Anda di halaman 1dari 46

dr.

Abdi Kelana, SpM

Fakultas Kedokteran Muhammadiyah


JAKARTA
Dari luar kedalam (kelopak mata) terdiri dari
1. Kulit.
2. Jaringan ikat yang halus dan lemah.
3. Jaringan otot
4. Tarsus dan fasia
5. Konjungtiva
6. Pembuluh darah
1. Kulit :
• Tipis dan halus, dihubungkan oleh jaringan
ikat yang halus dengan otot yang ada
dibawahnya,
• Mudah dapat digerakkan dari dasarnya.
• Edema atau perdarahan mudah terkumpul
disini, sehingga menimbulkan pembengkakan
palpebra.
• terdapat kelenjar keringat Zeis dan Moll,
rambut seperti pada bagian kulit tubuh yang
lain.
2. Otot - otot :
• M.Orbikularis okuli.
Perjalanannya sirkuler, mengelilingi mata, mempersarafi oleh
N. VII, yang
mengikuti N.III.

• M. Riolani.
Guna M. orbikularis okuli dan M. Riolani, untnk menutup
mata.

• M.Levator palpebra.
Origonya di anulus Zinii, dibagian belakang orbita. Inervasi
diurus oleh N.III.

• M. Mulleri, terletak dibawah tendon dari M. Levator


palpebra.Inervasi diurus oleh saraf simpatis.
Guna M. Levator palpebra dan M. Mulleri. untuk mengangkat
palpebra.
3.Tarsus :
• Terdiri dari Jaringan yang rapat dengan sedikit
jaringan &elastis.
• Gunanya untuk memberi bentuk kepada
palpebra.
• Didalamnya terdapat Gl.sebasea Meiboom
sebanyak kurang lebih 20 buah. Guna dari isi Gl.
Meiboom, untuk menutup rapat margo palpebra
superior dan inferior pada waktu mengedip.
• Dimedial dan lateral, tarsus bersatu membentuk
ligamentum tarsalis medialis dan lateralis, yang
melekat pada pinggir orbita.
4.Septum orbita :
• Fasia yang membatasi. M.orbikularis okuli
disebelah posterior, merupakan pagar antara
palpebra dan orbita.
• Pinggir dari palpebra, disebut margo
palpebra, yang kemedial membentuk kantus
internus dan kelateral membentuk kantus
eksternus.
• Kantus internus bentuknya tumpul sedangkan
kantus eksternus lancip.
• Dibagian depan dari margo palpebra,
terdapat silia (bulu mata) 2-3 jajar, yang
pendek dan tebal,melengkung keluar.
• Dimargo palpebra dekat kantus internus,
terdapat tonjolan yang disebut papila
lakrimal, yang ditengahnya terdapat pungtum
lakrimal.
• Lapisan paling belakang dari palpebra,
dibentuk oleh konjungtiva palpebra dan
forniks yang berlipat-lipat
5. Pembuluh darah
• Pembuluh arteri berasal dari A. Oftalmika dan
A. Fasialis, yang membentuk arkus superior
di pinggir atas tarsus dan arkus inferior
dipinggir bawah tarsus.
• Pembuluh darah vena, mengikuti jalannya
arteri, untuk kemudian menjadi V.Fasialis,
V.Oftalmlka dan masuk kedalam sinus
kavernosis didalam ruang tengkorak.
1.KOLOBOMA PALPEBRA

• Tampak sebagai lekukan segitiga, dimargo palpebra.


• Ditempat ini tak terdapat bulu mata dan kelenjar-
kelenjar.
• Letaknya biasanya diantara 1/3 tengah dan 1/3
nasal.
• Kalau lekukannya lebar,dapat menyebabkan
kerusakan komea, karena mata tidak dapat menutup
dengan sempurna.
2. EPIKANTUS
• Epikantus terdiri dari lipatan kulit yang tegak lurus,
mulai dari pangkal hidung, menuju ke kantus
internus.
• Kalau hebat, dapat menunjukkan seolah-olah ada
strabismus konvergens.
• Biasanya terdapat pada ras Mongol.
• Lipatan ini dapat menghilang dengan pertumbuhan
tubuh.

Pengobatan :
• Sampai umur 5-6 tahun, dibiarkan saja, oleh
karena ada kemungkinan dapat menghilang.
• Bila hebat atau dengan alasan kosmetik, dilakukan
operasi plastik.
3. PTOSIS
 Menggantungnya atau turunnya palpebra
superior, oleh karena kelemahan atau tidak
adanya M.levator palpebra.
 Bersamaan dengan ini sering terdapat
paralisis dari M rektus superior sehingga
mata tak dapat dibuka dan bola mata tak
dapat diangkat ke atas.
3. DISTIKIASIS.
 Keadaan dimana Gl. Meiboom diambil alih
teMpatnya oleh bulu mata.
 Pengobatan : Bila letak bulu mata salah, harus
dicabut.
I. EDEMA PALPEBRA
• Dapat inflamatoir, karena peradangan mata,
glaukoma akuta, atau non inflamatior karena
gigitan serangga, alergi, terhadap bermacam-
macam obat, kelainan sistimik ( penyakit jantung,
ginjal )

• Pengobatan
 Menurut penyebabnya.
 Salep mata antibiotika dan kortikosteroid.
2. DERMATITIS PALPEBRA
 Oleh karena sekret konjungtiva atau karena
obat-obatan, kosmetika.
 Pengobatan : hilangkan penyebabnya, sedang
lokal diberikan pengobatan dermatitis seperti
biasa.
3. BLEFARITIS
 Merupakan peradangan menahun dari margo
palpebra dengan kemerahan, edema dan
disertai pembentukan skuama dan krusta.

Ada 2 macam :
1. Blefaritis ulserativa
2. Blefaritis nonulserativa (seboroika,
skuamosa)
Blefaritis ulserativa Blefaritis nonulserativa
penyebab : stafilokok aureus Ptirosporum ovale

bulu mata jatuh, tidak diganti oleh Bulu mata cepat jatuh, tetapi
yang baru, karena ada destruksi diganti yang baru, karena tak ada
dari folikel rambut destruksi dari folikel rambut

Di pangkal rambut terdapat Di pangkal bulu mata, tak


krusta. tampak krusta , tetapi
Bila krusta dilepaskan. skuama
Tampak ulkus kecil –kecil .
Krusta warnanya kuning,
kering , melengketkan bulu
mata
Keluhan :
• Mata pada pagi hari lengket, panas, gatal, tak
tahan cahaya, lekas capai

Penyulit :
• Hordeolum, konjungtivitis, keratitis superfisial
(1/3) bagian bawah)
• Kehilangan bulu mata = madarosis.
• Bila terjadi di margo palpebra inferior, margo
palpebra ini dapat membelok keluar, dan
menyebabkan ektropion.
Pengobatan :
• Margo palpebra harus dibersihkan sering-sering
dengan kapas basah.
• Pada waktu membersihkannya, kelenjar ditekan-
tekan untuk mengeluarkan isinya, krusta dan
skuama dibuang.
antibiotika dan kortikosteroid. (topikal/salf)

• Keadaan umum diperbaiki termasuk gizi dan


kebersihan.
• Pada blefaritis nonulseratif, juga diadakan
pengobatan dari ketombenya, dengan "medicating
shampo" dua kali seminggu.(SHAMPO BAYI )
4. HORDEOLUM
 Merupakan infeksi akut dari kelenjar
palpebra disebabkan oleh bakteri stafilokus
atau streptokus.

 Bila mengenai Gl. Meiboom, disebut


hordeolum internum, sedang yang mengenai
Gl Zeis atau Moll disebut hordeolum
eksternum.
Tanda-tanda :
 Palpebra bengkak, merah sakit dan terdapat
tonjolan pada palpebra.
 Sering disertai blefaritis,konjungtivitis yang
menahun, anemia, kemunduran keadaan
umum, acne vulgaris.
 Dapat terjadi pada semua umur, terutama
anak-anak dan dewasa muda.
Pengobatan :
• Antibiotika atau sulfa diberikan lokal dan sistimik.
• Untuk mempercepat supurasi dapat diberikan
kompres hangat selama 20 menit 3—4 kali sehari,
kemudian diberikan salep mata antibiotik setiap 3
jam.
• Kalau sudah terbentuk abses, dilakukan insisi, yang
dilakukan dengan memakai
• yang tajam, setelah diberikan anestesi lokal
sebelumnya.

Penyulit:
• Pada Hordeolum yang besar, dapat disertai selulitis
dari palpebra atau orbita.
5.KALAZION :
• Merupakan peradangan granulomatosa menahun
dari Gl.Meiboom, dimana penyebabnya tidak
diketahui.

Tanda klinik :
• Tampak sebagai pembengkakan sebesar kacang,
tanpakeluhan apa-apa, rabaannya keras, melekat
pada tarsus, akan tetapi lepas dari kulit.
• Terjadinya perlahan-lahan sampai beberapa
minggu
• Kalau palpebra dibalik, konjungtiva pada tempat
kalazion menonjol merah.
• Kalazion yang cukup besar, dapat menyebabkah
penekanan pada bola mata dan menimbulkan
gangguan refraksi (astigmatisme)
Pengobatan
 Kalau kecil dibiarkan saja, tidak dioperasi,
hanya diberi kompres hangat, sambil
dilakukan pengurutan kearah muara gl
Meiboom.
 Bila besar dan timbulkan gangguan dapat
dilakukan eksisi dan kuretase untuk
mengeluarkan isi Gl.Meiboom
6.HERPES ZOSTER
• Merupakan infeksi virus herpes zoster, yang
menyerang saraf

• Tampak sebagai penyakit dimana terdapat vesikel


pada kulit'yang berwarna merah.
• Dapat menyerang kemata bila ganglion Gasseri
terkena.

• Dapat menjalar kebagian dalam kornea dengan


disertai peradangan iris dan badan siliar sehingga
menyebabkan kelainan mata yang hebat.
• Biasanya mengenai orang tua diatas 50 tahun,
kadang-kadang didapatkan pada orang muda.
PENGOBATAN
 Kompres dingin
 analgetika, sedativa
 Neutropik
 Bila kornea juga terkena, ditambahkan sulfas
atropin 1% 3 dd gt 1, salep antibiotika
 Bila jaringan uvea ikut meradang,
ditambahkan kortikosteroid sistemik.
7.TRIKIASIS:
 inversi dari bulu mata, sehingga mengenai
kornea.
 Dengan demikian menyebabkan rangsangan
mekanis pada kornea dan menimbulkan
kerusakan komea, yang disertai rasa sakit,

 lakrimasi, fotofobi, blefarospasme,


kekeruhan komea, ulkus kornea, kemerahan
konjungtiva.
Pengobatan :
1. Epilasi dengan forseps silia.
Epilasi ini dapat diulangi 2—3 kali

2. Kalau tidak berhasil dengan epilasi, dilakukan


elektro koagulasi dari folikel rambut.

3. Operasi
dilakukan tarsotomi
8.ENTROPION :
• Membaliknya margo palpebra kedalam, yang
juga disertai trikiasis, dengan segala akibat
nya dikornea.

• Entropion ada 2 macam


1. entropion sikatrik
2. entropion spastik.
Entropion sikatrik :
• Sering mengenai margo palpebra superior.
• Disebabkan jarirtgan parut pada konjunctiva dan
tarsus
• Akibat trauma kecelakaan,operatif, bahan kimia
atau trakoma.

Entropion spastik :
• Sering mengenai palpebra inferior, disebabkan
spasme dari M.orbikularis okuli.
• Sering didapatkan pada orang tua (entropion
senilis ) dimana terdapat relaksasi dari kulit
palpebra dan letak bola mata yanglebih dalam
berhubung berkurangnya jaringan lemak.
• Selain itu spasme dari M.orbikularis okuli dapat
dijumpai pula pada peradangan konjungtiva,
palpebra, kornea.
Tanda-tanda :
• berupa akibat rangsangan mekanis dan
kerusakan komea, yaitu sakit, lakrimasi, fotofobi,
blefarospasme, konjungtiva bulbi merah, kornea
keruh, ulkus kornea.

Pengobatan :
• Pada entropion sikatrik dilakukan tarsotomi dari
Wheeler dengan modifikasi dari DR. Sie Boen Lian
• Eversio margo palpebrasebagian konjungtiva
tampak(hipertrofi&merah)

• Palpebra superior & inferior


•  timbul eversio punctum
lakrimalepiforaeksim kulit palpebra inf

• Hebat palpebra tak dapat menutup dg


sempurna dan kornea rusak
1. Ektropion sikatrik
luka bakar, kecelakaan, operasi, ulkus palpebra
pengobatan : operasi plastik, sikatrik dieksisi diganti
skingraft dari kulit aurikuler,suoraklavukuler,brachial
2. Ektopion mekanis
konjungtivitis menahun, blefaritis disertai hipertrofi shg
margo palpebra belok keluar
Pengobatan : konjungtivitis dsan blefaritis
3. Ektropiom senilis
relaksasi kulit & M. Orbikularis okuli, mengenai palpebra
inf
pengobatan : margo palpebra sup&inf di kantus
eksternus dipotong dg folikel rambutnya kmdn dijahit
shg fisure palpebra mjd kecil
4. Ektropion paralitik
Paralise N.VII akibat MH,Lues,dll
Pengobatan: tarsorafi lateral
5. Ektropion spastik
Kontraksi M. Riolani
Pada anak dg konjungtivitis disertai
blefarospasme
Pengobatan : konjungtivitis
 Melekatnya margo palpebra sup&inf
 Total atau sebagian
 Kongenital atau akuisita
 Akuisita karena luka bakar, difteri dsb
biasanya disertai simbefaron
 Pengobatan : operasi plastik
 Fisura palpebra mengecil karena kantus
eksternus tertutup lipatan kulit vertikal
 Biasanya pada konjungtivitis kronis yg
disertai lakrimasi
 Pengobatan : dibiarkan (bila tak ganggu),
operasi plastik
 Orang tua
 Kelebihan kulit tergantung pd palpebra
 Karena kullit orang tua kurang elastis,
jaringan lemak berkurang.
 Jika perlu eksisi
• Spasme M. orbikularis okuli palpebra
tertutup erat
• 2 macam : tonis dan klonis
• Tonis  mata menutup terus karena :
 Peradangan (umum)
 Korpus alienum
 Glaukoma akuta
 Histeria,kelainan neurosis (jarang)
 Yg terganggu ujung N.V
 Kroniskedipan fibriler+
terjadi sebentar-sebentar di palpebra. inf
 Kelainan refraksi yg tdk dikoreksi
 Memakai kacamatayg salah
 Kecapaian
 Senilitas (dpt disertai gerak otot muka lain)
 Pengobatan : sesuai penyebab , tindakan
operatif dg melemahkan M.orbikularis okuli &
menghilangkan selektif bbrp cabang N.VII
• Palpebra tdk dpt nutup sempurna shg kornea
terbuka dan dapat merusak kornea
• Penyebab :kongenital & akuisita
– Ektropion
– Paralise M. orbikularis okuli / N.VII
– Eksoftalmus goiter, protrusio bulbi dg berbagai
sebab:edema, perdarahan, tumor
retrobulber,selulitis,panoftalmi,dsb
– Dalam keadaan kornea
• Pengobatan : menurut penyebab, tasorafi
medialis milindungi kornea dg penyatuan
temporer margo palpebra sup&inf bagian medial
setelah tenang jahitan dibuka
 Palpebra sup turun akibat pertumbuhan yg
tak baik/ paralise M. Levator palpebra
 Hebat dpt menutupi pupil ( kontraksi M.
occipitofrontalis shg dahi berkerut)
 Sangat hebat menjatuhkan kepala ke
belakang supaya dapt melihat jelas
• Penyebab :
– Kongenital
Biasanya bilateral, ggn pembentukan M. Levator
palpebra, herediter(autosom dominan)
– Akuisita
Biasanya unilateral akibat:
• Paralise N.III, sering bersamaan paralise M.
Rektus superior, terjadi perlahan, timbul ketika
lelah (pada miastenia gravis)
• Sindroma Hornerparalise saraf simpatis yg
mengurus M.Muller pada Lues. ( ptosis,miosis,
enoftalmus)
Ptosis mekanis (pseudoptosis)
 Palpebra sup tambah berat akibat tumor,
trakoma, blefaritis dg tilosisnya
 Tak ada tahanan palpebra sup. pada ptisis
bulbi, anoftalmi, setelah enukleasi bulbi

 Pengobatan : sesuai penyebab


 Lues- obat antiluetika
 Miastenia gravis-prostigmin
 Anoftalmi-mata palsu
• Tumor jinak
– Kista dermoid
Kongenital,dpt bilateral, lonjong,keras, dibawah kulit daerah
kantus eksternus/medial palpebra sup
– Xantelasma
Orang tua, mayoritas wanita, degenerasi lemak jaringan ikat
disertai pigmen warna kuning, tampak benjolan tipis sedikit
lebih tinggi dari kulit, sering multipel. Pengobatan:
eksisi,elektrolisis
– Moluskum kontangiosum
Tonjolan bening sebesar ujung jarum sampai kacang,
ditenggah ada lekukan, sering multipel. Pengobatan :insisi,
isi dikeluarkan, dan diberi AgNO3
– Papilomata
Termasuk veruka. Pengobatan : eksisi,diatermi(jika di margo
palpebra)
 Tumor ganas
◦ Karsinoma sel basal
Orang tua, nasal palpebra inf, dimulai dg veruka
kecil tertutup krustaulkus dg indurasi,
perjalanan penyakit lambat, jika dibiarkan dpt
meluas

◦ Karsinoma sel skuamosa


perjalanan penyakit sangat cepatdisertai
pembengkakan KGB
 Pengobatan : eksisi selebar-lebarnya, sinar X
 Perdarahan di dalam palpebra
(ecchymosis,black eye)
 Emfisema palpebra
 Luka tusuk
 Luka laserasi
 Luka bakar
 Gigitan serangga

Anda mungkin juga menyukai