6 Kel.6
PLENO PEMICU 6 Kel.6
Pasien sudah sering berobat untuk keluhan bercak merah dikedua lipat siku dan lutut. Keluhan hilang
timbul selama 1 tahun terakhir. Terkadang pasien suka mengoleskan obat timbul jk pasien sedang
banyak pikiran atau stres. Pasien juga memiliki riwayat asma sewaktu kecil .
Bercak putih dan coklat di kedua pipi semakin banyak selama 6 bulan terakhir. Dokter menanyakan
adanya gatal dan mati rasa pada bercak tersebut.
STRATUM PENJELASAN
SPINOSUM epitel kubis poligonal, permukaan sel terdapat prickle cell ada melanin dan
langerhand
GRANULOSUM berlapis 2-5 lapis sel, gepeng, poligonal, sitoplasma ada keratin lunak
LUSIDUM bentuk gepeng. Translusen, tak ada inti, sitoplasma ada eleidin
KORNEUM bentuk pipih & bertanduk, ada keratin lunak, bagian tepi yang mengelupas Stratum
Disjunctu
Lapisan dermis
• Lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen seluler dan
folikel rambut
Pars papilare : bagian yang menonjol ke epidermis (ujung
serabut saraf & pembuluh darah)
Pars retikulare : bagian yang menonjol ke arah subkutan
• Matriks/ dasar : cairan kental asam hialuronat dan
kondroitin sulfat, fibroblas
Kolagen : dibentuk oleh fibroblas ikatan : hidroksipolin &
hidroksisilin (kolagen muda lentur tua kurang larut)
Retikulin
Elastin : bergelombang, amorf, mudah mengembang & >
elastis
Lapisan subkutis
• Jaringan ikat longgar berisi sel lemak
• Sel lemak : sel bulat, besar dengan inti
terdesak ke pinggir sitoplasma lemak
berkelompok lapisan (panikulus adiposa) :
ujung saraf tepi, pembuluh darah & getah
bening dipisahkan : trabekula yang fibrosa
• Vaskularisasi
Pleksus superficial (dermis) beranatomosis
di papil dermis
Pleksus profunda (subkutis)
Adneksa kulit
Kuku
Rambut
Kelenjar keringat Ekrin Aprokin
Ukuran Kecil Besar
Letak Dangkal dermis Dalam dermis
Sekret Encer Kental
•Dibentuk 28 mg kehamilan berfungsi 40 mg kelahiran
•Saluran berbentuk spiral muara permukaan kulit
Terdapat Seluruh permukaan kulit (telapak tangan dan kaki, dahi, Aksila, areola, mammae, pubis,
aksila) labia minora, sal telinga luar
Fx. Sekresi Saraf kolinergik, faktor panas, stress emosional Saraf kolinergik
•Keringat : air, elektrolit, asam laktat, glukosa
•Ph : 4 – 6,8
Kelenjar palit / kelenjar holokrin Tidak berlumen dan sekret dari dekomposisi sel kelenjar
• Terletak : seluruh permukaan kulit kecuali di telapak tangan dan kaki
• Biasanya terdapat di samping akar rambut dan muaranya terdapat lumen akar rambut (folikel rambut)
• Sebum : trigliserida, asam lemak bebas, skualen, wax, ester, kolesterol
• Sekresi : hormon androgen
KUKU
• Bagian terminal lapisan tanduk yang
menebal
• Kecepatan tumbuh : 1mm/ minggu
• Fungsi : melindungi jaringan kulit
dibawahnya
Bagian Kuku
• Matriks kuku : pembentuk jar kuku yang baru
• Dinding kuku/ nail wall : lipatan kulit yang menutupi bag pinggir dan atas
• Dasar kuku/nail bed : bag kulit yang ditutupi kuku
• Alur kuku/ nail groove : celah antara dinding & dasar kuku
• Akar kuku/ nail root : bag proximal kuku
• Lempeng kuku/ nail plate : bag tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku
• Lunula/ nail plate : bagian lempeng kuku yang bewarna putih didekat akar kuku,
berbentuk bulan sabit
• Eponikium : dinding kuku bagian proximal, kulit arinya menutupi bag permukaan
lempeng kuku
• Hiponikium : dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free edge) menebal
Rambut
• Terdapat pada seluruh bagian tubuh kecuali telapak tangan & kaki, kuku, bibir
• Fungsi: memberi lapisan lemak pada kulit, kuku, rambut, menahan evaporasi
• Terdiri dari : Akar rambut (bagian yang terbenam dalam kulit) & Batang rambut
(bagian yang berada di luar kulit)
• Lanugo/ velus : rambut halus, tidak berpigmen Bayi, permukaan tubuh
• Terminal : rambut > kasar, berpigmen, bermedula dewasa, kepala, alis, bulu mata,
ketiak, genetalia eksterna
• Warna : melanin (putih : kegagalan membentuk melanin)
• Komposisi : karbon 50,6%, hidrogen 6,36%, nitrogen 17,14%, sulfur 5%, oksigen
20,8%
Penampang rambut
• Kutikula : lapisan keratin untuk
perlindungan terhadap kekeringan &
pengaruh lingkungan luar
• Korteks : serabut polipeptida
memanjang & saling berdekatan,
berpigmen
• Medula : 3-4 lapis sel kubus
keratohialin, badan lemak & rongga
udara
Siklus aktivitas folikel rambut
• Fase anagen/ pertumbuhan(2-6 tahun, 0,35 mm/ hari) : sel” matriks mitosis sel baru
mendorong sel > tua ke atas
• Fase katagen/ involusi temporer (2-3minggu) : masa peralihan, penebalan jar ikat di sekitar
folikel rambut bagian tengah akar rambut menyempit bag bawah melebar
pertandukan gada (club)
• Fase telogen/ istirahat (100 hari) : memendeknya sel epitel & berbentuk tunas kecil rambut
baru rambut gada terdorong keluar
• Rambut tumbuh secara siklik ( 85% fase anagen , 15% fase telogen)
• Normal : berkilat, elastis, tidak mudah patah
• Struktur keratin : ± 100.000 folikel rambut di kepala
• N : 100-150 rambut gugur/hr
L.I 2
MACAM-MACAM EFLORESENSI
Morfologi kelainan kulit
menurut PRAKKEN
Efloresensi (ruam) primer Efloresensi sekunder
• Makula • Skuama
• Papula • Krusta
• Plaque (Plak) • Erosi
• Nodus • Ulkus
• Nodulus • Sikatriks
• Vesikel
• Bula
• Pustul
• Kista
Papul
• Penonjolan kulit yang solid
dengan diameter < 1 cm &
berisikan zat padat
• Contoh: Molluscum
contagiosum, warts, palpable
nevi (moles)
Plaque ( plak )
• Peninggian diatas permukaan kulit,
permukaannya datar dan berisi zat padat
(biasanya infiltrat), diameternya 2 cm atau lbh.
• Contoh: discoid lupus erythematous, morphea
(localized scleroderma), second atrophy
Urtika
• Edem setempat yg timbul mendadak dan
hilang perlahan-lahan
Nodul
• Masa padat sirkumskrip, infiltrat terletak di kutis atau subkutis,
diamater >1cm, dpt menonjol.
• Jk diamter <1cm = nodulus
• Contoh: erythema nodusum, lipoma, rheumatoid nodues, basal
cell carcinoma, & keloid
Pustula
• Vesikel berisi nanah, bila nanah mengendap
di bawah vesikel disebut vesikel hipopion
• Contoh: evolving chickenpox, folliculitis,
pustular acnes
Kista
• Ruangan berdinding & berisi cairan, sel,
maupun sisa sel. Kista terbentuk bukan akibat
peradangan, wlpun demikian dpt meradang
• Contoh: kista epidermoid
Krusta
• Cairan tubuh yg mengering di atas kulit
• Dpt bercampur dg jaringan nekrotik, maupun
benda asing (kotoran, obat, dsb)
• Warna ada bbrp macam: kuning muda beraal
dari serum, kuning kehijauan berasal dari
pus, & kehitaman berasal dari darah
• Contoh: excoriated or infected insect bites &
evolving bullous lesions of impetigo
Erosi
• Kehilangan kulit yg disebabkan kehilangan
jaringan yg tdk melampaui stratum basal
• Contoh: the secondary lesions of herpes
simplex, herpes zoster, & lesions of aphthous
stomatitis
Ulkus
• Hilangnya jaringan yg lbh dalam dari ekskoriasi
• Punya tepi, dinding, dasarm dan isi
• Contoh: pyoderma gangrenosum, venous stasis
ulcers, & vasculitis
Eksoriasi
• Bila garukan lbh dalam lagi shg tergores sampai ujung
papila dermis, maka terlihat darah yg keluar
selainserum
• Contoh: insect bites, cat scratsches, & self-induced
lesions
Fisura
• defek linier yang dapat mulai dari
permukaan sampai lapisan
dermis. Contoh: cheilitis angularis
• Contoh: eczematous dermatitis og the
fingers, angular stomatitis, eczema of lips
Atropi
• penipisan kulit, baik epidermis maupun
dermis. Kulit yang mengalami atropi akan
nampak mengkilat, putih, dengan
gambaran permukaan yang hilang,
mengkerut, dan tidak mempunyai adnexa
lagi.
Sikatriks
• penonjolan kulit akibat penumpukan jaringan
fibrosa sebagai pengganti jaringan kolagen
normal.Jika jaringan terus menerus tumbuh
berlebihan disebut keloid
Sklerosis
• adalah mengerasnya kulit yang hanya dapat
ditemukan dengan palpasi.
• Histopatologi: Bertambahnya serabut-serabut
kolagen disertai dengan berkurangnya sel-sel
fibroblast.
Likenifikasi
• penebalan kulit yang ditandai dengan penegasan
gambaran garis-garis permukaan kulit baik longitudinal
maupun transfersal, biasanya disertai hiperpigmentasi.
• Proses likenifikasi terjadi sebagai akibat garukan kronis
dan hebat.
KELAINAN PIGMENTASI
VITILOGO
Definisi Penyakit akibat proses depigmentasi pada kulit, disebabkan faktor genetik yg berinteraksi
dg kehilangan/ketahanan fs melanosit & autoimun.
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 6th ed. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2009.
KLASIFIKASI VITILIGO (ORTONNE,1983)
Vitiligo lokalisata Vitiligo generalisata Vitiligo universalis
Fokalis : hanya 1 / > makula dalam Akrofasial : ekstremitas bawah dan Depigmentasi > 80%
satu bagian tertentu tetapi tidak wajah
dapat digolongkan segmental atau
zosteriformis
Tatalaksana Sunscreen
Coverup kosmetik
Repigmentasi → glukokortikoid topikal : kelas I, inhibitor calcineurin topikal :
takrolimus, pimekrolimus (dapat dikombinasi dengan UVB / lase excimer),
fotokemoterapi topikal : 8-MOP dan UVA, fotokemoterapi sistemik (untuk
lesi yang meluas), Nb-UVB, laser excimer
UVA, Nb-UVB → untuk pasien yang tidak efektif dengan terapi
konservatif, terganggu kualitas hidupnya, terutama yang memiliki kulit
warna gelap
VITILOGO
Tatalaksana Split skin graft → pada makula vitiligo segmental yang refrakter dan stabil; pada
pasien yang tidak memiliki riwayat mekanisme Köebner
Depigmentasi → pasien dengan vitiligo ekstensif (> 80% permukaan tubuh) atau
gagal/tidak dapat/menolak terapi UVA → krim bleaching MEH 20%
MELASMA
Definisi • a/ Hipermelanosis didapat, simetris, berupa makula berwarna coklat muda-tua yg
tdk merata, mengenai area yg terpajan sinar uv
• Predileksi tempat: Pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung, dagu
Epidemiologi Onset : dewasa muda
Insidens terbanyak : 30-44 tahun
Wanita > pria 24:1
Etiologi Sinar UV → merusak gugus sulfhidril epidermis yang merupakan inhibitor enzim
tirosinase mengikat Cu enzim tirosinase dihambat m’rsg melanogenesis
Hormon → estrogen, progesteron, MSH
Obat → difenilhidantoin, mesantoin, klorpromasin, sitostatik, minosiklin ditimbun
di bag atas lap dermis m’rsg melanogenesis
Genetik : 20-70%
Ras golongan hispanik & kulit berwarna gelap
Kosmetik (mngdung parfum, zat pewarna) fotosensitivitas hiperpigmentasi
Idiopatik
MELASMA
Gambaran klinis
TUBERKULOID Hanya ada 1 atau 2 lesi
Respon imunitas baik
Tes lepromin +
Basil sedikit
Anestesi pd lesi hilang keringat,rambut rontok
Borderline o Lesi kulit menyebar
o Respon imunseluler sedang
o Organisme beberapa
o Anestesi lebih jelas
Lepromatosa Lesi kulit meluas & menyebar ke organ lain
Respon imun seluler rendah
Tes lepromin (-)
Organisme banyak
Anastesi tdk jelas, (banyak cabang saraf terkena
Predileksi : tdk ada tempat predileksi khusus
http://emedicine.medscape.com/article/1070840-
overview
PITIRIASI ALBA
Histopatologi • Akantosis ringan
• Spongiosis dg hiperkeratosis sedang & perakeratosis setempat
Diagnosis & DD • Berdasarkan umur, skuama halus & distribusi lesi
• DD: vitiligo, pd fase eritema srg diduga psoriasi
Pengobatan • Skuama dpt dikurangi dg krim emolien
• Preparat ter misalnya likuor karbonis detergens 3-5% dlm krim atau salap, setelah
dioleskan harus banyak kena sinar matahari
Prognosis Penyakit dpt sembuh spontan setelah bbrp bulan-tahun
GAMBARAN KLINIS
• Lesi mulai di muka (dahi, pipi) • Dpt sebagai kelanjutan bentuk • Lesi berupa : plak papular-
berupa : eritema, papulo-vesikel infantil atau timbul sendiri (de eritematosa & berskuama / plak
halus karena gatal digaruk novo) likenifikasi yg gatal
pecah terbentuk krusta • Lesi lebih kering, tdk begitu • Remaja Lokasi di lipat siku,
• Lesi meluas ke : skalp, leher, eksudatif, lbh banyak papul, lipat lutut, samping leher, dahi,
pergelangan tgn, tgn, dan likenifikasi, sedikit skuama dan sekitar mata
tungkai • Letak : lipat siku, lipat lutut, • Dewasa sering di tangan &
• Lesi umumnya eksudatif pergelangan tgn bag. Fleksor, pergelangan tangan, vulva,
• Anak sulit tidur, gelisah, kelopak mata, leher, jarang di puting susu, skalp
menangis krn rasa gatal muka • Lesi kering, agak timbul, papul
sangat mengganggu • Pasien sensitif terhadap wol, datar, cenderung gabung
bulu kucing, dan anjing, bulu menjadi plak likenifikasi dgn
ayam, burung. sdikit skuama
• DA berat yg > 50% permukaan • Orang Dewasa Kambuh bila
tubuh dapat memperlambat stres
pertumbuhan
DERMATITIS ATOPIK
Etilogi Hapten Bahan kimia sederhana (berat molekul <1000 dalton), belum diproses, lipofilik,
sangat reaktif, dapat menembus str. Korneum
Faktor predisposisi • Potensi sensitisasi alergen
• Dosis per unit per area
• Luas daerah yang terkena
• Lama pajanan
• Oklusi
• Suhu dan kelembaban lingkungan
• Vehikulum
• pH
Patogenesis • Mekanisme mengikuti respon imun yang diperantarai sel (reaksi imunologik tipe IV –
hipersensitivitas tipe lambat)
• Fase sensitisasi dan fase elisitasi
• Hanya yang telah mengalami sensitisasi yang dapat menderita DKA
Fase elisitasi
• Terjadi pada pajanan ulang alergen(hapten)
• Hapten ditangkap sel langerhans&di proses scra kimiawiantigendiikat HLA
DRDixpresikan di perm sel
• Kompleks HLA DR antigen akan diperesntasikan kepada sel T yg telah
tersensitisasi(sel T memori) baik di kulit atau kel limfeproses aktivasi
• Di kulit proses aktivasi lebih kompleks dengan hadirnya sel2 lain
Patogenesis Fase elisitasi
• Sel Langerhans menskresi IL-1Stimulasi sel T memproduksi IL-2 &
mengxpresikan IL-2Rproliferasi&ekspansi poulasi sel T di kulit
• Sel T teraktivasimengeluarkan IFNγMengaktifkan keratinosit
mengxpresikan ICAM-1 dan HLA-DR
• ICAM 1Memungkinkan keratinosit untk berinteraksi lgs dengan sel CD4+&
Memnugkinkan prensentasi pada sel tsb
• Hhla dr Jg merupakan target dr sel T sitotoksik pada keratinosit
• Keratinosithasilkan sitokin(IL-1,IL-6,TNFα,GMCSF) Semuany a
mengaktivasi sel T
• IL-1Stimulasi keratinosithasilkan eikosanoid
• Sitokin+eikosanoidaktifkan sel mas& makrofag
• Sel mas yg berada dekat dgn p.darah dermis melepaskan histamin, bbgai
jenis fktor kemotaktik, PGE2, PGD2 dan leukotrien B4(LTB4)
• Eikosanoid yg baik berasal dr sel mas(prostaglandin) maupun dr keratinosit/
lekositdilatasi vask dan me↑ permeabilitas molekul larut dlm komplemen
dan kinin mudah berdifusi dlm dermis & epidermis
• Selain itu fktor kemotaktif dan eikosanoidmenarik neutrofil,monosit dan sel
lain dr dlm p.darah msuk ke dalam dermis
• Rentetan kejadian menimbulakan respon klinikDKA
• Berlangsung 24-48jam
Dermatitis Kontak Alergik (DKA)
Gejala • Gatal
• Akut: bercak eritematosa batas tegas, edema, papulovesikel, vesikel atau
bulla, erosi dan eksudasi
• Akut: kelopak mata, penis, skrotum, eritema dan edema lebih dominan
daripada vesikel
• Kronis: kulit kering, skuama, papul, likenifikasi, fisur, batas tidak jelas
Lokalisasi Tangan, Lengan,Wajah, Telinga, Leher, Badan, Genitalia, Paha dan tungkai bawah,
Dermatitis kontak sistemik
Diagnosis • Anamnesis: riw.pekerjaan, hobi, obat topikal yg pernah digunakan, obat
sistemik, kosmetika, berbagai bahan yg diketahui alergi, peny.kulit yg pernah
dialami, riw.atopi baik yg bersangkutan maupun kelurganya
• PF
• Uji tempel
DD Dermatitis atopik
Dermatitis numularis
Dermatitis seboroik
Psoriasis.
DD terutamaILMUadala dermatitis
PENYAKIT kontak
KULIT & KELAMIN FK UI iritan
Lokasi tjd DKA • Tangan (Paling sering)
Etiologinya sangat kompleks. Contoh bahan penyebab
dermatitis tangan deterjen, antiseptik, getah sayuran, semen
dan pestisida.
• Lengan
Alergen umunya sama pd tangan (misal, jamtangan, sarung
tangan karet, debu semen dan tanaman)
Diketiak (deodoran, antiperspiran, formaldehid yg ada
dipakaian)
• Wajah
Disebabkan bahan kosmetik, spons, obat topikal, alergen
diudara, semua alergen yg kontak dg tangan dpt mengenai
wajah.
• Telinga
Anting atau jepit telinga (nikel), obat topikal, tangkai kaca
mata, cat rambut dll
• Leher
Kalung dr nikel, parfum, alergen udara, zat pewarna pakaian
Dermatitis Kontak Alergik (DKA)
Lokasi tjd DKA • Badan
Tekstil, zat warna, kancing logam, karet, bahan pelembut
dan pewangi pakaian, dll
• Genitalia
Antiseptik, obat topikal, nilon, kondom, pembalut,
kontrasepsi dll
• Paha dan tungkai
Tekstil, kaos kaki nilon, obat topikal, bahan pembersih
lantai, dll
Dermatitis Kontak Alergik (DKA)
Pengobatan • Upaya pencegahan terulangnya kontak kembali dengan alergen penyebab dan
menekan kelainan kulit yang timbul.
• Kortikosterois jangka pendek bisa diberikan untuk DKA akut yang ditandai dengan
eritema, edema vesikel atau bula serta eksudatif.
• Untuk DKA ringan akut yang mereda atau DKA ringan mendapatkan kortikosteroid
sistemik atau makrolaktam.
DERMATITIS NUMULARIS
Sinonim Eksim numular, eksim diskoid, neurodermitis numular
Definisi Peradangan kulit yg bersifat kronis, ditandai dg lesi berbentuk uang (koin) atau agak
lonjong, berbatas tegas, dg efloresensi berupa papulovesikel yg biasanya mudah pecah
shg membasah (oozing)
Epidemiologi • Srg ditemukan pd org dewasa, jrg pd anak2 & bayi
• Srg pada laki-laiki dibandingkan perempuan
• Usia puncak awitan: 50-65 thn
• Pd perempuan tdp usia puncak kedua: 15-25 thn
Etiopatologi • Patogenesis DM belum diketahui
• Sebagian bsr px DN tdk memiliki riw.atopi,baik pd diri maupun keluarga
• Fokus infeksi: infeksi gigi, sal.napas atas, sal.napas bwh
• Peranan alergen lingkungan: Candida albicans
Gejala klinis • Sangat gatal (ringan-berat)
• Lesi akut berupa plak eritematosa b’bentuk koin dg batas tegas yg t’bentuk dari papul
& papulovesikel yg berkonfluens
• Lambat laun vesikel pecah & tjd eksudasi b’bentuk pinpoint
• Eksudat mengering& mjd krusta kekuningan
• Pd tepi plak dpt muncul papulovesikular kcl yg b’konfluens dg plak tsb shg lesi meluas
Gambaran klinis • Diameter plak = 1-3 cm
• Kulit disekitar lesibiasanya normal, tp bisa juga kering
• Dlm 1-2minggu lesi memasuki fase kronik berupa plak dg skuama & likenifikasi
• Jumlah lesi dpt hanya 1 atau multipel & tersebar pd ekstremitas bilateral atau simetris
• Distribusi lesi yg klasik a/ pd aspek ekstensor ekstremitas
Diagnosis • Ditegakkan b’daarkan gejala klinis
• Pem.Lab: tes tempel yg b’guna pd kasus kronik yg relaksitan thdp terapi
• Histopatologi: l
-Lesi akut spongiosis, vesikel intraepidermal, sebukan sel radang limfosit makrofag
disekitar P.D
-Lesi subakut tdp parakeratosis, scale-crust, hiperplasi epidermal, & spongiosis
epidermis
-Lesi kronik hiperkeratosis & akantosis
DD Dermatitis Kontak Alergi, Dermatitis Atopik, Neurodermatitis sirkumskripta, dermatitis
statis, psoriasis, impetigo, dermatomikosis
Komplikasi Infeksi sekunder oleh bakteri
Tatalaksana Menghindari suhu ekstrim, p’gunaan sabun berlebihan, & p’gunaan bahan wol atau
bahan lain yg dpt menyebabkan iritasi
Bila kulit kering diberi pelembab atau emolien
Terpi lini 1: kortikosteroid topikalpotensi menengah hingga kuat dg vehikulum krim atau
salep ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMIN FK UI
DERMATITIS NUMULARIS
Tatalaksana • Preparat ter (liquor carbonis detergens 5-10%) atau calcineurin inhibitor, misal
takrolimus/pimekrolimus
• Bila lesi msh eksudatif dikompres dahulu, misal dg solusio permangans kalikus
Prognosis Kelainan ini biasanya menetap selama berbulan-bulan, bersifat kronik & timbul
kembali pd tmpt yg sama
Etiologi Reaksi berlebihan thd kelembaban pd kulit, gesekan, maerasi, & kontak
lama dg urin dan tinja
Gambaran • Eritema, berskuama, lesi papulovesikel, bula, fisura, & erosi
klinik • Hipertrofi kronis, papul dg puncak datar, nodul infiltratif
Predileksi Tempat pemakaian popok
DD Kandidiasis, eritrasma
Tatalaksana Edukasi pengganti popok, krim zinc oxide atau kortikosteroid topikal
potensi lemah
keypoint Daerah lipatan bebas, lesi tanpa ada lesi satelit (kandidiasis ada lesi satlit)
& batas tdk jelas (eritrasma batas jelas)
DERMATITIS PERIORAL
Definisi Inflamasi kulit ditandai papul, vesikel, dan pustul kecil yang
berdistribusi di daerah peroral, periorbital, dan perinasal
Etiologi riwayat penggunaan kortikosteroid
Tanda & Timbul lesi papul, vesikel dan pustul
gejala Lesi dapat bilateral atau unilateral
Eritem
Prognosis Self limiting setelah berhenti menggunakan obat kortikosteroid setelah
beberapa minggu
DD & Tatalaksana
Contoh Resep
dr. ABC
Alamat: Jln Taman S Parman
SIP: 123456789
Jakarta, 31 Agustus 2017
http://emedicine.medscape.com/article/1084813-overview
Etiopatogenesis 2. Teori selubung fibrin (fibrin cuff) endapan fibrin perikapiler sbg penyebab kerusakan
jaringan pd dermatitis statis
- p tek.vena yg tjd pd insufiensi ven aakan menyebabkan p tek.hidrostatis dlm
mikrosirkulasi dermis
DD Dermatitis kontak (dpt tjd bersama-sama), dermatitis numularis, dermatitis asteotik, penyakit
Schamberg
ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMIN FK UI
DERMATITIS STASIS
Komplikasi Ulkus venosum atau ulkus varikosum, selulitis
Tatalaksana • Lesi yg basah & mengeluarkan eksudat hrs dikompres hingga kering
• Kortikosteroid topikal
• Takrolimus
• Antibiotik topikal (as.mufidat, mupirosin)
• u/ mengatasi edema tungkai dinaikkan waktu tidur (30mnt) dan duduk (3-4xsehari)
http://emedicine.medscape.com/article/1070840-
overview
ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMIN FK UI
R/ Acid salicylat 2%
Menthol 1%
Talcum venetum ad 100 gr
mf la powder da in sacch I
S u.e (bedak)
-----------------------------------------vv
Pro: An. X
Umur: 4 thn
ACNE VULGARIS
Definisi • peradangan kronik pada kelenjar pilosebaseus, yang ditandai adanya
komedo, papul, pustul, nodul dan kista
• Dimulai usia 12-15tahun, dg puncak tingkat keparahan 17-21tahun.
• Penyakit terbanyak remaja usi 15-18 tahun
Etiologi • Faktor intrisnik : genetik, ras hormonal,
• Faktor ekstrinsik: stres, iklim,/suhu/kelembaban, kosmtik, diet, obat2 an
Patogenesis 1. Produksi sebum yang berlebihan
2. Hiperproliferasi folikel pilosebasea
3. kolonisasi kuman Propionibacterium acnes
4. Proses inflamasi
Gejala klinis • Tmpt predileksi : di wajah & leher (99%), punggung (60%), dada (15%),
serta bahu & lengan atas
• Kulit cenderung lbh berminyak atau sebore, tp tdk semua org dg sebore
disertai AV
• Efloresensi : komedo hitam dan putih, papul, pustul, nodus, kista,
jaringan parut, hipepigmentasi pasca inflamasi
ACNE VULGARIS
Panduan Pelayanan Medis Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia tahun 2011 hal 155
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 8th edition
KESIMPULAN
Dalam pemicu ini kita telah mempelajari: • Vitiligo
1) Anatomi, Histologi, Fisiologi kulit • Melasma
2) Macam Efloresensi • Hipopigmenatasi pasca inlflamasi
3) Klasifkasi & definisi penyakit kulit, kel.pigmentasi, & efloresensi • Hiperpigmentasi pasca inflamasi
polimorfik • Morbus hensen
4) Etiologi (bakteri, strap, strep), FR (pajanan bahan ttt) • Pitiriassi alba
5) PP (Anamnesis, PF) • Erisipelas
6) Prognosis & klasifisikasi • Hidradenitis supuratif
7) Tatalaksana : farmako & Non farmako
• exathematous drug eruption, fixed drug eruption
• dermatitis atopik
• kontak alergi
• kontak iritan
• dermatitis humularis
• neurodermatitis
• Napkin aczema
• Dermatitis perioral
• Dermatitis stasis
• Acne Vulgaris
• milliari
DAFTAR PUSTAKA
• Djuandha, Adhi, Hamzah Mochtar, Aisah Siti. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi kelima. Jakarta:
FKUI, 2010.
• Vachiramon V, Thadanipon K. Postinflammatory hypopigmentation. Clinical and Experimental
Dermatology. 2011;36:708-14.
• Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s dermatology
in general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.
• Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 6th ed. New
York: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2009
• http://emedicine.medscape.com