Anda di halaman 1dari 20

Oleh: M. Zaini, SST.

FT
Siapa yang harus dirawat di ICU?
 Gejala gagal nafas (kritis pernafasan)
 Indikasi memerlukan alat bantu
pernafasan
 Tidak stabilnya pernafasan
 Kritis trauma capitis
 Kondisi yang memerlukan perawatan
intensif
Komplikasi rawat di ICU:
 Peningkatan resiko infeksi nosokomial dan
atelektasis
 Mechanic ventilasi pasien yang
memungkinkan terjadinya penurunan FRC
(fungsional reserve capacity) dan CL
(capacity lung), sehingga V/Q
(volume/cardiac output) tidak sebanding.
 Immobilisasi pada pasien dengan penyakit
kritis yang menderita muscle
deconditioning, penigkatan resiko DVT,
pressure sore
Problematik umum:
 Gangguan pernafasan
 Gangguan jantung dan sirkulasi
 Gangguan hormonal dan bufer
 Gangguan sistem saraf
 Kecerdasan menangkap perintah
 Gangguan perilaku
Penyebab gangguan pernafasan:
 Sistem neurologi yang terganggu
 Sangkar thorak
 Jalan nafas / obstruktif
 Pleura
 Perfusi / restriktif
 Sistem sirkulasi pulmonal
 Gabungan dari yang diatas
Tujuan fisioterapi pada ICU:
 Meningkatkan / mempertahankan:

A. Fungsi cardiopulmonary:
1. Positioning
2. Membuka jalan nafas
3. Oksigen terapi
4. Meningkatkan ventilasi
5. Fasilitasi dan stimulasi breathing
B. Fungsi muskuloskeletal
1. Joint function / movement
2. Performance kerja otot
3. Balance, coordination, komunikasi
4. Performance fisik (ambulation, ADL)
C. Fungsi neuromuskuler
1. Sensasi
2. Stimulasi
3. Inhibisi
Intervensi Fisioterapi
1. Posisioning.
2. Oksigen terapi
3. Stimulasi/ fasilitasi dan inhibisi Breathing.
4. Chest FT.
5. Inhalasi.
6. Suction
7. Bladder Training
8. Mobilisasi/ ambulasi
1. Positioning
 Kepala semi ekstensi rotasi.
 Supine half lying.
 Side left/Right lying.
 Prone lying.
 Elevasi tungkai.
 Shoulder eksorotasi, abduksi, fleksi dll
 Pemberian gulungan handuk dibawah
Th1-12. dsb.
 Ganti posisi tiap 2 jam
Positioning
Kondisi yang memerlukan perhatian khusus:
– Spinal cord injury
– Skeletal traction
– Acute brain injury
– Craniotomy without bone flap
– Fraktur ribs/flail
– Chest drains
 Positioning hubungannya bertujuan mengoptimalkan gravitasi dalam
tehnik fisioteapi dengan mengatur posisi tubuh.
 Positioning untuk pasien ICU harus dihubungkan dengan pengaruh/
tujuan fisiologis agar tranportasi oksigen optimal dan adanya
peningkatan ventilasi/ perfusi.
 Termasuk meningkatnya volume paru, kerja pernafasan/ jantung
minimal dan memudahkan pembersihan jalan nafas dengan
Pengaturan posisi.
 Contoh positioning dengan tujuan meningkatkan pembersihan jalan
nafas akibat mukus dengan bantuan gravitasi.
 Posisioning khusus pasien ICU,upright positioning untuk
meningkatkan volume paru dan menurunkan kerja pernafasan pasien
dengan menggunakan mekanik ventilas.
 Prone lying meningkatkan (V/Q) , memicu edema, dan meningkatnya
residual volume paru.
 Pasien dengan ARDS side lying akan mengaktifkan paru bagian atas
dan meningkatkan (V/Q). Termasuk pasien dengan unilateral lung
disease;
 Side lying efektif meningkatkan paru bagian atas dan membantu
membersihkan secret jalan nafas dengan acute lobar, atelectasis.
2. Oksigen therapy
Tujuan oksigen terapi:
1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat
pada jaringan
2. Untuk menurunkan kerja paru
3. Untuk menurunkan kerja jantung

Indikasi oksigen terapi:


1. Tidak sadar
2. Cyanosis
3. Hipovolemia
4. Perdarahan
5. Anemia berat
3. Stimulasi / Inhibisi Breathing
 Bernafas aktif lebih mudah
 Menelan
 Stimulasi kontraksi/rileksasi otot-otot
pernafasan
 Menghambat gerak nafas daerah
khusus (lokal breathing)
 Membantu ekspirasi
4. Chest Physiotherapy
a. Postural Drainage
b. Topotement / klepping
Tappotement merupakan manipulasi eksternal dari area toraks
yang berfungsi mobilisasi untuk membantu proses sekresi
dengan tepukan
c. Breathing
Breathing Exercise didesain untuk melatih otot otot pernapasan
dan mengembalikan distribusi ventilasi, membantu mengurangi
kerja otot pernafasan dan membetulkan pertukaran gas serta
oksigen yang menurun
d. Vibration
Vibration merupakan manipulasi eksternal dari area toraks yang
berfungsi mobilisasi untuk membantu proses sekresi dengan
berupa getaran yang dimanipulasi.
e. Coughing / hufing.
5. Inhalasi
a. Humidifikasi
b. Aerosol
c. Aroma therapy
6. Suction
Suction adalah suatu tindakan untuk
membersihkan jalan nafas dengan
memakai kateter penghisap melalui
nasotrakeal tube (NTT), orotrakeal tube
(OTT), traceostomy tube (TT) pada
saluran pernafasan bagian atas
7. Bladder Training
Dilakukan pada kateter yang terpasang
dengan peng-klaim-an setiap setengah
jam, 1 jam, 2 jam, 4 jam
8. Mobilisasi
a. Passive rilex movement (jenis latihan
gerak yang mendapat tenaga dari luar)

b. Latihan gerak aktif

c. Latihan duduk

d. Latihan berdiri berjalan

Anda mungkin juga menyukai