Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kes
PROGSUS
KARS
1.
Mengidentifikasi, melindungi
dan meningkatkan hak pasien
2.
Memberitahukan pasien
tentang hak mereka
3.
4.
Mendapatkan persetujuan
tindakan ( informed consent )
5.
Sutoto KARS
kesehatan
kerahasiaan penyakit
yang diderita termasuk
data-data medisnya;
UURS pasal 32
mengeluhkan pelayanan
Rumah Sakit melalui
media cetak dan
elektronik sesuai dengan
ketentuan pr UUan
peraturan perundang-und
1.
2.
3.
4.
5.
KEWAJIBAN PASIEN
Tanggung
jawab RS thd
HPK
Standar HPK.1.
Rumah sakit bertanggung
jawab untuk memberikan
proses yang mendukung hak
pasien dan keluarganya
STANDAR HPK.1
RS BERTANGG-JWB UTK MEMBERIKAN PROSES YG MENDUKUNG HPK
SELAMA DALAM YAN.
Elemen Penilaian HPK.1.
1. Para pemimpin rumah sakit bekerjasama untuk melindungi dan
mengedepankan hak pasien dan keluarga.
2. Para pemimpin rumah sakit memahami hak pasien dan keluarga sesuai
dengan undang-undang dan peraturan dan dalam hubungannya dengan komunitas
yang dilayaninya (lihat juga TKP.6, EP 1).
3. Rumah sakit menghormati hak pasien, dan dalam beberapa situasi hak dari
keluarganya, untuk mendapatkan hak istimewa dalam menentukan informasi apa
saja yang berhubungan dengan pelayanan yang boleh disampaikan kepada
keluarga atau pihak lain, dalam situasi tertentu.
4. Staf memahami kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hak pasien
dan dapat menjelaskan tanggung jawab mereka dalam melindungi hak pasien.
5. Kebijakan dan prosedur mengarahkan dan mendukung hak pasien dan
keluarga dalam pelayanan rumah sakit.
Sutoto KARS
14
Standar HPK.1
RS bertangg-jwb utk memberikan proses yg mendukung HPK selama
dalam yan.
Regulasi RS :
Pedoman/panduan/Kebijakan tentang HPK yang mendukung dan
melindungi HPK
Dokumen
Persetujuan pelepasan informasi apa saja yang berhubungan dengan
pelayanan yang boleh diketahui keluarganya/ pihak lain (dapat
menjadi bagian dari persetujuan umum/general consent)
Implementasi
1. Pemahaman pimpinan RS tentang HPK sesuai peraturan perundangundangan
2. Pemahaman staf pelayanan atas HPK
Sutoto KARS
15
KARS
KARS
CONTOH KALIMAT
PERSETUJUAN PELEPASAN INFORMASI (HPK 1. EP3)
Dapat menjadi bagian dari persejuan umum (general consent)
19
Pelayanan
menghormati
Nilai-nilai &
kepercayaan
Pelayanan
Rohani
Standar HPK.1.1.1.
Rumah sakit mempunyai proses untuk
berespon terhadap permintaan pasien
dan keluarganya untuk pelayanan
rohaniawan atau sejenisnya berkenaan
dengan agama dan kepercayaan pasien.
Standar HPK.1.1.1.
Rumah sakit mempunyai proses untuk berespon terhadap permintaan
pasien dan keluarganya untuk pelayanan rohani atau sejenisnya berkenaan
dengan agama dan kepercayaan pasien.
21
Standar HPK.1.1.1.
Rumah sakit mempunyai proses untuk berespon terhadap permintaan
pasien dan keluarganya untuk pelayanan rohani atau sejenisnya
berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien.
Regulasi RS :
1. Panduan Pelayanan Kerohanian
2. SPO pelayanan kerohanian
3. Formulir permintaan pelayanan kerohanian
PROSES
1. Proses identifikasi yang menyangkut juga agama dan kepercayaan
pasien
2. Proses staf pelayanan menyediakan pelayanan kerohanian sesuai
permintaan pasien atau keluarga
3. Bukti bahwa RS telah memberikan pelayanan kerohanian
(keagamaan atau spiritual)
Sutoto KARS
23
24
KARS
Privasi
dan
Rahasia
Standar HPK.1.2
Pelayanan menghormati
kebutuhan privasi pasien
Pasien
Standar HPK.1.6
lnformasi tentang pasien
adalah rahasia
Standar HPK.1.2.
Pelayanan menghormati kebutuhan privasi pasien
Kebutuhan Privasi
saat:
1. wawancara klinis
2. pemeriksaan,
3. prosedur/pengob
atan
4. transportasi
KARS
CONTOH KALIMAT
IDENTIFIKASI PRIVASI
Dapat menjadi bagian dari persejuan umum (general consent)
KEINGINAN PRIVASI
Saya menginginkan/tidak menginginkan
privasi khusus (coret salah satu, bila
menginginkan tersedia formulir khusus)
Sutoto KARS
29
KARS
Standar HPK.1.6
lnformasi tentang pasien adalah rahasia
Elemen Penilaian HPK.1.6
1. Pasien diinformasikan tentang kerahasiaan informasi dan
tentang pembukaan dan kerahasiaan informasi mengenai
pasien dalam undang-undang dan peraturan
2. Pasien diminta persetujuannya untuk membuka informasi
yang tidak tercakup dalam undang-undang dan peraturan.
3. Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan
pasien.
Sutoto KARS
31
Standar HPK.1.6
lnformasi tentang pasien adalah rahasia
Regulasi RS :
1. Regulasi tentang perlindungan terhadap kerahasian informasi
pasien
Proses
1. Penjelasan ke pasien tentang rahasia kedokteran dan proses
untuk membuka rahasia kedokteran sesuai ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan
2. Permintaan persetujuan pasien untuk membuka informasi yang
bukan merupakan rahasia kedokteran
3. Upaya RS untuk menjaga kerahasiaan informasi kesehatan
pasien
Sutoto KARS
32
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2012 Tentang Rahasia
Kedokteran
SUTOTO-KARS
(1) Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kedokteran dan/atau menggunakan
data dan informasi tentang pasien wajib menyimpan rahasia kedokteran.
(2) Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang memiliki akses
terhadap data dan informasi kesehatan pasien;
b. pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan;
c. tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan kesehatan;
d. tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan
pasien di fasilitas pelayanan kesehatan;
e. badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan;
f. mahasiswa/siswa yang bertugas dalam pemeriksaan, pengobatan,perawatan,
dan/atau manajemen informasi di fasilitas pelayanan kesehatan.
(3) Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran berlaku selamanya, walaupun pasien
telah meninggal dunia.
STAF DIATAS YG DALAM PENDIDIKAN BELUM MENGANGKAT SUMPAH/JANJI
SIMPAN RAHASIA PASIEN HARUS DI SUMPAH
Sutoto KARS
35
KARS
Standar HPK.1.3
Keamanan &
Keselamatan
Perlindungan
Terhadap
Kekerasan
Fisik
Standar HPK.1.4
Pasien dilindungi dari
kekerasan fisik
Standar HPK.1.5
Anak-anak, individu yg cacat, manula
dan lainnya yg berisiko mendapatkan
perlindungan yang layak.
Standar HPK.1.3.
Rumah sakit mengambil langkah untuk melindungi barang milik
pasien dari pencurian atau kehilangan
38
Sutoto KARS
39
KARS
Standar HPK.1.4
Pasien dilindungi dari kekerasan fisik
41
Standar HPK.1.4
Pasien dilindungi dari kekerasan fisik
Regulasi RS :
1. Kebijakan/Panduan/SPO perlindungan terhadap kekerasan fisik
Dokumen implementasi :
1. Daftar pengunjung RS Diluar jam kunjungan
Proses
Cara RS untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik
Cara RS untuk melindungi terutama bayi, anak, manula dan pasien yang
tidak mampu melindungi dirinya sendiri
Penggunaan identitas pengunjung RS dan mekanisme pengawasannya
Pengawasan terhadap lokasi pelayanan yang terpencil atau terisolasi
Sutoto KARS
42
CONTOH
KARS
Standar HPK.1.5
Anak-anak, individu yang cacat, manula dan lainnya yang berisiko
mendapatkan perlindungan yang layak.
Sutoto KARS
44
Standar HPK.1.5
Anak-anak, individu yang cacat, manula dan lainnya yang berisiko
mendapatkan perlindungan yang layak.
Regulasi RS :
1. Panduan pelindungan terhadap kekerasan fisik unt kelompok berisiko
2. SPO perlindungan terhadap kekerasan fisik
Dokumen implementasi :
1. Daftar kelompok yang berisiko
Proses
Identifikasi RS terhadap kelompok yang berisiko
Kelompok yang dilindungi RS meliputi anak-anak, individu yang cacat, lansia dan
kelompok lainnya
45
KARS
Partisipasi
pasien
Info
diagnosis &
tindakan
Standar HPK.2
Rumah sakit mendukung HPK
berpartisipasi dalam proses pelayanan.
Standar 2.1
RS memberi tahu pasien dan keluarga
tentang proses bagai-mana mereka akan
diberitahu tentang kondisi medis dan
setiap diagnosis pasti, bagaimana mereka
ingin dijelaskan tentang cara pelayanan
dan pengobatan, serta bagaimana mereka
dapat berpartisipasi dalam keputusan
pelayanan bila mereka memintanya
KARS
Partisipasi
pasien
Info
diagnosis &
tindakan
Standar HPK.2
Rumah sakit mendukung HPK
berpartisipasi dalam proses pelayanan.
Standar 2.1
RS memberi tahu pasien dan keluarga
tentang proses bagai-mana mereka akan
diberitahu tentang kondisi medis dan
setiap diagnosis pasti, bagaimana mereka
ingin dijelaskan tentang cara pelayanan
dan pengobatan, serta bagaimana mereka
dapat berpartisipasi dalam keputusan
pelayanan bila mereka memintanya
Hasil pelayanan
dan
pengobatan,
Penyakit, saran
pengobatan,
dan para
pemberi
pelayanan
Standar HPK.2.1.1
Rumah sakit memberitahu pasien dan
keluarganya tentang bagaimana mereka
akan dijelaskan tentang hasil pelayanan dan
pengobatan, termasuk hasil yang tidak
diharapkan dan siapa yang akan
memberitahukan
Standar HPK.6.1
Pasien & keluarganya menerima penjelasan
yang memadai ttg penyakit, saran
pengobatan, dan para pemberi pelayanan,
shg mereka dapat membuat keputusan ttg
pelayanan
1.
2.
3.
4.
Sutoto KARS
52
KARS
Evaluasi
Pembelajaran
Metoda
Pembelajaran
Penerima
Edukasi
TOPIK EDUKASI
Hambatan
Belajar
Tgl /
Jam
Tanda
Tangan /
Nama
Edukator
Dr
Dr
Dr
Dr
KARS
Tanda
Tangan /
Nama
Penerima
Edukasi
KETERANG
AN /
CATATAN
DPJP
memperkenal
kan diri dan
memperkenal
kan siapa staf
yang
bersamanya
KARS
: Pasien dan
keluarganya
mempunyai hak
untuk
mendapatkan
informasi tentang
rencana
pelayanan
KARS
Dijelaskan
tentang hasil
pelayanan dan
pengobatan,
termasuk hasil
yang tidak
diharapkan dan
siapa yang akan
memberitahukan
(HPK 2.1.1)
KARS
KARS
Standar HPK.2
Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga berpartisipasi dalam
proses pelayanan.
60
Standar HPK.2
Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga berpartisipasi
dalam proses pelayanan.
1. Kebijakan dan prosedur yg mendukung/mendorong
keterlibatan pasien dan keluarganya dalam proses pelayanan
(lihat juga APK.2, EP 4; APK.3.5, EP 1; PP.7.1, EP 5; PPK.2, EP 5;
PPK.5, EP 2; HPK.2 dan APK.3, EP 3)
Sutoto KARS
61
Standar HPK.2
Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga berpartisipasi dalam
proses pelayanan.
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPOkomunikasi efektif untuk mendorong
keterlibatan pasien dan keluarganya dalam proses pelayanan
Kebijakan/Panduan/SPO cara memperoleh second opinion di
dalam atau di luar RS
Bukti Pr0ses :
Bukti pelaksanaan pelatihan
Sertifikasi pelatihan staf tentang komunikasi pemberian informasi
dan edukasi yang efektif
Sutoto KARS
62
64
AP 4.1 EP. 2. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang hasil dari proses asesmen
dan setiap diagnosis yang telah ditetapkan apabila diperlukan (lihat juga HPK.2.1, EP
1).
EP .3. Pasien dan keluarganya diberi informasi tentang rencana pelayanan dan
pengobatan dan diikutsertakan dalam keputusan tentang prioritas kebutuhan yang
perlu dipenuhi (lihat juga HPK.2.1, EP 2 dan 4 dan APK.1.2, EP 5).
PPK
4. Ketika informed consent dipersyaratkan, pasien dan keluarga belajar tentang proses memberikan
informed consent (lihat juga HPK.2.1, EP 3, dan MKI.3, EP 1 dan 2).
5. Pasien dan keluarga belajar tentang bagaimana berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait
pelayanannya (lihat juga HPK.2, EP 1).
6. Pasien dan keluarga belajar tentang kondisi kesehatannya dan diagnosis pasti (lihat juga HPK.2.1, EP
1).
7. Pasien dan keluarga belajar tentang hak mereka untuk berpartisipasi pada proses pelayanan (lihat
juga HPK.2.1, Ep 4).
PPK 7.1 EP 5. Pasien dan keluarga terlibat dalam mengambil keputusan terhadap
asuhan (lihat juga HPK.2, EP 1, dan HPK.2.1, EP 4)
66
KARS
KARS
KARS
KARS
Standar HPK.2.1
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan
bahasa yang dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan
diberitahu tentang kondisi medis dan diagnosis pasti, bagaimana
mereka akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatan
dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi dalam keputusan
pelayanan, bila mereka memintanya
72
Standar HPK.2.1
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa yang
dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang
kondisi medis dan diagnosis pasti, bagaimana mereka akan dijelaskan tentang
rencana pelayanan dan pengobatan dan bagaimana mereka dapat
berpartisipasi dalam keputusan pelayanan, bila mereka memintanya
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan HPK dalam pelayanan
Kebijakan/Panduan/SPO tentang panduan persetujuan tindakan
kedokteran
Dokumen:
Formulir pemberian edukasi
Formulir persetujuan / penolakan tindakan kedokteran
Sutoto KARS
73
KARS
1.
2.
3.
4.
Sutoto KARS
75
KARS
KARS
AP 4.1 EP. 2. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang hasil dari proses
asesmen dan setiap diagnosis yang telah ditetapkan apabila diperlukan (lihat juga
HPK.2.1, EP 1).
EP .3. Pasien dan keluarganya diberi informasi tentang rencana pelayanan dan
pengobatan dan diikutsertakan dalam keputusan tentang prioritas kebutuhan
yang perlu dipenuhi (lihat juga HPK.2.1, EP 2 dan 4 dan APK.1.2, EP 5).
PPK
4. Ketika informed consent dipersyaratkan, pasien dan keluarga belajar tentang proses
memberikan informed consent (lihat juga HPK.2.1, EP 3, dan MKI.3, EP 1 dan 2).
5. Pasien dan keluarga belajar tentang bagaimana berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
terkait pelayanannya (lihat juga HPK.2, EP 1).
6. Pasien dan keluarga belajar tentang kondisi kesehatannya dan diagnosis pasti (lihat juga
HPK.2.1, EP 1).
7. Pasien dan keluarga belajar tentang hak mereka untuk berpartisipasi pada proses pelayanan
(lihat juga HPK.2.1, Ep 4).
Info hasil
pelayanan
dan
pengobatan
Standar HPK.2.1.1
Rumah sakit memberitahu pasien dan
keluarganya tentang bagaimana mereka
akan dijelaskan tentang hasil pelayanan dan
pengobatan, termasuk hasil yang tidak
diharapkan dan siapa yang akan
memberitahukan
Hak
penolakan
tindakan dan
tidak
melanjutkan
pengobatan
Standar HPK.2.2
Rumah sakit memberitahu pasien
dan keluarganya tentang hak dan
tanggung jawab mereka yang
berhubungan dengan penolakan
atau tidak melanjutkan
pengobatan.
Standar HPK.2.1.1
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang
bagaimana mereka akan dijelaskan tentang hasil pelayanan
dan pengobatan, termasuk hasil yang tidak diharapkan dan
siapa yang akan memberitahukan
80
Standar HPK.2.1.1
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien dalam
pelayanan
Dokumen:
Materi penjelasan
Formulir pemberian penjelasan/edukasi
Materi wawancara
Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya
mengetahui siapa yang menjelaskan tentang hasil pelayanan dan
pengobatan
Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya
mengetahui siapa yang menjelaskan tentang hasil pelayanan dan
pengobatan yang tidak terduga
Sutoto KARS
81
STD PP 2.4. Pasien dan keluarga diberi tahu tentang hasil asuhan
dan pengobatan termasuk kejadian tidak diharapkan
EP. 1. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang hasil asuhan
dan pengobatan (lihat juga HPK.2.1.1, EP 1).
KARS
Standar HPK.2.2
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang hak
dan tanggung jawab mereka yang berhubungan dengan penolakan
atau tidak melanjutkan pengobatan
Elemen Penilaian HPK.2.2.
1. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang hak
mereka untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan (lihat juga
APK.3.5, EP 2).
2. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang
konsekuensi dari keputusan mereka (lihat juga APK.3.5, EP 2).
3. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang tanggung
jawab mereka berkaitan dengan keputusan tersebut.
4. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang
tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan.
Sutoto KARS
83
Standar APK.3.5
Rumah sakit mempunyai proses untuk penatalaksanaan dan
tindak lanjut bagi pasien yang pulang karena menolak nasehat
medis
EP.
1. Ada proses untuk penatalaksanaan dan tindak lanjut bagi
pasien rawat inap dan pasien rawat jalan yang pulang karena
menolak nasehat medis (lihat juga HPK.2, EP.1) dan HPK.2.2,
Maksud dan Tujuan).
2. Apabila diketahui ada keluarganya yang dokter, kepadanya
diberitahu (lihat juga HPK 2.2,KARS
EP 1 dan 2).
Dan saya tidak akan menuntut pihak rumah sakit atau siapapun juga akibat dari
keputusan saya pulang atas permintaan sendiri
Nama dan Tanda tangan pasien
(.................................)
(..............................................)
Sutoto KARS
85
KARS
Hak DNR
Standar HPK.2.3
RS menghormati keinginan
dan pilihan pasien menolak
pelayanan resusitasi atau
menolak atau
memberhentikan
pengobatan bantuan hidup
dasar.
Standar HPK.2.3
Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien menolak pelayanan resusitasi
atau menolak atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup dasar
Regulasi RS :
Panduan penolakan resusitasi
(DNR)
SPO penolakan resusitasi
Formulir penolakan resusitasi
Sutoto KARS
88
89
CONTOH
SURAT PERNYATAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI
(DO NOT RESUCITATE)
Yang bertanda tangan dibawah ini saya:
Nama
:.
Taggal lahir:
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya membuat keputusan/menyetujui perintah do
not resuscitate (jangan di resusitasi).
Saya menyatakan bahwa Jika jantung saya berhenti berdetak atau jika saya berhenti
bernapas , tidak ada prosedur medis untuk mengembalikan bernapas atau berfungsi
kembali jantung akan dilakukan oleh staf Rumah sakit, termasuk namun tidak terbatas
pada staf layanan medis darurat
Saya memahami bahwa keputusan ini tidak akan mencegah saya menerima pelayanan
kesehatan lainnya seperti pemberian maneuver Heimlich atau pemberian oksigen dan
langkah-langkah perawatan untuk meningkatkan kenyamanan lainnya.
Saya memberikan izin agar informasi ini diberikan kepada seluruh staf rumah sakit, Saya
memahami bahwa saya dapat mencabut pernyataan ini setiap saat.
Yang menyatakan
Saksi
Saksi
(.)
(.)
Sutoto KARS
(..)
90
Nama pasien : ..
Tanggal lahir : .
Usaha komprehensif untuk mencegah henti jantung atau henti nafas tanpa melakukan intubasi. DO NOT RESUCITATE TIDAK
DILAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
Usaha suportif sebelum terjadi henti nafas atau henti jantung yang meliputi pembukaan jalan nafas non invasive, mengontrol
perdarahan, memposisikan pasien dengan nyaman, pemberian oat-obatan anati nyeri. TIDAK MELAKUKAN RJP (RESUSITASI
JANTUNG PARU) bila henti nafas atau henti jantung terjadi.
Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa keputusan DNR diatas diambil setelah pasien
diberikan penjelasan dan informed consent diperoleh dari salah satu:
Pasien
Tenaga kesehatan yang ditunjuk pasien
Wali yang sah atas pasien (termasuk yang ditunjuk oleh pengadilan)
Anggota keluarga pasien
Jika yang diatas tidak dimungkinkan maka dokter yang bertanda tangan dibawah ini memberikan perintah DNR
berdasarkan pada :
Sutoto KARS
91
KARS
Manajemen
Nyeri
Layanan
pada Tahap
Terminal
Standar HPK.2.4
Rumah sakit mendukung hak
pasien terhadap asesmen yang
sesuai manajemen nyeri yang
tepat.
Standar HPK.2.5.
Rumah sakit mendukung hak
pasien untuk mendapat
pelayanan yang menghargai dan
penuh kasih sayang pada akhir
kehidupannya.
Standar HPK.2.4
Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap asesmen yang
sesuai manajemen nyeri yang tepat
1. Rumah sakit menghormati dan mendukung hak pasien dengan cara
asesmen manajemen nyeri yang sesuai (lihat juga PP.7.1, EP 1).
2. Staf rumah sakit memahami pengaruh pribadi, budaya dan sosial
pada hak pasien untuk melaporkan rasa nyeri, serta pemeriksaan dan
pengelolaan nyeri secara akurat.
Regulasi RS :
1. Panduan manajemen nyeri
2. SPO asesmen nyeri
3. SPO pelayanan kedokteran tentang manajemen nyeri
PP 7.1. Perawatan pasien dalam keadaan menjelang ajal mengoptimalkan kenyamanan
dan martabatnya Intervensi dilakukan untuk mengatasi rasa nyeri dan gejala primer atau
Sutoto KARS
94
sekunder
Sutoto KARS
95
P:
Q:..
R:
S:
T:
Scala Nyeri
Keterangan:
P= Provokatif: yang memprovokasi nyeri apa yang menjadi penyebab nyeri
? Rudapaksa, benturan ? Apa yg membuat lebih baik atau lebih buruk ?
Q=Quality/Kualitas: seperti apa rasanya ? Seperti tertusuk benda tajam,
tumpul, sakit, berdenyut, ditusuk jarum, dll?
R=Regio/Radiasi Daerah nyeri dimana rasa sakit itu berada? Menyebar
kemana ?
S=Severity/Skala : seberapa berat pakai skala 0 sd 10
T=Tempo/timing: waktu yang berkaitan dengan nyeri Kapan nyeri datang?
Apakah rasa sakit itu datang dan pergi atau itu terus menerus?
Sutoto KARS
98
Asesmen nyeri
Asesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale
Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun
yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri
yang dirasakannya.
Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan
dan dilambangkan dengan angka antara 0 10.
0 = tidak nyeri
1 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
4 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
7 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)3
Sutoto KARS
99
100
Layanan
pada Tahap
Terminal
Standar HPK.2.5.
Rumah sakit mendukung hak
pasien untuk mendapat
pelayanan yang menghargai dan
penuh kasih sayang pada akhir
kehidupannya.
110
Regulasi RS :
1. Panduan pelayanan pasien
tahap terminal
2. SPO pelayanan pasien
tahap terminal
Bukti dokmentasi
1. Dokumentasi pelayanan115
Sutoto KARS
dalam rekam medis
KARS
KARS
KARS
121
Sutoto KARS
122
1.
2.
3.
4.
5.
123
KARS
Pasal 3
Ruang lingkup pengaturan meliputi:
a. penentuan mati batang otak pada
seseorang yang diketahui proses kematiannya
di fasilitas pelayanan kesehatan;
b. penghentian terapi bantuan hidup;
c. penundaan terapi bantuan hidup; dan
d. pemanfaatan organ donor.
SUTOTO-KARS
Pasal 7
Penentuan kematian seseorang dapat dilakukan dengan menggunakan
Kriteria diagnosis kematian klinis/konvensional atau kriteria diagnosis
kematian mati batang otak.
Bagian Kedua
Penentuan Kematian Klinis/Konvensional
Pasal 8
(1) Kriteria diagnosa kematian klinis/konvensional sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 didasarkan pada telah berhentinya fungsi sistem jantung
sirkulasi dan sistem pernafasan terbukti secara permanen.
(2) Proses penentuan kematian klinis/konvensional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai standar profesi, standar
pelayanan, dan standar operasional prosedur.
Pasal 9
(1) Penentuan seseorang mati batang otak hanya dapat dilakukan
oleh tim dokter yang terdiri atas 3 (tiga) orang dokter yang
kompeten.
(2) Anggota tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
melibatkan dokter spesialis anestesi dan dokter spesialis syaraf.
(3) Dalam hal penentuan mati batang otak dilakukan pada calon
donor organ, maka tim dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
bukan merupakan dokter yang terlibat dalam tindakan
transplantasi.
(4) Masing-masing anggota tim sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) melakukan pemeriksaan secara mandiri dan terpisah.
(5) Diagnosis mati batang otak harus dibuat di ruang rawat intensif
(Intensive Care Unit).
Permenkes 37 Tahun 2014 Tentang Penentuan Kematian Dan Pemanfaatan Organ Donor
PASAL 11
PROSEDUR PEMERIKSAAN MATI BATANG OTAK
a. memastikan arefleksia batang otak yang meliputi:
5. tidak ada refleks muntah (gag reflex) atau refleks batuk terhadap rangsang oleh kateter isap yang
dimasukkan ke dalam trakea.
b. memastikan keadaan henti nafas yang menetap dengan cara:
2. memastikan pCO2 awal testing dalam batas 40-60 mmHg dengan memakai kapnograf dan atau analisis gas
darah (AGD);
3. melepaskan pasien dari ventilator, insuflasi trakea dengan O2 100%, 6 L/menit melalui kateter intra trakeal
melewati karina;
4. observasi selama 10 menit, bila pasien tetap tidak bernapas, tes dinyatakan positif atau berarti henti napas
telah menetap.
c. bila tes arefleksia batang otak dan tes henti napas sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b dinyatakan
positif, tes harus diulang sekali lagi dengan interval waktu 25 menit sampai 24 jam.
d. bila tes ulangan sebagaimana dimaksud pada huruf c tetap positif, pasien dinyatakan mati batang otak,
walaupun jantung masih berdenyut.
e. bila pada tes henti napas timbul aritmia jantung yang mengancam nyawa maka ventilator harus dipasang
kembali sehingga tidak dapat dibuat diagnosis mati batang otak.
Permenkes 37 Tahun 2014 Tentang Penentuan Kematian Dan Pemanfaatan Organ Donor
(1) Pada pasien yang berada dalam keadaan yang tidak dapat disembuhkan akibat penyakit yang dideritanya
(terminal state) dan tindakan kedokteran sudah sia-sia (futile) dapat dilakukan penghentian atau penundaan
terapi bantuan hidup.
(2) Kebijakan mengenai kriteria keadaan pasien yang terminal state dan tindakan kedokteran yang sudah siasia (futile) ditetapkan oleh Direktur atau Kepala Rumah Sakit.
(3) Keputusan untuk menghentikan atau menunda terapi bantuan hidup tindakan kedokteran terhadap
pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh tim dokter yang menangani pasien setelah
berkonsultasi dengan tim dokter yang ditunjuk oleh Komite Medik atau Komite Etik.
(4) Rencana tindakan penghentian atau penundaan terapi bantuan hidup harus diinformasikan dan
memperoleh persetujuan dari keluarga pasien atau yang mewakili pasien.
(5) Terapi bantuan hidup yang dapat dihentikan atau ditunda hanya tindakan yang bersifat terapeutik dan/atau
perawatan yang bersifat luar biasa (extra-ordinary), meliputi:
(6) Terapi bantuan hidup yang tidak dapat dihentikan atau ditunda meliputi oksigen, nutrisi enteral dan cairan
kristaloid.
Permenkes 37 Tahun 2014 Tentang Penentuan Kematian Dan Pemanfaatan Organ Donor
Jika ada
keluhan,
Konflik,
berbeda
pendapat
Standar HPK.3
Rumah sakit memberikan
penjelasan kepada pasien
dan keluarganya mengenai
proses menerima dan
bertindak terhadap keluhan,
konflik dan perbedaan
pendapat tentang pelayanan
pasien dan hak pasien untuk
berpartisipasi dalam proses
ini.
134
Standar HPK.3
Regulasi RS :
Panduan dan SPO penyelesaian komplain, keluhan, konflik atau perbedaan
pendapat pasien dan keluarga
Dokumen implementasi :
Bukti penjelasan dan catatan komplain
Bukti penanganannya dan Laporan penyelesaian komplain
Proses :
1. Proses penyampaian informasi bila pasien akan komplain, keluhan, konflik
atau perbedaan pendapat
2. Proses investigasi/.penelitian bila komplain
3. Proses analisis terhadap hasil investigasi/penelitian komplain
4. Keterlibatan pasien/keluarga dalam penyelesaian komplain
5. Bagaiman seluruh proses tersebut tidak mempengaruhi konsistensi
pelayanan
Sutoto KARS
135
Penjelasan kepada pasien dan keluarganya mengenai proses untuk menerima dan
bertindak terhadap keluhan, konflik dan perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien
serta hak pasien untuk berpartisipasi dalam proses ini.
Pasien mempunyai hak untuk menyampaikan keluhan tentang pelayanan yang mereka
terima
Keluhan harus ditelaah dan bila mungkin diselesaikan.
Keputusan mengenai pelayanan kadang-kadang menimbulkan pertanyaan, konflik, atau
dilema lain bagi rumah sakit dan pasien, keluarga atau pembuat keputusan lainnya.
Tetapkan cara-cara mencari solusi bila timbul dilema atas keluhan: Dilema ini dapat
timbul dari masalah akses, pengobatan atau pemulangan pasien. Dilema tersebut bisa
sulit sekali diselesaikan jika menyangkut, misalnya masalah penolakan pelayanan
resusitasi atau membatalkan atau mundur dari pengobatan bantuan hidup dasar.
Identifikasi dalam kebijakan dan prosedur, siapa yang perlu dilibatkan dalam proses dan
bagaimana pasien dan keluarganya berpartisipasi.
Susun Prosedur penyampaiaan konflik yang mendukung konsistensi pelayanan.
KARS
Identifikasi
nilai-nilai
dan
kepercayaan
pasien
Standar HPK.4
Staf rumah sakit dididik tentang
peran mereka dalam
mengidentifikasi nilai-nilai dan
kepercayaan pasien dan melindungi
hak pasien.
Standar HPK.4
Staf rumah sakit dididik tentang peran mereka dalam mengidentifikasi
nilai-nilai dan kepercayaan pasien dan melindungi hak pasien
Elemen Penilaian HPK.4
1. Staf memahami peran mereka dalam mengidentifikasi nilai-nilai dan
kepercayaan pasien maupun keluarganya serta bagaimana nilai dan
kepercayaan tersebut dihormati di dalam proses asuhan.
2. Staff memahami peran mereka dalam melindungi hak pasien dan keluarga.
Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang identifikasi nilai-nilai dan
kepercayaan pasien dalam pelayanan
Proses
Pelaksanaan identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien/keluarga
dan penerapannya dalam pelayanan
Bagaimana peran staf dalam melindungi hak pasien dan keluarga
Sutoto KARS
138
Standar HPK.4
Staf rumah sakit dididik tentang peran mereka dalam mengidentifikasi
nilai-nilai dan kepercayaan pasien dan melindungi hak pasien
Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang identifikasi nilai-nilai dan
kepercayaan pasien dalam pelayanan
Proses
Pelaksanaan identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien/keluarga
dan penerapannya dalam pelayanan
139
KARS
Standar HPK.5
Setiap pasien dijelaskan
mengenai hak mereka dengan
cara dan bahasa yang dapat
mereka pahami.
Informasi
ttg HPK
Sutoto KARS
142
143
Standar HPK.5
Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang
pemberian informasi hak dan tanggung
jawab pasien
Leaflet hak dan tanggung jawab pasien
Proses
Pelaksanaan pemberian informasi tertulis
tentang hak dan tanggung jawab pasien
sesuai dg bahasa yg dipahami pasien
Sutoto KARS
144
145
Penjelasan
Informed
consent
Dan
Pengganti
pemberi
persetujuan
Standar HPK 6
Pernyataan persetujuan (lnformed
Consent ) dari pasien didapat
melalui suatu proses yg
ditetapkan RS dan dilaksanakan
oleh staf yang terlatih, dalam
bahasa yang dipahami pasien
Standar HPK.6.2
Rumah sakit menetapkan suatu
proses, dalam konteks undangundang dan budaya yang ada,
tentang orang lain yang dapat
memberikan persetujuan.
Informed
consent
Standar HPK 6.4
Kapan
diminta
Daftar semua
pengobatan
dan prosedur
yg butuh IC
Standar HPK.6.4.1
Rumah sakit membuat daftar semua kategori
dan jenis pengobatan dan prosedur yang
memerlukan informed consent yang khusus.
148
EP
1. RS punya kebijakan dan
prosedur proses permintaan IC
1. Tersedia Staf yang dilatih untuk
membantu melaksanakan
kebijakan dan prosedur IC
1. Pasien memberi IC sesuai
kebijakan dan prosedur.
Sutoto KARS
149
Standar HPK.6
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO persetujuan tindakan kedokteran
Daftar tindakan yang memerlukan persetujuan tertulis
Dokumen
informed consent
Formulir persetujuan/ penolakan
Proses
Proses pasien atau keluarga menyetujui atau menolak tindakan
kedokteran
150
Persetujuan (Consent)
1. General consent (persetujuan Umum)
Persetujuan perawatan dan pegobatan (bagi
semua tindakan, prosedur, pengobatan yg
berisiko rendah)
1. Informed consent
Sutoto KARS
151
Sutoto KARS
152
PEMBERI PERSETUJUAN
Persetujuan diberikan oleh individu yang kompeten. (PMK
290/2008)pasal 1 nomer 7
Pasal 6
(5) Dalam hal pasien tidak cakap untuk memberikan
persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
persetujuan dapat diberikan oleh keluarga terdekat
atau pengampunya
Sutoto KARS
PMK 290/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran
154
Sutoto KARS
155
Sutoto KARS
156
Sutoto KARS
157
158
Sutoto KARS
159
Pasal 6
(5) Dalam hal pasien tidak cakap untuk memberikan
persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
persetujuan dapat diberikan oleh keluarga terdekat
atau pengampunya
Sutoto KARS
PMK 290/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran
160
Standar HPK.6.4.
SAAT PERMINTAAN INFORMED CONSENT TERTULIS
161
Standar HPK.6.4.1
Rumah sakit membuat daftar semua kategori dan jenis
pengobatan dan prosedur yang memerlukan informed consent
yang khusus.
DOKUMEN
1. Daftar tindakan dan pengobatan
yang perlu informed consent
2. Dokumentasi rapat pembahasan
daftar tersebut
Sutoto KARS
162
Whole blood
Wash erytrocite
Pack red cell
Fresh frozen plasma
Liquid plasma
Trombosit
Trombopheresis
Human albumin :
Plasbumin
Octalbin
Albuminar
KARS
Tindakan anestesi
Anestesi Umum
Anestesi Regional
Anastesi Infiltrasi
Anastesi Blok
Anastesi Spinal
Blok Epidural
Blok Pleksus Brakialis
Anestesia Paravertebral
Blok Transakral (Kaudal)
Anastesi Regional Intravena
Tindakan sedasi
Sedasi sedang
Mengunakan midazolam 0,1 mg/kbgg
Mengunakan ketamin 0,5 mg/kgbb
Mengunakan propofol 0,5 mg/kgbb
Sedasi dalam
Mengunakan ketamin 3-8 mg/kgbb
intramuskuler
Mengunakan ketamin 1 mg/kgbb intravena
Mengunakan midazolam oral 10 mg/kgbb
Mengunakan flunitrazepam 0,1 mg/kgbb
Mengunakan fentanil 0,5 1 ug/kgbb
Mengunakan alfentanil 3-5 ug/kgbb
Mengunakan remifentanil 0,1 mg/kg/min
KARS
Penjelasan
penyakit,
pengobatan
nya dan
siapa
pemberi
asuhannya
Standar HPK.6.1
Pasien & keluarganya menerima
penjelasan yang memadai ttg
penyakit, saran pengobatan,
dan para pemberi pelayanan,
shg mereka dapat membuat
keputusan ttg pelayanan
167
KARS
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian
informasi termasuk rencana pengobatan ( a sp
h)
Kebijakan/Panduan/SPO tentang penetapan
DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)
Dokumen:
Catatan pemberian informasi
Catatan penetapan DPJP dan data diri DPJP dan
Staf (SPK dan RKK)
Sutoto KARS
169
Sutoto KARS
171
GENERAL
CONSENT
173
Sutoto KARS
174
KARS
Sutoto KARS
176
Sutoto KARS
177
HPK.7
HPK.7.1
HPK.8
HPK.9
HPK.10
HPK.11
7
4
4
5
2
6
Sutoto KARS
178
SEKIAN &
TERIMAKASIH ..
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian
informasi termasuk mendapatkan hasil
penelitian
Dokumen:
Formulir pemberian informasi dan formulir
persetujuan mengikuti penelitian
Sutoto KARS
181
INFORMASI
Manfaat yang diharapkan
Potensi ketidak nyamanan dan risiko.
Alternatif yang dapat menolong mereka
Prosedur yang harus diikuti
Menolak atau berpartisipasi atau
mengundurkan diri
Penolakan atau pengunduran diri tersebut
tidak akan menutup akses mereka terhadap
pelayanan rumah sakit
RS punya kebijakan dan prosedur informasi
tentang hal ini kepada pasien dan keluarga.
Sutoto KARS
182
183
184
185
Regulasi RS :
Keputusan penetapan komite /panitia etik
penelitian
Kebijkan, Pedoman pengorganisasian dan
pedoman pelayanan komite etik penelitian
Program kerja komite etik penelitian
Sutoto KARS
186
188
Sutoto KARS
189
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran.
Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006
190
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO pelayanan donasi / transplantasi organ
Dokumen
informasi tentang tata cara untuk menyumbang organ tubuh dan jaringan
tubuh lainnya
Sutoto KARS
191
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang donasi/ transplantasi organ
Dokumen:
Formulir persetujuan/penolakan donor/ transplantasi
Kerjasama dengan lembaga kemasyarakatan
Pelatihan
Pelatihan staf agar memahami regulasi tentang transplantasi serta isu
dan perhatian tentang donasi organ dan ketersediaan transplan
Pelaksanaan mendapat persetujuan dari donor hidup
Sutoto KARS
192
SEKIAN
TERIMA KASIH
KARS
EMPATHY
The Human Connection
to Patient Care
COURTESY OF YOUTUBE