Anda di halaman 1dari 19

OM SWASTYASTU

MATA KULIAH
SPESIALITE OBAT DAN ALAT KESEHATAN
IIK BALI
SPESIALITE OBAT
DANDRUFF (KETOMBE)
OLEH :
NI LUH GEDE DIAH SAWITRI (171200144)
NI LUH SUCI KRISMAYANTI (171200145)
NI MADE ARYA KORI NINGSIH (171200147)
NI MADE CENDANI DWI LAKSMI (171200148)
NI PUTU PIPIN PRASETYA SARI (171200149)
NI PUTU PRADNYANI DEWI (171200150)
NI PUTU RUSI DAMAYANI (171200151)
DEFINISI

Ketombe atau dandruff berasal dari


bahasa Anglo-saxon kombinasi dari
“tan” berarti “tetter” (penyakit kulit
yang menyebabkan gatal) dan
“drof” yang berarti “dirty” (kotor).

Pengelupasan kulit mati


berlebihan di kulit kepala,
akibat peradangan di kulit
karena adanya gangguan
kelenjar minyak.
.
MANIFESTASI KLINIS

• Tingkat paling ringan dandruff ditandai oleh skuama halus di orifisium


sebagian folikel rambut.
• Skuama dapat berwarna keputih-putihan atau keabu-abuan dan dapat
terlepas dari permukaan kulit
• Faktor pemicu mencakup stres, suhu, dan kelembaban.
• Stresor intrinsik dan ekstrinsik : Hormon, produksi sebum, stres, kolonisasi
malassezia, defek barier genetik, radiasi UV, pembersih keras, produk
penataan rambut kelembaban.
• Penyakit ini sering asimtomatik, tetapi tidak jarang disertai rasa gatal yang
terkadang hebat, perasaan tightness dan kering di kulit kepala.
FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB PENYAKIT
• Kulit kepala yang terlalu kering
• Kulit kepala terlalu berminyak
• Nutrisi yang kurang
• Terlalu sering atau terlalu jarang keramas
• Stres
• Penggunaan kosmetik rambut
• Jamur Malassezia, Psoriasis, Craddle cap dan dermatitis
PRINSIP TERAPI

1. PENCEGAHAN
Menghindari makanan
Istirahat berlemak dan tinggi kalori.

Menjaga keseimbangan
antara bekerja dan rekreasi Menghindari obat topikal
untuk mengurangi stres baik pada rambut yang tidak
fisik maupun psikis diperlukan

Menjaga kebersihan
rambut
CONT…

2. PENGOBATAN

Mengobati infeksi dandruff


dengan menggunakan
kosmetikal anti dandruff
seperti shampo, krim, gel dan
lotio
JENIS OBAT

1. ZINC PYRITHIONE

Farmakologis : Zinc Pyrithione merupakan antijamur


yang bersifat fungistatik dan bekerja memalui hambatan
transfor membrane jamur. ZPT menghambat pembelahan
sel epidermis dan mengurangi kecepatan kematiannya.
ZPT berikatan kuat dengan rambut dan epidermis tetapi
tidak terpenetrasi ke dermis sehingga tidak toksik

Penggunaan: Keefektifan penggunaan ZPT sebagai


anti ketombe sangat tergantung dari seberapa luas
ikatannya dengan rambut dan epidermis, lama kerja,
suhu, konsentrasi serta seringnya
pemakaian/pemberian.
Efek samping: Terjadi iritasi ringan
pada kulit kepala jika terjadi reaksi
hipersensitifitas (sangat jarang).

Kontra indikasi: Tidak dapat


diberikan pada pasien
hipersensitifitas terhadap ZPT

Dosis : Zinc Pyrithione biasanya


digunakan 1-2 %, seperti pada shampo
normal satu hingga tiga kali seminggu dan
pada waktu pemakaiannya didiamkan 1-5
menit sebelum dibilas.

Bentuk Sediaan : Cair (Shampo)


2. SELENIUM SULFIDE

Farmakologis: bekerja dengan memperlambat kematian sel kulit


dengan cara menghambat pembelahan mitosis secara langsung
dan dapat mengurangi jamur malassezia dengan menghambat
aksinya dan mendesak aktifitas pembelahan sel
jamur. Selenium sulfide dengan kadar 1% dan 2,5% digunakan
pada kulit kepala untuk mengontrol gejala ketombe dengan
menghambat pertumbuhan sel yang hiperploriferatif. Selenium
sulfide 1% dapat digunakan sebagai antiketombe sedangkan
selenium sulfide mikronisasi 0,6%

Penggunaan :Selenium sulfide digunakan


untuk mengatasi gangguan ketombe dan
seborrheic dermatitis.
Efek samping :Selenium sulfide aman jika
digunakan secara topikal tetapi dapat
meninggalkan sisa yang berbau seperti hidrogen
sulfida dan membuat kepala berminyak. Toksik
jika digunakan oral

Kontra indikasi :Tidak dapat diberikan pada pasien


yang hipersensitifitas terhadap Selenium sulfide, pada ibu
hamil dan menyusui (tetapi bagian produksi
memperbolehkan pemakaian pada trimester I kehamilan)
serta tidak direkomendasikan untuk anak-anak dibawah 5
tahun.

Dosis : Selenium sulfide biasanya


digunakan dalam konsentrasi 1-2,5%,
diberikan satu hingga dua kali seminggu
selama lima hingga sepuluh menit

Bentuk Sediaan : Cair (Shampo)


3. COAL TXAR

Farmakologis : Tar berfungsi sebagai anti jamur ringan


dengan memperlambat produksi sel kulit dan memiliki efek
antiinflamasi . Mekanisme kerja memperlambat kematian sel
kulit dan pengelupasan kulit kepala. Tar dapat mencegah dan
menghalangi serpihan ketombe dengan mengganggu formasi
dari cairan intraselular, serta dapat mengganggu pengeluaran
sebum. Tar juga dapat berfungsi sebagai anti gatal

Penggunaan : Membantu mengatasi ketombe, seborrheic


dermatitis, dan psoriasis

Efek samping : Kemungkinan karsinogenik dan


mutagenik
Kontra indikasi : Tidak dapat
diberikan pada pasien yang
hipersensitifitas terhadap tar dan
turunannya.

Dosis : Konsentrasi yang biasanya


digunakan antara 0,5-5 %

Bentuk Sediaan : Cair (Shampo)


4. KETOCONAZOLE

Farmakologis : Ketokonazol merupakan anti jamur topikal bekerja


dengan cara menghambat pembentukan 14-α-sterol demethylase, suatu
enzim CytochromeP450 (CYP) sebagai katalis oksidator yang sangat
diperlukan untuk sintesis ergosterol. Sehingga mengganggu biosintesis
ergosterol membran sitoplasma jamur yang merupakan sterol utama
untuk mempertahankan integritas membran sel jamur dengan cara
mengatur fluiditas dan keseimbangan dinding membran sel jamur. Dari
mekanisme ini ketokonazol dianggap sebagai agen antimikroba

Penggunaan : Ketoconazole diindikasikan untuk


mengobati infeksi pada kulit, rambut, dan kuku
(kecuali kuku kaki) yang disebabkan oleh
dermatofit dan atau ragi (dermatophytosis,
onychomycosis, candida perionyxixs, pityriasis
versicolor, pityriasis capitis, pityrosporum,
folliculitis, chronic mucocutaneus candidosis.
Efek samping : Pada penggunaan secara topikal
terutama pada shampo antiketombe dimana
konsentrasi ketoconazole yang digunakan
relatif kecil, tidak terdapat efek samping yang
ditimbulkan dan sangat jarang terjadi iritasi kulit

Kontra indikasi Jangan diberikan pada pasien


yang hipersensitifitas terhadap ketoconazole.
Untuk penggunaan topikal, ketoconazole dapat
diberikan pada wanita hamil

Interaksi : Pada pemberian peroral


ketoconazole tidak boleh diberikan bersama-
sama dengan terfenadin, astemizol, cisaprid
dan triazolam. Sedangkan pada penggunaan
topikal tidak terjadi interaksi

Dosis : Ketoconazole digunakan dalam


konsentrasi 1-2% pada shampo anti ketombe,
diberikan satu hingga tiga kali seminggu
didiamkan selama 3-5 menit
TERIMAKASIH
OM SHANTI, SHANTI, SHANTI, OM

Anda mungkin juga menyukai