Anda di halaman 1dari 46

REFLEKSI KASUS

PENANGANAN PREEKLAMPSIA PADA


KEHAMILAN PRETERM

Muhammad Hanafi Sahril

Pembimbing :
dr. Abdul Faris, Sp. OG (K)
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
BAB I
PENDAHULUAN

Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5


– 15 % penyulit kehamilan & salah satu
dari 3 penyebab tertinggi mortalitas &
morbiditas pada ibu bersalin.

Preeklampsia merupakan penyebab ke-2


kematian ibu di dunia setelah
perdarahan.

Hipertensi dalam kehamilan dapat


dialami oleh semua ibu hamil
Preeklampsia: HT pada kehamilan yang
ditandai dengan tekanan darah ≥ 140/90
mmHg setelah umur kahamilan 20 minggu,
disertai proteinuria ≥ 300 mg/24 jam.

Kehamilan berisiko tinggi: preeklamsia harus


menjalankan asuhan antenatal secara
komprehensif, terkoordinasi, berkelanjutan
serta pemeriksaan yang berbasis rumah sakit
untuk mengurangi kemungkinan
memburuknya komplikasi pada saat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

• Preeklampsia merupakan sindrom spesifik


kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ
akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang
ditandai dengan hipertensi yang timbul setelah 20
minggu kehamilan disertai dengan proteinuria .
EPIDEMIOLOGI

Amerika Serikat 2-6 % dari ibu nulipara yang sehat

Preeklampsia ringan terjadi 75% & preeklampsia


berat terjadi 25%. 10% kehamilan umurnya kurang
dari 34 minggu.

Meningkat pada wanita dengan riwayat


preeklampsia, kehamilan ganda, hipertensi kronis
dan penyakit ginjal.

Primigravida usia muda > multigravida


FAKTOR RISIKO

Usia (primigravida muda)

Paritas (primigravida tua > pada PEB )

Faktor genetik (sifat resesif)


Hiperplasentosis

Mola hidatidosa

Obesitas

Kehamilan multiple
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS

Proteinuria >300
TD > 140/90
mg/24 jam atau >
mmHg
+1 dipstik

Edema anasarka
PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA

1. Manajemen umum preeklamsia

a) Sikapa terhadap penyakitnya

b) Sikap terhadap kehamilannya

2. Tujuan perawatan

- Mencegah kejang, intrakranial, gangguan fungsi


organ vital & lahir bayi sehat
Rawat Jalan

a) Istirahat (berbaring/tidur miring). Umur


kehamilan > 20 minggu

b) Tidak perlu restriksi garam

c) Diet cukup protein, rendah karbohidrat,


lemak, garam secukupnya & roboransia
prenatal
• Rawat Inap
a) Bila tidak ada perbaikan
b) Ada 1 atau > gejala dan tanda-tanda
- Pemeriksaan USG dan Doppler
- Pemeriksaan nonstresst test 2x seminggu
- Konsultasi mata, jantung

• Perawatan obstetrik yaitu sikap terhadap kehamilannya:


- Kehamilan preterm (<37 minggu), bila TD mencapai normotensif:
ditunggu sampai aterm
- Kehamilan aterm: onset persalinan pafa TP
Ibu: solutio plasenta, hipofibrinogenemia, nekrosis
hati, sindrom HELLP, kelainan ginjal dan DIC

Janin: prematuritas: prematuritas, dismaturitas,


kematian janin intrauterina
PROGNOSIS

• Bonam, bila cepat ditangani

• PEB dan eklampsia: malam


PENCEGAHAN

• Tirah baring

• Restruksi garam

Nonmedikal • Diet ditambah (minyak ikan kaya dengan asam


lemak tidak jenuh (omega-3, PUFA

• Kalsium 1.500-2.000 mg/hari, zink 200 mg/hari, Mg


365 mg/hari

• Antitrombotik (aspirin 100 mg/hari)


Medikal
• Antioksidan: vit. C, vitamin E, beta karoten, asam
lipoik
BAB III
REFLEKSI KASUS
Tanggal Pemeriksaan : 21 Mei 2019
Ruangan : Sando Husada/Kelas III
Jam : 13.30 WITA

IDENTITAS
Nama : Ny. A
Umur : 26 tahun
Alamat : Petobo
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Keluhan Utama :
• Nyeri perut bagian bawah tembus kebelakang

Riwayat Penyakit Sekarang :


• Pasien masuk RS dengan keluhan nyeri perut bagian
bawah tembus kebelakang yang dirasakan sejak
kemarin. Tidak disertai pelepasan air, lender dan
darah. Pusing (-), sakit kepala (-), penglihatan kabur (-
), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (+), sesak (-),
bengkak pada kedua kaki (-). BAB (+) biasa dan BAK
(+) lancar.

Riwayat Penyakit Keluarga :


• Hipertensi dalam kehamilan (+), Diabetes mellitus (-),
Asma (+), Alergi (-)
Riwayat obstetri dan ginekologi

1. Status obstetri G2P1A0

2. Hamil pertama usia 23 tahun

3. Riwayat perkawinan: Menikah satu kali selama ± 4


tahun

4. Riwayat menstruasi

• Pasien menarche usia 15 tahun. Siklus haid 28 hari,


secara umum teratur setiap bulan saat tidak hamil.
Lama haid 7 hari, dengan 2-3 kali ganti pembalut.
5. Riwayat kehamilan sebelumnya: Riwayat
hipertensi kehamilan pertama

6. Riwayat kehamilan sekarang

Pasien rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan.


HPHT 18-8-2018. Pemeriksaan selama kehamilan
(ANC) sebanyak 3 kali dilakukan di puskesmas.
RIWAYAT PENYAKIT DALAM KELUARGA
Ibu pasien memiliki riwayat preeklampsia

RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pasien tidak merokok dan minum minuman beralkohol

RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien rutin minum 2 jenis obat yang diberikan dari Puskesmas

RIWAYAT MENSTRUASI
Pertama kali haid saat berusia 13 tahun, durasi haid 5 hari, siklus
28 hari. Haid terakhir ?-04-2019. Riwayat ganti pembalut 3kali
dalam sehari
RIWAYAT ALERGI
Tidak memiliki alergi terhadap suhu, makanan, minuman, obat,
dll

RIWAYAT OPERASI
Tidak pernah operasi sebelumnya

RIWAYAT KB
Pasien tidak pernah menggunakan KB
Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
BB : 55 kg
TB :160 cm
Vital Sign
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,7 oC
STATUS GENERALISATA

Kepala Leher

Bentuk: normochepal

Mata: Eksoftalmus (-/- Pembesaran kelenjar

), penglihatan kabur getah bening (-/-)

(-), konjungtiva Pembesaran kelenjar


tiroid (-)
anemis (-/-), sklera
Ikterik (-/-)
Pemeriksaan Thoraks
Inspeksi : Simetris bilateral
Palpasi : Vocal fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Paru : vesikuler (+/+), rhonki (-/-),
wheezing (-/-). Jantung : S1/S2 murni regular
Pemeriksaan Ekstremitas
Superior : Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Inferior : Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Pemeriksaan Obstetri:
Inspeksi : Tampak perut membuncit
Palpasi :
Leopold I : TFU 23 cm
Leopold II : Teraba punggung dibagian sinistra
Leopold III : Teraba bagian terbawah janin bulat
keras
Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk
PAP.
Tapsiran berat janin : 1.860 gram
BJF : 149 x/menit
Pemeriksaan dalam vagina : tidak dilakukan
Senin, 21 Mei 2019

Parameter Nilai Normal Hasil

WBC 3.6-11 x 103/ µL 15.9

RBC 4.5-5.1 x 106/ µL 5.19

HGB 12.3-15.3 g/Dl 13.7

HCT 36-45% 41.6

PLT 150-440 x 103/µL 290

CT 3-8 menit 7 menit

BT 1-3 menit 3 menit


USG ABDOMEN
RESUME
Pasien perempuan usia 26 tahun masuk RS dengan keluhan
nyeri perut bagian bawah tembus kebelakang yang dirasakan sejak
kemarin. Tidak disertai pelepasan air, lender dan darah. Pusing (-), sakit
kepala (-), penglihatan kabur (-), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (+),
sesak (-), bengkak pada kedua kaki (-). BAB (+) biasa dan BAK (+)
lancar. Ibu pasien memiliki riwayat preeklampsia.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien
sakit sedang, kesadaran compos mentis. Tanda-tanda vital TD: 140/90
mmHg, HR: 80 kali/menit, RR: 20 kali/menit, T: 36,7 ºC. Abdomen :
Leopold I: TFU 23 cm, Leopold II : teraba punggung dibagian sinistra,
Leopold III: Teraba bagian terbawah janin bulat keras. Leopold IV:
Bagian terbawah janin sudah masuk PAP. Tafsiran berat janin : 1.860
gram. BJF: 149 x/menit. Tidak dilakukan pemeriksaan dalam vagina.
Hasil laboratorium didapatkan hasil: WBC: 15,9 103/uL.
DIAGNOSIS

• G2P1A0 Gravid Preterm + PE + Riwayat SC


1 kali

PENATALAKSANAAN
• Inj. Dexamethasone 5 mg/12 jam/IM
• Nifedipin 3x10 mg
• Observasi KU,TTV dan BJF
• Rencana SC
FOLLOW UP
Perawatan hari 1, 22/05/2019

S : Nyeri perut bagian bawah tembus kebelakang (+), pelepasan air


(-), lender (-) dan darah (-). Pusing (-), sakit kepala (-), penglihatan kabur (-
), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (+), sesak (-), bengkak pada kedua kaki
(-). BAB (+) biasa dan BAK (+) lancar.

O. : Keadaan umum : Sakit sedang


TD : 160/80 mmHg P : 22 x/ menit
N : 82 x/menit S : 36,5ºC
BJF : 130 x/menit

A : G2P1A0 Gravid Preterm + PE + Riwayat SC 1 kali

P : Inj. Dexamethasone 5 mg/12 jam/IM


Nifedipin 3x10 mg
Observasi KU,TTV dan BJF
Perawatan hari 2, 23/05/2019

S :Nyeri perut bagian bawah tembus kebelakang (+), pelepasan air


(-), lender (-) dan darah (-). Pusing (-), sakit kepala (-), penglihatan kabur (-
), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (+), sesak (-), bengkak pada kedua kaki
(-). BAB (+) biasa dan BAK (+) lancar.

O. : Keadaan umum : Sakit sedang


TD : 160/100 mmHg P : 20 x/ menit
N : 90 x/menit S : 36,7ºC
BJF : 135 x/menit

A : G2P1A0 Gravid Preterm + PE + Riwayat SC 1 kali

P : Inj. Dexamethasone 5 mg/12 jam/IM


Nifedipin 3x10 mg
Observasi KU,TTV dan BJF
Perawatan hari 3, 24/05/2019

S : Nyeri perut bagian bawah tembus kebelakang (+), pelepasan air


(-), lender (-) dan darah (-). Pusing (-), sakit kepala (-), penglihatan kabur (-
), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (+), sesak (-), bengkak pada kedua kaki
(-). BAB (+) biasa dan BAK (+) lancar.

O. : Keadaan umum : Sakit sedang


TD : 150/100 mmHg P : 20 x/ menit
N : 98 x/menit S : 36,8 ºC
BJF : 140 x/menit

A : G2P1A0 Gravid Preterm + PE + Riwayat SC 1 kali

P : Inj. Dexamethasone 5 mg/12 jam/IM


Nifedipin 3x10 mg
Observasi KU,TTV dan BJF
Perawatan hari 4, 25/05/2019

S :Nyeri perut bagian bawah tembus kebelakang (-), pelepasan air


(-), lender (-) dan darah (-). Pusing (-), sakit kepala (-), penglihatan kabur (-
), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-), sesak (-), bengkak pada kedua kaki
(-). BAB (+) biasa dan BAK (+) lancar.

O. : Keadaan umum : Sakit sedang


TD : 160/100 mmHg P : 20 x/ menit
N : 84 x/menit S : 36,9 ºC
BJF : 1404x/menit

A : G2P1A0 Gravid Preterm + PE + Riwayat SC 1 kali

P : Inj. Dexamethasone 5 mg/12 jam/IM


Nifedipin 3x10 mg
Observasi KU,TTV dan BJF
LAPORAN OPERASI
1. Pasien dibaringkan dengan posisi supine dibawah pengaruh spinal
anesthesia
2. Disinfeksi area operasi dengan kassa steril dan betadine, pasang dook steril
3. Insisi abdomen dengan metode pfanenstiel, lapisan demi lapisan
menembus rongga perut secara tajam dan tumpul, menembus kulit,
lemak, otot, fascia dan peritoneum, kontrol perdarahan
4. Eksplorasi cavum abdomen, insisi uterus pada segmen bawah rahim, lapis
demi lapis, menembus plica vesicouterina, myometrium, endometrium
secara tajam dan tumpul
5. Pecahkan ketuban, tampak ketuban jernih, volume cukup
6. Bayi dilahirkan dalam keadaan hidup, presentasi kepala
7. Placenta dilahirkan secara manual dan lengkap
8. Eksplorasi cavum uteri dan bersihkan dengan kassa steril dan betadine
9. Jahit uterus lapis demi lapis, kontrol perdarahan
10. Eksplorasi dan bersihkan cavum abdomen, kontrol perdarahan
11. Jahit abdomen lapis demi lapis, dari peritoneum, otot, fascia, lemak, kulit,
kontrol perdarahn.
12. Bersihkan luka dan tutup menggunakan kassa steril dan betadine
13. Vaginal toilet
14. Operasi selesai
INSTRUKSI POST SCTP

• IVFD RL 28 tpm
• Inj. Cefotaxim 1 gram/24 jam/IV
• Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam/IV
• Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam/IV
• Inj. Ondansentron 4 mg/24 jam/IV
• Asam tranexamat 500 mg/12 jam/IV
• Drips Metronidazole 500 mg/12 jam/IV
Perawatan hari 5, 26/05/2019
S : : Nyeri luka post operasi (+), perdarahan pervaginam (+), flatus
(+), kembung (-), pusing (-), mual (-), muntah (-). BAB (-) dan BAK (-)

O. : Keadaan umum : Sakit sedang


TD : 130/90 mmHg P : 20 x/ menit
N : 92 x/menit S : 36,5 ºC
TFU 2 jari dibawah umbilicus

A : P2A0 partus prematurus post SC H-1 a/I PE

P : IVFD RL 28 tpm
Inj. Cefotaxim 1 gram/24 jam/IV
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam/IV
Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam/IV
Inj. Ondansentron 4 mg/24 jam/IV
Asam tranexamat 500 mg/12 jam/IV
Drips Metronidazole 500 mg/12 jam/IV
Perawatan hari 6, 27/05/2019
S : Nyeri luka post operasi (+) berkurang, perdarahan pervaginam (+)
berkurang, flatus (+), kembung (-), pusing (-), mual (-), muntah (-). BAB (-)
dan BAK (+) lancar

O. : Keadaan umum : Sakit sedang


TD : 130/80 mmHg P : 20 x/ menit
N : 88 x/menit S : 36,5 ºC
TFU 2 jari dibawah umbilicus

A : P2A0 partus prematurus post SC H-2 a/i PE

P : Cefixime 3x100 mg
Metronidazole 2x500 mg
Meloxicam 3x7,5 mg
Sangobiod 1x1
Nifedipin 3x10 mg
Pulang
BAB IV
PEMBAHASAN
KASUS

KASUS Teori

Berdasarkan Berdasarkan Dikatakan


anamnesis, pemeriksaan fisik preeklampsia
pemeriksaan fisik tanda-tanda vital jika tekanan
dan pemeriksaan didapatkan darah sistolik ≥
penunjang tekanan darah 140 mmHg
pasien pada 140/90 mmHg dan tekanan
kasus ini dimana hasil ini darah diastolik
didiagnosis memenuhi syarat ≥ 90 mmHg.

Preeklampsia preeklampsia
KASUS Teori

Pada kasus ini, Menurut teori jika Teori


Preeklampsia
yang menjadi ada riwayat
merupakan
faktor risiko preeklampsia/eklam penyakit yang
diturunkan,
terjadinya psia pada ibu/nenek
penyakit ini lebih
preeklampsia penderita, faktor sering ditemukan
pada anak
adalah memiliki risiko meningkat
wanita dari ibu
riwayat sampai 25%. Diduga penderita
preeklampsia.
preeklampsia adanya suatu sifat
Atau mempunyai
saat hamil anak resesif (recessive riwayat
preeklampsia/ekl
1 dan ibunya trait), yang
ampsia dalam
memiliki riwayat ditentukan genotip keluarga.
preeklamsia. ibu dan janin.
Kasus Teori
Tetapi seharusnya menurut teori
Pada kasus, pasien di terapi
pasien hanya dianjurkan untuk tirah
dengan obat antiinflamasi baring dengan posisi miring, diet
golongan steroid atau yang mengandung 2 gr natrium
kortikosteroid yaitu injeksi atau 4-6 gr NaCl, diet cukup protein,
dexamethasone 5 mg/12 rendah protein, lemak, garam
jam untuk pematangan secukupnya dan roboransia

paru karena dilihat dari usia pranatal. Dan tidak diberikan obat-
obat diuretik, antihipertensi dan
kehamilan belum aterm.
sedatif. Menurut teori pemberian
Juga diberikan obat
antihipertensi yaitu bila tekanan
antihipertensi yaitu
sistolik ≥ 180 mmHg dan atau
nifedipine 10 mg 3x1 tablet.
tekanan diastolik ≥110 mmHg.
Pada kasus ini, usia
Kasus

Teori
kehamilan pasien Menurut teori juga,
preterm yang diberikan terdapat beberapa
obat antihipertensi
selama beberapa hari kekhawatiran, termasuk
tetapi tekanan darah serviks yang belum
tidak pernah normal
sehingga disarankan matang, persepsi adanya
untuk dilakukan tindakan kedaruratan karena
operasi SC. Obat
antihipertensi tetap keparahan preeklampsia
diberikan yaitu Nifedipin dan perlunya dilakukan
10 mg 3x1 tabet. Saat
pasien akan koordinasi dengan unit
dipulangkan, pasien intensif neonatus yang
akan diberi edukasi untuk
rutin mengontrol tekanan menyebabkan para ahli
darah di pelayanan menganjurkan pelahiran
kesehatan
secara SC.
Pada pasien ini,
prognosis bonam karena
setelah dilakukan
Prognosis preeklampsia tindakan SC, terlihat
umumnya baik jika deteksi perbaikan pada
dini sehingga pengobatan tekanan darah pasien
dapat dilakukan sedini dari hari ke hari dan
mungkin. Preeklampsia tidak ditemukan adanya
dapat menghilang setelah tanda-tanda bahaya
bayi lahir ataupun dapat berupa kejang ataupun
menetap sampai 20 minggu komplikasi perdarahan
setelah persalinan. akibat tindakan SC.

Anda mungkin juga menyukai