Anda di halaman 1dari 9

Analisis Kasus Ratu Atut

Pengadaan Alkes

Kelompok 3 :
Duwik Rukayanti
Haris Muslim Al-Choir
Larassati
1. Faktor Penyebab Korupsi
Ratu Atut melakukan korupsi karena ingin memperkaya
diri sendiri atau orang lain. Dengan merugikan uang
negara sebesar Rp. 79,79 miliar.
2. Perspektif Agama
Dalam agama Islam khususnya Indonesia ulama dari
kalangan NU menegaskan bahwa korupsi adalah
kemungkaran yang sangat besar. Korupsi yang sudah
dilakukan Ratu Atut tidak seharusnya dilakukan karena
Ratu Atut seorang wanita yang harusnya mencotohkan
anak-anaknya bagaimana menjalankan amanah atau
tanggung jawab sebagai seorang pemimpin.
3. Perspektif Sosial
Masyarakat dan keluarga Ratu Atut turut andil dalam
terjadinya kasus korupsi Alkes di Banten. Dalam kasus ratu
Atut ini kita dapat melihat adanya oligarki yang berupa
sebuah dinasti politik pemerintahan di kota Banten. Ratu
Atut berperan sebagai seorang ratu yang mencengkram
akar politik dinasti di Banten dengan menggunakan partai
Golkar sebagai kendaraan politiknya.
4. Perspektif Budaya
Jika korupsi dilihat dari sudut pandang budaya, maka
korupsi memiliki tradisi atau kebudayaan. Kasus Korupsi
Ratu Atut yang telah korupsi pengadaan alkes rumah sakit
rujukan pemerintah provinsi Banten yang masuk dalam
APBD bersama kerabat nya.
Korupsi yang dilakukan Ratu Atut seperti budaya
dalam dunia politik, sehingga kerabatnya yang
menjadi pejabat atau pemerintah Ikut dalam korupsi
pengadaan alkes di Banten.
5. Perspektif Ekonomi
Ratu Atut melanggar hukum, telah menyalahgunakan
kewenangan atau kesempatan atau sarana yang ada
padanya jabatan atau kedudukan sehingga dapat
merugikan keuangan dan perekonomian negara dan
memperkaya diri sendiri, orang lain atau korporasi.
Perekonomian negara dan masyarakat menjadi
terganggu dan bermasalah.
6. Perspektif politik
Ratu Atut korupsi tidak sendiri melainkan bersama -
sama yang merugikan negara. Terdakwa Ratu Atut
Chosiyah sebesar Rp. 3, 859 miliar, menguntungkan
orang lain yaitu Tubagus Chaeri Wardhana Chasan
sebesar Rp.50, 083 miliar, Yuni Astuti Rp.23,396
miliar, Djadja Buddy Suhardjo Rp. 590 juta, Ajat
Akhmad Putra Rp. 345 juta, Rano Karno sebesar
Rp.300 juta, Jana Sukawati Rp. 134 juta, Yogi Adi
Prabowo sebesar Rp. 76,5 juta, Tatan Supardi sebesar
Rp. 63 juta, Abdul Rohman sebesar Rp.60 juta, Ferga
Andriyana sebesar Rp.50 juta, Eki Jak Nuriman
sebesar Rp.20 juta, segera sebesar Rp15,5 juta, Aris
Budiman sebesar Rp.1,5 juta dan Sobran Rp.1 juta.
7. Dampak Masif Korupsi
a) Dampak Ekonomi
Dampak Ekonomi yang di akibatkan Ratu Atut korupsi yaitu
rendahnya kualitas barang dan jasa bagi publik, karena
ratu atut melakukan pengadaan alkes yang seharusnya di
setorkan ke rumah sakit yang ada di Banten malah di
korupsi untuk kepentingan nya sendiri. sehingga pelayanan
jasa rumah sakit untuk pasien atau masyarakat menjadi
menurun dan banyak pasien yang pengobatannya
tertunda.
b) Dampak Sosial dan Kemiskinan Masyarakat
Bagi masyarakat miskin, korupsi mengakibatkan dampak
yang luar biasa dan saling berkaitan satu sama lain, korupsi
yang di lakukan ratu Atut menyebabkan terbatasnya akses
bagi masyarakat miskin.
Korupsi yang membuat semua harga melambung
tinggi dan semakin tidak terjangkau oleh rakyat
miskin. Kondisi ini mengakibatkan rakyat miskin
semakin tidak bisa mendapatkan berbagai macam
akses seperti berobat ke rumah sakit. Karena mereka
lebih mendahulukan bahan pokok daripada berobat.
c) Dampak Birokrasi Pemerintahan
Korupsi yang sudah di lakukan ratu atut dampak
dalam birokrasi pemerintahan yaitu menghambat
negara melakukan pemerataan akses dan aset seperti
menghambat pemberian pelayanan kesehatan di
rumah sakit untuk masyarakat dan juga
memperlemah peran pemerintah dalam menjaga
stabilitas ekonomi dan politik.
d) Dampak terhadap Politik dan Demokrasi
Dari kasus ratu atut dampy terhadap Politik dan
demokrasi yaitu munculnya kepemimpinan yang
korup, hilangnya Kepercayaan publik pada demokrasi
karena terjadinya tindak pidana korupsi gubernur
Banten yaitu Ratu Atut.
e) Dampak terhadap Penegakan Hukum
Hilangnya kepercayaan masyarakat mengenai
pemerintahan yaitu ratu Atut sebagai gubernur
Banten, karena masyarakat takut jika pemimpin
selanjutnya melakukan korupsi lagi badan fungsi
pemerintahan mandul yang dapat menghambat
berjalannya fungsi pemerintahan.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai