PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ODF adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air
besar (BAB) sembarangan. Mencuci tangan pakai sabun yang merupakan perilaku
cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir.
minum dan air yang digunakan untuk produksi makanan yang aman dan
bayi. Dan pengelolaan sampah yang benar serta pengelolaan limbah cair rumah
selain itu lingkungan bersih juga bisa menghindarkan kita dari penyakit seperti
muntah ber dan lain sebagainya. Lingkungan bersih ini juga bisa memberikan
Lingkungan yang kotor akan membawa dampak kurang baik bagi kesehatan
kita semua. Kesehatan tubuh sangat penting bagi kelangsungan rutinitas sehari-
hari misalnya bekerja, bermain dan aktivitas-aktivitas lainnya. Kalau kita sampai
sakit maka rutinitas sehari-hari akan terganggu. Dalam hal ini kita akan
kumuh akan memberikan kita ketidaknyamanan dalam beristirahat, kita semua tau
kalau beristirahat itu sangat penting bagi tubuh kita setelah bekerja ataupun
Cara menjaga lingkungan kita agat tetap bersih dan nyaman untuk di tinggali
hal ini jarang mendapat perhatian dan sebetulnya ini penting karena debu atau
3. Kebersihan lantai usahakan membersikannya 2x satu hari pagi dan sore hari
serta mengepelnya 3 hari satu kali tergantung se kotor apa lantai tersebut.
Berdasarkan hasil survei di wilayah Dusun KM 21 Desa Wiyono pada
tanggal 26 April sampai 16 Mei tahun 2017 di peroleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1.1
Angka kepemilikan sanitasi dasar (jamban pribadi, SPAL)
Tabel 1.2
Hubungan Jamban dan SPAL dengan Diare
lingkungan khususnya di dusun KM 21. Dalam hal ini di perlukan tim fasilitator
dan keterlibatan masyarakat secara langsung untuk berperan aktif dalam setiap
2. Tujuan Khusus
Pesawaran.
Kabupaten Pesawaran.
E. Jadwal Kegiatan
Tabel 1.3
Gantt Chart Kegiatan
Tabel 1.4
Jadwal Kegiatan
Hari /
No Pukul Jenis kegiatan
tanggal
1. Senin , 25 07.00-08.30 - Berkumpul di kampus kesling, persiapan berangkat
April 2016 ke Desa Wiyono Kec. Gedong Tataan
08.30-10.00 - Berangkat menuju kecamatan Gedong Tataan
penyerahan mahasiswa PKN oleh Direktur Kepada
Camat Kecamatan Gedong Tataan
10.00-12.00 - Berangkat menuju lokasi PKN di masing-masing
12.00-selesai Dusun
- Pertemuan dengan Pamong Desa di tiap kelompok
pada masing-masing desa
2 Selasa, 26 09.00- selesai - Keliling Dusun
April 2016
3 Rabu, 27 09.30-09.50 - Berkunjung tempat pak kadus
April 2016 10.00-13.30 - SMD (survey mawas diri) di RT 01,02,03,04,05,06
Dusun Trijaya Desa Wiyono
13.30-16.00 - Istirahat
16.00-18.30 - SMD (survey mawas diri) di RT 01,02,03,04,05,06
Dusun Trijaya Desa Wiyono
4 Kamis, 28 09.00-12.00 - SMD (survey mawas diri) di RT 01,02,03,04,05,06
April Dusun Trijaya Desa Wiyono
2016 10.00-13.30 - Istirahat
13.00-17.00 - SMD (survey mawas diri) di RT 01,02,03,04,05,06
Dusun Trijaya Desa Wiyono
5 Jumat, 29 09.00-12.00 - SMD (survey mawas diri) di RT 01,02,03,04,05,06
April 2016 Dusun Trijaya Desa Wiyono
10.00-13.30 - Istirahat
13.00-17.00 - SMD (survey mawas diri) di RT 01,02,03,04,05,06
Dusun Trijaya Desa Wiyono
6 Sabtu, 30 09.00-12.00 - SMD (survey mawas diri) di RT 01,02,03,04,05,06
April 2016 Dusun Trijaya Desa Wiyono
10.00-13.30 - Istirahat
13.00-17.00 - SMD (survey mawas diri) di RT 01,02,03,04,05,06
Dusun Trijaya Desa Wiyono
7 Minggu, 1 08.00-10.00 - Persiapan materi untuk kesling school (anak-anak
Mei 2016 RT 01,02,03,04,05,06)
10.00-12.00 - Kesling school dengan materi PSN
12.00-13.00 - Istirahat
13.00-16.00 - Pengajian di RT 05
16.00-17.00 - Senam bersama ibu-ibu Dusun Trijaya
17.00-18.00 - Istirahat
18.00-selesai
- Entry data hasil SMD
8 Senin, 2 08.00-10.00 - Entry data hasil SMD
Mei 2016 10.00-12.00 - Belajar pengolahan data bersama di Balai Desa
12.00-13.00 - Istirahat
13.00-16.00 - Mengolah data hasil SMD
16.00-17.00 - Senam bersama ibu-ibu Dusun Trijaya
17.00-selesai - Pemetaan dan lanjut mengolah data
semasa itu Dusun Gedong Wani masih menginduk ke Desa Karang Anyar.
Pada tahun 2000 menjadi desa persiapan dengan nama Desa Persiapan
Wiyono . Pada saat itu PJS masih di jabat oleh Bapak Sumanto mulai tahun 2000-
2005. Pada tahun 2004 Desa Wiyono resmi menjadi desa definitif.
Kepala Desa Wiyono , maka pada akhir tahun 2005 jabatan kepala desa di Jabat
oleh Bapak Kasno dan pada saat itu Bapak Kasno dilantik tepatnya pada tanggal
Sementara dan masa tugas Bapak Kasnu kuranglebih 11 bulan. Dan pada tanggal
27 November tahun 2006 Jabatan Bapak Kasno di serahkan kepada PJS Bapak
Supriono, dalam waktu yang singkat Bapak Supriono selaku PJS dalam tugasnya
bapak Kasno, yang dilantik tepatnya pada tanggal 26 Desember tahun 2006.
Adapun kelapa desa Wiyono yang pernah menjabat pada masa itu hingga
1. Geografis
4545,5 Hektar.
b. Iklim
a. Jumlah Penduduk
b. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Wiyono , sebagai berikut:
Tabel 2.3
Tingkat Pendidikan
c. Mata Pencaharian
Tabel 2.4
Mata Pencaharian
sebagai berikut:
Tabel 2.5
Kepemilikan Ternak
Kondisi sarana dan prasarana umum Desa Wiyono secara garis besar
sebagi berikut:
Tabel 2.6
Prasarana Desa
1. Karang taruna
generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan
tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi
Mental, seksi olah raga, seksi kesenian &budaya, seksi pembinaan &
2. Gerakan PKK
d. Pokja IV ( kesehatan)
3. Kelompok tani
mengembangkan usahanya.
D. STRUKTUR ORGANISASI INSTANSI DESA WIYONO
PENGURUS PKK
DESA WIYONO
KETUA
Siti marsitoh
WAKIL KETUA
Wartini
BENDAHARA SEKERTARIS
Siswatini Sulastri
DESA WIYONO
KELOMPOK TANI I KELOMPOK TANI II KELOMPOK TANI III
KELOMPOK TANI VI KELOMPOK TANI V KELOMPOK TANI VI
Karya Lestari Ngundi Makmur Karya Tani 2
Mitra Tani Sido Makmur Karya Manunggal
DESA WIYONO
KETUA
Suparjo
WAKILKETUA
Nurjito
BENDAHARA SEKERTARIS
Marsono Sumardi
SEKSI SEKSI OLAHRAGA SEKSI KESENIAN & SEKSI PEMBINAAN SEKSI KETRAMPILAN SEKSI SOSIAL
PEMB.MENTAL BUDAYA & PELATIHAN MASYARAKAT
1. Karang taruna
1) Terbentuknya jiwa dan semangat generasi muda karang taruna yang terampil dan
berkepribadian,serta berpengetahuan
sosial setiap generasi muda warga karang taruna dalam mencegah, mengantisipasi
berbagai masalah
bermasyarakat,berbangsa, bernegara
2. Gerakan PKK
a. Tujuan PKK
keluarga sejahtera.
b. Fungsi PKK
pekarangan untuk tanaman pangan, tanaman hias, apotik hidup, ternak dan
perikanan.
setempat
3. Kelompok Tani
Tujuan kelompok tani ini adalah untuk meningkatkan usaha para petani, masyarakat
kelompok tani dan antar kelompok tani serta pihak lain, sehingga usaha taninya akan
2) Usaha tani yang dilaksanakan secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu
kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dari
1. Karang taruna
tugas pokok karang taruna dan fungsinya serta program kerja lainya dan komponen
terkait. Mekanisme kerja penyelenggaraan program kerja karang taruna di desa Wiyono
a. Pembicaraan dan pembahasan bersama dalam pertemuan atau rapat pengurus, seperti:
lampu, kerja bakti untuk membersihkan lingkungan, olahraga (sepak bola, volly,
senam, bulu tangkis dll), dan rismawati (kegiata pengajian anak remaja wanita
islam).
5) Pelaksanaanya bagaimana.
6) Dll
b. Pertemuan kembali untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan, baik hasil, faktor
langkah berikutnya. Operasionalisasi tugas pokok, fungsi dan program kerja karang
taruna dibidang kesejahteraan sosial yang dikerjasamakan dengan pihak lain perlu
2. Gerakan PKK
Gerakan PKK didesa Wiyono terus berusaha untuk dapat memberikan dharma baktinya
berikut :
a. Program I kerohanian
Pelaksanaan :
Pelaksanaan :
Pelaksanaan
pekarangan untuk tanaman pangan, tanaman hias, apotik hidup, ternak, perikanan
2) Menumbuhkan kebun-kebun kolektif secara kontiyu oleh tim penggerak PKK
desa
4) Kesadaran akan pentingnya makanan sehari-hari yang sehat, murah dan bergizi .
5) Memanfaatkan halaman dan pekarangan secara berdaya dan berhasil guna untuk
d. Program IV Kesehatan
Pelaksanaan
3. Kelompok tani
Sistem kerja pada kelompok tani yaitu usaha bersama programnya seperti:
a. Kelompok tani wanita (KTW) : kegiatan yang dilakukan oleh KTW yaitu menanam
b. Kelompok tani laki-laki: unit usaha jasa penyediaan pupuk, benih kemudian
c. Unit usaha jasa penyediaan modal usaha dan menyalurkan secara simpan pinjam
BAB III
A. Analisis Masalah
Desa Wiyono terbagi menjadi 7 Dusun salah satunya yaitu Dusun KM 21 yang terdiri dari 6
1. Analisis Data
Berdasarkan hasil survey mawas diri yang dilakukan di 295 rumah di Dusun KM 21
Desa Wiyono di dapat hasil penilaian risiko kesehatan lingkungan sebagai berikut:
Limbah (SPAL)
Tabel 3.1
Angka kepemilikan sanitasi dasar ( jamban pribadi dan SPAL) di Dusun KM 21
Dari 295 sampel rumah di Dusun KM 21 Desa Wiyono yang di survey, Angka
kepemilikan sanitasi dasar di Dusun KM 21 Desa Wiyono khususnya untuk jamban pribadi, yang
memiliki berjumlah 270 rumah (91,5%) dan tidak memiliki jamban pribadi berjumlah 21 rumah
(7,1%) sedangkan untuk kepemilikan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), yang memiliki
berjumlah 224 (75,9%) rumah dan yang tidak memiliki 66 rumah (22,4%)
Tabel 3.2
Tempat Buang Air Besar Di Dusun KM 21
membuang ke jamban pribadi sebanyak 278 rumah (94,2%), MCK/WC umum sebanyak 2 rumah
Tempat buang air besar di sungai, kebun, dan parit atau got tentu akan meningkatkan risiko
masyarakat untuk terkena penyakit berbasis lingkungan seperti diare, typus, kolera dan lain-lain.
Tabel 3.3
Jenis jamban atau bowl yang dimiliki di Dusun KM 21
Setelah dilakukan survey, diketahui jenis jamban atau bowl yang dimiliki di Dusun Tri
Jaya, yang menggunakan jamban/kloset jongkok leher angsa sebanyak 134 rumah (45,4%),
cemplung sebanyak 133 rumah (45,1%) dan yang tidak mempunyai kloset/jamban sebanyak 19
rumah (6,5%). Jumlah WC cemplung yang terdata cukup tinggi karena pengamatan langsung
yang dilakukan selama masa sosialisasi di Dusun KM 21 Desa Wiyono diketahui Mayoritas
tutup sehingga dapat menimbulkan bau dan mengundang hewan pengganggu maupun hewan
Tabel 3.4
Jarak jamban atau bowl dengan sumur di Dusun Tri Jaya
JARAK BOWL ATAU JAMBAN DENGAN SUMUR
Jumlah Persentase
< 10 m 133 45,0%
> 10 m 150 50,8%
Tidak tahu 11 3,7%
Total 294 99,7%
Pembangunan jarak bowl atau jamban dengan sumur di wilayah Dusun Tri Jaya, yang
lebih dari 10 meter berjumlah 150 rumah (50,8%), kurang dari 10 meter berjumlah 133 rumah
(45,0%), tidak tahu berjumlah 11 rumah (3,7%). Rumah yang jarak jamban dengan sumurnya
kurang dari 10 meter disebabkan karena ketidaktahuan pemilik rumah yang belum memahami
efek cemaran resapan tinja terhadap sarana penyediaan air bersih atau sumur sedangkan yang
jarak jamban dengan sumurnya sudah sama dengan atau lebih dari 10 meter, sebagian sudah
mengetahui efek cemaran resapan tinja terhadap air minum dan sebagian ada yang hanya
kebetulan saja.
Tabel 3.5
Tempat membuang tinja balita di Dusun Tri Jaya
Warga Dusun KM 21 yang mempunyai balita, membuang tinja bayi mereka ke jamban
berjumlah 248 rumah (84,1%) , sedangkan yang membuang ke tempat sampah berjumlah 7
rumah (2,4%). Terdapat pula warga yang membuang tinja bayinya ke kebun/pekarangan/jalan,
yaitu sebesar 6 rumah (2,0%), di tempat lainnya sebanyak 2 rumah (0,7%) dan yang tidak di
ketahui sebanyak 31 rumah (10,5%). Kepemilikan dan kebiasaan masyarakat dalam membuang
f) Tempat pembuangan akhir air limbah dari dapur, kamar mandi, tempat cuci pakaian,
wastafel.
Tabel 3.6
Tempat pembuangan akhir air limbah dari dapur di Dusun KM 21
bermacam-macam, biasanya mereka menyesuaikan luas lahan yang dimiliki, relief lahan, serta
biaya yang dimiliki. Sebagian besar dari mereka membuang air limbah (dapur) ke saluran
terbuka yaitu sebanyak 163 rumah (55,3%), sebanyak 71 rumah (24,1%) ke lubang galian, dan
terbuka akan menimbulkan genangan yang nantinya mungkin akan mempengaruhi kualitas
Tabel 3.7
Tempat pembuangan akhir air limbah dari kamar mandi di Dusun KM 21
Tempat pembuangan akhir limbah rumah tangga (Kamar Mandi) masyarakat Dusun
KM 21 bermacam-macam, biasanya mereka menyesuaikan luas lahan yang dimiliki, relief lahan,
serta biaya yang dimiliki. Sebagian besar dari mereka membuang air limbah (kamar mandi) ke
saluran terbuka yaitu sebanyak 163 rumah (55,3%), sebanyak 65 rumah (22,0%) ke lubang
saluran terbuka akan menimbulkan genangan yang nantinya mungkin akan mempengaruhi
Tabel 3.8
Tempat pembuangan akhir air limbah dari cuci pakaian di Dusun KM 21
Tempat pembuangan akhir limbah rumah tangga (Cuci Pakaian) masyarakat Dusun
KM 21 bermacam-macam, biasanya mereka menyesuaikan luas lahan yang dimiliki, relief lahan,
serta biaya yang dimiliki. Sebagian besar dari mereka membuang air limbah (cuci pakaian) ke
saluran terbuka yaitu sebanyak 162 rumah (54,9%), sebanyak 66 rumah (22,4%) ke lubang
Tabel 3.9
Tempat pembuangan akhir air limbah dari wastafel di Dusun KM 21
bermacam-macam, biasanya mereka menyesuaikan luas lahan yang dimiliki, relief lahan, serta
biaya yang dimiliki. Sebagian besar dari mereka membuang air limbah (wastafel) ke saluran
terbuka yaitu sebanyak 81 rumah (27,5 %), sebanyak 32 rumah (10,8 %) ke lubang galian, dan
akan menimbulkan genangan yang nantinya mungkin akan mempengaruhi kualitas sanitasi yang
Tabel 3.10
Jenis sarana penyediaan air minum di Dusun KM 21
memperolehnya dari air botol kemasan, air isi ulang, air ledeng dan PDAM, air dari hidran
umum, air dari kran umum, air dari sumur gali terlindungi, air dari sumur gali tidak terlindungi,
air dari mata air terlindungi, air dari mata air tidak terlindungi, air hujan, air sungai dan air
waduk. Jenis sarana penyediaan air minum penduduk Dusun KM 21 rata-rata berasal dari air
sumur gali yang tidak terlindungi dengan jumlah pemakai untuk minum sebanyak 162 rumah
Tabel 3.11
Jenis sarana penyediaan air bersih di Dusun KM 21
memperolehnya dari air botol kemasan, air isi ulang, air ledeng dan PDAM, air dari hidran
umum, air dari kran umum, air dari sumur gali terlindungi, air dari sumur gali tidak terlindungi,
air dari mata air terlindungi, air dari mata air tidak terlindungi, air hujan, air sungai dan air
waduk. Jenis sarana penyediaan air minum penduduk Dusun KM 21 rata-rata berasal dari air
sumur gali yang tidak terlindungi dengan jumlah pemakai untuk mencuci piring dan gelas
sebanyak 176 rumah (59,7%) dan untuk menggosok gigi 189 rumah (64,1%).
Tabel 3.12
Tingkat Kepuasan Kualitas air bersih di Dusun Tri Jaya
Setelah dilakukan survey tingkat kepuasan kualitas air bersih dari 295 sampel rumah ,
diperoleh sejumlah 256 rumah (86,8%) puas dengan kualitas air bersih yang telah ada dan 36
rumah (12,2%) belum puas dengan kualitas air bersih yang ada. Kualitas air sumur yang mereka
gunakan diantaranya ada yang berwarna bening kecoklatan, inilah faktor yang mempengaruhi
Cara pengolahan air minum yang dilakukan warga Dusun Tri Jaya, sebesar 280
rumah (94,9%) merebus air minumnya. Terdapat 3 rumah (1,0%) mengolah air minum dengan
cara menambahkan kaporit, dan yang menggunakan galon (lainnya) sebeanyak 6 rumah (2,0%).
Kebanyakan warga yang merebus air minumnya adalah air yang berasal dari sumur gali,
sementara jika mereka memperoleh air minum dengan membeli dari galon isi ulang maka air
Tabel 3.14
pengelolaan sampah rumah tangga di Dusun Tri Jaya
hampir seluruhnya dibakar tanpa mengalami proses pemilahan dengan jumlah 278 rumah, ada
yang hanya dibuang ke sungai yaitu sebanyak 2 rumah, ada 4 rumah yang membawa sampah
mereka ke lahan kosong, kebun atau di biarkan membusuk begitu saja agar menjadi pupuk
(sampah organik), namun ada juga salah satu dari mereka yang sampahnya di kumpulkan
kolektor informal untuk dijadikan kerajinan (biasanya di buat bunga plastik dan lain-lain).
Tabel 3.15
Kepemilikan kotak sampah sementara di Dusun Tri Jaya
dengan jumlah 127 rumah (43,1%) sedangkan yang menggunakan kantong plastik tertutup ada 6
rumah (2,0%) yang pada akhirnya sampah–sampah tersebut biasanya akan di buang ke lubang
galian untuk kemudian dibakar. Selain itu dapat dikatakan belum memadai dan belum memenuhi
syarat kesehatan karena banyak dari warganya yang masih menggunakan keranjang sampah
terbuka yaitu sebesar 89 rumah (30,2%) dan yang menggunakan keranjang sampah tertutup yaitu
sebesar 4 (1,4%).
Tabel 3.16
Perilaku CTPS di Dusun Tri Jaya
Ya Tidak Ya Tidak
Dari tabel di atas diketahui bahwa perilaku CTPS masih terbilang rendah bahkan
setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan yaitu sebanyak 251 rumah (85,1%)
dan 233 rumah (79,0%) tidak melakukan CTPS, dan di waktu-waktu yang lainpun persentase
Tabel 3.17
Kejadian diare di Dusun Tri Jaya
ANGGOTA KELUARGA YANG DIARE
Jumlah Persentase
Anak-anak balita 20 6.8%
Anak-anak non balita 6 2.0%
Anak remaja laki-laki 4 1.4%
Anak remaja perempuan 6 2.0%
Orang dewasa laki-laki 9 3.1%
Orang dewasa perempuan 11 3.7%
Total 287 97.3%
Angka kejadian Diare di Dusun KM 21 termasuk tinggi, dan usia paling banyak
terkena diare adalah balita sebanyak 20 anak. Balita dengan imunitas yang rendah akan sangat
Tabel 3.18
Hubungan kepemilikan jamban pribadi dan SPAL terhadap kejadian diare
di Dusun Tri Jaya
rumah yang tidak memiliki jamban pribadi terkena penyakit diare. Untuk kepemilikan Saluran
Pembuangan Air Limbah (SPAL), sebesar 19,7 % rumah tidak mempunyai Saluran Pembuangan
Air Limbah (SPAL) terkena penyakit diare. Kepemilikan jamban pribadi dan Saluran
Tabel 3.19
Hubungan jarak septictank dengan sumber air terhadap kejadian diare
di Dusun Tri Jaya
Jarak tangki septic dengan sumber air berhubungan dengan penyakit diare yaitu untuk
jarak tangki septic kurang dari 10 meter lebih berpotensi mengakibatkan penyakit diare yaitu
25,1% dibandingkan dengan jarak tangki septic lebih dari 10 meter dari sumber air yaitu 24%.
Hasil tersebut sesuai dengan rekomendasi dari Dinas terkait bahwa standar jarak antara
p) Hubungan perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan kejadian diaredi Dusun
Tri Jaya
Tabel 3.20
Hubungan perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan kejadian diare
di Dusun Tri Jaya
Jika dihubungkan perilaku tidak cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare maka
tidak mencuci tangan pakai sabun saat setelah memegang hewan merupakan penyebab tertinggi
terjadinya diare dengan jumlah mencapai 24,9%, sebelum ke toilet 24,4%, sebelum sholat
23,9%, setelah menyuapi anak dan setelah menceboki anak 23,6%, sebelum makan 23,1%,
sebelum menyiapkan makanan 21,9%, setelah BAB 20,8%, dan setelah makan 20,4%. Ternyata
kebiasaan tidak mencuci tangan pakai sabun berpengaruh terhadap terjadinya kejadian diare di
Tabel 3.21
Penentuan Prioritas Masalah Dengan Metode Matematik
Masalah Besarnya Dampaknya Tersedianya Kebijakan kemampuau Final
Masalah Masalah teknologi pemerintah untuk Score
untuk sembuh
mengatasi
masalah
Jamban 5 5 5 4 5 24
SPAL 4 3 3 3 3 17
Sarana Air 4 4 4 2 3 17
Bersih
Pengelolaan 3 2 2 2 4 13
sampah
CTPS 3 2 2 2 4 13
Dari tabel di atas diketahui bahwa prioritas utama masalah adalah jamban, yang ke-
dua yaitu SPAL , lalu sarana air bersih, pengelolaan sampah dan CTPS yang rendah. Dan pada
MMD telah disepakati pula masalah utama di Dusun KM 21 yaitu jamban sehat yang masih
rendah dan perlu pemecahan masalah untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan lingkungan
itu.
Berdasarkan hasil kegiatan MMD yang telah dilakukan pada tanggal 03 Mei 2016 di
Masjid Nurul Huda yang dihadiri oleh Kepala Dusun, Para Kaur, Kader Santasi, dan Ketua RT di
dapatkan prioritas masalah yaitu jamban sehat. Untuk menurunkan tingkat penggunaan jamban
yang belum memenuhi standar kesehatan, maka dilakukan program pembangunan jamban sehat
dan sederhana.
Kegiatan ini telah dilakukan di 4 RT yang ada di Dusun Tri Jaya. Pembangunan jamban
sehat dan sederhana dilakukan di lingkungan RT 2 dan RT 4 sebagai percontohan. Hasil kegiatan
MMD dan didapat prioritas masalah tentang jamban sehat maka disepakati bahwa mahasiswa
hanya memberikan ilmu yang berkaitan dengan jamban sehat dan masyarakat sendiri yang
mengembangkan supaya jamban sehat dan sederhana tersebut terbangun dan siap digunakan.
Jumlah lingkungan per RT yang siap membangun atau membuat jamban sehat dan sederhana
Tabel 3.22
Data Kesiapan Warga Trijaya Membuat Jamban
No Nama RT Sebelumnya Keterangan Beli
Bowl
1 Solikin 02 Cemplung Sudah Selesai √
2 Peno 02 Cemplung Sudah Selesai √
3 Soim 02 Cemplung
4 Yatno 02 Cemplung Sudah Selesai √
5 Warsito 02 Cemplung
6 Mbah Saidi 02 Cemplung
7 Daryanto 02 Cemplung Bowl+Lubang √
8 Supriono 02 Cemplung Bowl+Lubang √
Tabel 3.23
Daftar Penyuluhan Yang Telah Dilakukan
1. Senam Minggu
Kegiatan ini telah dilakukan pada setiap hari Minggu pada tanggal 01 dan 08 Mei 2016.
Senam ini diikuti oleh ibu-ibu Dusun KM 21 dan Mahasiswa Poltekkes Tanjungkarang. Senam
Minggu adalah sebagai penerapan level pertama dari 5 level pencegahan yaitu promosi
kesehatan dengan tujuan membangun kebiasaan hidup yang sehat dengan berolahraga.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan PKN di Desa Wiyono , maka disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil survei yang telah di lakukan pada tanggal 26 April dan 28 April 2017
kepemilikan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), rendahnya sarana air bersih
tidak memenuhi syarat, pengeloaan sampah tidak memenuhi syarat dan kebiasaan Cuci
sehat.
21 di lakukan pada tanggal 09 Mei 2016 sampai tanggal 17 Mei 2016. Kegiatan tersebut
ditujukan untuk memicu masyarakat untuk memperbaiki jamban mereka sesuai dengan
B. Saran
kepemilikan jamban sehingga kebiasaan masyarakat untuk buang air besar sembarangan
dapat berkurang dan jarak septictank minimal 10 meter, selain itu sebaiknya untuk
Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) masyarakat dapat menggunakan paralon atau
saluran pembuangan air limbah yang tertutup sehingga air buangan yag dihasilkan tidak
anorganik bernilai ekonomis, serta membiasakan diri untuk mencuci tangan pakai
sabun.
seperti yang telah di contohkan, agar program yang telah di setujui saat MMD dapat
terus berkembang.
3. Memberi penutup pada WC cemplung jika belum mampu membangun WC leher angsa
jawab.