Anda di halaman 1dari 27

EVALUASI PROGRAM JAMBAN

SEHAT
(PUSKESMAS JATILAWANG)
KELOMPOK 2

ANGGOTA :

• MAHIDIN 1413010006

• PUTRI RESTU WULANDARI 1413010007

• YUANITA HASNA R 1413010009

• ANNISA AYUNITA R 1413010010

• ALEVIA MIRANTI P 1413010022

• AGUNG WAHYUDI 1413010027

• TYAS RATNA PANGESTIKA 1413010030

• PADANG TRI HANDOYO 1413010037

• BRITANIA CAHYA KIYENDA 1413010047

• ARISTA LESTIYANI 1413010048


Latar belakang
• Data riskesdas 2013 pembuangan akhir tinja rumah tangga di
indonesia sebagian besar menggunakan tangki septik (66,0%).
Terdapat rumah tangga dengan pembuangan akhir tinja tidak ke
tangki septik (depkes RI, 2007).
• Berdasarkan data profil kesehatan puskesmas jatilawang pada
tahun 2016, masyarakat yang memiliki jamban terdata 9.333
jamban dengan leher angsa, namun hanya 6.836 jamban yang
memenuhi syarat
• Berdasarkan data dasar puskesmas jatilawang 2017, terdapat 3
desa yang mempunyai jamban sehat 100% atau ODF dari 11
desa yang terdapat di kecamatan jatilawang
• Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan evaluasi program
yang sudah dijalankan, menindaklanjuti upaya perbaikan yang
akan dijalankan dan mengidentifikasi faktor risiko lingkungan
berbagai jenis penyakit dan gangguan kesehatan.
Tinjauan Pustaka

• Rendahnya kebutuhan masyarakat terhadap jamban disebabkan


ketidaktahuan mereka terhadap pentingnya hidup bersih dan sehat.
• Hal ini tercermin dari perilaku masyarakat yang masih banyak yang
buang air besar di sungai, kebun, sawah maupun di sembarang
tempat.
• Masalah penyehatan lingkungan khususnya pada pembuangan tinja
merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang perlu
mendapatkan prioritas.
Peraturan menteri kesehatan RI nomor 3 tahun 2014 tentang sanitasi total
berbasis masyarakat (STBM), berdasarkan 5 pilar yaitu:
1. Stop buang air besar sembarangan
2. Cuci tangan pakai sabun
3. Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga
4. Pengamanan sampah rumah tangga dan
5. Pengamanan limbah cair rumah tangga.
Program STBM ini membuat sebuah pendekatan untuk mengubah perilaku
higiene dan sanitasi dengan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan
sanitasi.
• Jamban sangat berguna bagi manusia dan merupakan bagian dari
kehidupan manusia, karena jamban dapat mencegah
berkembangbiaknya berbagai penyakit yang disebabkan oleh kotoran
manusia yang tidak dikelola dengan baik.
• Beberapa penyakit yang disebabkan tidak tersedianya sanitasi dasar
seperti penyediaan jamban antara lain : tifus, disentri, kolera,
bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita), dan
schistosomiasis.
Menurut kemenkes RI (2008), jamban keluarga sehat adalah
jamban yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
• Tidak mencemari sumber air minum, • Dilengkapi dinding dan atap pelindung,
letak lubang penampung berjarak 10- dinding kedap air dan berwarna.
15 meter dari sumber air minum. • Cukup penerangan.
• Tidak berbau dan tinja tidak dapat • Lantai kedap air.
dijamah oleh serangga maupun tikus.
• Cukup luas dan landai/miring ke arah
• Tersedia air dan alat pembersih. lubang jongkok sehingga tidak
• Mudah dibersihkan dan aman mencemari tanah di sekitarnya.
penggunaannya. • Ventilasi cukup baik.
Menurut kemenkes RI (2008), ciri-ciri bangunan jamban
yang memenuhi syarat kesehatan yaitu harus memiliki:

• Rumah jamban rumah jamban • Closet (lubang tempat feces


mempunyai fungsi untuk tempat masuk).
berlindung pemakainya dari
• Pit (sumur penampungan feces).
pengaruh sekitarnya.
• Bidang resapan
• Slab (tempat kaki berpijak
waktu si pemakai jongkok).
Jamban yang baik dan memenuhi syarat kesehatan memiliki manfaat sebagai
berikut:
• Melindungi masyarakat dari penyakit.
• Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana yang aman.
• Bukan sebagai tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit.
• Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan
Tujuan penggunaan jamban adalah sebagai berikut:
• Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau.
• Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitamya.
• Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi
penular penyakit diare, kolera, disentri, tifus, kecacingan, penyakit
saluran pencernaan, penyakit kulit dan keracunan.
Metode Evaluasi
Materi yang dievaluasi dalam program pengawasan jamban sehat periode januari 2017 sampai
desember 2017 di FKTP puskesmas jatilawang, kecamatan jatilawang, kabupaten banyumas, jawa
tengah, antara lain:
• Pendataan jumlah sarana jamban yang ada.
• Jumlah rumah tangga yang menggunakan jamban.
• Jenis jamban yang ada/yang digunakan.
• Jumlah jamban yang memenuhi syarat kesehatan.
• Hasil pengamatan jamban sehat yang ada di wilayah kerja fktp jatilawang.
• Pemetaan sarana jamban yang memenuhi syarat.
• Penyuluhan tentang sarana jamban/program pengawasan jamban.
• Pencatatan dan pelaporan
• Evaluasi program ini dilaksanakan dengan pengumpulan
data, analisis data, dan pengolahan data sehingga dapat
digunakan untuk menjawab permasalahan pelaksanaan
program pengawasan jamban di puskesmas jatilawang
periode januari 2017 sampai desember 2017
Penyajian data
Gentawangi

Tunjung

Tinggarjaya

Bantar

Kedungwringin

Adisara
Dusun STBM
Margasana Jumlah Dusun

Karanganyar

Karanglewas

Pekuncen

Gunungwetan

0 1 2 3 4 5 6

Grafik 4.1. Jumlah dusun sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) di kecamatan
jatilawang.
Gentawangi

Tunjung

Tinggarjaya

Bantar

Kedungwringin

Adisara Presentase Akses Jamban Sehat

Margasana

Karanganyar

Karanglewas

Pekuncen

Gunungwetan

0 20 40 60 80 100 120

Grafik 4.3. Presentase Akses Jamban Sehat di Kecamatan


Jatilawang
Hasil penilaian
Indikator dan tolak ukur keluaran
• Tolak ukur digunakan puskesmas jatilawang pada program
kesehatan lingkungan mengenai program jamban sehat yaitu
berdasarkan salah satu dari lima pilar sanitasi total berbasis
masyarakat (STBM) dalam peraturan menteri kesehatan RI
nomor 3 tahun 2014 tentang sanitasi total berbasis masyarakat
yaitu stop buang air besar sembarangan. Indikatornya adalah
seluruh desa wilayah kerja puskesmas jatilawang tidak ada yang
buang air besar sembarangan (ODF 100%)
Identifikasi Masalah
• Persentase masyarakat desa gunungwetan • Persentase masyarakat desa adisara yang
yang buang air besar di jamban adalah 28,3 % buang air besar di jamban adalah 74,9 %
• Persentase masyarakat desa pekuncen yang
• Persentase masyarakat desa kedungwringin
buang air besar di jamban adalah 77%
yang buang air besar di jamban adalah 75,6 %
• Persentase masyarakat desa karanglewas yang
buang air besar di jamban sudah mencapai • Persentase masyarakat desa bantar yang
100% buang air besar di jamban adalah 71,3%
• Persentase masyarakat desa karanganyar yang • Persentase masyarakat desa tinggarjaya yang
buang air besar di jamban sudah mencapai
buang air besar di jamban adalah 69,7%
100%
• Persentase masyarakat desa margasana yang • Persentase masyarakat desa tunjung yang
buang airbesar di jamban sudah mencapai buang air besar di jamban adalah 74,2%
100%
• Persentase masyarakat desa gentawangi yang
buang air besar di jamban adalah 71,2%
PRIORITAS MASALAH

Importance Jumlah
NO. DESA
P S RI DU SB PB PC T R (IxTxR)
1 GUNUNGWETAN 5 5 1 5 5 1 5 1 1 3125
2 PEKUNCEN 2 2 1 2 2 3 2 3 3 864
3 KARANGLEWAS 1 1 1 1 1 5 1 5 5 125
4 KARANGANYAR 1 1 1 1 1 5 1 5 5 125
5 MARGASANA 1 1 1 1 1 5 1 5 5 125
6 ADISARA 2 2 1 2 2 3 2 3 3 864
7 KEDUNGWRINGIN 2 2 1 2 2 3 2 3 3 864
8 BANTAR 2 2 1 2 2 3 2 3 3 864
9 TINGGARJAYA 2 2 1 2 2 3 2 3 3 864
10 TUNJUNG 2 2 1 2 2 3 2 3 3 864
11 GENTAWANGI 2 2 1 2 2 3 2 3 3 864
• Prioritas masalah yang diutamakan adalah dengan skor tertinggi, maka daerah
yang harus diutamakan diselesaikan adalah desa gunung wetan. Desa tersebut
sangat jauh dan rutenya yang sulit sehinga kami tidak dapat survey kesana.
Namun, karena penyebab permasalahan yang ada hampir sama maka kami
mencoba survey ke desa yang lain yaitu ke desa gentawangi.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prioritas masalah dalam
unsur masukan (input), proses (proccess), keluaran (output) dan
lingkungan. Faktor tersebut yaitu :
1. Input
• Man
• Money
• Material
• Method
• Minute
• Market
2. PROSES
• Perencanaan (P1)
• Pengorganisasian (P2)
• Penggerakan dan pelaksanaan program
• Pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja (P3)
3. OUTPUT
4. OUTCOME
KERANGKA KONSEP
Alternatif Pemecahan Masalah
• Man : Penambahan kader program penyehatan lingkungan jamban sehat sebanyak 2
kader tiap RW.
• Money :Pengadaan koperasi penyehatan lingkungan jamban sehat yang berisi tabungan
dalam waktu tertentu yang sudah disepakati oleh masyarakat.
• Methods :
• Koordinasi dengan pemerintah daerah untuk dilakukan aksi pembuatan
jamban. Contohnya dilakukan pembuatan jamban massal.
• Pemberian reward bagi desa yang sudah 100% odf dan memberikan
punishment bagi desa yang belum 100% odf.
• Proses :Mengubah perilaku masyarakat yang belum menyadari pentingnya penggunaan
jamban sehat menggunakan metode penyuluhan yang berkesinambungan dan
pendekatan keluarga melalui puskesmas.
Prioritas Pemecahan Masalah
Kesimpulan
• Berdasarkan data profil kesehatan puskesmas jatilawang pada tahun 2016,
masyarakat yang memiliki jamban terdata 9.333 jamban dengan leher angsa,
namun hanya 6.836 jambanyang memenuhi syarat.
• Berdasarkan data dasar puskesmas jatilawang 2017 terdapat 3 desa yang
mempunyai jamban sehat 100% atau ODF dari 11 desa yang terdapat d
kecamatan jatilawang.
• Dari hasil evaluasi program yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
program jamban sehatdi puskesmas jatilawang didapatkan prioritas yang perlu
diutamakan adalah desa gunungwetan karena tingkat pencapaian jamban sehat
sekitar 28% dan salah satu prioritas pemecahan masalah yang didapatkan adalah
menngenai prubahan perilaku pada masyarakat mengenai jamban sehat.
Saran
• Memantau (supervise)kegiatan pengawasan jamban keluarga dengan
cara membandingkan dengan hasil tahun sebelumnya
• Memotivasi petugas kesehatan lingkungan untuk memberdayakan
masyarakat dalam inspeksi jamban keluarga
• Menggalakkan promosi kesehatan untuk memberikan penyuluhan
yang intensif kepada masyarakat
• Melakukan perincian dana terhadap dana yang diterima dan dana
yang dikeluarkan untuk pengawasan jamban sehat.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai