Anda di halaman 1dari 19

Nur Afni

13.17.777.14.202

Pembimbing :
dr. Abdullah, DHSM,M.Kes
Drg. Nita Damayanti, M. Kes

BAGIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS DAN ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
2019
PENDAHULUAN
Kesehatan Keselamatan Kerja adalah
upaya untuk melindungi diri dan orang lain dari
kecelakaan kerja. Pelaksanaan kesehatran dan
keselamatan kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya menciptakan tempat kerja yang aman,
sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktifitas kerja.
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya
pasal 165: ”Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk
upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan,
pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja”.

Undang - Undang No. 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan,


pasal 57 dinyatakan bahwa “tenaga kesehatan dalam menjalankan
praktik berhak memperoleh pelindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja”.
Pelayanan transfusi darah merupakan
upaya pelayanan kesehatan yang
memanfaatkan darah manusia sebagai bahan
dasar dengan tujuan kemanusiaan dan tidak
untuk tujuan komersial.

Peraturan pemerintah RI No. 7 tahun 2011 tentang pelayanan darah


Pelayanan transfusi darah adalah
upaya pelayanan kesehatan yang meliputi
perencanaan, penyerahan dan pelestarian
pendonor darah, penyediaan darah,
pendistribusian darah, dan tindakan medis
pemberian darah kepada pasien untuk
tujuan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.

Peraturan pemerintah RI No. 7 tahun 2011 tentang pelayanan darah


Pengolahan Limbah
1. Prosedur harus dibuat untuk pengelolaan
limbah yang potensial infeksius dan
membahayakan
2. Peralatan tajam harus dipisahkan
ditempatkan di dalam tempat yang kuat
yang tahan terhadap tusukan
3. Semua tempat limbah harus dilabel
dengan jelas sebagai ‘’infeksius’’ atau
‘’bahaya’’
4. Tempat limbah harus ditutup dan diamankan,
sebelum plastik biohazard dibuang sesuai
persyaratan peraturan yang berlaku
Peraturan mentri kesehatan RI no. 91 tahun 2015 tentang standar pelayanan transfusi darah
5. Jikan memungkinkan fasilitas penyimpanan
untuk limbah sebelum dibuang harus :
- Dialokasikan dengan memadai
- Dapat dikunci
- Higenik (dibersihkan pada interval waktu
yang teratur dan jika ada kontrol)
- Dibatasi untuk petugas yang terlihat di
dalam proses pembuangan
6. Limbah yang terkontaminasi seperti darah,
sisa reagen, atau bahan kimia lainnya
dimusnahkan dengan mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Peraturan mentri kesehatan RI no. 91 tahun 2015 tentang standar pelayanan transfusi darah
7. Limbah padat yang terkontaminasi
sebagaimana tersebut di bawah ini dibuang
menggunakan insinerator melalui kerja sama
dengan RS atau perusahaan pengolahan
limbah.
a. Kantong darah
b. Yellow tip
c. Blue tip
d. Kapas
e. Sarung tangan
f. Tabung

Peraturan mentri kesehatan RI no. 91 tahun 2015 tentang standar pelayanan transfusi darah
8. Petugas yang terlibat dalam
pembuangan limbah (pengepakan dan
pengiriman limbah ke tempat pembuangan)
harus :
a. Dilatih dengan memadai
b. Menggunakan APD yang memadai (baju
pelindung, sarung tangan, masker, sepatu
tertutup)
c. Mencuci tangan setelah menangani limbah
d. Meminimalkan percikan dan kontaminasi
terhadap membran mukosal, kulit dan
mata.
Peraturan mentri kesehatan RI no. 91 tahun 2015 tentang standar pelayanan transfusi darah
MASALAH DAN RENCANA PEMECAHAN K3
Di UTD (Unit Transfusi Darah)
MASALAH-MASALAH TENTANG K3
Struktur dan bangunan IPAL
Strukturnya harus kuat dan kokohserta
stabil dalam memikul beban baik terhadap aksi-
aksi seperti yang timbul akibat gempa, angin.
Pengaruh korosi, jamur dan mampu menahan
Bak Pengumpul Air gaya likuifaksi.
Limbah Ventilasi
Harus tidak mengganggu lingkungan

Sanitasi Lingkungan, Pedoman teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah. KEMENKES RI, 2011
Lokasinya :
1. Tidak terlalu jauh dari
sumber/asal limbahnya
2. Tidak mengganggu
lingkungan, baik dari
segi pandangan maupun
dari segi kemungkinan
bau
3. Tidak jauh dari saluran
pembuangan lingkungan
Posisi bangunan IPAL,
dapat berada :
1. Di atas tanah
2. Di bawah tanah (
misalnya di bawah
halaman parkir, di
bawah taman
penghijauan)
3. Di dalam bangunan
(basemen).

IPAL Biofilter Anaeron-Aerob Dari Bahan Plat


Baja Yang Dilapisi Anti Karat
Pedoman teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah. KEMENKES RI, 2011
Bak kontrol kualitas air olahan
secara alami dengan
menggunakan indikator biologis
yaitu berupa ikan mas atau ikan
yang biasa hidup di air yang
bersih, jika ikan tersebut hidup
berarti hasil olahan IPAL cukup
baik meskipun ikan di dalam bak
biokontrol hidup belum tentu air
olahan sudah memenuhu baku
mutu dan harus dilakukan
pemeriksaan di laboratorium.

Bak Biokontrol
Pedoman teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah. KEMENKES RI, 2011
Menggunakan
helm dan masker

Memakai seragam
yang sesuai

Memakai
sarung tangan

Menggunakan Packingan
sepatu boot limbah padat
sesuai dengan
kategori yang
Keadaan Gudang akan di angkut
penyimpanan barang habis oleh pihak ke 3
pakai tidak memiliki atap dan yang memiliki
terbuka insenerator.

Tempat Penyimpanan Limbah Padat


PEMECAHAN MASALAH
BAHAYA BIOLOGIS DAN MEKANIK

Masalah Resiko Dampak/ Pemecahan


Akibat masalah/
pengendalian

1. Pemakaian Dapat Dapat menjadi salah Memberikan


APD yang tidak meningkatkan satu penyebab edukasi dan
menyeluruh risiko terkena terjadinya infeksi dan teguran yang lebih
infeksi, dapat dapat menyebabkan mendalam
tertusuk jarum sumber penyakit untuk terhadap tenaga
tenaga kesehatan. kesehatan.

2. Tidak adanya Resiko infeksi Dapat menjadi salah Memberikan


pelabelan pada terhadap satu penyebab infeksi pelabelan pada
packingan wadah tenaga medis yang cukup berbahaya sampah yang
sampah limbah dan bisa merupakan ‘’infeksius atau
‘’infeksius atau sumber penyakit ‘’berbahaya’’
‘’berbahaya’’
Masalah Resiko Dampak/ Pemecahan
Akibat masalah/
pengendalian

3.Tidak Infeksi dan Dapat menimbulkan Pembersihan gudang


memadainya perkembangbiakan risiko infeksi dan secara berkala dan
gudang nyamuk serta penularan penyakit penyediaan wadah
penyimpanan ketidak amanan yang dibawa oleh yang memiliki
limbah padat dari jangkauan vektor dan penutup sehingga
(tidak terkunci orang yang tidak penyalahgunaan tidak menjadi sarang
dan bukan berkepentingan bagi orang yang perkembangan
pada tidak nyamuk, serta
bangunan berkepentingan dibuatkan atap pada
yang tertutup) gudang sementara
tersebut dan harus
terkunci.

Anda mungkin juga menyukai