Anda di halaman 1dari 87

UK NEFROLOGI IDAI JAYA

ISK : Tumbuh dan berkembang biaknya kuman dalam


saluran kemih

 Baku emas diagnosis ISK:


kuman dalam jumlah bermakna dalam urin

 Pengambilan sampel kultur urin harus hati-hati


 mencegah kontaminasi oleh kuman periuretra
dan peripubik

 Bakteri kontaminasi berkembang dengan cepat


secara in vitro
Mengumpulkan sampel urin:

Pada bayi dan anak: sulit


- tidak kooperatif
- tidak dapat disuruh berkemih

Pada anak besar dan dewasa: mudah


 Sampel urin:
- Lebih baik urin segar pertama pagi hari
- Pindahkan ke media kultur 1 jam sejak urin diambil
- Bila tidak segera dikirim  simpan dalam suhu 0 -
40C: jumlah bakteri tidak berubah dalam 48 jam

 Hasil biakan urin:


- 3 sampai 7 hari
- Beberapa organisme perlu waktu lebih lama
untuk tumbuh  biakan urin beberapa hari
- Untuk diagnosis tuberkulosis: sampel urin
pagi hari dalam 3 hari

 Antibiotik dihentikan 72 jam sebelum pemeriksaan


Cara pengambilan sampel urin:

1. Urin pancar tengah = clean-catch midstream urine

2. Kantong plastik = plastic bag or weebag collector

3. Kateterisasi:
- kateter lurus = straight catheters
- kateter retensi = retention catheters

4. Aspirasi supra pubik = Suprapubic puncture or


aspiration
Faktor yang mempengaruhi biakan urin

• Penggunaan diuretik atau minum banyak 


mengencerkan urin  konsentrasi kuman lebih
rendah,  hasil kurang akurat

• Pemberian antibiotik atau vitamin C dosis tinggi

• Beberapa organisme butuh beberapa hari untuk


tumbuh

• Stadium penyakit: akurasi biakan urin pada stadium


dini infeksi < biakan setelah diagnosis
Tabel: Interpretasi hasil kultur
urin
Cara pengambilan Jumlah koloni Kemungkinan
urin ISK (%)
Aspirasi supra pubik Berapun jumlah 99
kuman patogen
Kateterisasi uretra > 50 x 103 cfu/ml 95

Urin pancar tengah > 105 cfu/ml 90 - 95

Ket.: cfu = coloni forming unit


Defenisi
Pengambilan sampel urin

untuk pemeriksaan urin

dengan cara memperoleh urin

di tengah-tengah berkemih
Keterbatasan:
• Sulit pada anak < 3 tahun  pada
anak > 3 tahun

• Mudah terkontaminasi
Alat dan bahan

 Kontainer steril lengkap dengan tutup


(Pada bayi diperlukan kontainer ekstra)

 Air atau air sabun

 Towelettes: kasa, kapas


Prosedur
1. Jelaskan kepada pasien atau orangtua tentang
prosedur tindakan, tujuan, risiko, dan komplikasi

2. Siapkan kontainer steril dan tempel tulisan identitas


pasien: nama, umur, kelamin, dan tanggal
pengambilan
(untuk menghindari kontaminasi jangan sentuh bagian
dalam)

3. Cuci tangan dengan bersih


4. Bersihkan genitalia:
 Pada laki-laki:
 Belum sunat:
- Tarik preputium dengan satu tangan
(preputium mengandung banyak bakteri).
Tindakan ini sulit pada bayi

- Tangan lain membersihkan (apus) glans penis


dengan usapan air atau air sabun.
Lakukan 2 kali

 Sudah disunat:
Bersihkan (apus) glans penis dengan usapan air
atau air sabun. Lakukan 2 kali
 Pada perempuan:

- Pisahkan kedua labja dengan satu tangan

- Tangan yang lain membersihkan (apus)


lekukan dalam vulva dengan air atau
air sabun dari arah depan ke belakang

- Kemudian bersihkan lagi bagian tengah labia


ke belakang hingga daerah perineum
5. Pegang kontainer
6. Biarkan pasien berkemih sedikit untuk membersihkan
uretra dari kontaminasi (Pada perempuan,
usahakan agar labia tetap terpisah)
7. Setelah urin pertama dikeluarkan, ambil sampel urin
kira-kira 30 ml di tengah-tengah berkemih (porsi
tengah) (yakinkan bahwa kontainer tidak kontak
dengan genitalia)
8. Setelah sampel cukup, tarik kontainer dari aliran urin
9. Tutup kontainer
10. Cuci tangan
11. Serahkan sampel ke petugas untuk segera dikirim ke
laboratorium
Menggunakan kantong plastik sekali pakai yang
mengandung materi pelekat

Kegunaan dan keterbatasan:


- lebih mudah untuk bayi dan anak kecil
- digunakan untuk tujuan skrining
- digunakan untuk kultur urin
- mudah terkontaminasi. Hasil dapat positif palsu
karena terkontaminasi dan nilai contamination
rate : 0-6%

Risiko: Iritasi lokal kuli (jarang)


Alat dan Bahan
• Air atau air sabun

• Urine bag atau urine collector


(Untuk bayi, perlu disediakan urine bag
ekstra)

• Kontainer steril lengkap dengan penutup


Prosedur
1. Jelaskan kepada pasien atau orangtua
tentang prosedur tindakan, tujuan, risiko,
dan komplikasi

2. Bersihkan daerah genital dengan air atau air


sabun

3. Keringkan (kering sangat perlu agar urine


bag dapat menempel pada kulit)

4. Buka kantong urine bag, lepaskan kertas


perekatnya
5. Lekatkan urine bag mulai dari belakang ke
depan. Pertama-tama pada perineum,
kemudian ke arah simpisis pubis (pada
perempuan: perineum harus diregangkan
agar tidak bocor)
(Pada laki-laki: masukkan penis ke dalam
bag, dan lekatkan urine bag ke kulit
Pada perempuan: lekatkan urine bag ke
labia)

6. Ditunggu sampai anak berkemih. Periksa


sesering mungkin apakah anak sudah berkemih
7. Setelah urine bag terisi urin, lepaskan urine
bag

8. Gunting (snipping) sudut bawah urine bag untuk


memperkecil kemungkinan kontaminasi

9. Pindahkan urin ke dalam kontainer steril

10. Kirim sampel urin ke laboratorium atau disimpan


pada suhu 40C hingga dikultur

11. Jika pasien tidak berkemih dalam 3 jam, urine


bag diganti setelah dibersihkan.
Kegunaan
 Mengurangi risko kontaminasi sampel urin
 Dilakukan:
- terhadap pasien rawat dengan sakit berat
- tidak dapat diambil urin pancar tengah.
- aspirasi tidak memungkinkan
- urin pancar tengah tifak dipercaya
- pada keadaan tertentu yang membutuhkan tindakan cepat
- untuk monitoring jumlah output urin

Kerugian
Menyebabkan:
- trauma uretra dan kandung kemih
- trauma psikologis pada anak
- infeksi
Indikasi
1. Diagnostik:
 Mengumpulkan spesimen urin yang tidak terkontaminasi
 Memantau output urin
 Pencitraan saluran kemih

2. Terapeutik:
 Mengatasi retensi urin (obstruksi saluran kemih seperti
bekuan darah, hipertrofi prostat)
 Irigasi kandung kemih yang kontinyu (dauer catheter)
 Dekompresi sementara kandung kemih neurogenik
 Perawatan higienis pasien yang tirah baring
Indikasi Kontra
 Trauma pada saluran kemih bagian bawah:
uretra robek

 Obstruksi uretra dan leher kandung kemih


Ukuran
 Ukuran unit kateter disebut dengan French (FR).
 1 FR sama dengan 1/3 mm
 Ukuran kateter bervariasi:
dari 12 FR s/d ukuran besar 49 FR (3-16 mm)
 Ukuran kateter yang digunakan tergantung umur
 Ukuran pada anak biasanya: 8F sampai 15F

Jenis
 Dari logam
 Dari karet/sintetik:
- mempunyai balon (Fowley)
- tidak mempunyai balon (Nelaton)
Anestesi lokal
Untuk pemasangan kateter urin, pada laki-laki digunakan
anestesi lokal: gel lidokain 2%.

Waktu
- Lama pemasangan kateter: tergantung tujuan
- Untuk diagnostik: pengambilan sampel urin
 segera dicabut
- Untuk terapeutik:
Dipasang dauer kateter: kateter dimasukkan ke kandung kemih
dan dipertahankan dalam jangka waktu tertentu
Alat dan Bahan
• Larutan povidone iodine
• Kapas steril
• Gel untuk lubrikasi
• Duk bolong steril
• 1 pasang sarung tangan steril
• kateter uretra/urin sesuai ukuran
• Spuit 10 ml yang berisi cairan NaCl fisiologis
• Urine bag, nierbekken, atau gelas ukur untuk
menampung urin
• Kontainer steril (dengan tulisan identitas pasien: nama,
umur, jenis kelamin,tanggal pengambilan sampel)
• Plester
• Lidokain gel
Teknik Pemasangan Kateter
1. Jelaskan kepada pasien atau orangtua tentang
prosedur tindakan, tujuan, risiko, dan
komplikasi

2. Siapkan alat-alat untuk pemasangan kateter

3. Pasien dalam posisi dibaringkan dengan telentang,


paha direnggangkan, kedua lutut dalam fleksi

4. Pakai sarung tangan steril (kedua tangan

5. Lapisi bagian distal kateter (2-5 cm) dengan lubrikan


6. Basahi kapas dengan povidone iodine,
bersihkan mukosa peri uretra dengan kapas
tersebut secara anterior-posterior, dari
dalam ke luar (satu kali usapan setiap kapas)

7. Lalu buang kapas ke tempat yang telah


disediakan

8. Ambil kateter dengan tangan yang dominan


9. Pegang genitalia (untuk laki-laki) atau buka vulva (untuk
perempuan) menggunakan tangan yang non dominan
(kanan atau kiri, tergantung orangnya kidal atau tidak)

Pada laki-laki:
- tarik preputium
- bersihkan glans penis dengan antiseptik, usap sekitar
meatus uretra,
- tarik penis arah kaudal agar uretra penis lurus
- lumuri kateter hingga 5 cm dari ujung
- masukkan kateter perlahan-lahan ke dalam uretra
sejauh mungkin sampai terasa ada tahanan
- kateter dimasukkan dengan dorongan sampai tahanan
terlampaui dan keluar urin
Pada perempuan:
- pisahkan kedua labia dan identifikasi uretra
- tentukan lubang uretra
- lumuri kateter dengan lubrikan
- masukkan kateter perlahan-lahan sampai keluar
urin

(Untuk kateter yang mempunyai balon:


kembangkan balon kateter menggunakan
cairan steril sesuai dengan yang tertera pada
kateter (misalnya NaCl 0,9%)
Male
Female
10. Tampung urin dengan kontainer steril
(Untuk pemasangan kateter dalam jangka waktu
tertentu: fiksasi kateter ke abdomen atau paha)

11. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

12. Kirim sampel urin ke laboratorium atau disimpan


pada suhu 40C hingga dikultur
Komplikasi

 Jangka pendek:
 trauma jaringan
 infeksi (Infeksi biasanya terjadi dalam
48 jam setelah pemasangan kateter)

 Jangka lama:
 inflamasi ginjal
 batu ginjal
 pielonefritis akut
Indikasi
 Pengambilan sampel urin pada anak
yang dicurigai ISK

 Kadang-kadang sebagai tindakan


darurat untuk mengeluarkan urin
pada retensio urin akibat obstruksi
uretra sebelum sitostomi atau
perbaikan obstruksi.
Aspirasi suprapubik:
• Cara paling tepat dan aman untuk mengambil
sampel urin pada anak < 2 tahun
• Lebih akurat untuk biakan urin
• Konfirmasi biakan urin campuran atau jika > 2 jenis
kuman
• Konfirmasi pada neonatus atau bayi sakit berat bila
biakan urin positif dengan pemeriksan lain
• Demam pada bayi dan neonatus yang tidak diketahui
sebabnya
• Pada obstruksi kandung kemih atau uretra
Kontra indikasi
1. Distensi abdomen
2. Gangguan perdarahan
(diatesis hemorrhagic)
3. Organomegali hebat
Alat dan bahan
 Jarum suntik no 23 G (pada bayi prematur no
25G)
 Spuit/syringe 3 ml atau 5 ml
 Labu steril untuk menampung urin
 Urine collector/bag
 Kapas lidi, kasa steril
 Alkohol 70%, larutan povidon iodine
 Duk dan klem duk
 Plester, sarung tangan
 Untuk anestesi digunakan anestesi lokal topikal
Tenaga pembantu
 Pada anak > 6 tahun mungkin diperlukan sedasi.

 1 orang perawat untuk membantu memegang


anak
Prosedur
1. Jelaskan kepada pasien atau orangtua tentang
prosedur tindakan, tujuan, risiko, dan komplikasi
2. (Bila perlu, dapat dilakukan anestesi lokal di daerah
tindakan dengan krim anestesi topikal)
3. Bersihkan daerah perineum dengan kapas basah
4. Pasang urine collector/urine bag untuk mengantisipasi
terjadi miksi spontan.
5. Anak/bayi diletakkan pada posisi telentang,
• kedua tungkai posisi ekstensi
• diimobilisasi sedemikian rupa sehingga
pergerakan terbatas atau tidak dapat bergerak.
6. Tentukan titik tempat melakukan pungsi: garis tengah tepat
di atas simfisis pubis (1-2 cm di atas simfisis)

7. Pastikan bahwa kandung kemih berisi penuh


dengan cara melakukan perkusi di suprasimfisis atau
dengan bantuan USG bila tersedia.
(Bila kandung kemih belum penuh, berikan minum air
sebanyak 10 ml/kgbb dan tunggu selamam 30 menit)

8. Tindakan a dan antisepsis di daerah tindakan

9. Dengan jarum no 23 G, dilakukan tusukan dengan posisi


jarum membentuk sudut 10-200 dari garis tegak lurus.
(Sebelum menusukkan jarum suntik, plunger spuit dapat
ditarik sedikit untuk membuat tekanan negatif)
10. Dengan perlahan-lahan jarum dimasukkan lebih dalam
(sedalam 3 cm) sambil melakukan aspirasi
(Jarum masuk ke dalam kandung kemih ditandai dengan
keluarnya urin ke dalam spuit).
Kalau urin sudah keluar, tusukan dihentikan, dan plunger
ditarik untuk mengeluarkan urin.

11. Setelah jumlah urin cukup, jarum dicabut sambil menekan


tempat tusukan dengan kasa steril

12. Tempat tusukan ditutup dengan kaa steril yg dibubuhi


povidone iodine dan ditutup dengan plester

13. Spuit yg mengandung urin dipersiapkan untuk dikirim ke


laboratorium, atau urin dimasukkan ke dalam labu
steril yang telah dipersiapkan sebelumnya.
14. Pada dinding spuit atau labu steril ditempelkan etiket
bertuliskan nama pasien, umur, jenis kelamin, dan
tanggal pengampilan sampel

15. Sampel urin segera dikirim ke laboratorium (dalam waktu


< 1 jam) disertai surat permintaan biakan urin dan uji
resistensi.

16. Apabila pemeriksaan urin tidak dapat dilakukan segera,


maka sampel urin harus disimpan dalam suhu 40C
atau termos dingin maks. 24 jam.
Gambar 1: Titik tempat melakukan aspirasi
Gambar 2. Letak anatomis titik tempat melakukan aspirasi
Cara imobilisasi anak
Untuk keamanan anak dan mempermudah
aspirasi supra pubik, anak perlu diimobilisasi untuk
mencegah pergerakan.
Cara:
 Anak dalam posisi telentang dgn kedua tungkai
dalam posisi ekstensi
 Perawat berada di dekat kepala
 Satu tangan perawat melingkari bahu anak
sedemikian rupa serta memegang dan menahan
kedua tangan anak di sekitar dada utk mencegah
pergerakan toraks.
 Tangan yang satu lagi memegang dan menahan lutut
anak utk mencegah pergerakan tungkai.
Gambar 3: Cara imobilisasi anak
Gambar 4. Posisi jarum pada aspirasi suprapubik
Bila tersedia alat USG (volumetric
ultrasound):

Sebelum melakukan aspirasi suprapubik:


 lakukan pengukuran jumlah urin dalam kandung
kemih.

Bila urin berjumlah > 20 ml:


dapat langsung dilakukan aspirasi.

Bila jumlah urin < 20 ml:


• anak diberi minum lebih dulu
• ditunggu selama 30 menit
• setelah itu lakukan USG kembali.
Bila USG tidak tersedia:

Saat tindakan aspirasi tidak diperoleh urin


 anak diberi minum
• ditunggu selama 30 menit
• kemudian tindakan aspirasi diulang.

Bila tindakan aspirasi ini tidak berhasil


 lakukan pemasangan kateter transuretra untuk
mendapatkan sampel urin.
Perawatan pasca tindakan

 tidak ada perawatan khusus

 bayi/anak boleh dimandikan


Komplikasi
• Hematuria gros

• Abses dinding abdomen anterior

• Usus tertusuk

• Peritonitis
Tabel 2. Keuntungan dan kerugian masing-masing cara pengambilan urin

Cara pengambilan urin Keuntungan Kerugian

Aspirasi suprapubik Risiko kontaminasi paling Invasif


kecil

Kateterisasi uretra Kurang invasif Invasif, seringkali


dibandingkan dengan menimbulkan nyeri dan
aspirasi suprapubik stres bagi anak

Urin pancar tengah Tidak invasif, mudah Sulit dilakukan pada anak
dilakukan kecil

Bag-specimen Dilakukan pada neonatus Risiko kontaminasi besar


dan bayi
Referensi
• Manalaysay MT. Urine collection: Dalam: Alfiler
CA, Bonzon DD, Elises JS, penyunting, Pediatric
Kidney Digest, edisi pertama, Quezon City,
Kayumanggi Press, 1994;h/ 105-11.
• Jan Nissl, RN, BS :Urine Culture, Dalam: Susan
Van Houten, RN, BSN, Daniel Greer, Lila Havens,
William M. Green, MD - Emergency Medicine.
Diunduh dari: http://health.yahoo.com/urinary-
diagnosis/urine-culture/healthwise--hw5973.html
Referensi
• Manalaysay MT. Urine collection: Dalam: Alfiler
CA, Bonzon DD, Elises JS, penyunting, Pediatric
Kidney Digest, edisi pertama, Quezon City,
Kayumanggi Press, 1994;h/ 105-11.
• 1. Urine collection - clean catch. Diunduh dari:
• http://www.health.am/encyclopedia/more/urine_c
ollection_clean_catch/
Referensi
• Manalaysay MT. Urine collection: Dalam: Alfiler
CA, Bonzon DD, Elises JS, penyunting, Pediatric
Kidney Digest, edisi pertama, Quezon City,
Kayumanggi Press, 1994;h/ 105-11.
• Urine collection - clean catch. Diunduh dari:
http://www.health.am/encyclopedia/more/urine_c
ollection_clean_catch/
Daftar pustaka
1. Urinary catheter insertion. Department of emergency medicine, Ottawa
University. Diunduh dari: http//www.med.ottawa.ca/procedure/ucath-17k.
2. Manalaysay MT. Urine collection. Dalam: Alfiler CA, Bonzon DD, Elises JS,
penyunting, Pediatric Kidney Digest, edisi 1, Quezon City, Kayumanggi Press,
1994, h.105-11.
Infeksi saluran kemih:
a. Infeksi bakteri yang sering pada bayi dan anak

b. Penyebab demam kedua setelah ISPA pada < 2


tahun

Gejala klinis ISK pada < 2 tahun:

sering tidak khas:  demam


 kenaikan berat badan tidak
sesuai
 nafsu makan berkurang
 diare
 muntah
 nyeri perut dsb.
 Diagnosis dan pengobatan dini:
mencegah komplikasi akibat ISK
 pembentukan jaringan parut
 hipertensi dan GGK

 Baku emas diagnosis ISK:


kuman dalam jumlah bermakna dalam urin

 Pengambilan sampel kultur urin harus


hati-hati  mencegah kontaminasi oleh kuman
periuretra dan peripubik
Tabel 1. Interpretasi hasil kultur urin

Cara pengambilan urin Jumlah koloni Kemungkinan ISK (%)

Aspirasi suprapubik Berapapun jumlah 99


kuman patogen

Kateterisasi uretra > 50x 103 cfu/ml 95

Urin pancar tengah > 105 cfu/ml 90-95

Catatan: cfu = colony forming unit


 Aspirasi suprapubik:
• cara paling tepat dan aman untuk mengambil
sampel urin pada anak < 2 tahun
• mengkonfirmasi hasil biakan urin jika ditemukan >
2 jenis kuman yang berbeda pada biakan urin

 Cara pengambilan sampel urin yang lain:


• urin pancar tengah
• kateterisasi
• penampung urin (urine collector=urine bag)

 Setelah sampel urin didapat, urin dipindahkan ke


media kultur dalam waktu 1 jam sejak urin
dikumpulkan.

 Bila tidak dapat dilakukan, sampel urin harus


disimpan dalam suhu 400 C, max. 24 jam.
Sampel urin: lebih baik urin pertama pagi hari

Hasil biakan urin:


-1 sampai 3 hari
- beberapa organisme perlu waktu lebih lama
untuk tumbuh  biakan urin perlu beberapa
hari
-Untuk diagnosis tuberkulosis: sampel urin pagi
hari dalam 3 hari
Prosedur
-Sediakan kontainer steril
-Pada laki-laki:
- Tarik preputium (preputium mengandung banyak
bakteri). Tindakan ini sulit pada bayi

Pada perempuan:
-irigasi perineum dan vulva dengan air dan sabun

-Biarkan pasien berkemih, kemudian ambil sampel urin


tengah-tengah (porsi tengah) berkemih (yakinkan bahwa
kontainer tidak kontak dengan genitalia)
Tutup kontainer dan kirim segera ke laboratorium
ISK : tumbuh dan berkembang biaknya kuman dalam
saluran kemih

 Baku emas diagnosis ISK:


kuman dalam jumlah bermakna dalam urin

 Teknik pengambilan sampel urin penting dalam


interpretasi pemeriksaan urin

 Pengambilan sampel kultur urin harus


hati-hati  mencegah kontaminasi oleh kuman
periuretra dan peripubik
Tujuan:
 Prosedur rutin pengumpulan urin
 Untuk tujuan skrining

 Untuk biakan urin

 Pemeriksaan lain yang butuh urin

tidak terkontaminasi
Defenisi
Pengambilan sampel urin untuk pemeriksaan urin
dengan cara memperoleh urin di tengah-tengah
berkemih

Tujuan
-Prosedur rutin pengumpulan urin
-Untuk tujuan skrining
-Untuk biakan urin
- pemeriksaan lain yang membutuhkan urin tidak
terkontaminasi.
Urin pancar tengah
Kegunaan dan keterbatasan:

• Prosedur rutin pengumpulan urin


• Dilakukan pada anak > 3 tahun
• Untuk tujuan skrining
• Untuk biakan urin
• Mudah terkontaminasi
Kateterisasi urin

Kateterisasi urin: prosedur tindakan medis untuk


diagnostik maupun terapeutik.
• Tentukan lubang uretra
• Masukkan kateter perlahan-lahan 1-2 inchi sampai
keluar urin
(Untuk kateter yang mempunyai balon: kembangkan balon
kateter menggunakan cairan steril sesuai dengan yang
tertera pada kateter (misalnya NaCl 0,9%)
• Tarik kateter perlahan-lahan sampai ada tahanan
• Hubungkan kateter dengan urin bag
(Untuk pemasangan kateter dalam jangka waktu
tertentu: fiksasi kateter ke abdomen atau paha
• Letakkan urine bag lebih rendah daripada kandung
kemih)
• Evaluasi fungsi kateter, hitung jumlah urin, lihat warna
urin
• Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
 Aspirasi suprapubik:
• cara paling tepat dan aman untuk mengambil
sampel urin pada anak < 2 tahun
• mengkonfirmasi hasil biakan urin jika ditemukan >
2 jenis kuman yang berbeda pada biakan urin

 Setelah sampel urin didapat, urin dipindahkan ke


media kultur dalam waktu 1 jam sejak urin
dikumpulkan.

 Bila tidak dapat dilakukan, sampel urin harus


disimpan dalam suhu 400 C, max. 24 jam.
Male
Female

Anda mungkin juga menyukai