Aktivitas 2
Gerak ke 4 anggota gerak atas perintah 1
Gerak ke 2 anggota gerak atas perintah 0
Tidak respon
Respirasi 2
Bisa bernafas dalam dan batuk 1
Dispnea dan hipoventilasi 0
Apnoe
Sirkulasi 2
Perubahan < 20 % tekanan darah preoperasi 1
Perubahan 20-50 % tekanan darah preoperasi 0
Perubahan lebih dari 50 % tekanan darah preoperasi
Kesadaran 2
Sadar penuh 1
Dapat dibangunkan 0
Tidak respon
Warna kulit
Merah 2
Pucat 1
Sianotik 0
• Pergerakan • Kesadaran
• Gerak bertujuan 2 • Menangis 2
• Gerak tak bertujuan 1 • Bereaksi terhadap
• Tidak bergerak 0
rangsangan 1
• Tidak bereaksi 0
• Jika jumlah > 5, penderita
• Pernafasan
dapat dipindahkan ke
• Batuk, menangis 2
ruangan.
• Pertahankan jalan nafas 1
• Perlu bantuan 0
Bromage Score (spinal anestesi)
Kriteria Nilai
Status respirasi
Status kardiovaskuler
Status neurologis
Luka operasi
Infus
Tube jika ada
Posisi
nyeri
Pengkajian
• Pengkajian jalan nafas
• Tingkat kesadaran
• Status vaskular
• Sirkulasi
• Perdarahan
• Suhu tubuh
• Saturasi oksigen
• Pengaturan posisi kepala sangat penting untuk memastikan
kepatenan jalan nafas (posisi kepala dibelakang)
• Oral airway masih terpasang
• Selimut terpasang
Pengkajian Implikasi dan Hasil Pengkajian
Kontrol suhu 1. Penurunan tingkat fungsi tubuh menyebabkan turunya metabolisme dan
menurunkan suhu tubuh, jika sadar mereka akan mengeluh kedinginan
2. Perawat memberikan selimut dna mengukur suhu badan
3. menggigil bukan tanda dari hipotermia , tetapi efek samping obat anaestesi
tertentu
4. Menggigil dapat dikurangi dengan memberikan demerol dalam jumlah kecil
5. Hati-hati hipertermia malignan yang dapat menyebabkan takipneu, takikardi,
TD tidak stabil dan kaku otot
Keseimbangan 1. Pasien bedah berisiko kekurangn cairan dan elektrolit , maka perawat
cairan dan mengkaji status hidrasi, fungsi jantung, neurologi untuk melihat tanda2
elektrolit kekurangan cairan dan elektrolit
2. Mencatat intake , output, urine , lambung , darainase, muntah , luka
damun mucus yang disuction tidak termasuk
Integritas kulit, 1. Kaji konsisi kulit diruang pulih sadar, adanya kemerahan, ptekie, abrasi,
kondisi luka dan luka bakar dll
drainase 2. Perawat mengobservasi jumlah, warna, bau dan konsistensi drainase
yang tersapat dalam balutan , bisa juga dengan mencatat julah kasa yang
basah
Pasca operatif
Komplikasi pernafasan
Komplikasi kardiovaskuler
Nyeri
Komplikasi lain
Komplikasi post operasi:
&Coagulation
Inflammation
1-5 days
• Inflammation Proliferation
21 days
• Proliferation
Maturation
1 –2 years
• Maturation
Injury 4h 12h
KALISIFIKASI PENYEMBUHAN LUKA
• Primary intention
- kehilangan sedikit jaringan, luka menutup dg jahitan, clips
, minimal scar
• Delayed primary intention
- Luka prime yg terinfeksi, benda asing, menutup 3-5 hari lebih
lambat.
• Secondary intention
- luka sembuh terlambat dg granulasi, cantraksi dan
epitelisasi. Tdp scar
Infeksi pada luka post operasi
Infeksi luka operasi akan muncul 36-48 jam postoperasi dan
gejalanya muncul 5-7 hari post op.
Faktor resiko infeksi luka opeasi:
Kulit pasien
Mencukur
Persiapoan kulit sebelum operasi
Pemakaian sarung tangan
Lamanya operasi
Lamanya dirawat sebelum operasi
Usia
Alat-alat yang digunakan dalam pembedahan
Selang drain
Periode selama operasi
Periode setelah operasi
PENGKAJIAN YANG DIPERLUKAN:
Kaji kondisi balutan;monitor awal 24 jam post operasi
KAJI LUKA OPERASI : tanda infeksi; kemerahan, cairan, bau,
nyeri, pembengkakan
Kaji kondisi luka dan balutan, adanya perdarahan
Kaji aproksimasi luka
Monitor drain operasi
Penggantian balutan ; setelah 48 jam atau tergantung kondisi
balutan
Angkat jahitan 7-10 hari; bila terlalu lama menimbulkan abses,
skar dan minculnya sinus
Perawatan setelah pembedahan
• Pembersihan luka dimulai dari pusat luka
• Hindari penggunaan yang bersifat citotoxic
• Pertahankan luka tetap kering
• Berikan nutrisi tinggi protein, vitamin dan mineral
• Pertahankan kebersihan lingkungan
• Komplikasi infeksi luka bedah dehisence
Menjaga fungsi mobilitas dan aktivitas
ROM
Pembatasan aktivitas
Diet
Personal hygiene
kontrol
Diagnosis Keperawatan
• Pola nafas tidak efektif b.d penurunan kontrl pernafasan efek
sekunder anestesi
• Ketidakefektifan Bersihan jalan nafas b. d penurunan kontrol
kepatenan jalan nafas (lidah), penurunan reflek batuk dan
muntah efek sekunder anestesi
• Penurunan perfusi jaringan perifer b.d depresi mekansme
regulasi sirkulasi normal, perdarahan pascaoperatif, penurunan
curah jantung, hipovolemia
• Nyeri b. d agen injuri fisik jaringan lunak bedah, kerusakan
neuromuskular pasca bedah
• Risiko cedera vaskular (trombosis ven aprofunda) b. d cedera
vaskular, pembentukan trombus pada ekstremitas,efek
sekunder kompresi posisi pembedahan
• Konstipasi b.d penurunan motilitas lambung dan usus
selama periode intraopertif
• Perubahan eliminasi urin b,d penurunan aktivitas sekunder
efek medikasi dan penurunan masukan cairan
• kerusakan integritas kulit b.d tempat insisi bedah dan
drainase
• Risiko infeksi b. d kerentanan terhadap invasi bakteri
CONTOH TRIPLE N
NANDA
Resiko infeksi
NOC
Wound healing: primary intention
NIC
Perawatan luka
Kontrol infeksi
Proteksi infeksi
Evaluasi
• Kembalinya fungsi fisologis pada seluruh sistem secara
normal
• Tidak terjadi komplikasi pembedahan
• Pasien dapat beistirahat dan memperoleh rasanyaman
• Tidak terjadi luka sekunder operasi
• Hilangnya rasa cemas
• Meningkatnya konsep diri pasien
TERIMA KASIH