>>instansi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
RS terdiri dari RS Umum (terklasifikasi menjadi kelas
A, B, C, dan D) dan RS Khusus (kelas A, B, dan C). Klasifikasi RS dilihat dari aspek fasilitas dan pelayanan meliputi : pelayanan, SDM, peralatan, sarana dan prasarana, serta administrasi dan manajemen
Menurut kepemilikan/pengelola RS dibagi
menjadi : RS pemerintah : milik Depkes, RS Pemprov, RS Pemkab/kota, RSTM, dan RS BUMN RS Swasta : RS milik yayasan, milik PT, dan milik penanaman modal. • Bed occupancy Ratio : pemanfaatan tempat tidur sebanyak 60-85%. Indicator ini menggambarkan tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur. • Average Long of Stay : lama perawatan pasien yang ideal 6-9 hari. Menggambarkan tingkat efisiensi mutu pelayanan rumah sakit. • Turn Over Internal : penggunaan tempat tidur dari kosong hingga terisi kembali idealnya 1-3 hari. • Bed Turn Over : pemakaian tempat tidur yang standar normal penggunaaan 40 – 50 kali menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur • Net Death Rate : angka kematian lebih besar dari 48jam setelah dirawat untuk tiap 1000 penderita keluar • Gros Death Rate : angka kematian umum tiap 1000 penderita keluar. Suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian informasi, analisa dan penyimpulan informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan RS. Ada 3 kegiatan pokok yang dilakukan di RS yaitu : • Adanya transaksi (transfer barang dan jasa) • Adanya catatan (kesehatan pasien dan catatan biaya pasien) • Memberikan informasi dari berbagai data dan kegiatan Komponen Dalam SIRS • Rumah Sakit, untuk mengambil keputusan, untuk menetapkan kebijakan dan strategi • Informasi, untuk pencatatan data dan memberikan informasi baik kepada pemimpin RS, pemimpin Departemen, dan masyarakat • System, membutuhkan berbagai perangkat keras, lunak dan keahlian.
Tujuan SIRS >> memberikan informasi yang benar kepada pejabat
yang tepat dan masyarakat yang membutuhkan pada waktu yang tepat dan biaya serendah mungkin untuk : • Mengembangkan strategi perkembangan RS dimasa yang akan datang • Mengambil keputusan, jenis kegiatan, dan jenis pelayanan apa yang akan diberikan atau ditingkatkan, dan berapa besar tarif yang akan ditetapkan. • Menetapkan komunikasi dan sinkronisasi khususnya dengan pelangganan internal dan masyarakat • Mendukung pimpinan RS dan Depkes/pemerintah atau pemilik dalam menetapkan arah dan rencana pembangunan kesehatan Pendekatan yang dipakai dalam SIRS adalah pendekatan system yaitu rangkaian kegiatan yang saling berhubungan dan saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan. A. Input – Informasi, yaitu berbagai format data yang sudah ada, baik dari dalam maupun dari luar. – Peralatan, baik perangkat keras maupun berbagai lemari, meja kerja, dan kantor. – Dana, berapa besar dana yang diperlukan untuk perencanaan, implementasi , berjalannya kegiatan. B. Proses 1. Kreasi, meliputi korespondensi, pengarahan, format, laporan, gambar, salinan, outuput, computer 2. Distribusi, apakah didalam suatu kerja, antar satuan kerja atau eksternal. 3. Penggunaan, apakah untuk pengambilan keputusan, dokumentasi, laporan, referensi atau untuk masalah yang berkaitan dengan hukum dan politik. 4. Pemeliharaan, bagaimana teknik penyimpanan dan pengambilannya. 5. Penyimpanan, mana saja yang aktif, inaktif, permanen, dan sementara. 6. Pemusnahan, apakah dengan dihancurkan, dibakar, dan sebagainya C. Output Informasi, apakah untuk pimpinan RS, depkes, maupun masyarakat. D. Outcome Hasil dari output, menilai perubahan/dampak suatu program/system mengenai perkembangan dalam skala besar. E. Feedback Umpan balik, untuk mengevaluasi/melihat sejauh mana program atau sistem berjalan. a) Sub sistem informasi medis: 10 jenis penyakit terbanyak, 10 jenis penyakit penyebab utama kematian, morbiditas pasien rawat inap/jalan, keadaan penyakit khusus rawat inap/jalan, status imunisasi, dan peralatan medis, dan lain-lain. b) Sub system informasi tagihan biaya. c) Sub system akuntansi : laporan pendapatan, laporan piutang, dan lain- lain. d) Sub system informasi logistic : stock opname, data inventaris RS, dan lain-lain. e) Sub system informasi farmasi : stock opname, barang medis, dan lain-lain. f) Sub system informasi kepegawaian : data ketenagaan RS, jumlah pegawai cuti, kenaikan pangkat, dan lain-lain. Definisi SIM-RM 1. Rawat Jalan •SIM-RM adalah system informasi a) Kegiatan poliklinik dan emergency yang berkenaan dengan terapi, b) Kegiatan penunjang medis diagnose dan masalah medis c) Kegiatan Health Check Up lainnya, yang digunakan dalam d) Morbiditas penanganan medis bagi setiap pasien di RS. •Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah 2. Rawat Inap diberikan kepada pasien. Informasi a) Kegiatan pelayanan rawat inap medis yang diperoleh dari rekam b) Kegiatan kamar operasi medis, diantaranya: c) Kegiatan kamar bersalin d) Morbiditas dan mortalitas Salah satu prasyarat pengembangan mutu Manfaat SIM-RM terpadu adalah orientasi pada data. Informasi yang disampaikan kepada manajer rumah sakit berdasarkan data akurat, tepat waktu dan tersaji dalam format yang sesuai, akan mendukung pengambilan keputusan manajemen secara effektif. Pemrosesan data rekam medis yang sedemikian besar memerlukan teknologi komputer, semakin lama akan semakin terjangkau karena harga yang semakin murah dengan kapasitas kerja jauh meningkat.
Komputerisasi rekam medis menambah beban pemrosesan data, namun memungkinkan
pendayagunaan data tersebut sehingga diperoleh berbagai keuntungan, misalnya: 1. Ketepatan waktu dalam pengambilan keputusan medis, sehingga mutu pelayanan atau asuhan akan semakin baik. 2. Kemudahan penyajian data sehingga penyampaian informasi akan lebih efektif. 3. Pembentukan database yang memungkinkan penelitian, simulasi dan pendidikan tenaga medis maupun paramedis, berdasarkan data yang nyata. 4. Efisiensi pemanfaatan sumber daya dan biaya (cost containment) dengan system penyediaan bahan (inventory) yang dapat menekan biaya penyimpanan, pemesanan barang maupun biaya stockout, manajemen utilisasi menyangkut tindakan atau prosedur yang tidak perlu, dan lain-lain. SIM-RM Masa Depan Seiring dengan kecanggihan teknologi yang akan diterapkan dalam teknik informasi dan keterlibatan profesi dalam memasuki paradigma baru namun tetap saja system rekam medis masa depan tetap harus bertumpu pada setidaknya 5 (lima) tujuan mendasar dibawah ini: • Rekam medis masa depan tetap harus menunjang pelayanan pasien dan memperbaiki kualitas pelayanan pasien. • Setiap rekam medis harus menambah produktifitas professional pelayanan kesehatan dan mengurangi biaya administrative dan biaya pekerja (labor costs) yang dihubungi dengan pemberian pelayanan kesehatan dan pembiayaan. • Rekam medis mendatang harus menunjang riset klinis dan pelayanan kesehatan. • Harus mampu mengakomodasi pengembangan kedepan teknologi pelayanan kesehatan, kebijakan, manajemen, dan keuangan. • Konfidentialitas pasien perlu mendapat perhatian serius dan harus dijaga selalu dalam mencapai tujuan-tujuan diatas. • SPRS diberlakukan pertama kali tahun 1952, kemudian dalam pelaksanaannya mendapat penyempurnaan-penyempurnaan sebagai berikut: • System pelaporan RS pertama tahun 1952. • Revisi I dilakukan pada tahun 1973. • Revisi II dilakukan pada tahun 1979. • Revisi III dilakukan pada tahun 1984. • Hasil rapat konsultasi Surveilans Nasional pada tahun 1987 yaitu data surveilans epidemiologi rumah sakit diintegrasikan dalam SPRS. • Revisi IV dilakukan pada tahun 1997 yaitu penyempurnaan formulir • Pemerintah membentuk peraturan mengenai SPRS • Peraturan disosialisasikan kepada pemerintah provinsi, kabupaten, dan pemerintah kota kemudian pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota menginformasikan ke rumah sakit yang berada di lingkungan pemerintahan tersebut. • Untuk melaksanakan kegiatan ini, rumah sakit harus melakukan registrasi online untuk mendapatkan identitas rumah sakit, seperti nomor rumah sakit, kode lokasi, dan lain-lain. • Setelah melakukan registrasi online, rumah sakit dapat segera mengisi boring RL1-RL5 secara online. Seterusnya diisi secara rutin berdasarkan periode waktu yang telah ditentukan dalam peraturan.