kulit superfisial (stratum korneum), ditandai dengan adanya makula eritematosa, hingga kecoklatan, berbatas tegas, didaerah lipatan, atau berbentuk fissura dengan maserasi putih di sela sela jari. Infeksi ini umumnya ditemukan didaerah lipatan lipatan yang tertutup ( inguinal, aksila, lipatan intergluteal, infra-mammae, umbilikus, dan sela –sela jari). Agen penyebab eritrasma adalah Corynebacterium minutissimum. Bakteri ini adalah bakteri gram positif (difteroid). Bakteri ini tidak membentuk spora dan merupakan basil yang bersifat aerob atau anaerob yang fakultatif. Corynebacterium minitussismum merupakan flora normal di kulit yang dapat menyebabkan infeksi epidermal superfisial pada keadaan- keadaan tertentu.
Faktor predisposisi adalah iklim lembab dan
hangat, higienis yang buruk, obesitas, DM, usia lanjut dan keadaan immunosupresi. Pada pemeriksaan Fisik, dapat ditemukan lesi berupa makula eritematos hingga coklat, berbatas tegas dengan skuama halus diatasnya. Lesi biasanya bersifat asimptomatik, kecuali didaerah selangkangan, yang bisa terasa gatal dan menyengat. Pemeriksaan pembantu terdiri atas pemeriksaan dengan lampu Wood Pada pemeriksaan dengan lampu Wood, lesi terlihat berfluoresensi merah membara (coral- red ). Fluoresensi ini terlihat karena adanya porfirin. Pemeriksaan mikroskopik langsung dengan pewarnaan gram menunjukkan banyak bakteri batang pendek Gram (+) di stratum korneum. Untuk eritrasma yang terlokalisir, khususnya sela sela jari kaki, sabun dan gel benzoil peroksida 5% merupakan terapi yang efektif pada sebagian kasus. Klindamisin atau eritromisin (solusio 2 %) atau krim azol, merupakan beberapa pilihan agen topikal yang efektif. Untuk eritrasma yang luas, eritromisin oral merupakan terapi yang efektif. Eritromisin 4 x 250 mg diberikan selama satu minggu. Klaritromisin 1 gram dosis tunggal juga dapat digunakan. Penyakit ini dapat bersifat asimptomatik selama bertahun tahun, atau dapat juga dapat terjadi eksaserbasi periodik.