FT
Siapa yang harus dirawat di ICU?
Gejala gagal nafas (kritis pernafasan)
Indikasi memerlukan alat bantu
pernafasan
Tidak stabilnya pernafasan
Kritis trauma capitis
Kondisi yang memerlukan perawatan
intensif
Komplikasi rawat di ICU:
Peningkatan resiko infeksi nosokomial dan
atelektasis
Mechanic ventilasi pasien yang
memungkinkan terjadinya penurunan FRC
(fungsional reserve capacity) dan CL
(capacity lung), sehingga V/Q
(volume/cardiac output) tidak sebanding.
Immobilisasi pada pasien dengan penyakit
kritis yang menderita muscle
deconditioning, penigkatan resiko DVT,
pressure sore
Problematik umum:
Gangguan pernafasan
Gangguan jantung dan sirkulasi
Gangguan hormonal dan bufer
Gangguan sistem saraf
Kecerdasan menangkap perintah
Gangguan perilaku
Penyebab gangguan pernafasan:
Sistem neurologi yang terganggu
Sangkar thorak
Jalan nafas / obstruktif
Pleura
Perfusi / restriktif
Sistem sirkulasi pulmonal
Gabungan dari yang diatas
Tujuan fisioterapi pada ICU:
Meningkatkan / mempertahankan:
A. Fungsi cardiopulmonary:
1. Positioning
2. Membuka jalan nafas
3. Oksigen terapi
4. Meningkatkan ventilasi
5. Fasilitasi dan stimulasi breathing
B. Fungsi muskuloskeletal
1. Joint function / movement
2. Performance kerja otot
3. Balance, coordination, komunikasi
4. Performance fisik (ambulation, ADL)
C. Fungsi neuromuskuler
1. Sensasi
2. Stimulasi
3. Inhibisi
Intervensi Fisioterapi
1. Posisioning.
2. Oksigen terapi
3. Stimulasi/ fasilitasi dan inhibisi Breathing.
4. Chest FT.
5. Inhalasi.
6. Suction
7. Bladder Training
8. Mobilisasi/ ambulasi
1. Positioning
Kepala semi ekstensi rotasi.
Supine half lying.
Side left/Right lying.
Prone lying.
Elevasi tungkai.
Shoulder eksorotasi, abduksi, fleksi dll
Pemberian gulungan handuk dibawah
Th1-12. dsb.
Ganti posisi tiap 2 jam
Positioning
Kondisi yang memerlukan perhatian khusus:
– Spinal cord injury
– Skeletal traction
– Acute brain injury
– Craniotomy without bone flap
– Fraktur ribs/flail
– Chest drains
Positioning hubungannya bertujuan mengoptimalkan gravitasi dalam
tehnik fisioteapi dengan mengatur posisi tubuh.
Positioning untuk pasien ICU harus dihubungkan dengan pengaruh/
tujuan fisiologis agar tranportasi oksigen optimal dan adanya
peningkatan ventilasi/ perfusi.
Termasuk meningkatnya volume paru, kerja pernafasan/ jantung
minimal dan memudahkan pembersihan jalan nafas dengan
Pengaturan posisi.
Contoh positioning dengan tujuan meningkatkan pembersihan jalan
nafas akibat mukus dengan bantuan gravitasi.
Posisioning khusus pasien ICU,upright positioning untuk
meningkatkan volume paru dan menurunkan kerja pernafasan pasien
dengan menggunakan mekanik ventilas.
Prone lying meningkatkan (V/Q) , memicu edema, dan meningkatnya
residual volume paru.
Pasien dengan ARDS side lying akan mengaktifkan paru bagian atas
dan meningkatkan (V/Q). Termasuk pasien dengan unilateral lung
disease;
Side lying efektif meningkatkan paru bagian atas dan membantu
membersihkan secret jalan nafas dengan acute lobar, atelectasis.
2. Oksigen therapy
Tujuan oksigen terapi:
1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat
pada jaringan
2. Untuk menurunkan kerja paru
3. Untuk menurunkan kerja jantung
c. Latihan duduk