Bahan Bakar Gas (BBG) adalah gas bumi yang telah
dimurnikan dan aman, bersih andal, murah, dipakai sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Komposisi BBG sebagian besar terdiri dari gas metana ( CH4) dan etana (C2H6) lebih kurang 90% dan selebihnya adalah gas propana (C3H8), butana (C4H10), pentana (C5H10), nitrogen dan karbon dioksida.
BBG lebih ringan daripada udara dengan berat jenis
sekitar 0,6036 dan mempunyai nilai oktan 120. Bahan bakar gas= campuran atau tunggal senyawa yang mengandung C dan H, dari C0-C4, misal: CH4, C2H6, C2H4, C2H2, CO, H2, C3H8, C4H10. Komponen yang dapat terbakar, yaitu komponen yang mengandung: C, H, S, yaitu unsur-unsur yang bila terbakar membentuk gas, disebut sebagai “bahan dapat terbakar yang membentuk gas” atau “BTG” atau “VCM”. Reaksinya: C + O2 ¾¾® CO2 / CO H + O2 ¾¾® H2O S + O2 ¾¾® SO2 / SO3
Komponen yang bila terbakar tidak membentuk gas, yaitu “karbon
tetap” atau “KT” atau “FC” (fixed carbon). - Komponen yang tidak dapat terbakar, yaitu O, N, bahan mineral atau abu dan H2O. Berikut adalah daftar jenis-jenis bahan bakar gas: Bahan bakar yang secara alami didapatkan dari alam: - Gas alam - Metan dari penambangan batubara Bahan bakar gas yang terbuat dari bahan bakar padat - Gas yang terbentuk dari batubara - Gas yang terbentuk dari limbah dan biomasa - Dari proses industri lainnya (gas blast furnace Gas yang terbuat dari minyak bumi - Gas Petroleum cair (LPG) - Gas hasil penyulingan - Gas dari gasifikasi minyak Gas-gas dari proses fermentasi beberapa keuntungan Bahan Bakar Gas
: Lebih ekonomis Mengurangi biaya pemeliharaan mesin Aman didalam penggunaanya Memberikan pembakaran yang bersih Mengurangi polusi udara Sudah dapat diproduksi di dalam negeri BBG
BBG memiliki beberapa keunggulan terhadap BBM,
antara lain karena cadangan gas bumi relatif masih cukup besar dan biaya pengadaannya lebih murah dari BBM. Kendaraan yang menggunakan BBG akan memperpanjang usia pemakaian minyak pelumas, mesin dan busi, ramah lingkungan dan aman bagi pemakai. Konsumsi BBM untuk sektor transportasi adalah yang paling dominan (mencapai 52%) dibandingkan untuk industri (19%), listrik (7%) dan rumah tangga (22%). Jadi substitusi BBM dengan BBG akan mengurangi konsumsi BBM secara signifikan. BBG BBG
Beberapa penyebab kelambanan pengembangan dan
pemasyarakatan BBG antara lain: ·Dari sisi produsen. Harga jual BBG lebih rendah dari biaya pengadaannya sehingga produsen enggan mengembangkan usaha ini. Apabila harga jual BBG dinaikan akan makin sulit bersaing dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang harganya disubsidi. ·Dari sisi konsumen. Conversion kit dari BBM ke BBG dirasakan terlalu mahal, SPBG sulit diperoleh dan masyarakat sudah terbiasa menggunakan bahan bakarcair. Company LOGO