Dr.dr.Sutoto.,M.Kes
KARS
Curiculum Vitae: Dr.dr.Sutoto,MKes
TEMPAT/TGL LAHIR :PURWOKERTO, 21 JULI – 1952
JABATAN SEKARANG:
1. Ketua KARS Th 2011-2014
2. Ketua umum PERSI Th 2009-2012/Th 2012-2015
3. Dewan Pembina MKEK IDI Pusat
4. Dewan Pembina AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia)
5. Anggota Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Kementerian Kesehatan R.I
6. Dewan Penyantun RS Mata Cicendo,Pusat Mata Nasional
PENGALAMAN KERJA
1. Direktur Utama RSUP Fatmawati Jakarta 2001 - 2005
2. Direktur Utama RS Kanker Dharmais Jakarta 2005-2010
3. Sesditjen Binyanmed /Plt Dirjen BinYanmed Kemkes R.I. ( Feb- Juli 2010)
4. Direktur RSUD Banyumas Jawa Tengah 1992-2001
PENGALAMAN ORGANISASI
PENDIDIKAN:
1. SI dan Dokter Fakultas Kedokteran Univ Diponegoro
2. SII Magister Manajemen RS Univ. Gajahmada
SUTOTO-PERSI
3. S III Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (Cumlaude)
Sutoto KARS 3
DOKUMENTASI
• Dokumentasi Perlindungan Hak Pasien dan keluarga adalah:
• Formulir hak pasien dan keluarga
• Formulir general consent
• Formulir pemberian informasi bila terjadi penundaan pelayanan
• Formulir penundaan pelayanan
• Formulir permintaan rohaniawan
• Formulir permintaan menyimpan harta benda
• Formulir pelepasan informasi
• Formulir permintaan privasi
• Formulir permintaan penterjemah
• Formulir pemberian informasi tindakan kedokteran
• Formulir persetujuan / menolak tindakan kedokteran
• Formulir DNR
SUTOTO-PERSI
HAK PASIEN DALAM UURS PSL 32
Setiap pasien mempunyai hak:
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
di Rumah Sakit;
2. memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
3. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi
4. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional
5. memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi
6. mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
7. memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
8. meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar
Rumah Sakit;
Sutoto KARS 5
9. mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya;
10. mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan
11. memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
12. didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
13. menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak mengganggu pasien lainnya
15. memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah
Sakit mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya;
16. menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya;
17. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana
18. mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Sutoto KARS 6
KEWAJIBAN PASIEN (BERDASARKAN UU RI NOMOR 29 PASAL
53, TAHUN 2009 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN).
Sutoto KARS 7
Standar HPK.1
RS bertangg-jwb utk memberikan proses yg mendukung hak
pasien dan keluarganya selama dalam yan.
Regulasi RS :
• Pedoman/panduan/Kebijakan tentang hak pasien dan keluarga yang
mendukung dan melindungi hak pasien dan keluarga
Dokumen
• Persetujuan pelepasan informasi apa saja yang berhubungan dengan
pelayanan yang boleh diketahui keluarganya/ pihak lain (dapat
menjadi bagian dari persetujuan umum/general consent)
Implementasi
1. Pemahaman pimpinan RS tentang hak pasien dan keluarga sesuai
peraturan perundang-undangan
2. Pemahaman staf pelayanan atas hak pasien dan keluarga
Sutoto KARS 9
KARS
CONTOH KALIMAT
PERSETUJUAN PELEPASAN INFORMASI (HPK 1. EP3)
Dapat menjadi bagian dari persejuan umum (general consent)
Sutoto KARS 11
Standar HPK.1.1.1.
Rumah sakit mempunyai proses untuk merespon terhadap
permintaan pasien dan keluarganya untuk pelayanan rohani atau
sejenisnya berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien.
Regulasi RS :
1. Panduan Pelayanan Kerohanian
2. SPO pelayanan kerohanian
3. Formulir permintaan pelayanan kerohanian
PROSES
1. Proses identifikasi yang menyangkut juga agama dan kepercayaan
pasien
2. Proses staf pelayanan menyediakan pelayanan kerohanian sesuai
permintaan pasien atau keluarga
3. Bukti bahwa RS telah memberikan pelayanan kerohanian
(keagamaan atau spiritual)
Sutoto KARS 13
Contoh : PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN
Sutoto KARS 14
KARS
Standar HPK.1.2.
Pelayanan menghormati kebutuhan privasi pasien
KEINGINAN PRIVASI
Sutoto KARS 17
Standar HPK.1.3.
Rumah sakit mengambil langkah untuk melindungi barang
milik pasien dari pencurian atau kehilangan
Sutoto KARS 18
Standar HPK.1.3.
Rumah sakit mengambil langkah untuk melindungi barang
milik pasien dari pencurian atau kehilangan
Sutoto KARS 20
KARS
Standar HPK.1.4
Pasien dilindungi dari kekerasan fisik
Regulasi RS :
1. Kebijakan/Panduan/SPO perlindungan terhadap kekerasan fisik
Dokumen implementasi :
1. Daftar pengunjung RS Diluar jam kunjungan
Proses
• Cara RS untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik
• Cara RS untuk melindungi terutama bayi, anak, manula dan pasien yang
tidak mampu melindungi dirinya sendiri
• Penggunaan identitas pengunjung RS dan mekanisme pengawasannya
• Pengawasan terhadap lokasi pelayanan yang terpencil atau terisolasi
Sutoto KARS 23
CONTOH
CONTOH
KARS
Standar HPK.1.5
Anak-anak, individu yang cacat, manula dan lainnya yang berisiko
mendapatkan perlindungan yang layak.
Elemen Penilaian HPK.1.5
• 1. Rumah sakit mengidentifikasi kelompok yang berisiko (lihat
juga PP.3.1 s/d PP.3.9).
• 2. Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan kelompok lain di
identifikasi rumah sakit untuk dilindungi (lihat juga PP.3.8).
• 3. Staf memahami tanggung jawab mereka dalam proses
perlindungan.
Sutoto KARS 25
Standar HPK.1.5
Anak-anak, individu yang cacat, manula dan lainnya yang berisiko
mendapatkan perlindungan yang layak.
Regulasi RS :
1. Panduan pelindungan terhadap kekerasan fisik unt kelompok berisiko
2. SPO perlindungan terhadap kekerasan fisik
Dokumen implementasi :
1. Daftar kelompok yang berisiko
Proses
• Identifikasi RS terhadap kelompok yang berisiko
• Kelompok yang dilindungi RS meliputi anak-anak, individu yang cacat, lansia dan
kelompok lainnya
Sutoto KARS 26
KARS
Standar HPK.1.6
lnformasi tentang pasien adalah rahasia
Elemen Penilaian HPK.1.6
• 1. Pasien diinformasikan tentang kerahasiaan informasi dan
tentang pembukaan dan kerahasiaan informasi mengenai
pasien dalam undang-undang dan peraturan
• 2. Pasien diminta persetujuannya untuk membuka informasi
yang tidak tercakup dalam undang-undang dan peraturan.
• 3. Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan
pasien.
Sutoto KARS 28
Standar HPK.1.6
lnformasi tentang pasien adalah rahasia
Regulasi RS :
1. Regulasi tentang perlindungan terhadap kerahasian informasi
pasien
Proses
1. Penjelasan ke pasien tentang rahasia kedokteran dan proses
untuk membuka rahasia kedokteran sesuai ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan
2. Permintaan persetujuan pasien untuk membuka informasi yang
bukan merupakan rahasia kedokteran
3. Upaya RS untuk menjaga kerahasiaan informasi kesehatan pasien
Sutoto KARS 29
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
BAB III KEWAJIBAN MENYIMPAN RAHASIA KEDOKTERAN Pasal 4
(1) Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kedokteran dan/atau menggunakan
data dan informasi tentang pasien wajib menyimpan rahasia kedokteran.
(2) Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
• a. dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang memiliki akses
terhadap data dan informasi kesehatan pasien;
• b. pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan;
• c. tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan kesehatan;
• d. tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan
pasien di fasilitas pelayanan kesehatan;
• e. badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan;
• f. mahasiswa/siswa yang bertugas dalam pemeriksaan, pengobatan,perawatan,
dan/atau manajemen informasi di fasilitas pelayanan kesehatan.
(3) Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran berlaku selamanya, walaupun pasien
telah meninggal dunia.
Sutoto KARS 32
Standar HPK.2
Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga berpartisipasi
dalam proses pelayanan.
Regulasi RS :
• Kebijakan/Panduan/SPOkomunikasi efektif untuk mendorong
keterlibatan pasien dan keluarganya dalam proses pelayanan
• Kebijakan/Panduan/SPO cara memperoleh second opinion di
dalam atau di luar RS
Bukti Pr0ses :
• Bukti pelaksanaan pelatihan
• Sertifikasi pelatihan staf tentang komunikasi pemberian informasi
dan edukasi yang efektif
Sutoto KARS 33
PENTINGNYA SECOND OPINION
• Kesalahan diagnosis dan penatalaksaan pengobatan
dokter sering terjadi di belahan dunia manapun,
termasuk di Indonesia
• Perbedaan pendapat para dokter dalam mengobati
penderita adalah hal yang biasa terjadi, dan hal ini
mungkin tidak menjadi masalah serius bila tidak
menimbulkan konsekuensi yang berbahaya dan
merugikan bagi penderita
• Second opinion dianjurkan bila menyangkut
ancaman nyawa, kerugian biaya atau dampak
finansial yang besar
Sutoto KARS 34
KEPUTUSAN DOKTER DIBAWAH INI DAPAT
DIMINTAKAN SECOND OPINION:
• Tindakan operasi: appendictomi, tonsilektomi, caesar,dll
• Pemberian obat jangka panjang (>2 mg), misalnya pemberian obat TBC jangka
panjang, antibiotika jangka panjang dll
• Mengadviskan pemberian obat yang sangat mahal : obat, antibiotika, susu mahal.
imunisasi yang sangat mahal
• Kebiasaan dokter memberikan terlalu sering antibiotika berlebihan pada kasus yang
tidak seharusnya diberikan : seperti infeksi saluran napas, diare, muntah, demam
virus, dan sebagainya. Biasanya dokter memberikan diagnosis infeksi virus tetapi
selalu diberi antibiotika.
• Mengadviskan pemeriksaan laboratorium dengan biaya sangat besar
• Diagnosis dokter yang meragukan : biasanya dokter tersebut menggunakan istilah
“gejala” seperti gejala tifus, gejala ADHD, gejala demam berdarah, gejala usus buntu.
Atau diagnosis autis ringan, ADHD ringan dan gangguan perilaku lainnya.
• Pemeriksaan dan pengobatan yang tidak direkomendasikan oleh institusi kesehatan
nasional atau internasional : seperti pengobatan dan terapi bioresonansi, dll
Sutoto KARS 35
KARS
KARS
KARS
Standar HPK.2.1
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan
bahasa yang dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan
diberitahu tentang kondisi medis dan diagnosis pasti, bagaimana
mereka akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatan
dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi dalam keputusan
pelayanan, bila mereka memintanya
• Elemen Penilaian HPK.2.1
• 1. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan mereka
akan dijelaskan tentang kondisi medis dan diagnosis pasti, bila perlu
(lihat juga AP.4.1, EP 2 dan PPK.2 EP 6).
• 2. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan mereka
akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatannya (lihat
juga AP.4.1, EP 3 dan APK.2, EP 4).
• 3. Pasien dan keluarganya memahami kapan persetujuan akan
diminta dan proses bagaimana cara memberikannya (lihat juga
PPK.2, EP 4).
• 4. Pasien dan keluarganya memahami hak mereka untuk
berpartisipasi dalam keputusan pelayanannya, bila mereka
menghendakinya (Lihat juga HPK.2, EP 1; AP.4.1, EP 3; PP.7.1, EP 5;
APK.3, EP 3 dan PPK.2, EP 7).
Sutoto KARS 39
Standar HPK.2.1
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa yang
dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang
kondisi medis dan diagnosis pasti, bagaimana mereka akan dijelaskan tentang
rencana pelayanan dan pengobatan dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi
dalam keputusan pelayanan, bila mereka memintanya
Regulasi RS :
• Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien dalam
pelayanan
• Kebijakan/Panduan/SPO tentang panduan persetujuan tindakan
kedokteran
Dokumen:
• Formulir pemberian edukasi
• Formulir persetujuan / penolakan tindakan kedokteran
Sutoto KARS 40
KARS
PENJELASAN APA YANG HARUS DIBERIKAN
OLEH DPJP
1. Penjelasan agar pasien dan keluarganya
mengetahui kapan akan dijelaskan tentang kondisi
medis dan diagnosis pasti
2. Penjelasan agar pasien dan keluarganya
mengetahui kapan akan dijelaskan tentang
rencana pelayanan dan pengobatannya
3. Penjelasan agar pasien dan keluarganya
mengetahui bagaimana proses untuk
mendapatkan persetujuan
4. Penjelasan agar pasien dan keluarganya
mengetahui haknya untuk berpartisipasi dalam
keputusan pelayanannya
Sutoto KARS 42
Standar HPK.2.1.1
Regulasi RS :
• Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien dalam
pelayanan
Dokumen:
• Materi penjelasan
• Formulir pemberian penjelasan/edukasi
Materi wawancara
• Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya
mengetahui siapa yang menjelaskan tentang hasil pelayanan dan
pengobatan
• Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya
mengetahui siapa yang menjelaskan tentang hasil pelayanan dan
pengobatan yang tidak terduga
Sutoto KARS 44
Standar HPK.2.2
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang hak
dan tanggung jawab mereka yang berhubungan dengan penolakan
atau tidak melanjutkan pengobatan
Sutoto KARS 45
CONTOH FORMULIR PULANG ATAS PERMINTAAN
PASIEN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
• Nama pasien/keluarga:
• Tanggal lahir:
Denganini menyatakan permintaan untuk menghentikan
perawatan/pengobatan (keduanya atau coret salah satu) dan pulang
atas permintaan sendiri.
Saya telah mendapat penjelasan tentang:
1. Hak saya untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan
2. Tentang konsekuensi dari keputusan saya
3. Tentang tanggung jawab saya dengan keputusan tersebut.
4. Tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan.
Dan saya tidak akan menuntut pihak rumah sakit atau siapapun juga
akibat dari keputusan saya pulang atas permintaan sendiri
Tanda tangan pasien Tanda tangan saksi
Sutoto KARS 46
Standar HPK.2.3
Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien menolak pelayanan
resusitasi atau menolak atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup
dasar
Regulasi RS :
• Panduan penolakan resusitasi (DNR)
• SPO penolakan resusitasi
• Formulir penolakan resusitasi
Sutoto KARS 47
Dr Lauren Jodi Van Scoy
“DNR does not mean do not treat and it does not mean
do not care. It just means do not resuscitate by giving
CPR, electric shocks or medications to restart the heart. If
things go badly, there is a role in certain situations for
letting the natural breakdown of the body occur,"
Sutoto KARS 49
FORMULIR DO NOT RESUCITATE (JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI)
Formulir ini adalah perintah dokter penanggung jawab pelayanan kepada seluruh staf klinis rumah sakit,
agar tidak dilakukan resusitasi pada pasien ini bila terjadi henti jantung (bila tak ada denyut nadi) dan
henti nafas (tak ada pernafasan spontan).
Formulir ini juga memberikan perintah kepada staf medis untuk tetap melakukan intervensi atau
pengobatan, atau tata laksana lainnya sebelum terjadinya henti jantung atau henti nafas.
– Nama pasien : ………………………………………………..
– Tanggal lahir : ……………………………………………….
Perintah/ Pernyataan dokter penanggung jawab pelayanan
Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menginstruksikan kepada seluruh staf medis dan staf klinis
lainnya untuk melakukan hal-hal tertulis dibawah ini:
– Usaha komprehensif untuk mencegah henti jantung atau henti nafas tanpa melakukan intubasi. DO NOT
RESUCITATE TIDAK DILAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
– Usaha suportif sebelum terjadi henti nafas atau henti jantung yang meliputi pembukaan jalan nafas non
invasive, mengontrol perdarahan, memposisikan pasien dengan nyaman, pemberian oat-obatan anati nyeri.
TIDAK MELAKUKAN RJP (RESUSITASI JANTUNG PARU) bila henti nafas atau henti jantung terjadi.
Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa keputusan DNR diatas diambil setelah
pasien diberikan penjelasan dan informed consent diperoleh dari salah satu:
– Pasien
– Tenaga kesehatan yang ditunjuk pasien
– Wali yang sah atas pasien (termasuk yang ditunjuk oleh pengadilan)
– Anggota keluarga pasien
Jika yang diatas tidak dimungkinkan maka dokter yang bertanda tangan dibawah ini memberikan
perintah DNR berdasarkan pada :
– Instruksi pasien sebelumnya atau
– Keputusan dua orang dokter yang menyatakan bahwa Resusitasi jantung paru (RJP) akan mendatangkan
hasil yang tidak efektif
TANDA TANGAN DOKTER: ………………………………………….
Nama Lengkap:………………………NIP/NIK:…………………………… No Telepon:…………………Tgl :…….………….
Sutoto KARS 50
Standar HPK.2.4
Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap asesmen yang
sesuai manajemen nyeri yang tepat
Sutoto KARS 51
NYERI DALAM STANDAR AKREDITASI
HPK
• HPK 2.4 Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan
asesmen dan pengelolaan rasa sakit yang tepat.
AP
• P 1.7 Semua pasien rawat inap dan rawat jalan diperiksa apakah
mengalami rasa nyeri dan diperiksa mengenai rasa nyeri tersebut jika
ada.
PP
• PP .6. Staf mendapat pelatihan nyeri sehingga dapat melakukan
asesmen nyeri serta memahami dan melaksanakan tatalaksana nyeri
serta dapat mengedukasi nyeri kepada pasien dan keluarganyai
Sutoto KARS 52
CONTOH FORMULIR ASESMEN/ASESMEN ULANG NYERI
IDENTITAS PASIEN:
TANGGAL/JAM ASESMEN:
• P:……………………………………………………………………………………………………………………………………
• Q:…………………………………………………………………………………………………………………………………..
• R:……………………………………………………………………………………………………………………………………
• S:……………………………………………………………………………………………………………………………………
• T:……………………………………………………………………………………………………………………………………
Scala Nyeri
Keterangan:
• P= Provokatif: yang memprovokasi nyeri apa yang menjadi penyebab nyeri
? Rudapaksa, benturan ? Apa yg membuat lebih baik atau lebih buruk ?
• Q=Quality/Kualitas: seperti apa rasanya ? Seperti tertusuk benda tajam,
tumpul, sakit, berdenyut, ditusuk jarum, dll?
• R=Regio/Radiasi Daerah nyeri dimana rasa sakit itu berada? Menyebar
kemana ?
• S=Severity/Skala : seberapa berat pakai skala 0 sd 10
• T=Tempo/timing: waktu yang berkaitan dengan nyeri Kapan nyeri datang?
Apakah rasa sakit itu datang dan pergi atau itu terus menerus?
Sutoto KARS 55
• Asesmen nyeri
– Asesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale
• Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun
yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri
yang dirasakannya.
• Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan
dan dilambangkan dengan angka antara 0 – 10.
– 0 = tidak nyeri
– 1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
– 4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
– 7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)3
Sutoto KARS 56
– Wong Baker FACES Pain Scale
• Indikasi: Pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak
dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka,
gunakan asesmen
• Instruksi: pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar mana
yang paling sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan juga lokasi
dan durasi nyeri
– 0 - 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali
– 2–3 = sedikit nyeri
– 4–5 = cukup nyeri
– 6–7 = lumayan nyeri
– 8–9 = sangat nyeri
– 10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)
Sutoto KARS 57
Standar HPK.2.5. END OF LIFE
Sutoto KARS 65
Standar HPK.2.5. END OF LIFE
Regulasi RS :
1. Panduan pelayanan pasien tahap terminal
2. SPO pelayanan pasien tahap terminal
Bukti dokmentasi
1. Dokumentasi pelayanan dalam rekam medis
Sutoto KARS 66
KARS
POKOK –POKOK PANDUAN PELAYANAN PASIEN TAHAP TERMINAL
KARS
POKOK-POKOK PADA PANDUAN PASIEN TAHAP TERMINAL
• Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan semua aspek
asuhan selama stadium akhir hidup. Asuhan akhir kehidupan yang diberikan rumah
sakit termasuk :
– pemberian pengobatan yang sesuai dengan gejala dan keinginan pasien dan
keluarga
– menyampaikan isu yang sensitif seperti autopsi dan donasi organ
– menghormati nilai yang dianut pasien, agama dan preferensi budaya
– mengikutsertakan pasien dan keluarganya dalam semua aspek pelayanan
– memberi respon pada masalah-masalah psikologis, emosional, spiritual dan
budaya dari pasien dan keluarganya ((lihat maksud tujuan : HPK 2.5)
• Rumah sakit memastikan pemberian asuhan yang tepat bagi mereka yang kesakitan
atau dalam proses kematian dengan cara:
– melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri dan gejala primer atau
sekunder
– mencegah gejala-gejala dan komplikasi sejauh yang dapat diupayakan
– melakukan intervensi dalam masalah psikososial, emosional dan spiritual dari
pasien dan keluarga, menghadapi kematian dan kesedihan
– melakukan intervensi dalam masalah keagamaan dan budaya pasien dan keluarga
– mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam keputusan terhadap asuhan
KARS
– (lihat maksud tujuan : PPI 7.1)
RUMAH SAKIT MEMASTIKAN PEMBERIAN ASUHAN YANG TEPAT
BAGI MEREKA YANG KESAKITAN ATAU DALAM PROSES KEMATIAN
DENGAN CARA (PP7.1)
4. Pasien dan bila perlu keluarga ikut serta dalam proses penyelesaian
5. Kebijakan dan prosedur mendukung konsistensi pelayanan.
Sutoto KARS 73
Standar HPK.3
Regulasi RS :
– Panduan dan SPO penyelesaian komplain, keluhan, konflik atau perbedaan
pendapat pasien dan keluarga
Dokumen implementasi :
– Bukti penjelasan dan catatan komplain
– Bukti penanganannya dan Laporan penyelesaian komplain
Proses :
1. Proses penyampaian informasi bila pasien akan komplain, keluhan, konflik
atau perbedaan pendapat
2. Proses investigasi/.penelitian bila komplain
3. Proses analisis terhadap hasil investigasi/penelitian komplain
4. Keterlibatan pasien/keluarga dalam penyelesaian komplain
5. Bagaiman seluruh proses tersebut tidak mempengaruhi konsistensi
pelayanan
Sutoto KARS 74
POKOK-POKOK PANDUAN KOMPLAIN
• Penjelasan kepada pasien dan keluarganya mengenai proses untuk menerima dan
bertindak terhadap keluhan, konflik dan perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien
serta hak pasien untuk berpartisipasi dalam proses ini.
• Pasien mempunyai hak untuk menyampaikan keluhan tentang pelayanan yang mereka
terima
• Keluhan harus ditelaah dan bila mungkin diselesaikan.
• Keputusan mengenai pelayanan kadang-kadang menimbulkan pertanyaan, konflik, atau
dilema lain bagi rumah sakit dan pasien, keluarga atau pembuat keputusan lainnya.
• Tetapkan cara-cara mencari solusi bila timbul dilema atas keluhan: Dilema ini dapat
timbul dari masalah akses, pengobatan atau pemulangan pasien. Dilema tersebut bisa
sulit sekali diselesaikan jika menyangkut, misalnya masalah penolakan pelayanan
resusitasi atau membatalkan atau mundur dari pengobatan bantuan hidup dasar.
• Identifikasi dalam kebijakan dan prosedur, siapa yang perlu dilibatkan dalam proses dan
bagaimana pasien dan keluarganya berpartisipasi.
• Susun Prosedur penyampaiaan konflik yang mendukung konsistensi pelayanan.
KARS
Standar HPK.4
Staf rumah sakit dididik tentang peran mereka dalam mengidentifikasi
nilai-nilai dan kepercayaan pasien dan melindungi hak pasien
Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang identifikasi nilai-nilai dan
kepercayaan pasien dalam pelayanan
Proses
Pelaksanaan identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien/keluarga
dan penerapannya dalam pelayanan
Bagaimana peran staf dalam melindungi hak pasien dan keluarga
Sutoto KARS 76
Standar HPK.4
Staf rumah sakit dididik tentang peran mereka dalam mengidentifikasi
nilai-nilai dan kepercayaan pasien dan melindungi hak pasien
Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang identifikasi nilai-nilai dan
kepercayaan pasien dalam pelayanan
Proses
Pelaksanaan identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien/keluarga
dan penerapannya dalam pelayanan
Sutoto KARS 77
Standar HPK.5. PENJELASAN HPK
Sutoto KARS 78
Standar HPK.5
Regulasi RS:
• Kebijakan/Panduan/SPO tentang
pemberian informasi hak dan tanggung
jawab pasien
• Leaflet hak dan tanggung jawab pasien
Proses
Pelaksanaan pemberian informasi tertulis
tentang hak dan tanggung jawab pasien
sesuai dg bahasa yg dipahami pasien
Sutoto KARS 79
POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENJELASAN HPK
Sutoto KARS 80
Standar HPK.6
Regulasi RS :
• Kebijakan/Panduan/SPO persetujuan tindakan kedokteran
• Daftar tindakan yang memerlukan persetujuan tertulis
Dokumen
• informed consent
• Formulir persetujuan/ penolakan
Proses
• Proses pasien atau keluarga menyetujui atau menolak tindakan
kedokteran
81
Persetujuan (Consent)
1. General consent (persetujuan Umum)
– Persetujuan perawatan dan pegobatan
2. Informed consent
Sutoto KARS 82
Sutoto KARS 83
KARS
Sutoto KARS 85
Sutoto KARS 86
PENJELASAN DALAM INFORMED CONSENT
(PMK Nomer 209/2008)
Sutoto KARS 87
PEMBERI PERSETUJUAN
Persetujuan diberikan oleh individu yang kompeten. (PMK
290/2008)pasal 1 nomer 7
Sutoto KARS 89
Standar HPK.6.1. PENJELASAN PENYAKIT, PENGOBATAN
DAN PEMBERI PELAYANAN
Regulasi RS :
• Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian
informasi termasuk rencana pengobatan
• Kebijakan/Panduan/SPO tentang penetapan DPJP
(Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)
Dokumen:
• Catatan pemberian informasi
• Catatan penetapan DPJP dan data diri DPJP (RS
harus memiliki data diri DPJP: lamakerja,
pendidikan, fellowship, kursus dll)
Sutoto KARS 90
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
Pasal 6
• (5) Dalam hal pasien tidak cakap untuk memberikan
persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
persetujuan dapat diberikan oleh keluarga terdekat
atau pengampunya
Sutoto KARS 91
CONTOH DALAM GENERAL CONSENT
• Saya mengerti dan memahami bahwa:
– Saya memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan tentang
pengobatan yang diusulkan (termasuk identitas setiap orang
yang memberikan atau mengamati pengobatan) setiap saat.
– Saya Saya mengerti dan memahami bahwa memiliki hak untuk
persetujuan, atau menolak persetujuan, untuk setiap
prosedur/terapi
– Saya mengerti bahwa banyak dokter pada staf medis rumah sakit
yang bukan karyawan tetapi staf independen/tamu yang telah
diberikan hak untuk menggunakan fasilitas untuk perawatan dan
pengobatan pasien mereka.
– Jika diperlukan RS, saya akan berpartisipasi dalam pemilihan
dokter yang akan bertanggung jawab untuk perawatan saya
selama saya dalam perawatan di rumah sakit.
•
Sutoto KARS 92
Standar HPK.6.2 . PENGGANTI PEMBERI PERSETUJUAN
Sutoto KARS 93
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
Pasal 6
• (5) Dalam hal pasien tidak cakap untuk memberikan
persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
persetujuan dapat diberikan oleh keluarga terdekat
atau pengampunya
Sutoto KARS 94
Standar HPK.6.3. GENERAL CONSENT/PERSETUJUAN UMUM
Regulasi RS:
•Kebijakan/Panduan/SPO tentang persetujuan umum dan
penjelasannya
Dokumen:
•Formulir persetujuan umum
Sutoto KARS 95
CONTOH GENERAL CONSENT
Sutoto KARS 96
KARS
CONTOH GENERAL CONSENT
• PERSETUJUAN UNTUK PENGOBATAN
• Saya mengetahui bahwa saya memiliki kondisi yang
membutuhkan perawatan medis, saya mengizinkan dokter dan
profesional kesehatan lainnya untuk melakukan prosedur
diagnostik dan untuk memberikan pengobatan medis seperti
yang diperlukan dalam penilaian profesional mereka.
Prosedur diagnostik dan perawatan medis termasuk tetapi
tidak terbatas pada electrocardiograms, x-ray, tes darah terapi
fisik, dan pemberian obat.
• Saya sadar bahwa praktik kedokteran dan bedah bukanlah ilmu
pasti dan saya mengakui bahwa tidak ada jaminan atas hasil
apapun, terhadap perawatan prosedur atau pemeriksaan
apapun yg dilakukan kepada saya.
Sutoto KARS 98
CONTOH GENERAL CONSENT UNTUK RS
PENDIDIKAN
Sutoto KARS 99
Standar HPK.6.4.
SAAT PERMINTAAN INFORMED CONSENT TERTULIS
DOKUMEN
1. Daftar tindakan dan pengobatan yang perlu informed
consent
2. Dokumentasi rapat pembahasan daftar tersebut
25 HPK.7 7
26 HPK.7.1 4
27 HPK.8 4
28 HPK.9 5
29 HPK.10 2
30 HPK.11 6
Dokumen:
• Formulir pemberian informasi dan formulir
persetujuan mengikuti penelitian
Sutoto KARS 104
Hak Mendapat Informasi Pasien Bila diminta untuk
berpartisipasi dalam penelitian klinis
INFORMASI
• Manfaat yang diharapkan
• Potensi ketidak nyamanan dan risiko.
• Alternatif yang dapat menolong mereka
• Prosedur yang harus diikuti
• Menolak atau berpartisipasi atau
mengundurkan diri
• Penolakan atau pengunduran diri tersebut
tidak akan menutup akses mereka terhadap
pelayanan rumah sakit
• RS punya kebijakan dan prosedur informasi
tentang hal ini kepada pasien dan keluarga.
Sutoto KARS 105
Standar HPK.7.1. PENJELASAN TENTANG PARTISIPASI DALAM
PENELITIAN KLINIS
Regulasi RS :
• Keputusan penetapan komite /panitia etik
penelitian
• Kebijkan, Pedoman pengorganisasian dan
pedoman pelayanan komite etik penelitian
• Program kerja komite etik penelitian
Sutoto KARS 109
INFORMASI KEPADA PASIEN TTG PENELITIAN
• 1. tujuan penelitian atau penapisan
• 2. manfaat penelitian dan penapisan
• 3. protokol penelitian dan penapisan, serta tindakan medis
• 4. keuntungan penelitian dan penapisan
• 5. kemungkinan ketidaknyamanan yang akan dijumpai,
termasuk risiko yang mungkin terjadi
• 6. hasil yang diharapkan untuk masyarakat umum dan bidang
kesehatan
• 7. bahwa persetujuan tidak mengikat dan subyek dapat
sewaktu-waktu mengundurkan diri.
• 8. bahwa penelitian tersebut telah disetujui oleh Panitia Etika
Penelitian.
Sutoto KARS
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. 110
Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006
Regulasi RS :
•Kebijakan/Panduan/SPO pelayanan donasi / transplantasi organ
Dokumen
•informasi tentang tata cara untuk menyumbang organ tubuh dan jaringan
tubuh lainnya
Regulasi RS :
• Kebijakan/Panduan/SPO tentang donasi/ transplantasi organ
Dokumen:
• Formulir persetujuan/penolakan donor/ transplantasi
• Kerjasama dengan lembaga kemasyarakatan
Pelatihan
• Pelatihan staf agar memahami regulasi tentang transplantasi serta isu
dan perhatian tentang donasi organ dan ketersediaan transplan
• Pelaksanaan mendapat persetujuan dari donor hidup
KARS
KARS
KARS
Bab 2. HAK PASIEN DAN KELUARGA
(HPK)
1. Hak pasien
2. Informed consent
3. Penelitian
4. Donasi organ
Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang identifikasi nilai-nilai dan
kepercayaan pasien dalam pelayanan
Proses
Pelaksanaan identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien/keluarga
dan penerapannya dalam pelayanan
Bagaimana peran staf dalam melindungi hak pasien dan keluarga
Regulasi RS:
• Kebijakan/Panduan/SPO tentang
pemberian informasi hak dan tanggung
jawab pasien
• Leaflet hak dan tanggung jawab pasien
Proses
Pelaksanaan pemberian informasi tertulis
tentang hak dan tanggung jawab pasien
sesuai dg bahasa yg dipahami pasien
Sutoto KARS 125
STANDAR HPK.6 . INFORMED CONSENT
Proses
• Proses pasien atau keluarga menyetujui atau menolak tindakan
kedokteran Sutoto KARS 127
Standar HPK.6.1. PENJELASAN PENYAKIT, PENGOBATAN DAN
PEMBERI PELAYANAN
Regulasi RS :
• Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian
informasi termasuk rencana pengobatan
• Kebijakan/Panduan/SPO tentang penetapan DPJP
(Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)
Dokumen:
• Catatan pemberian informasi
• Catatan penetapan DPJP dan data diri DPJP (RS
harus memiliki data diri DPJP: lamakerja,
pendidikan, fellowship, kursus dll)
Regulasi RS:
•Kebijakan/Panduan/SPO tentang persetujuan umum dan penjelasannya
Dokumen:
•Formulir persetujuan umum Sutoto KARS 134
Standar HPK.6.4. SAAT PERMINTAAN INFORMED CONSENT
Standar HPK.6.4
Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan
Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi.
darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang
berisiko tinggi.
DOKUMEN
1. Daftar tindakan dan pengobatan yang perlu informed
consent
2. Dokumentasi rapat pembahasan daftar tersebut
Sutoto KARS 136
HANYA UNTUK RS YANG MELAKUKAN CLINICAL
TRIAL DAN DONASI ORGAN SERTA TRANSPLANTASI
ORGAN
25 HPK.7 7
26 HPK.7.1 4
27 HPK.8 4
28 HPK.9 5
29 HPK.10 2
30 HPK.11 6
Regulasi RS :
• Kebijakan/Panduan/SPO tentang donasi/ transplantasi organ
Dokumen:
• Formulir persetujuan/penolakan donor/ transplantasi
• Kerjasama dengan lembaga kemasyarakatan
Pelatihan
• Pelatihan staf agar memahami regulasi tentang transplantasi serta isu
dan perhatian tentang donasi organ dan ketersediaan transplan
• Pelaksanaan mendapat persetujuan dari donor hidup