Anda di halaman 1dari 31

Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya

Menurunkan Angka Kejadian DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa


di Desa Suka Mulya, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,Provinsi
Banten
Periode 14 Oktober 2016 – 22 November 2016
Puskesmas Cikupa

Penyusun :
Hadi Putra Mandiri (406148072)
Angel Melinda (406148086)
Penanga Octavianews ( 406148090)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
10 Oktober 2016 - 3 Desember 2016
Latar belakang
• Diagnosa komunitas adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh sebagian besar
dokter bila mereka tinggal dalam satu komunitas untuk jangka waktu lama.
• Proses diagnosis komunitas meliputi penjajakkan pendahuluan serta interaksi
dengan komunitas, perencanaan survei secara terinci, pra-pengujian, metode,
pelaksanaan survei, dan analisa hasil-hasil survei.
Epidemiologi
setiap tahun 50 - 270 juta penduduk terinfeksi
Dunia dengue, 20 juta diantaranya menjadi demam berdarah
dengue, dengan kematian sebesar 21.000.

Asia tenggara 75 % kasus dengue (187,333 kasus)

Sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia


Tenggara
Indonesia
Periode Januari –Februari 8474 kasus dan meninggal 108
orang
Sebanyak 355 kasus penderita DBD
Tangerang
dan meninggal 13 Orang

62 kasus dengan 2 kasus meninggal di Desa


Puskesmas Cikupa Suka Mulya (periode januari –November
2016)
TUJUAN KHUSUS
Tujuan Umum :
• Diturunkannya angka insiden kesakitan dan kematian akibat penyakit Demam
Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa.
Tujuan Khusus :
1.Diketahui lokasi masalah utama Demam Berdarah Dengue di wilayah kerja Puskesmas
Cikupa periode 14 Oktober 2016 – 22 November 2016
2.Diketahui masalah-masalah penyebab yang menyebabkan tingginya jumlah insiden
penyakit Demam Berdarah Dengue di wilayah kerja Puskesmas Cikupa, Desa Suka
Mulya
3.Diketahuinya intervensi sebagai alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilakukan dalam jangka pendek (3 minggu) dan memiliki daya ungkit yang besar
dalam menunjang tujuan jangka mengengah (1 tahun) dan jangka panjang (5
tahun) yang diharapkan di wilayah kerja Puskesmas Cikupa yaitu Desa Suka
Mulya
4. Diketahuinya hasil dari intervensi yang dilakukan
IDENTIFIKASI MASALAH
PEMILIHAN SCOPE TEMPAT
Wilayah kerja Puskesmas Cikupa sebagai tempat sasaran Diagnosis Komunitas
dipersempit pada Desa Sukamulya RT 01 RW 02 karena Desa Suka Mulya
menempati urutan tertinggi angka insiden DBD yakni 18 kasus dan 2 kasus
yang meninggal dari total 62 kasus pada bulan Januari - November 2016
Paradigma blum
Diagram FISHBONE
PERENCANAAN INTERVENSI
Intervensi 1 : Penyuluhan mengenai DBD di Desa Suka Mulya RT 01 RW 02
• Kegiatan : Mengadakan penyuluhan mengenai penyakit DBD dengan materi
penyuluhan meliputi pengertian, tanda dan gejala, penanganan awal dan pencegahan
berupa 4M PLUS
• Dasar : Mini survey (Kurangnya pengetahuan tentang penyakit DBD karena
hanya 30 %)
• Sasaran : Warga Desa Suka Mulya , yang bertempat tinggal di RT 01 RW 02 Desa
Suka Mulya , (30 rumah).
• Tempat : Posyandu Melati I
• Indikator penilaian: Meningkatnya pengetahuan warga mengenai penyebab
DBD, cara penularan, tanda dan gejala, dan cara pencegahan penyakit DBD
dengan peningkatan minimal 40 poin pada nilai post-test dibandingkan nilai
pre-test (hasil diskusi dengan pembimbing).
Intervensi 2: Pelatihan Pembuatan dan Pemasangan Ovitrap di Desa Suka
Mulya RT 01 RW 02
• Kegiatan : Mengadakan pelatihan pembuatan dan pemasangan perangkap nyamuk
(ovitrap) untuk mengurangi insidensi penyakit DBD dengan memperagakan cara
pembuatan perangkap nyamuk kepada warga Suka Mulya dan dilakukan inspeksi
mendadak ke rumah warga yang bertempat tinggal di RT 01 RW 02 Desa Suka
Mulya (30 warga).
• Dasar:
1. Berdasarkan data dilapangan bahwa Desa Suka Mulya menempati urutan tertinggi
angka insiden DBD yakni 18 kasus dari total 62 kasus berada di RT 01 RW 02.
2. Sebagian besar warga masih belum mengetahui cara pembuatan ovitrap
3. Berdasarkan dari hasil Kementrian Kesehatan, penggunaan ovitrap terbukti efektif
untuk menurunkan angka kejadian DBD
• Sasaran :Warga Desa Suka Mulya , yang bertempat tinggal di RT 01 RW 02 Desa
Suka Mulya , (30 warga).
• Tempat : Posyandu Melati I.
• Indikator penilaian : Didapatkan ≥70% warga membuat dan memasang Ovitrap saat
inspeksi mendadak di Desa Suka Mulya RT 01 RW 02
Intervensi 3: Pembagian dan Penggunaan Bubuk Abate di
Desa Suka Mulya RT 01 RW 02

• Kegiatan: Pembagian bubuk abate kepada warga, menjelaskan cara penggunaannya


kepada warga Desa Suka Mulya agar dapat meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ)
dan melakukan inspeksi mendadak ke rumah warga yang bertempat tinggal di RT 01
RW 02 Desa Suka Mulya (30 rumah).
• Sasaran: Warga Desa Suka Mulya , yang bertempat tinggal di RT 01 RW 02 Desa
Suka Mulya , (30 warga).
• Tempat: Posyandu Melati 1
• Indikator penilaian : Didapatkan ≥70% warga membawa pulang bubuk abate ke
rumah dan menggunakan bubuk abate saat inspeksi mendadak di Desa Suka Mulya
RT 01 RW 02
PELAKSANAAN INTERVENSI
Intervensi 1 :Penyuluhan mengenai DBD di Desa Suka Mulya RT 01
RW 02
PDCA
INTERVENSI 1
Intervensi 2 :Pelatihan Pembuatan dan Pemasangan
Ovitrap di Desa Suka Mulya RT 01 RW 02
PDCA
INTERVENSI 2
Intervensi 3 :Pembagian dan Penggunaan Bubuk Abate di Desa
Suka Mulya RT 01 RW 02
PDCA
INTERVENSI 3
HASIL INTERVENSI
Intervensi 1
Variabel Total Mean Median
Nilai pre-test - 42 40
Diatas rata-rata 10 (33,33 %) - -
Dibawah rata-rata 20 (66,67 %) -
Nilai posttest - 91,33 90
Diatas rata-rata 11 (67,75 %) - -
Dibawah rata-rata 19 (32, 25 %) - -
Peningkatan pengetahuan - 49,33 60
Meningkat 30 (100 %) - -
Tidak meningkat 0 (0 % ) - -
Intervensi 2
Intervensi 3
EVALUASI KEGIATAN
Intervensi 1
KELUARAN

Variabel Tolok ukur Pencapaian Kesenjangan

Meningkatkan pengetahuan Didapatkan peningkatan Didapatkan peningkatan Tidak ada


warga mengenai DBD pengetahuan minimal 40 poin pengetahuan sebesar 49,33
pada nilai post-test poin pada nilai post-test
dibandingkan nilai pre-test dibandingkan nilai pre-test.
Intervensi 2
KELUARAN

Variabel Tolok ukur Pencapaian Kesenjangan

Di harapkan Warga Desa Diperiksanya minimal 30 Telah diperiksa 30 yang Tidak ada
Suka Mulya sudah membuat rumah yang telah memasang memasang dan membuat
dan memasang ovitrap saat dan membuat ovitrap di RT ovitrap di RT 01 RW 02
inspeksi mendadak dengan 01 RW 02 Desa Suka Mulya Desa Suka Mulya dengan
presentase ≥ 70% di RT 01 dengan presentase ≥ 70% presentase 100%
RW 02 Desa Suka Mulya ,
yang berjumlah 30 rumah
Intervensi 3
KELUARAN
Variabel Tolok ukur Pencapaian Kesenjangan
Diharapkan Warga Desa 30 rumah warga Desa 26 rumah warga Desa Tidak Ada
Suka Mulya sudah Suka Mulya sudah Suka Mulya sudah
menggunakan bubuk abate menggunakan bubuk menggunakan bubuk
jika saat inspeksi abate dengan presentase abate dengan presentase
mendadak presentase ≥ ≥ 70% 86,67%
70% di RT 01 RW 02 Desa
Suka Mulya , yang
berjumlah 30 rumah
KESIMPULAN
1. Masalah utama di wilayah kerja Puskesmas Cikupa, Kabupaten Tangerang periode 2015 sampai
November 2016 adalah peningkatan jumlah insiden DBD dari tahun 2015 sampai Januari 2016
dari 4 kasus menjadi 18 kasus dan 2 kasus meninggal dengan penderita DBD terbanyak tahun
2016 terdapat di Desa Suka Mulya RT 01 RW 02.
2. Penyebab tingginya insiden DBD di wilayah kerja Puskesmas Cikupa di RT 01 RW 02 Desa
Suka Mulya adalah kurangnya pengetahuan warga tentang penyakit DBD yang meliputi
penyebab, tanda dan gejala, serta cara pencegahan, perilaku pasif warga terhadap program PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk) sebagai pemutus sumber penularan.
3. Intervensi sebagai bagian dari alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan dalam jangka
pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam menunjang tujuan jangka menengah dan
jangkan panjang yang diharapkan adalah:
• Intervensi I : Penyuluhan mengenai DBD di Desa Suka Mulya RT 01 RW 02
• Intervensi II : Pelatihan Pembuatan dan Penggunaan Ovitrap di Desa Suka Mulya RT 01
RW 02
• Intervensi III : Pembagian dan Penggunaan Bubuk Abate di Desa Suka Mulya RT 01 RW 02
HASIL INTERVENSI 1-3

1. Dari hasil penyuluhan terhadap 30 warga RT 01 RW 02 Desa Suka Mulya dapat


disimpulkan adanya peningkatan pengetahuan warga tentang penyakit DBD, dari
rata-rata hasil pre-test 42 poin menjadi 91,33 poin pada post-test.
2. Dari hasil intervensi pembinaan pembuatan ovitrap kepada warga Desa Suka
Mulya RT 01 RW 02, peserta pelatihan yang dapat membuat ovitrap sebanyak
100%, sedangkan yang menggunakan ovitrap pada 30 rumah yang dilakukan
inspeksi mendadak sebanyak 100%.
3. Hasil dari intervensi pembagian dan penggunaan bubuk abate, peserta pelatihan
yang menggunakan bubuk abate sebanyak 86,67%
SARAN
• Memberikan informasi mengenai penyakit DBD dan pencegahannya kepada
warga-warganya yang tidak ikut serta dalam penyuluhan
PESERTA PENYULUHAN • Memberikan informasi tentang cara pembuatan ovitrap kepada warga-warganya
DAN PELATIHAN yang tidak ikut serta dalam penyuluhan
• Mengajak warga untuk mulai menggunakan ovitrap dan bubuk abate
• Melakukan PSN dan 4M Plus secara rutin

• Meningkatkan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif penyakit DBD


secara berkala.
• Memperbaiki mutu pelayanan kesehatan
• Melanjutkan program intervensi yang telah dilakukan
PUSKESMAS KECAMATAN
• Tetap memantau hasil intervensi yang telah dilakukan
CIKUPA • Menambah jumlah tenaga kesehatan
• Memberikan pelatihan penanganan pertama dan apa saja yang harus
dilakukan pada penderita DBD.
• Melakukan evaluasi terhadap intervensi yang telah dilakukan untuk
menilai efektivitas, manfaat serta tujuan jangka menengah maupun
jangka panjang.
• Memantau kegiatan PSN
• Melakukan edukasi secara berkala bersama dengan petugas puskesmas
di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cikupa tentang DBD
TIM SELANJUTNYA
• Memantau perkembangan ABJ (Angka Bebas Jentik) di RT 01 RW 02
Desa Suka Mulya
• Melanjutkan program intervensi terhadap penyakit DBD pada lokasi
lain di wilayah kerja Puskesmas Cikupa.

Anda mungkin juga menyukai