Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan hidup bersih dan sehat,

mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan

masyarakat, serta mengimplementasikan komitmen pemerintah untuk

meningkatkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Sanitasi Total

Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut sebagai STBM adalah pendekatan

untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat

dengan metode pemicuan. Komunitas merupakan kelompok masyarakat yang

berinteraksi secara sosial berdasarkan kesamaan kebutuhan dan nilai-nilai untuk

meraih tujuan Open Defecation Free yang selanjutnya disebut sebagai ODF.

ODF adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air

besar (BAB) sembarangan. Mencuci tangan pakai sabun yang merupakan perilaku

cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir.

Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga yang selanjutnya disebut sebagai

PAMRT adalah suatu proses pengolahan, penyimpanan dan pemanfaatan air

minum dan air yang digunakan untuk produksi makanan yang aman dan

keperluan oral lainnya seperti berkumur, sikat gigi, persiapan makanan/minuman

bayi. Dan pengelolaan sampah yang benar serta pengelolaan limbah cair rumah

tangga dengan aman.

Menurut teori HL.Blum, faktor yang memberikan pengaruh paling besar

terhadap menurunnya derajat kesehatan manusia adalah lingkungan. Lingkungan


dengan keadaan sanitasi yang buruk akan lebih berpotensi untuk menularkan

berbagai penyakit berbasis lingkungan. Membersihkan lingkungan akan

memberikan pengaruh baik bagi manusia-manusia yang ada di sekitar lingkungan

tersebut, termasuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Lingkungan bersih akan memberikan kenyamanan bagi penghuninya tinggal,

selain itu lingkungan bersih juga bisa menghindarkan kita dari penyakit seperti

muntah ber dan lain sebagainya. Lingkungan bersih ini juga bisa memberikan

semangat untuk melakukan aktivitas yang kita kerjakan sehari-hari.

Lingkungan yang kotor akan membawa dampak kurang baik bagi kesehatan

kita semua. Kesehatan tubuh sangat penting bagi kelangsungan rutinitas sehari-

hari misalnya bekerja, bermain dan aktivitas-aktivitas lainnya. Kalau kita sampai

sakit maka rutinitas sehari-hari akan terganggu. Dalam hal ini kita akan

membahas tentang pengaruh lingkungan terhadap kesehatan kita, lingkungan yang

kumuh akan memberikan kita ketidaknyamanan dalam beristirahat, kita semua tau

kalau beristirahat itu sangat penting bagi tubuh kita setelah bekerja ataupun

melakukan banyak aktivitas.

Cara menjaga lingkungan kita agat tetap bersih dan nyaman untuk di tinggali

yaitu sebagai berikut :

1. Usahakan membuang sampah pada tempat yang telah disediakan disekitarnya.

2. Selalu membersihkan kotoran atau debu-debu yang ada di langit-langit rumah,

hal ini jarang mendapat perhatian dan sebetulnya ini penting karena debu atau

kotoran tersebut bisa mengganggu pernafasan kita.

3. Kebersihan lantai usahakan membersikannya 2x satu hari pagi dan sore hari

serta mengepelnya 3 hari satu kali tergantung se kotor apa lantai tersebut.
Berdasarkan hasil survei di wilayah Dusun KM 21 Desa Wiyono pada

tanggal 26 April sampai 16 Mei tahun 2017 di peroleh hasil sebagai berikut :

Tabel 1.1
Angka kepemilikan sanitasi dasar (jamban pribadi, SPAL)

ANGKA KEPEMILIKAN SANITASI DASAR


Jamban Pribadi SPAL
Ya Tidak Ya Tidak
Jumlah 270 21 224 66
Persentase 91,5 % 7,1% 75,9% 22,4%

Tabel 1.2
Hubungan Jamban dan SPAL dengan Diare

HUBUNGAN JAMBAN DAN SPAL DENGAN DIARE


Kepemilikan Jamban Ya Dari jumlah rumah yang mempunyai jamban
Pribadi pribadi, 24,4 % terkena penyakit diare
Tidak Dari jumlah rumah yang tidak mempunyai
jamban pribadi, 19,1% terkena penyakit diare
Ya Dari jumlah rumah yang mempunyai SPAL,
25,3% terkena penyakit diare
Kepemilikan SPAL
Tidak Dari jumlah rumah yang tidak mempunyai
SPAL, 19,7% terkena penyakit diare

Komponen sanitasi yang paling banyak berhubungan dengan kejadian diare di

Dusun KM 21 Desa Wiyono adalah rendahnya kepemilikan jamban pribadi dan

kepemilikan SPAL. Dari data yang diperoleh, maka di perlukan kegiatan-kegiatan

yang berguna untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit berbasis

lingkungan khususnya di dusun KM 21. Dalam hal ini di perlukan tim fasilitator

dan keterlibatan masyarakat secara langsung untuk berperan aktif dalam setiap

kegiatan agar program-program yang telah terencana terus berlanjut serta

mengalami peningkatan dalam bidang kesehatan lingkungan.

B. Tujuan Kegiatan Praktek Kerja Nyata


1. Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan lingkungan di Dusun KM 21 Desa

Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui masalah kesehatan lingkungan.

b. Menentukan prioritas masalah kesehatan lingkungan.

c. Menentukan alternatif pemecahan masalah kesehatan lingkungan.

d. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut sebagai langkah pemecahan

masalah kesehatan lingkungan.

C. Manfaat Kegiatan Praktek Kerja Nyata

1. Menambah pengetahuan bagi mahasiswa khususnya mengenai kondisi

kesehatan lingkungan yang ada di Dusun KM 21 Desa Wiyono

Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.

2. Dapat menjadi informasi, referensi, bahan pertimbangan untuk

menentukan kebijakan guna perbaikan kesehatan lingkungan yang ada di

Dusun KM 21 Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten

Pesawaran.

3. Memberi masukan pemecahan masalah yang berkaitan dengan kesehatan

lingkungan yang ada di Dusun KM 21 Desa Wiyono Kecamatan Gedong

Tataan Kabupaten Pesawaran.

4. Memberikan tambahan pengetahuan bagi masyarakat melalui penyuluhan

promosi kesehatan kesehatan lingkungan yang ada di Dusun KM 21 Desa

Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Waktu : 24 April s/d 16 Mei 2017

Tempat : Dusun KM 21 Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan

Kabupaten Pesawaran.
E. Jadwal Kegiatan

Tabel 1.3
Gantt Chart Kegiatan

Kegiatan Minggu -1 Minggu -2 Minggu -3 Minggu -4


2 2 2 2 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2
5 6 7 8 9 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
Penerimaan
mahasiswa dan
pembukaan PKN
oleh aparat desa dan
kecamatan
Sosialisasi
mahasiswa PKN
oleh aparat dusun
Tri jaya
Pembagian tugas
survey mawas diri
dusun Tri jaya
Survei mawas diri
Entry Data
Analisis Data
Pembuatan dan
persiapan PPT untuk
MMD
MMD Dusun Tri
Jaya
Rapat Pembahasan
Kelanjutan Hasil
MMD bersama
Kadus dan RT
MMD RT
1,2,3,4,5,6
Penyusunan jadwal
Kegiatan
Percontohan Jamban
& Pembangunan
Jamban di Dusun
Trijaya
Pendataan Warga
dusun KM 21 yang
ingin Membuat
Jamban Leher
Angsa
Senam Ibu-Ibu
Penyuluhan
(Kesling School)
CTPS,PSN,Diare,H
SN terhadap anak-
anak RT 1,2,3,4,5,6
Percontohan
Pembuatan Jamban
Leher Angsa
Percontohan
Pembuatan Lubang
septic dan Kamar
Jamban
Pemasangan Jamban
leher angsa dan
pembuatan lubang
septic di rumah
warga
Pengajian Sekaligus
penyuluhan
hubungan jamban
dan diare di RT 1,2
Pemberian piagam
penghargaan bagi
warga yang
membuat jamban
leher angsa di
rumahnya
Pembuatan
Laporan
Pelepasan
Mahasiswa PKN
1. Detail Jadwal Kegiatan

Tabel 1.4
Jadwal Kegiatan

Hari /
No Pukul Jenis kegiatan
tanggal
1. Senin , 25 07.00-08.30 - Berkumpul di kampus kesling, persiapan berangkat
April 2016 ke Desa Wiyono Kec. Gedong Tataan
08.30-10.00 - Berangkat menuju kecamatan Gedong Tataan
penyerahan mahasiswa PKN oleh Direktur Kepada
Camat Kecamatan Gedong Tataan
10.00-12.00 - Berangkat menuju lokasi PKN di masing-masing
12.00-selesai Dusun
- Pertemuan dengan Pamong Desa di tiap kelompok
pada masing-masing desa
2 Selasa, 26 09.00- selesai - Keliling Dusun
April 2016
3 Rabu, 27 09.30-09.50 - Berkunjung tempat pak kadus
April 2016 10.00-13.30 - SMD (survey mawas diri) di RT 01,02,03,04,05,06
Dusun Trijaya Desa Wiyono
13.30-16.00 - Istirahat
16.00-18.30 - SMD (survey mawas diri) di RT 01,02,03,04,05,06
Dusun Trijaya Desa Wiyono
4 Kamis, 28 09.00-12.00 - SMD (survey mawas diri) di RT 01,02,03,04,05,06
April Dusun Trijaya Desa Wiyono
2016 10.00-13.30 - Istirahat
13.00-17.00 - SMD (survey mawas diri) di RT 01,02,03,04,05,06
Dusun Trijaya Desa Wiyono
5 Jumat, 29 09.00-12.00 - SMD (survey mawas diri) di RT 01,02,03,04,05,06
April 2016 Dusun Trijaya Desa Wiyono
10.00-13.30 - Istirahat
13.00-17.00 - SMD (survey mawas diri) di RT 01,02,03,04,05,06
Dusun Trijaya Desa Wiyono
6 Sabtu, 30 09.00-12.00 - SMD (survey mawas diri) di RT 01,02,03,04,05,06
April 2016 Dusun Trijaya Desa Wiyono
10.00-13.30 - Istirahat
13.00-17.00 - SMD (survey mawas diri) di RT 01,02,03,04,05,06
Dusun Trijaya Desa Wiyono
7 Minggu, 1 08.00-10.00 - Persiapan materi untuk kesling school (anak-anak
Mei 2016 RT 01,02,03,04,05,06)
10.00-12.00 - Kesling school dengan materi PSN
12.00-13.00 - Istirahat
13.00-16.00 - Pengajian di RT 05
16.00-17.00 - Senam bersama ibu-ibu Dusun Trijaya
17.00-18.00 - Istirahat
18.00-selesai
- Entry data hasil SMD
8 Senin, 2 08.00-10.00 - Entry data hasil SMD
Mei 2016 10.00-12.00 - Belajar pengolahan data bersama di Balai Desa
12.00-13.00 - Istirahat
13.00-16.00 - Mengolah data hasil SMD
16.00-17.00 - Senam bersama ibu-ibu Dusun Trijaya
17.00-selesai - Pemetaan dan lanjut mengolah data

9 Selasa, 3 08.00-12.00 - Analisa data SMD dan persiapan MMD


Mei 2016 12.00-14.00 - Istirahat
14.00-17.00 - MMD (musyawarah masyarakat dusun) Trijaya di
Masjid Nurul Iman
10 Rabu, 4 09.00-selesai - Mendata nama KK dan kepemilikan jamban RT 05
Mei 2016 Dusun Trijaya
11 Kamis, 5 10.00-13.00 -Berkunjung ke rumah pak RT dan warga yang tidak
Mei 2016 memiliki jamban
13.00-15.00 -Istirahat
15.00-17.00 -Mengunjungi kembali rumah warga yang tidak
memiliki jamban
12 Jumat, 6 -
Mei 2016
13 Sabtu, 7 09.00-10.00 -Melakukan percontohan pembuatan bowl di rumah
Mei 2016 Bapak Suwito RT 02 Dusun Trijaya
10.00-10.30 -Mengumpulkan anak-anak RT 01,02,03,04,05,06
untuk mengikuti kesling school di Masjid Nurul
11.00-12.00 Iman
12.00-13.00 -Melaksanakan kesling school di Masjid Nurul Iman
18.00-20.30 -Istirahat
-Pengajian dan penyuluhan tentang jamban sehat di
20.30-selesai
RT 02
-Rapat forum hasil kegiatan hari ini dan
merencanakan kegiatan besok
14 Minggu, 8 -
Mei 2016
15 Senin, 9 08.00-12.00 - Percontohan pembuatan bowl di RT 02
Mei 2016 12.00-13.00 - Istirahat
13.00-16.00 - Percontohan pembuatan bowl di RT 02
16 Selasa, 10 08.00-12.00 - Percontohan pembuatan bowl di RT 02
Mei 2016 12.00-13.00 - Istirahat
13.00-16.00 - Percontohan pembuatan bowl di RT 02
17 Rabu, 11 08.00-09.00 - Berkunjung ke warga RT 01,04,05,06
Mei 2016 09.00-12.00 - Penggalian lubang dan pemasangan bowl di RT 02
13.00-14.30 - Pemasangan bowl di RT 03
14.30-17.00 - Penggalian lubang dan pemasangan bowl di RT 04
18 Kamis, 12 08.00-09.00 - Berkunjung ke warga RT 01,04,05,06
Mei 2016 09.00-12.00 - Penggalian lubang dan pemasangan bowl di RT 02
13.00-14.30 - Pemasangan bowl di RT 03
14.30-17.00 - Penggalian lubang dan pemasangan bowl di RT 04
19 Jumat, 13 08.00-12.00 - Pengecoran lubang dan pemasangan bowl di rumah
Mei 2016 bapak yatno
12.00-13.00 - Istirahat
13.00-15.00 - Pemasangan bowl
20 Sabtu, 14 08.00-10.00 -Pengecetan bowl
Mei 2016 11.00-12.00 -Pemasangan bowl dan penggalian lubang
12.00-13.00 -Istirahat
13.00-15.00 -Pemasangan bowl dan penggalian lubang
15.00-17.00 -Kesling school
21 Minggu, 08.00-selesai -Pemasangan bowl
15 Mei
2016
22 Senin, 16 08.00-selesai - Pemasangan bowl
Mei 2016
23 Selasa, 17 08.00-10.00 - Pemasangan bowl
Mei 2016 11.00-selesai - Survei pemasangan bowl di RT 03
24 Rabu, 18 08.00-selesai -Penyelesaian laporan
Mei 2016
25 Kamis, 19 08.00-selesai -Penyelesaian laporan
Mei 2016
26 Jumat, 20 08.00-selesai -Penyelesaian laporan
Mei 2016
27 Sabtu, 21 08.00-selesai -Penyelesaian laporan
Mei 2016
28 Minggu, 09.00- selesai Kembali ke kampus
22 Mei
2016
BAB II

TINJAUAN UMUM OBJEK PKN

A. Sejarah Desa Wiyono

Pada mulanya Desa Wiyono adalah merupakan sebuah Dusun Ngantong,

semasa itu Dusun Gedong Wani masih menginduk ke Desa Karang Anyar.

Dengan hasil kesepakatan bersama seluruh masyarakat, nama Dusun Gedung

Wani dirubah menjadi Desa Wiyono .

Pada tahun 2000 menjadi desa persiapan dengan nama Desa Persiapan

Wiyono . Pada saat itu PJS masih di jabat oleh Bapak Sumanto mulai tahun 2000-

2005. Pada tahun 2004 Desa Wiyono resmi menjadi desa definitif.

Sehubungan dengan habisnya masa jabatan Bapak Sumanto selaku PJS

Kepala Desa Wiyono , maka pada akhir tahun 2005 jabatan kepala desa di Jabat

oleh Bapak Kasno dan pada saat itu Bapak Kasno dilantik tepatnya pada tanggal

19 Desember tahun 2005 dan jabatan trsebut masih bersifat PJS/Penjabat

Sementara dan masa tugas Bapak Kasnu kuranglebih 11 bulan. Dan pada tanggal

27 November tahun 2006 Jabatan Bapak Kasno di serahkan kepada PJS Bapak

Supriono, dalam waktu yang singkat Bapak Supriono selaku PJS dalam tugasnya

menyelenggarakan PILAKADES hingga terpilihnya kepala desa yang baru, yaitu

bapak Kasno, yang dilantik tepatnya pada tanggal 26 Desember tahun 2006.

Adapun kelapa desa Wiyono yang pernah menjabat pada masa itu hingga

sekarang, sebagai berikut :


Tabel 2.1
Kepala Desa

No Nama Kepala Desa Tahun Memerintah


1 Sumanto 2000-2005
2 Kasno 2005-2006
3 Supriono 2006
4 Kasnu 2006-2013
5 Gunawan 2013-sekarang

B. Kondisi Umum Desa Wiyono

1. Geografis

a. Letak dan luas wilayah

Desa Wiyono merupakan salah satu dari 21 desa di wilayah

Kecamatan Gedong Tataan , yang terletak 12 km ke arah utara dari

kota kecamatan. Desa Wiyono mempunyyai luas wilayah seluas

4545,5 Hektar.

b. Iklim

Iklim Desa Wiyono sebagaimana desa-desa lain di wilayah

Indonesia mempunyai iklim tropis, hal tersebut mempunyai

pengaruh langsung terhadap pola tanm yang ada di Desa Wiyono

Kecamatan Gedong Tataan .

2. Keadaan Sosial Ekonomi Penuduk

a. Jumlah Penduduk

Desa Wiyono mempunyati jumlah penduduk 5380 jiwa, yang

tersebar dalam 7 wilayah dusun, sebagai berikut:


Tabel 2.2
Jumlah Penduduk

Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun


01 02 03 04 05 06 07
980 557 549 1309 283 862 636
Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa

b. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Wiyono , sebagai berikut:
Tabel 2.3
Tingkat Pendidikan

Pra Sekolah SD SLTP SLTA D3 Sarjana


(S.1)
3371 1300 492 210 4 3
Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa

c. Mata Pencaharian

Karena Desa Wiyono merupakan Desa Pertanian, maka sebagian

besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Tabel 2.4
Mata Pencaharian

Petani Pedagang PNS Buruh Lainnya


2483 Jiwa 166 Jiwa 1 Jiwa 166 Jiwa 123 Jiwa

d. Pola Penggunaan Tanah

Penggunaan tanah di Desa Wiyono sebagian besar di peruntukkan

untuk tanah pertanian sawah sedangkan sisianya untuk tanah kering

yang merupakan bangunan dan fasilitas-fasilitas lainnya.


e. Pemilikan Ternak

Jumlah kepemilikan hewan ternak oleh penduduk Desa Wiyono

sebagai berikut:

Tabel 2.5
Kepemilikan Ternak

Ayam/Itik Kambing Sapi Kerbau Lain-lain


1200 KK 127 KK 64 KK 0 KK 87 KK

3. Sarana dan Prasarana Desa

Kondisi sarana dan prasarana umum Desa Wiyono secara garis besar

sebagi berikut:

Tabel 2.6
Prasarana Desa

Balai Jalan Jalan Jalan Masjid


Lainnya
Desa Kab. Kec. Desa DII
1 (satu) 92 12 12 27 2
Unit KM KM KM Unit Unit

C. Kegiatan Instansi Desa Wiyono

Kegiatan instansi yang ada di desa Wiyono yaitu :

1. Karang taruna

Karang taruna adalah organisasi sosial wadah pengembangan

generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan

tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi

muda di wilayah desa/ kelurahan atau komunitas adat sederajat dan


terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial. Dalam kegiatan

karang taruna di desa Wiyono terdapat seksi-seksi yaitu : seksi pem.

Mental, seksi olah raga, seksi kesenian &budaya, seksi pembinaan &

pelatihan, seksi keterampilan masyarakat dan seksi pengabdian.

2. Gerakan PKK

Gerakan PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) merupakan

bagian yang tak terpisahkan dan pembangunan masyarakat, karena itu

PKK mengunakan mekanisme penyelenggaraan pembangunan

masyarakat untuk menjangkau keluarga –keluarga dan kaum wanita.

PKK adalah gerakan dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari

bawah yang pengelolaannya dari, oleh, dan untuk masyarakat.

Terdapat 4 pokja di dalam kegiatan PKK di desa Wiyono yaitu :

a. Pokja I (agama) : pengajian,berjanjen,arisan,dll

b. Pokja II (industri kecil-kecilan) :produksi

c. Pokja III (tanaman obat keluarga)

d. Pokja IV ( kesehatan)

3. Kelompok tani

Kelompok tani adalah kumpulan petani, peternak, pekebun yang

dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi

lingkungan, (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk

meningkatkan dan mengembangkan anggota/ petani dalam

mengembangkan usahanya.
D. STRUKTUR ORGANISASI INSTANSI DESA WIYONO

PENGURUS PKK

DESA WIYONO

KEC. GEDONG TATAAN KAB. LAMSEL

KETUA

Siti marsitoh

WAKIL KETUA

Wartini

BENDAHARA SEKERTARIS
Siswatini Sulastri

POKJA 1 POKJA 2 POKJA 3 POKJA 3

Darti Suyatmi Mujiati Suratih


PENGURUS KELOMPOK TANI

DESA WIYONO
KELOMPOK TANI I KELOMPOK TANI II KELOMPOK TANI III
KELOMPOK TANI VI KELOMPOK TANI V KELOMPOK TANI VI
Karya Lestari Ngundi Makmur Karya Tani 2
Mitra Tani Sido Makmur Karya Manunggal

KETUA KETUA KETUA


KETUA
Sugiyoni KETUA Hs
Radimin. KETUA
Surip. S
Nasip Suroso Jumadi
BENDAHARA SEKERTARIS BENDAHARA SEKERTARIS BENDAHARA SEKERTARIS
BENDAHARA
Wahyudi SEKERTARIS
Andriyono BENDAHARA
Slamet. M. Y. SEKERTARIS
Sukowahono BENDAHARA
Suwardo SEKERTARIS
Budiono
Sudarwan Paryono Sumardi Sumari Daniel.ESelan Kindarto

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA


ANGGOTA
1. Rojali ANGGOTA
1. M. Suyono ANGGOTA
1. Miskan
2. Sukmono 2. Sawon 2. Suryadi
1. Jauhari 1. Paeran 1. Mulyono
3. Bonimin 3. M. Yusuf 3. Mesdi
2. Pani 2. Supriyanto 2. Sulmin
4. Slamet 4. Sarijan 4. Amir
3. Hery 3. Sarji 3. Pitoyo
5. Ribut 5. Dasar 5. Sarijo
4. Triyanto 4. Parni 4. Jumilan
6. Sucipto 6. Bambang Haryadi 6. Sutar
5. Suyadi 5. Panut 5. Basuki
7. Kanio 7. Riyadi 7. Demang
6. Tugiman 6. Turiman 6. Parno
7. Joni 7. Jumadi 7. Meswan
ORGANISASI KARANG TARUNA

DESA WIYONO

KEC. GEDONG TATAAN KAB. LAM-SEl

KETUA

Suparjo

WAKILKETUA

Nurjito

BENDAHARA SEKERTARIS
Marsono Sumardi

SEKSI SEKSI OLAHRAGA SEKSI KESENIAN & SEKSI PEMBINAAN SEKSI KETRAMPILAN SEKSI SOSIAL
PEMB.MENTAL BUDAYA & PELATIHAN MASYARAKAT

Samhar Toyo Untung M. Sirot Kasno Dede Rusman


E. Tujuan Dan Fungsi Instansi Di Desa Wiyono

1. Karang taruna

a. Tujuan karang taruna

1) Terbentuknya jiwa dan semangat generasi muda karang taruna yang terampil dan

berkepribadian,serta berpengetahuan

2) Tumbuhnya potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka

mengembangkan keberdayaan warga karang taruna

3) Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran dan tanggung jawab

sosial setiap generasi muda warga karang taruna dalam mencegah, mengantisipasi

berbagai masalah

4) Termotivasinya setiap generasi muda warga karang taruna untuk mampu

menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan keberagaman kehidupan

bermasyarakat,berbangsa, bernegara

b. Fungsi karang taruna

1) Penyelenggara usaha kesejahteraan sosial

2) Penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat

3) Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda

dilingkungannya secara terpadu terarah serta berkesinambungan.

2. Gerakan PKK

a. Tujuan PKK

Tujuan dari pkk adalah membantu pemerintah dalam memperbaiki dan

membina tata kehidupan dan penghidupan menuju terwujudnya

keluarga sejahtera.
b. Fungsi PKK

1) Menumbuhkan kelompok-kelompok gotong royong ( seperti kelompok kerohanian,

arisan, kesenian, olahraga) dengan mengikut sertakan generasi muda.

2) Memasyarakatkan kepedulian terhadap lansia.

3) Meningkatkan kesadaran hidup gotong-royong.

4) Penyuluhan tentang pentingnya arti hidup sehat contohnya mengerakkan

partisipasi masyarakat dengan membentuk posyandu.

5) Meningkatkan pemeliharaan kebersihan lingkungan ( halaman, parit dll).

6) Memberikan pengertian dan penyuluhan tentang cara mencukupi sandang yang

memenuhi syarat kesehatan.

7) Memberikan pengertian, pengetahuan, keterampilan tentang pemanfaatan

pekarangan untuk tanaman pangan, tanaman hias, apotik hidup, ternak dan

perikanan.

8) Meningkatkan pengelolaan gerakan PKK baik kegiatan pengorganisasian maupun

pelaksanaan programnya yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat

setempat

3. Kelompok Tani

a. Tujuan kelompok tani

Tujuan kelompok tani ini adalah untuk meningkatkan usaha para petani, masyarakat

dalam mensejahterakan taraf kehidupannya.

b. Fungsi kelompok tani :


1) Wahana kerjasama untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam

kelompok tani dan antar kelompok tani serta pihak lain, sehingga usaha taninya akan

lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan,hambatan, dan gangguan.

2) Usaha tani yang dilaksanakan secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu

kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dari

segi kuantitas, kualitas, maupun kontinuitas

F. Sistem Kerja Instansi Desa Wiyono

1. Karang taruna

Pengurus karang taruna desa Wiyono melaksanakan fungsi-fungsi operasional sebagai

tugas pokok karang taruna dan fungsinya serta program kerja lainya dan komponen

terkait. Mekanisme kerja penyelenggaraan program kerja karang taruna di desa Wiyono

mencakup pertahapan antara lain:

a. Pembicaraan dan pembahasan bersama dalam pertemuan atau rapat pengurus, seperti:

1) Membicarakan kegiatan apa yang akan dikerjakan misalnya membuat tiang

lampu, kerja bakti untuk membersihkan lingkungan, olahraga (sepak bola, volly,

senam, bulu tangkis dll), dan rismawati (kegiata pengajian anak remaja wanita

islam).

2) Menunjuk siapa yang mengoordinasikan dan melaksanakan kegiatan tersebut.

3) Dukungan dana yang diperlukan dan bagaimana memperolehnya.

4) Siapa saja dan pihak mana saja yang perlu dihubungi.

5) Pelaksanaanya bagaimana.

6) Dll
b. Pertemuan kembali untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan, baik hasil, faktor

pendukung dan permasalahan yang dihadapi dalam rangka menetapkan langkah-

langkah berikutnya. Operasionalisasi tugas pokok, fungsi dan program kerja karang

taruna dibidang kesejahteraan sosial yang dikerjasamakan dengan pihak lain perlu

dikoordinasikan dengan instansi sosial sebagai pembina fungsional

2. Gerakan PKK

Gerakan PKK didesa Wiyono terus berusaha untuk dapat memberikan dharma baktinya

bagi masyarakat dalam upaya pemberdayaan masyarakat. program kerjanya sebagai

berikut :

a. Program I kerohanian

Pelaksanaan :

1) Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

2) Pengadaan pengajian rutin seminggu sekali

3) Meningkatkan kelompok pengajian

b. Program II kegiatan usaha/ produksi

Pelaksanaan :

1) Meningkatkan keterampilan masyarakat dalam kegiatan usaha / produksi

2) Membantu pemasaran hasil usaha masyarakat

3) Meningkatkan mutu hasil/ pendapatan keluarga

c. Program III Pangan

Pelaksanaan

1) Memberikan pengertian pengetahuan dan ketrampilan tentang pemanfataan

pekarangan untuk tanaman pangan, tanaman hias, apotik hidup, ternak, perikanan
2) Menumbuhkan kebun-kebun kolektif secara kontiyu oleh tim penggerak PKK

desa

3) Peneyediaan benih untuk tanaman berikutnya

4) Kesadaran akan pentingnya makanan sehari-hari yang sehat, murah dan bergizi .

5) Memanfaatkan halaman dan pekarangan secara berdaya dan berhasil guna untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari

d. Program IV Kesehatan

Pelaksanaan

1) Meningkatkan upaya kesehatan keluarga/dana sehat

2) Penyuluhan tentang pentingnya arti hidup sehat

3) Pencegahan penyakit berbahaya/ menular

4) Meningkatkan jumlah posyandu dan pelayanan kesehatan

5) Menanamkan pengertian tentang pentingnya norma keluarga kecil bahagia dan

sejahtera melalui keluarga berencana ( KB)

6) Menggerakan masyarakat dalam penurunan angka kematian bayi.

3. Kelompok tani

Sistem kerja pada kelompok tani yaitu usaha bersama programnya seperti:

a. Kelompok tani wanita (KTW) : kegiatan yang dilakukan oleh KTW yaitu menanam

sayur-sayuran(kacang, tomat, cabai, bayam, sawi dll)

b. Kelompok tani laki-laki: unit usaha jasa penyediaan pupuk, benih kemudian

disalurkan kepada para petani melalui kelompoknya masing-masing

c. Unit usaha jasa penyediaan modal usaha dan menyalurkan secara simpan pinjam

kepada para petani yang memerlukan.


d. Unit usaha jasa produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar secara kuantitas, kualitas,

kontinuitas dan harga.

BAB III

HASIL KEGIATAN PKN

A. Analisis Masalah

Desa Wiyono terbagi menjadi 7 Dusun salah satunya yaitu Dusun KM 21 yang terdiri dari 6

RT, 356 KK dan 329 Rumah.

1. Analisis Data

Berdasarkan hasil survey mawas diri yang dilakukan di 295 rumah di Dusun KM 21

Desa Wiyono di dapat hasil penilaian risiko kesehatan lingkungan sebagai berikut:

a) Angka kepemilikan jamban pribadi dan Saluran Pembuangan Air

Limbah (SPAL)
Tabel 3.1
Angka kepemilikan sanitasi dasar ( jamban pribadi dan SPAL) di Dusun KM 21

ANGKA KEPEMILIKAN SANITASI DASAR


Jamban Pribadi SPAL
Ya Tidak Ya Tidak
Jumlah 270 21 224 66
Persentase 91,5 % 7,1% 75,9% 22,4%

Dari 295 sampel rumah di Dusun KM 21 Desa Wiyono yang di survey, Angka

kepemilikan sanitasi dasar di Dusun KM 21 Desa Wiyono khususnya untuk jamban pribadi, yang

memiliki berjumlah 270 rumah (91,5%) dan tidak memiliki jamban pribadi berjumlah 21 rumah

(7,1%) sedangkan untuk kepemilikan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), yang memiliki

berjumlah 224 (75,9%) rumah dan yang tidak memiliki 66 rumah (22,4%)

b) Frekuensi tempat Buang Air Besar (BAB)

Tabel 3.2
Tempat Buang Air Besar Di Dusun KM 21

TEMPAT BUANG AIR BESAR


JUMLAH PERSENTASE
Jamban pribadi 278 94,2%
MCK/WC umum 2 0,7%
Ke WC “helikopter” di - -
empang/kolam
Ke sungai/pantai/laut 1 0,3%
Ke kebun/ pekarangan rumah 1 0,3%
Ke selokan/parit/got - -
Ke lubang galian - -
Lainnya ( Menumpang ) 13 4,4%

Tempat pembuangan air besar di Dusun KM 21 sangat bervariasi, diantaranya yang

membuang ke jamban pribadi sebanyak 278 rumah (94,2%), MCK/WC umum sebanyak 2 rumah

(0,7%), membuang ke WC Helikopter tidak ada, sungai sebanyak 1 rumah (0,3%),

kebun/pekarangan rumah sebanyak 1 rumah (0,3%), membuang ke selokan/parit/got tidak ada,


membuang ke lubang galian tidak ada dan yang masih menumpang sebanyak 13 rumah ( 4,4%).

Tempat buang air besar di sungai, kebun, dan parit atau got tentu akan meningkatkan risiko

masyarakat untuk terkena penyakit berbasis lingkungan seperti diare, typus, kolera dan lain-lain.

c) Angka jenis jamban/bowl yang dimiliki

Tabel 3.3
Jenis jamban atau bowl yang dimiliki di Dusun KM 21

JENIS JAMBAN ATAU BOWL YANG DIMILIKI


Jumlah Persentase
Kloset jongkok leher angsa 134 45,4 %
Plengsengan 7 2,4%
Cemplung 133 45,1%
Tidak punya kloset 19 6,5%
Total 293 99,4%

Setelah dilakukan survey, diketahui jenis jamban atau bowl yang dimiliki di Dusun Tri

Jaya, yang menggunakan jamban/kloset jongkok leher angsa sebanyak 134 rumah (45,4%),

cemplung sebanyak 133 rumah (45,1%) dan yang tidak mempunyai kloset/jamban sebanyak 19

rumah (6,5%). Jumlah WC cemplung yang terdata cukup tinggi karena pengamatan langsung

yang dilakukan selama masa sosialisasi di Dusun KM 21 Desa Wiyono diketahui Mayoritas

penduduk Dusun KM 21 Desa Wiyono menggunakan WC cemplung yang tidak mempunyai

tutup sehingga dapat menimbulkan bau dan mengundang hewan pengganggu maupun hewan

penyebab penyebar penyakit bahkan ketika hujan dapat terisi air.

d) Jarak jamban atau bowl ke sumber air atau sumur

Tabel 3.4
Jarak jamban atau bowl dengan sumur di Dusun Tri Jaya
JARAK BOWL ATAU JAMBAN DENGAN SUMUR
Jumlah Persentase
< 10 m 133 45,0%
> 10 m 150 50,8%
Tidak tahu 11 3,7%
Total 294 99,7%
Pembangunan jarak bowl atau jamban dengan sumur di wilayah Dusun Tri Jaya, yang

lebih dari 10 meter berjumlah 150 rumah (50,8%), kurang dari 10 meter berjumlah 133 rumah

(45,0%), tidak tahu berjumlah 11 rumah (3,7%). Rumah yang jarak jamban dengan sumurnya

kurang dari 10 meter disebabkan karena ketidaktahuan pemilik rumah yang belum memahami

efek cemaran resapan tinja terhadap sarana penyediaan air bersih atau sumur sedangkan yang

jarak jamban dengan sumurnya sudah sama dengan atau lebih dari 10 meter, sebagian sudah

mengetahui efek cemaran resapan tinja terhadap air minum dan sebagian ada yang hanya

kebetulan saja.

e) Tempat pembuangan tinja balita

Tabel 3.5
Tempat membuang tinja balita di Dusun Tri Jaya

TEMPAT MEMBUANG TINJA BAYI


Jumlah Persentase
Ke wc/ jamban 248 84,1%
Ke tempat sampah 7 2,4%
Ke kebun/pekarangan/jalan 6 2,0%
Lainnya 2 0,7%
Tidak tahu 31 10,5%

Warga Dusun KM 21 yang mempunyai balita, membuang tinja bayi mereka ke jamban

berjumlah 248 rumah (84,1%) , sedangkan yang membuang ke tempat sampah berjumlah 7

rumah (2,4%). Terdapat pula warga yang membuang tinja bayinya ke kebun/pekarangan/jalan,

yaitu sebesar 6 rumah (2,0%), di tempat lainnya sebanyak 2 rumah (0,7%) dan yang tidak di
ketahui sebanyak 31 rumah (10,5%). Kepemilikan dan kebiasaan masyarakat dalam membuang

kotoran kemungkinan di pengaruhi oleh faktor kurangnya pengetahuan.

f) Tempat pembuangan akhir air limbah dari dapur, kamar mandi, tempat cuci pakaian,

wastafel.

Tabel 3.6
Tempat pembuangan akhir air limbah dari dapur di Dusun KM 21

TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR LIMBAH RUMAH


TANGGA ( DAPUR )
Jumlah Persentase
Ke sungai,kanal,empang/kolam,selokan 17 5,8%
Ke jalan, halaman, kebun 39 13,2%
Saluran terbuka 163 55,3%
Saluran tertutup 3 1,0 %
Lubang galian 71 24,1%
Pipa saluran pembuangan kotoran 4 1,4%
Pipa IPAL Sanimas - -

Tempat pembuangan akhir limbah rumah tangga (Dapur) masyarakat Dusun KM 21

bermacam-macam, biasanya mereka menyesuaikan luas lahan yang dimiliki, relief lahan, serta

biaya yang dimiliki. Sebagian besar dari mereka membuang air limbah (dapur) ke saluran

terbuka yaitu sebanyak 163 rumah (55,3%), sebanyak 71 rumah (24,1%) ke lubang galian, dan

39 rumah (13,2%) ke jalan/halaman/kebun. Tingginya tempat buangan limbah ke saluran

terbuka akan menimbulkan genangan yang nantinya mungkin akan mempengaruhi kualitas

sanitasi yang lain seperti sumur.

Tabel 3.7
Tempat pembuangan akhir air limbah dari kamar mandi di Dusun KM 21

TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR LIMBAH RUMAH


TANGGA ( KAMAR MANDI )
Jumlah Persentase
Ke sungai,kanal,empang/kolam,selokan 19 6,4%
Ke jalan, halaman, kebun 39 13,2%
Saluran terbuka 163 55,3%
Saluran tertutup 4 1,4 %
Lubang galian 65 22,0%
Pipa saluran pembuangan kotoran 4 1,4%
Pipa IPAL Sanimas - -

Tempat pembuangan akhir limbah rumah tangga (Kamar Mandi) masyarakat Dusun

KM 21 bermacam-macam, biasanya mereka menyesuaikan luas lahan yang dimiliki, relief lahan,

serta biaya yang dimiliki. Sebagian besar dari mereka membuang air limbah (kamar mandi) ke

saluran terbuka yaitu sebanyak 163 rumah (55,3%), sebanyak 65 rumah (22,0%) ke lubang

galian, dan 39 rumah (13,2%) ke jalan/halaman/kebun. Tingginya tempat buangan limbah ke

saluran terbuka akan menimbulkan genangan yang nantinya mungkin akan mempengaruhi

kualitas sanitasi yang lain seperti sumur.

Tabel 3.8
Tempat pembuangan akhir air limbah dari cuci pakaian di Dusun KM 21

TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR LIMBAH RUMAH


TANGGA ( CUCI PAKAIAN )
Jumlah Persentase
Ke sungai,kanal,empang/kolam,selokan 18 6,1%
Ke jalan, halaman, kebun 40 13,6%
Saluran terbuka 162 54,9%
Saluran tertutup 4 1,4 %
Lubang galian 66 22,4%
Pipa saluran pembuangan kotoran 4 1,4%
Pipa IPAL Sanimas - -

Tempat pembuangan akhir limbah rumah tangga (Cuci Pakaian) masyarakat Dusun

KM 21 bermacam-macam, biasanya mereka menyesuaikan luas lahan yang dimiliki, relief lahan,

serta biaya yang dimiliki. Sebagian besar dari mereka membuang air limbah (cuci pakaian) ke

saluran terbuka yaitu sebanyak 162 rumah (54,9%), sebanyak 66 rumah (22,4%) ke lubang

galian, dan 40 rumah (13,6%) ke jalan/halaman/kebun. Tingginya tempat buangan limbah ke


saluran terbuka akan menimbulkan genangan yang nantinya mungkin akan mempengaruhi

kualitas sanitasi yang lain seperti sumur.

Tabel 3.9
Tempat pembuangan akhir air limbah dari wastafel di Dusun KM 21

TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR LIMBAH RUMAH


TANGGA ( WASTAFEL)
Jumlah Persentase
Ke sungai,kanal,empang/kolam,selokan 3 1,0 %
Ke jalan, halaman, kebun 17 5,8 %
Saluran terbuka 81 27,5 %
Saluran tertutup 3 1,0 %
Lubang galian 32 10,8%
Pipa saluran pembuangan kotoran 2 0,7 %
Pipa IPAL Sanimas - -

Tempat pembuangan akhir limbah rumah tangga (wastafel) masyarakat Dusun KM 21

bermacam-macam, biasanya mereka menyesuaikan luas lahan yang dimiliki, relief lahan, serta

biaya yang dimiliki. Sebagian besar dari mereka membuang air limbah (wastafel) ke saluran

terbuka yaitu sebanyak 81 rumah (27,5 %), sebanyak 32 rumah (10,8 %) ke lubang galian, dan

17 rumah (5,8 %) ke jalan/halaman/kebun. Tingginya tempat buangan limbah ke saluran terbuka

akan menimbulkan genangan yang nantinya mungkin akan mempengaruhi kualitas sanitasi yang

lain seperti sumur.

g) Jenis sarana penyediaan air bersih dan air minum

Tabel 3.10
Jenis sarana penyediaan air minum di Dusun KM 21

JENIS SARANA PENYEDIAAN AIR MINUM


Air Minum
Minum Masak
Air botol kemasan 3 1,0% 1 0,3%
Air isi ulang 39 13,2% 1 0,3%
Air ledeng dari PDAM - - - -
Air dari hidran umum - - - -
Air dari kran umum - - - -
Air dari sumur bor dengan 15 5,1 % 18 6,1%
pompa
Air dari sumur gali 80 27,1 % 88 29,8%
terlindungi
Air dari sumur gali tidak 162 54,9 % 188 63,7%
terlindungi
Air dari mata air terlindungi - - - -
Air dari mata air tidak - - - -
terlindungi
Air hujan - - - -
Air sungai - - - -
Air waduk - - - -

Dalam pemenuhan kebutuhan akan air minum, masyarakat Dusun KM 21

memperolehnya dari air botol kemasan, air isi ulang, air ledeng dan PDAM, air dari hidran

umum, air dari kran umum, air dari sumur gali terlindungi, air dari sumur gali tidak terlindungi,

air dari mata air terlindungi, air dari mata air tidak terlindungi, air hujan, air sungai dan air

waduk. Jenis sarana penyediaan air minum penduduk Dusun KM 21 rata-rata berasal dari air

sumur gali yang tidak terlindungi dengan jumlah pemakai untuk minum sebanyak 162 rumah

(54,9%) dan untuk masak 188 rumah (63,7%).

Tabel 3.11
Jenis sarana penyediaan air bersih di Dusun KM 21

JENIS SARANA PENYEDIAAN AIR BERSIH


Air Bersih
Cuci Piring dan
Gosok Gigi
Gelas
Air botol kemasan 1 0,3% 1 0,3%
Air isi ulang - - - -
Air ledeng dari PDAM - - - -
Air dari hidran umum - - - -
Air dari kran umum - - - -
Air dari sumur bor dengan 15 5,1 % 17 5,8%
pompa
Air dari sumur gali 84 28,5 % 88 29,8%
terlindungi
Air dari sumur gali tidak 176 59,7% 189 64,1%
terlindungi
Air dari mata air terlindungi - - - -
Air dari mata air tidak 1 0,3% - -
terlindungi
Air hujan - - - -
Air sungai - - - -
Air waduk - - - -

Dalam pemenuhan kebutuhan akan air bersih, masyarakat Dusun KM 21

memperolehnya dari air botol kemasan, air isi ulang, air ledeng dan PDAM, air dari hidran

umum, air dari kran umum, air dari sumur gali terlindungi, air dari sumur gali tidak terlindungi,

air dari mata air terlindungi, air dari mata air tidak terlindungi, air hujan, air sungai dan air

waduk. Jenis sarana penyediaan air minum penduduk Dusun KM 21 rata-rata berasal dari air

sumur gali yang tidak terlindungi dengan jumlah pemakai untuk mencuci piring dan gelas

sebanyak 176 rumah (59,7%) dan untuk menggosok gigi 189 rumah (64,1%).

h) Kualitas air bersih

Tabel 3.12
Tingkat Kepuasan Kualitas air bersih di Dusun Tri Jaya

TINGKAT KEPUASAN DENGAN KUALITAS AIR


Jumlah Persentase
Ya 256 86,8%
Tidak 36 12,2%
Total 292 99,0%

Setelah dilakukan survey tingkat kepuasan kualitas air bersih dari 295 sampel rumah ,

diperoleh sejumlah 256 rumah (86,8%) puas dengan kualitas air bersih yang telah ada dan 36

rumah (12,2%) belum puas dengan kualitas air bersih yang ada. Kualitas air sumur yang mereka

gunakan diantaranya ada yang berwarna bening kecoklatan, inilah faktor yang mempengaruhi

ketidakpuasan masyarakat terhadap sumur gali yang mereka miliki.

i) Cara mengolah air minum


Tabel 3.13
Cara mengolah air minum di Dusun Tri Jaya

CARA MENGOLAH AIR MINUM


Jumlah Persentase
Direbus 280 94,9%
Ditambahkan kaporit 3 1,0%
Filter keramik 4 1,4%
Lainnya sebutkan 6 2,0%
Tidak tahu 1 0,3%
Total 294 99,7%

Cara pengolahan air minum yang dilakukan warga Dusun Tri Jaya, sebesar 280

rumah (94,9%) merebus air minumnya. Terdapat 3 rumah (1,0%) mengolah air minum dengan

cara menambahkan kaporit, dan yang menggunakan galon (lainnya) sebeanyak 6 rumah (2,0%).

Kebanyakan warga yang merebus air minumnya adalah air yang berasal dari sumur gali,

sementara jika mereka memperoleh air minum dengan membeli dari galon isi ulang maka air

tidak direbus dan langsung dikonsumsi.

j) Cara pengelolaan sampah rumah tangga

Tabel 3.14
pengelolaan sampah rumah tangga di Dusun Tri Jaya

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA


Jumlah Persentase
Dikumpulkan oleh kolektor informal yang
mendaur ulang 2 0,7%
Dibakar 278 94,2%
Dibuang ke dalam lubang dan ditutup 2 0,7%
dengan tanah
Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak
ditutup dengan tanah 4 1,4%
Dibuang ke sungai/kali/laut/danau 2 0,7%
Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan
dibiarkan membusuk 4 1,4%
Total 294 99,7%

Sampah-sampah yang di hasilkan oleh masyarakat baik organik maupun anorganik

hampir seluruhnya dibakar tanpa mengalami proses pemilahan dengan jumlah 278 rumah, ada

yang hanya dibuang ke sungai yaitu sebanyak 2 rumah, ada 4 rumah yang membawa sampah

mereka ke lahan kosong, kebun atau di biarkan membusuk begitu saja agar menjadi pupuk

(sampah organik), namun ada juga salah satu dari mereka yang sampahnya di kumpulkan

kolektor informal untuk dijadikan kerajinan (biasanya di buat bunga plastik dan lain-lain).

k) Kepemilikan kotak sampah sementara

Tabel 3.15
Kepemilikan kotak sampah sementara di Dusun Tri Jaya

KEPEMILIKAN KOTAK SAMPAH SEMENTARA


Jumlah Persentase
Kantong plastik tertutup 6 2,0%
Kantong plastik terbuka 127 43,1%
Keranjang sampah terbuka 89 30,2%
Keranjang sampah tertutup 4 1,4%
Lainnya 9 3,1%
Tidak ada 56 19,0%

Penampung sampah di Dusun KM 21 masih menggunakan kantong plastik terbuka

dengan jumlah 127 rumah (43,1%) sedangkan yang menggunakan kantong plastik tertutup ada 6

rumah (2,0%) yang pada akhirnya sampah–sampah tersebut biasanya akan di buang ke lubang

galian untuk kemudian dibakar. Selain itu dapat dikatakan belum memadai dan belum memenuhi

syarat kesehatan karena banyak dari warganya yang masih menggunakan keranjang sampah
terbuka yaitu sebesar 89 rumah (30,2%) dan yang menggunakan keranjang sampah tertutup yaitu

sebesar 4 (1,4%).

l) Perilaku CPTS (Cuci Tangan Pakai Sabun) di Dusun Tri Jaya

Tabel 3.16
Perilaku CTPS di Dusun Tri Jaya

Waktu CTPS Jumlah Persentase

Ya Tidak Ya Tidak

Sebelum ke Toilet 10 284 3,4% 96,3%

Setelah menceboki anak 43 251 14,6% 85,1%

Setelah BAB 184 110 62,4% 37,4%

Sebelum makan 190 104 64,6% 35,3%

Setelah makan 186 108 63,1% 36,6%

Setelah menyuapi anak 28 266 9,5% 90,2%

Sebelum menyiapkan makanan 61 233 20,7% 79,0%

Setelah memegang hewan 41 253 13,9% 85,8%

Sebelum sholat 39 255 13,2% 86,4%

Dari tabel di atas diketahui bahwa perilaku CTPS masih terbilang rendah bahkan

setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan yaitu sebanyak 251 rumah (85,1%)

dan 233 rumah (79,0%) tidak melakukan CTPS, dan di waktu-waktu yang lainpun persentase

“tidak” dapat lebih tinggi dari persentase “ya”

m) Kejadian diare di Dusun Tri Jaya

Tabel 3.17
Kejadian diare di Dusun Tri Jaya
ANGGOTA KELUARGA YANG DIARE
Jumlah Persentase
Anak-anak balita 20 6.8%
Anak-anak non balita 6 2.0%
Anak remaja laki-laki 4 1.4%
Anak remaja perempuan 6 2.0%
Orang dewasa laki-laki 9 3.1%
Orang dewasa perempuan 11 3.7%
Total 287 97.3%

Angka kejadian Diare di Dusun KM 21 termasuk tinggi, dan usia paling banyak

terkena diare adalah balita sebanyak 20 anak. Balita dengan imunitas yang rendah akan sangat

rentan dengan penyakit apapun termasuk diare.

n) Hubungan Kepemilikan Jamban dan SPAL terhadap Kejadian Diare

Tabel 3.18
Hubungan kepemilikan jamban pribadi dan SPAL terhadap kejadian diare
di Dusun Tri Jaya

HUBUNGAN JAMBAN DAN SPAL DENGAN DIARE


Kepemilikan Jamban Ya Dari jumlah rumah yang mempunyai jamban
Pribadi pribadi, 24,4 % terkena penyakit diare
Tidak Dari jumlah rumah yang tidak mempunyai
jamban pribadi, 19,1% terkena penyakit diare
Ya Dari jumlah rumah yang mempunyai SPAL,
25,3% terkena penyakit diare
Kepemilikan SPAL
Tidak Dari jumlah rumah yang tidak mempunyai
SPAL, 19,7% terkena penyakit diare
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa sebesar 19,1 %

rumah yang tidak memiliki jamban pribadi terkena penyakit diare. Untuk kepemilikan Saluran

Pembuangan Air Limbah (SPAL), sebesar 19,7 % rumah tidak mempunyai Saluran Pembuangan

Air Limbah (SPAL) terkena penyakit diare. Kepemilikan jamban pribadi dan Saluran

Pembuangan Air Limbah (SPAL) ini berpotensi mengakibatkan kejadian diare.

o) Hubungan jarak septictank dengan sumber air terhadap kejadian diare

Tabel 3.19
Hubungan jarak septictank dengan sumber air terhadap kejadian diare
di Dusun Tri Jaya

HUBUNGAN JARAK SEPTICTANK DENGAN SUMBER AIR


TERHADAP DIARE
Jarak septictank < 10 m Dari jumlah rumah yang mempunyai jarak
dengan sumber air septictank dengan sumber air <10 m, 25,1%
atau sumur terkena penyakit diare
>10 m Dari jumlah rumah yang mempunyai jarak
septictank dengan sumber air >10 m, 24 %
terkena penyakit diare

Jarak tangki septic dengan sumber air berhubungan dengan penyakit diare yaitu untuk

jarak tangki septic kurang dari 10 meter lebih berpotensi mengakibatkan penyakit diare yaitu

25,1% dibandingkan dengan jarak tangki septic lebih dari 10 meter dari sumber air yaitu 24%.

Hasil tersebut sesuai dengan rekomendasi dari Dinas terkait bahwa standar jarak antara

septictank dengan sumber air atau sumur minimal 10 m.

p) Hubungan perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan kejadian diaredi Dusun

Tri Jaya

Tabel 3.20
Hubungan perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan kejadian diare
di Dusun Tri Jaya

HUBUNGAN PERILAKU CTPS DENGAN DIARE


Tidak berperilaku CTPS Kejadian Diare
Sebelum ke toilet 24,4%
Setelah menceboki anak 23,6%
Setelah BAB 20,8%
Sebelum makan 23,1%
Setelah makan 20,4%
Setelah menyuapi anak 23,6%
Sebelum menyiapkan makanan 21,9%
Setelah memegang hewan 24,9%
Sebelum sholat 23,9%

Jika dihubungkan perilaku tidak cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare maka

tidak mencuci tangan pakai sabun saat setelah memegang hewan merupakan penyebab tertinggi

terjadinya diare dengan jumlah mencapai 24,9%, sebelum ke toilet 24,4%, sebelum sholat

23,9%, setelah menyuapi anak dan setelah menceboki anak 23,6%, sebelum makan 23,1%,

sebelum menyiapkan makanan 21,9%, setelah BAB 20,8%, dan setelah makan 20,4%. Ternyata

kebiasaan tidak mencuci tangan pakai sabun berpengaruh terhadap terjadinya kejadian diare di

Dusun Tri Jaya.

2. Masalah Kesehatan Lingkungan di Dusun Tri Jaya

a) Rendahnya angka kepemilikan jamban sehat

b) Rendahnya kepemilikan SPAL memenuhi syarat

c) Tingginya angka sumur tidak terlindungi

d) Tingginya angka pengelolaan sampah tidak memenuhi syarat

e) Rendahnya kebiasaan perilaku CTPS setiap hari

3. Penentuan Tingkatan Prioritas Masalah di Dusun Tri Jaya

Berdasarkan analisis data yang diperoleh, penentuan tingkatan prioritas masalah

dilakukan metode dengan menggunakan metode matematik, sebagai berikut :

Tabel 3.21
Penentuan Prioritas Masalah Dengan Metode Matematik
Masalah Besarnya Dampaknya Tersedianya Kebijakan kemampuau Final
Masalah Masalah teknologi pemerintah untuk Score
untuk sembuh
mengatasi
masalah
Jamban 5 5 5 4 5 24
SPAL 4 3 3 3 3 17
Sarana Air 4 4 4 2 3 17
Bersih
Pengelolaan 3 2 2 2 4 13
sampah
CTPS 3 2 2 2 4 13

Dari tabel di atas diketahui bahwa prioritas utama masalah adalah jamban, yang ke-

dua yaitu SPAL , lalu sarana air bersih, pengelolaan sampah dan CTPS yang rendah. Dan pada

MMD telah disepakati pula masalah utama di Dusun KM 21 yaitu jamban sehat yang masih

rendah dan perlu pemecahan masalah untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan lingkungan

itu.

B. Rancangan Kegiatan Program Pemecahan Masalah

1. Pembangunan Jamban Sehat dan Sederhana

Berdasarkan hasil kegiatan MMD yang telah dilakukan pada tanggal 03 Mei 2016 di

Masjid Nurul Huda yang dihadiri oleh Kepala Dusun, Para Kaur, Kader Santasi, dan Ketua RT di

dapatkan prioritas masalah yaitu jamban sehat. Untuk menurunkan tingkat penggunaan jamban

yang belum memenuhi standar kesehatan, maka dilakukan program pembangunan jamban sehat

dan sederhana.

Kegiatan ini telah dilakukan di 4 RT yang ada di Dusun Tri Jaya. Pembangunan jamban

sehat dan sederhana dilakukan di lingkungan RT 2 dan RT 4 sebagai percontohan. Hasil kegiatan

MMD dan didapat prioritas masalah tentang jamban sehat maka disepakati bahwa mahasiswa

hanya memberikan ilmu yang berkaitan dengan jamban sehat dan masyarakat sendiri yang
mengembangkan supaya jamban sehat dan sederhana tersebut terbangun dan siap digunakan.

Jumlah lingkungan per RT yang siap membangun atau membuat jamban sehat dan sederhana

yang ada di Dusun KM 21 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.22
Data Kesiapan Warga Trijaya Membuat Jamban
No Nama RT Sebelumnya Keterangan Beli
Bowl
1 Solikin 02 Cemplung Sudah Selesai √
2 Peno 02 Cemplung Sudah Selesai √
3 Soim 02 Cemplung
4 Yatno 02 Cemplung Sudah Selesai √
5 Warsito 02 Cemplung
6 Mbah Saidi 02 Cemplung
7 Daryanto 02 Cemplung Bowl+Lubang √
8 Supriono 02 Cemplung Bowl+Lubang √

9 Yusuf 03 Plengsengan Bowl+Lubang (tinggal


pasang bowl)
10 Marlan 03 Plengsengan Sudah Selesai
11 Ribut 03 Cemplung Bowl+Lubang (semen √
belum ada)
12 Keswanto 03 Cemplung
13 Paijan 03 Cemplung +Lubang
14 Murtoyo 03 Cemplung +Lubang
15 Padiman 03 Cemplung +Lubang
16 Sugito 03 Cemplung Mengharapkan Bantuan
Mbah Mengharapkan Bantuan
17 03 Cemplung
Karsem
18 Sutris 04 Cemplung Sudah Selesai √
19 Supriono 04 Cemplung
20 Tariah 04 Cemplung Bowl+Lubang √
21 Kemi 04 Plengsengan Sudah Selesai √
22 Parto 04 Cemplung Sudah Selesai √
23 Suroto 04 Cemplung Lubang+Bowl (belum ada √
semen)
24 Paeran 04 Cemplung Sudah Selesai √
25 Misgianto 04 Cemplung Sudah Selesai √
26 Mujiono 04 Cemplung
27 Winoto 04 Cemplung
28 Suadi 04 Cemplung Sudah Selesai √
29 Mbah Ratin 04 Cemplung Sudah Selesai √
30 Suarno 04 Cemplung Sudah Selesai √
31 Ponimin 04 Tidak Punya +bowl (tinggal lubang)
32 Darmojo 04 Tidak Punya
33 Nyoman 04 Cemplung +bowl (tinggal lubang) √
34 Mahfud 06 Cemplung Proses Pembuatan √
35 Kaswanto 06 Cemplung Bowl+Lubang √
36 Daryono 06 Cemplung Bowl+Lubang (buat sendiri)
37 Heri 04 Cemplung Bowl+Lubang √
38 Randimin 04 Cemplung Bowl+Lubang √
2. Penyuluhan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Kegiatan STBM telah dilakukan disetiap RT, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.23
Daftar Penyuluhan Yang Telah Dilakukan

No Materi Tgl Program Kerja Penyuluh


1 CTPS 29-04-16 Kesling School (RT04) Ida, Julia, Amar
2 PSN 30-04-16 Kesling School (RT04) Ida, Julia, Amar
3 CTPS 01-05-16 Kesling School (RT03) Ari, Mustika, Riyan
4 PSN 02-05-16 Kesling School (RT03) Ari, Mustika, Riyan
5 CTPS 07-05-16 Kesling School (RT05) Winda, Tutut, Gita
6 PSN 08-05-16 Kesling School (RT05) Winda, Tutut, Gita
7 CTPS 07-05-16 Kesling School (RT06) Ikke, Sherly
8 PSN 08-05-16 Kesling School (RT06) Ikke, Sherly
9 CTPS 07-05-16 Kesling School (RT01) Dwi setyo, andini, Tomi
10 PSN 08-05-16 Kesling School (RT01) Dwi setyo, andini, Tomi
11 CTPS 07-05-16 Kesling School (RT02) Tyas, Didi, Okti
12 PSN 08-05-16 Kesling School (RT02) Tyas, Didi, Okti
13 HYGIENE SANITASI 14-05-16 Kesling School (RT04) Ida, Julia, Amar
14 DIARE 15-05-16 Kesling School (RT04) Ida, Julia, Amar
15 HYGIENE SANITASI 14-05-16 Kesling School (RT05) Winda, Tutut, Gita
16 DIARE 15-05-16 Kesling School (RT05) Winda, Tutut, Gita
17 HYGIENE SANITASI 14-05-16 Kesling School (RT06) Ikke, Sherly
18 DIARE 15-05-16 Kesling School (RT06) Ikke, Sherly

1. Senam Minggu

Kegiatan ini telah dilakukan pada setiap hari Minggu pada tanggal 01 dan 08 Mei 2016.

Senam ini diikuti oleh ibu-ibu Dusun KM 21 dan Mahasiswa Poltekkes Tanjungkarang. Senam

Minggu adalah sebagai penerapan level pertama dari 5 level pencegahan yaitu promosi

kesehatan dengan tujuan membangun kebiasaan hidup yang sehat dengan berolahraga.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan PKN di Desa Wiyono , maka disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil survei yang telah di lakukan pada tanggal 26 April dan 28 April 2017

di wilayah Dusun KM 21 ada beberapa masalah kesehatan lingkungan diantaranya


kepemilikan jamban yang mempengaruhi kebiasaan buang air sembarangan, rendahnya

kepemilikan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), rendahnya sarana air bersih

tidak memenuhi syarat, pengeloaan sampah tidak memenuhi syarat dan kebiasaan Cuci

tangan pakai sabun yang masih terbilang rendah.

2. Prioritas masalah kesehatan lingkungan di Dusun KM 21 adalah kepemilikan jamban

sehat.

3. Dalam menentukan alternatif pemecahan maslah kesehatan lingkungan di Dusun KM

21 pada hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), masyarakat sepakat untuk

membuat jamban percontohan di RT 2 dan 4 di Dusun KM 21 dengan jumlah

keseluruhan sebanyak 6 RT.

4. Kegiatan lain untuk alternatif pemecahan masalah kesehatan lingkungan dibidang

kesehatan lingkungan selain jamban adalah penyuluhan promosi kesehatan dengan

media leafet di masyarakat. Kegiatan tindak lanjut di program pembangunan jamban

percontohan sebagai langkah pemecahan masalah kesehatan lingkungan di Dusun KM

21 di lakukan pada tanggal 09 Mei 2016 sampai tanggal 17 Mei 2016. Kegiatan tersebut

ditujukan untuk memicu masyarakat untuk memperbaiki jamban mereka sesuai dengan

syarat kesehatan dan mengikutsertakan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan

lingkungan di wilayah Dusun Tri Jaya.

B. Saran

1. Fasilitas sanitasi di Dusun KM 21 sebaiknya lebih ditingkatkan lagi diantaranya

kepemilikan jamban sehingga kebiasaan masyarakat untuk buang air besar sembarangan

dapat berkurang dan jarak septictank minimal 10 meter, selain itu sebaiknya untuk

Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) masyarakat dapat menggunakan paralon atau
saluran pembuangan air limbah yang tertutup sehingga air buangan yag dihasilkan tidak

mencemari lingkungan, menjadikan sampah oraganik sebagai kompos dan sampah

anorganik bernilai ekonomis, serta membiasakan diri untuk mencuci tangan pakai

sabun.

2. Meningkatakan pembuatan jamban leher angsa dengan biaya seminimal mungkin

seperti yang telah di contohkan, agar program yang telah di setujui saat MMD dapat

terus berkembang.

3. Memberi penutup pada WC cemplung jika belum mampu membangun WC leher angsa

untuk meminimalisasi bau yang di hasilkan.

4. Warga Dusun KM 21 mampu melanjutkan Program pembangunan jamban yang sehat

dan sederhana dan orang-orang yang ditunjuk dalam kelembagaan kesehatan

lingkungan Dusun KM 21 dapat menjalankan amanahnya dengan baik dan bertanggung

jawab.

Anda mungkin juga menyukai