Anda di halaman 1dari 53

YULI INDRIANI

O95310346
 ANALISIS SISTEM
PENGENDALIAN INTERN ATAS
PEMBERIAN KREDIT PADA USAHA
EKONOMI KELURAHAN SIMPAN
PINJAM (UEK-SP) MAHARATU JAYA
DI KELURAHAN MAHARATU
KECAMATAN MARPOYAN DAMAI
KOTA PEKANBARU
1. LATAR BELAKANG MASALAH

 Pengendalian intern yang baik menurut


Mulyadi (2011 : 165) adalah adanya
struktur organisasi yang mengadakan
pemisahan fungsi pertanggung jawaban
secara tepat , sistem otorisasi dan prosedur
pencatatan yang memadai yang
memberikan pengawasan yang layak
terhadap aktiva ,
 hutang , pendapatan , dan biaya, serta
praktek sehat yang harus diikuti
didalam pelaksanaan tugas dan fungsi
tiap – tiap organisasi. Unsur – unsur
pengendalian tersebut harus tercermin
dalam prosedur yang dijalankan oleh
suatu unit usaha. Pengendalian intern
perlu diterapkan dalam kegiatan
Usaha Ekonomi Kelurahan Simpan
Pinjam, karena kredit yang diberikan
kepada debiturnya
 mengandung resiko , karena kredit
mudah diselewengkan dan disalah
gunakan. Untuk itu penyaluran dana
yang diberikan kepada masyarakat
atau nasabah oleh pihak usaha simpan
pinjam membutuhkan adanya
pengawasan yang terprogram dan
terkendali. Sehingga kredit yang
disalurkan tersebut benar – benar
diberikan kepada nasabah yang dapat
dipercaya untuk melunasinya tepat
waktu.
 Untuk mencegah hal – hal yang dapat
menimbulkan kerugian bagi pihak
usaha simpan pinjam seperti timbulnya
kredit dalam perhatian khusus , kurang
lancar , kredit diragukan , dan kredit
macet , maka mutlak adanya suatu
sistem pengendalian intern yang baik .
Namun UEK-SP tidak melakukan
pengawasan terhadap penggunaan dana
kredit oleh nasabah.
2. PERUMUSAN MASALAH

 “ Apakah Sistem Pengendalian


Intern atas pemberian kredit pada
UEK-SP Maharatu Jaya
Kel.Maharatu Kec.Marpoyan
Damai Kota Pekanbaru telah
berjalan secara efektif “
3.TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui efektivitas


struktur pengendalian intern
dalam penyaluran kredit pada
UEK-SP Maharatu Jaya telah
diterapkan secara efektif.
4. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

 A. Sejarah Singkat Perusahaan


 UEK-SP adalah suatu lembaga di
Kelurahan yang bergerak dibidang keuangan
yang bertujuan untuk melayani anggota
masyarakat yang mempunyai usaha dan
berdomisili di Kelurahan Maharatu Kecamatan
Marpoyan Damai Kota Pekanbaru yang
bergerak dalam usaha ekonomi kelurahan
yang meliputi seluruh kegiatan usaha baik
individu ataupun kelompok yang merupakan
prakarsa masyarakat itu sendiri melalui
mekanisme penyaluran kredit dan penarikan
dana dari penyaluran kredit tersebut.
 UEK-SP ini diberi nama MAHARATU JAYA,
didirikan pada tanggal 04 Juli 2008
berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kelurahan
Maharatu Nomor 518/25/KPTS/MR/VII/2008 ,
tempat dan kedudukan UEK-SP ini di
Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan
Damai Kota Pekanbaru dan wilayah kerjanya
di Jalan Kartama No.72 di Kelurahan
Maharatu. UEK-SP Maharatu Jaya
merupakan lembaga keuangan mikro yang
dibentuk berdasarkan peraturan Gubernur
Riau No.15 tentang Program Pemberdayaan
Desa (PPD) Provinsi Riau.
 Pada tahap awal, UEK-SP Maharatu Jaya
mendapatkan modal dari dana APBD Kota
Pekanbaru sebesar Rp.500.000.000,- (Lima
Ratus Juta Rupiah) . Dana inilah yang selama
ini memfasilitasi usaha masyarakat tersebut
diberbagai bidang seperti, bidang
perdagangan, pertanian , perkebunan ,
perikanan, perternakan, jasa, hingga industri
kecil.
 B. Struktur Organisasi Perusahaan
 Secara umum struktur organisasi merupakan
suatu kerangka yang dapat mengindentifikasi
sejumlah tugas – tugas dan kegiatan untuk
mencapai tujuan organisasi serta tanggung
jawab pekerjaan yang telah dilimpahkan
kepada seseorang.
 Adapun tugas dan tanggung jawab
anggota organisasi pada UEK-SP Maharatu
Jaya adalah sebagai berikut :
a.Tugas dan Tanggung Jawab Otoritas
1.Lurah
 Menyelenggarakan musyawarah
 Mengesahkan daftar calon pemanfaat DUK
 Menandatangani Surat Perjanjian Pemberian
Pinjaman (SP3)
2. Ketua LPM
 Memberikan informasi tentang kegiatan DUK
bersama dengan berbagai unsur kelompok lainnya
 Membantu Lurah dalam melaksanakan pertemuan
bersama pendamping dengan Ketua RT/RW dan
melibatkan berbagai unsur kelompok masyarakat
yang ada untuk memberikan informasi tentang
DUK
3. Tokoh Perempuan
 Menandatangani speciment pada rekening
DUK bersama Lurah dan Ketua LPM
 Melaporkan keadaan keuangan DUK pada
forum musyawarah kelurahan bersama
dengan pemegang otoritas lainnya.
 b. Tugas dan Tanggung jawab Pengawas
Umum
 a. Memberikan informasi tentang kegiatan
DUK kepada masyarakat kelurahan
 b. Melakukan pengawasan kegiatan UEK-SP
yaitu memastikan penyaluran DUK bersama
berbagai unsur kelompok masyarakat lainnya
memenuhi syarat dan ketentuan yang
berlaku, memantau realisasi penyaluran dan
pengembalian DUK sehingga pengembalian
tepat waktu dan perguliran berjalan baik.
 c. Tugas dan Tanggung jawab Staf Analis
Kredit (SAK)
 Menerima proposal usaha yang dibuat oleh
calon pemanfaat / peminjam melalui pengelola
UEK-SP
 Memeriksa administrasi kelengkapan
dokumen, penilaian teknis dan kesesuian
dengan bidang dan daftar larangan dan
membuat catatan penilaian tersebut.
 Pemeriksaan atau pengecekan ke lapangan
terhadap usaha yang diusulkan didalam
proposal dengan melakukan wawancara
langsung dan uji silang
 Tugas dan Tanggung jawab Kader
Pembangunan Masyarakat (KPM)
 Mensosialiasikan kegiatan DUK kepada
masyarakat
 Membantu Pendamping dan pelaku lainnya
melakukan identifikasi potensi kelurahan
dan penggalian gagasan
 Melakukan fasilitasi terhadap masyarakat
desa bersama Pembina
 d. Tugas dan Tanggung jawab Pengelola
UEK-SP
1.Ketua
 Memimpin organisasi UEK-SP Maharatu Jaya

 Menetapkan besarnya pinjaman yang


diajukan anggota kepada UEK-SP
berdasarkan hasil keputusan musyawarah
kelurahan dan memenuhi kelayakan usulan
 Melakukan pengendalian dan pembinaan
terhadap pinjaman dan pengendalian
pinjaman UEK-SP
2.Kasir
 Menerima , menyimpan, dan membayarkan
uang berdasarkan bukti – bukti penerimaan
dan pembayaran yang sah
 Melaksanakan pembukuan administrasi
keuangan
 Melaporkab posisi keuangan kepada Ketua
UEK-SP secara periodik atau sewaktu – waktu
diperlukan
 4.Tata Usaha
 Berfungsi sebagai sekretaris

 Membantu dibidang keuangan

 Melakukan penagihan terhadap para nasabah


 C. Aktivitas Perusahaan
Dalam Pelaksanaan fungsinya, UEK-SP Maharatu
Jaya melakukan kegiatan:
1.Memberikan pinjaman uang untuk kegiatan usaha
masyarakat Kelurahan yang dinilai produktif.
2.Menerima simpanan uang dari masyarakat
kelurahan sebagai anggota UEK-SP
3.Ikut serta memberikan bimbingan dan penyuluhan
kepada anggota UEK-SP dalam kaitan kegiataan
usahanya.
4.Melaksanakan koordinasi dengan lembaga
perbankan/perkreditan lainnya dengan
pelaksanaan simpan pinjam.
 Guna menjalankan aktivitas operasional UEK-SP
Maharatu Jaya melakukan beberapa kegiatan :
1. Menghimpun Dana :
a. Dana dari pemerintah Provinsi
Dana yang diberikan berupa Dana Usaha
Desa/Kelurahan
b.Dana dari masyarakat,diantaranya :
 Simpanan pokok anggota pendiri untuk setiap
anggota ditetapkan sebesar Rp. 50.000 per anggota.
Simpanan pokok tidak boleh diambil pemilik
selama yang bersangkutan menjadi anggota UEK-
SP Maharatu Jaya.
 Simpanan Wajib disetor oleh anggota sebesar Rp.
5.000 setiap bulannya.
 Penyaluran Dana
 Adapun penyaluran dana kepada
masyarakat adalah dalam bentuk kredit
produktif, antara lain :
 Perdagangan

 Pertanian

 Perkebunan

 Perikanan

 Peternakan

 Industri Kecil

 Jasa
5.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Prosedur Pemberian Kredit pada UEK-


SP Maharatu Jaya
Dalam melakukan pemberian kredit
,pihak UEK-SP melakukan beberapa
prosedur atau tahapan penilaian guna
memastikan kelayakan kredit apakah
diterima atau ditolak. Adapun
prosedur pemberian kredit yang
ditetapkan oleh UEK-SP Maharatu
Jaya adalah :
1. Tahap Pengajuan Proposal
Untuk memperoleh pinjaman nasabah
wajib mengajukan permohonan
pinjaman secara tertulis baik dengan
proposal maupun mengisi formulir
pinjaman yang disediakan oleh pihak
UEK-SP Maharatu Jaya . Pengajuan
permohonan ini disertai dengan
melampirkan berkas atau syarat –
syarat sebagai berikut :
1) Surat Keterangan dari RT
2) Fotocopy KTP pemohon yang mengajukan kredit
3) Fotocopy Kartu Keluarga
4) Pas Foto 2x3 dan 3x4 masing - masing dua
lembar
5) Rencana Usaha Anggota (RUA)
6) Agunan (SKT,SKGR)
7) Pernyataan Kesediaan Agunan
8) Menandatangani Surat Perjanjian Permohonan
Pinjaman Kredit (SP3/SP3K) dengan materai
Rp.6000
9) Rencana angsuran Kredit
2. Tahap Pemeriksaan Kelengkapan
Berkas Peminjam
Pada tahap ini bagian tata usaha
memeriksa kelengkapan berkas -
berkas yang diajukan oleh calon
nasabah. Apabila telah memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan
maka bagian tata usaha akan
menyerahkan data pengajuan kredit
kepada Staf Analis Kredit (SAK) untuk
menganalisa kelayakan data – data
yang dilampirkan`oleh pemohon kredit.
.
 3. Penilaian Kelayakan Kredit
Tahap selanjutnya Staf Analis Kredit
(SAK) melakukan penilaian kelayakan
kredit dengan memeriksa keabsahan
data – data yang dilampirkan oleh
calon pemohon kredit seperti
kepemilikan agunan dan data – data
sejak kapan usaha didirikan. Apabila
oleh SAK data dianggap layak, maka
tim SAK akan menghubungi calon
nasabah untuk pemberitahuan akan
diadakannya survey lapangan.
 Tahap On the Spot (Survey
Lapangan)
Ini adalah kegiatan pemeriksaan
lapangan dengan meninjau tempat
usaha dan jaminan . Kegiatan ini
dilakukan oleh SAK dalam rangka
pembuktian berkas dengan yang ada
di lapangan.Dalam tahap ini SAK
melakukan penilaian terhadap 3
kategori, yaitu:
1.Verifikasi Personal
1.Karakter
Karakter adalah penilaian watak dan karakter
dari calon nasabah. Dalam hal ini pihak UEK-SP
Maharatu Jaya menanyakan langsung kepada
orang terdekat calon nasabah, seperti tetangga
dilingkungan calon nasabah.
2.Kemampuan Modal
Hal ini dilakukan untuk mengetahui modal yang
dimiliki oleh peminjam.Dalam hal ini pihak UEK-
SP Maharatu Jaya menanyakan langsung kepada
calon nasabah, berapa modal yang dimilikinya.
Penilaian ini bertujuan untuk memperoleh
kepastian adanya jaminan terhadap kredit yang
akan diberikan.
3. Kelayakan Usaha
Hal ini berkaitan dengan bentuk usaha dan
jumlah pinjaman yang diajukan oleh calon
nasabah. Apabila bentuk usaha layak untuk
mendapatkan pinjaman sebesar yang diajukan
oleh calon nasabah, maka SAK akan memberi
penilaian baik untuk kategori ini.
2. Verifikasi Kelayakan Kredit
1. Kelengkapan Administrasi
Hal ini berkaitan dengan kelengkapan
persyaratan yang harus disediakan oleh calon
peminjam.
2. Kelayakan Usaha
Hal ini berkaitan dengan bentuk usaha dan
jumlah pinjaman yang diajukan oleh calon
nasabah
3. Kebenaran Usulan
Hal ini berkaitan dengan kebenaran usulan
calon peminjam dengan bukti yang ada
dilapangan.
4. Kemampuan Pengembangan
Hal ini berkaitan dengan kemampuan
calon peminjam dalam mengembangkan
usahanya
5.Kemampuan Pengembalian
Hal ini berkaitan dengan kemampuan
nasabah dalam membayar kembali
kreditnya, dengan melihat berapa
jumlah pendapatan yang didapatnya
dikurangi dengan jumlah modalnya.
3.Verifikasi Agunan
Verifikasi Agunan adalah penilaian terhadap
agunan yang menjadi jaminan pinjaman oleh
calon peminjam. Agunan dapat berupa Surat
Tanah, BPKB tahun 2008 keatas, emas , dll.
Namun dalam hal ini , bagi peminjam dengan
pinjaman Rp. 1.000.000,- yang diperuntukkan
masyarakat yang tergolong keluarga kurang
mampu , maka diwajibkan menggunakan agunan
berupa :
1.KK Asli
2.Ijazah Anak Yang Sedang Pendidikan
3.Akte Kelahiran Anak
4.Buku Nikah
 5.Keputusan Kredit
Setelah melewati beberapa prosedur,
selanjutnya hasil dari pemeriksaan dari tim
Staf Analis Kreditakan dibahas dalam
Musyawarah Desa II yang dihadiri oleh
pendamping, otoritas (Lurah, LPM , Tokoh
Perempuan), Pengawas Umum, KPM ,
Pengelola UEK (Ketua, Kasir , dan TU) dan
SAK. Dalam hal ini akan disimpulkan bahwa
keputusan apakah permohonan kredit
tersebut layak atau tidak diberikan kepada
calon nasabah berdasarkan hasil survey
lapangan dan pertimbangan semua anggota
MD II .
 Jika kredit tersebut layak diberikan maka
pihak UEK-SP Maharatu Jaya akan
mempersiapkan hal - hal sebagai berikut :
1. Akad kredit yang akan ditanda tangani
2.Jumlah kredit yang akan diserahkan
kepada debitur
3.Jangka waktu kredit
4.Biaya – biaya yang harus dikeluarkan oleh
debitur
6. Realisasi Kredit
Kegiatan terakhir dalam pemberian kredit
adalah realisasi kredit. Realisasi kredit
diberikan berdasarkan Lembaran Disposisi
yang berisi jumlah kredit yang disetujui.
Realisasi kredit akan diberikan kepada
peminjam jika dihadiri oleh ketua dan kasir.
Apabila ketua tidak hadir, maka kredit tidak
bisa dicairkan. Setelah kredit dicairkan , kasir
mencatat transaksi tersebut dalam jurnal
pengeluaran kas.

7. Pengawasan
Pengawasan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh suatu
lembaga simpan pinjam untuk mengawasi
aktifitas nasabah setelah kredit
diberikan.Pengawasan ini bertujuan untuk
mengetahui apakah penggunaan kredit oleh
nasabah telah sesuai dengan permohonan
kredit yang diajukan. Namun pada UEK-SP
Maharatu Jaya tidak melakukan pengawasan
setelah pemberian dana kredit kepada
nasabah sehingga tidak diketahui apakah
penggunaan kredit oleh nasabah telah sesuai
dengan permohonan kredit yang diajukan.
B. Analisis Pengendalian Kredit pada UEK-SP
Maharatu Jaya
1. Pemisahan Tugas dan Tanggungjawab
 Pada UEK-SP Maharatu Jaya masih terlihat
adanya rangkap jabatan yang dijalankan oleh beberapa
karyawan seperti ketua dan kasir. Ketua disamping
bertugas sebagai pengelola UEK-SP juga bertugas
dalam melakukan penagihan kredit kepada nasabah
dan melakukan pembukuan atas penerimaan kas
tersebut.
 Dan kasir disamping bertugas menerima dan
membayar dibidang keuangan juga bertugas dalam
melakukan pembukuan dan membuat laporan
keuangan. Rangkap jabatan tersebut dilakukan karena
anggota yang lain kurang aktif dalam melakukan
tugas masing – masing. Dengan demikian pengendalian
intern pada UEK-SP Maharatu Jaya belum berjalan
secara efektif
 2. Sistem Otorisasi
 Sistem otorisasi bertujuan membatasi
pelaksanaan transaksi atas suatu aktifitas oleh
sejumlah individu tertentu , otorisasi dapat
mencegah terjadinya transaksi dan aktifitas tanpa
otorisasi. Otorisasi dan aktifitas diperlukan untuk
membantu manajemen mencapai tujuan
pengendalaian .
 Pada UEK-SP Maharatu Jaya sistem otorisasi
sudah berjalan dengan baik. Dimana Ketua UEK-
SP berwenang memberikan otorisasi atas setiap
transaksi penerimaan dan pengeluaran terkait
pencairan dana kredit. Bukti bahwa Ketua
memiliki kewenangan dalam hal otorisasi adalah
terdapat dalam akad kredit guna mendapatkan
persetujuan Ketua UEK-SP Maharatu Jaya untuk
pencairan dana kredit.
 3. Karyawan Yang Kompeten
 Karyawan di UEK-SP Maharatu Jaya sudah
kompeten, dimana Kasir mempunyai latar
belakang pendidikan D3 Akuntansi yang
menunjang kinerjanya dalam proses
pembukuan administrasi keuangan. Namun tim
Staf Analis Kredit bukan merupakan orang
yang ahli dibidang Analis Kredit, karena Staf
Analis Kredit UEK-SP Maharatu Jaya ini
berlatar belakang pendidikan Sarjana
Pendidikan dengan jurusan Biologi, dan Staf
Analis Kredit ini belum mendapatkan
pelatihan dan pembekalan mengenai Analisis
Kredit.
 4. Prosedur Pencatatan dan Dokumen
yang Memadai
 Pada UEK-SP Maharatu Jaya pencatatan
langsung dilakukan pada saat terjadi transaksi,
karena jika pencatatan transaksi dilakukan
dalam jarak waktu yang semakin jauh dari
saat terjadinya transaksi, maka kemungkinan
terjadinya kesalahan catatan akan semakin
tinggi . Seperti , prosedur pencatatan
penerimaan angsuran kredit, kasir akan
melakukan pencatatan penerimaan kas saat
terjadi pembayaran angsuran kredit oleh
nasabah yang dibuktikan dengan adanya
dokumen bukti setoran pembayaran angsuran.
 Dokumen pada UEK-SP Maharatu Jaya
dirancang untuk memenuhi berbagai
keperluan. Seperti dokumen akad kredit,
dimana dokumen ini berisi tentang perjanjian
antara Pengelola UEK-SP Maharatu selaku
pihak pertama dengan calon nasabah selaku
pihak kedua. Dokumen ini dianggap memadai
karena perjanjian yang disepakati telah
memiliki kekuatan hukum dengan
dilengkapinya materai dan ditandatangani oleh
Ketua, Tata Usaha, Kasir, Nasabah dan saksi
dari pihak nasabah seperti suami atau istri.
 5. Praktek yang Sehat
 Dalam UEK-SP Maharatu Jayapraktek yang sehat
belum berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan
dengan tidak pernah diberikannya cuti kepada
karyawan , dikarenakan jumlah karyawan yang
terbatas , sehingga jika karyawan tidak masuk
kerja maka posisi tersebut menjadi kosong. Ketua
UEK-SP Maharatu Jaya tidak pernah melakukan
pemeriksaan mendadak kepada kasir .
Namundalam proses survey lapangan Ketua UEK-
SP selalu ikut serta bersama Staf Analis Kredit
untuk melakukan penilaian kelayakan kredit. Serta
kwitansi tidak menggunakan nomor urut tercetak.

C.Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada UEK-SP
Maharatu Jaya
1.Pemantauan Kredit Bermasalah
Kredit yang diberikan kepada masyarakat sekitar
Kelurahan Maharatu yang paling banyak bermasalah
atau macet , yang pembayarannya dilakukan
tertunggak oleh masyarakat peminjam adalah dalam
perdagangan dan pertanian. Jenis kredit ini paling
diminati oleh masyarakat sekitar Kelurahan
Maharatu . Namun resiko terjadinya penunggakan
pembayaran kredit juga paling sering terjadi pada
kredit ini. Terjadinya penunggakan kredit dalam
bidang perdagangan disebabkan naik turunnya hasil
penjualan nasabah, sedangkan pada bidang pertanian
penunggakan kredit terjadi karena naik turunnya
hasil pertanian dan naik turunnya harga hasil
pertanian.
2. Penyelesaian Kredit Bermasalah
Adapun yang dilakukan oleh pihak UEK-SP
Maharatu Jaya dalam menyelesaikan kredit
bermasalah antara lain :
1. Kredit Dalam Perhatian Khusus
Pemantauan kredit yang pertama dilakukan
UEK-SP Maharatu Jaya dengan
mengkonfirmasikan dan mengingatkan kepada
peminjam dengan menghubungi melalui telepon
kepada peminjam yang belum membayar
pinjamannya. Tindakan ini dilakukan jika
peminjam melakukan penunggakan lebih dari 1
hari jatuh tempo. Kredit seperti ini telah
dikelompokkan pada kredit dalam perhatian
khusus.
2.Kredit Kurang Lancar
Apabila cara pertama diatas tidak berhasil maka
pihak UEK-SP Maharatu Jaya mengunjungi dan
melakukan penagihan dengan Surat Peringatan 1
terhadap tunggakan kredit. Langkah ini dilakukan
jika tunggakan terlambat 1 bulan dari jatuh
tempo. Kredit ini tergolong Kredit Kurang
Lancar.
3.Kredit Diragukan
Jika cara kedua tidak berhasil maka pihak UEK-
SP Maharatu Jaya akan mengirimkan Surat
Peringatan ke II dan dan ke III. Langkah ini
dilakukan jika tunggakan telah terjadi dalam 2
dan 3 bulan tagihan. Kredit ini tergolong kredit
diragukan.
4.Kredit Macet
Kredit macet terjadi apabila cara – cara diatas
tidak berhasil, maka yang ditempuh oleh
pihak UEK-SP Maharatu Jaya adalah menyita
jaminan. Jaminan tersebut dilelang dan uang
dari lelang tersebut dibayarkan untuk
tunggakan, jika masih ada sisa akan
dikembalikan kepada peminjam. Langkah ini
adalah langkah terakhir yang dilakukan
terhadap kredit yang tidak dapat lagi ditagih
atau kredit macet jika tunggakan terjadi
dalam 6 bulan tagihan.
 Sejauh ini upaya penyelesaian kredit yang
dilakukan UEK-SP Maharatu jaya merupakan
upaya – upaya penanggulangan perolehan atas
kembalinya seluruh piutang peminjam
terhadap resiko kerugian yang dialami oleh
pihak UEK-SP Maharatu Jaya. Namun upaya
yang telah dilakukan dalam mengatasi
tunggakan kredit belum ada hasil. Sebagian
besar nasabah belum terlihat adanya
partisipasi dalam menanggapi upaya yang
dilakukan oleh pihak UEK-SP Maharatu Jaya
dalam melakukan penyelamatan kredit.

5.PENUTUP
 Kesimpulan
 Dari pembahasan yang dilakukan , maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa :
1. Prosedur pemberian kredit pada UEK-SP Maharatu
Jaya melalui beberapa tahap : Pengajuan permohonan
kredit , verifikasi data , wawancara , penilaian agunan ,
musyawarah desa II, realisasi kredit dan tidak ada
pemantauan atau pengawasan setelah pencairan dana
kepada nasabah.
2. Dalam pemisahan tugas atau fungsi dan tanggung
jawab karyawan pada UEK-SP Maharatu Jaya masih
terlihat adanya rangkap jabatan disebabkan oleh
kurangnya karyawan, seperti jabatan kasir yang
merangkap sebagai penerima dan pembayar dibidang
keuangan juga bertugas melakukan pembukuan dan
membuat laporan keuangan.
3. Sistem otorisasi pada UEK-SP Maharatu Jaya
sudah berjalan dengan baik. Dimana setiap
transaksi atau aktifivitas penerimaan dan
pengeluaran terkait dana kredit telah mendapat
otoritas dari Ketua.
4. Karyawan di UEK-SP Maharatu Jaya masih ada
yang belum kompeten. Seperti Staf Analis Kredit
yang bukan merupakan orang yang ahli dalam
bidang Analis Kredit.
5. Prosedur pencatatan dan dokumen yang memadai
pada UEK-SP Maharatu Jaya telah berjalan baik.
Dimana setiap pencatatan transaksi telah
dilakukan sesuai dengan prosedur dan telah
memiliki dokumen yang memadai untuk setiap
transaksi.
6. Praktek yang sehat belum berjalan dengan baik
pada UEK-SP Maharatu Jaya . Hal ini dibuktikan
dengan tidak adanya pemberian cuti kepada
karyawan dan tidak adanya pemeriksaan
mendadak kepada kasir.
7. Penyelesaian kredit bermasalah pada UEK-SP
Maharatu Jaya telah dilakukan, namun upaya
yang dilakukan dalam mengatasi tunggakan
kredit belum ada hasil.
8. Dari pembahasan yang dilakukan , maka dapat
disimpulkan bahwa UEK-SP Maharatu Jaya
belum melakukan pengendalian intern secara
efektif.

2. Saran
1.Sebaiknya dalam pemberian kredit, karyawan UEK-SP
Maharatu Jaya lebih teliti menjalankan prosedur dan
dapat bekerja sama dengan Kader Pembangunan
Masyarakat (KPM) dan Staf Analis memperoleh informasi
lebih lanjut mengenai calon nasabah dan usahanya.
2.Sebaiknya pengendalian intern pada UEK-SP Maharatu
Jaya diterapkan lebih baik dengan membagi tugas dan
wewenang secara jelas dan masing - masing bagian lebih
bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
3.Sebaiknya UEK-SP Maharatu Jaya merekrut karyawan
yang berkompeten sesuai dengan latar belakang
pendidikan terkait penugasannya dalam UEK-SP Maharatu
Jaya.
4.Sebaiknya UEK-SP Maharatu Jayamemberikan cuti kepada
kasir dan melakukan pemeriksaan secara mendadak
terhadap kasir.
5.Sebaiknya UEK-SP Maharatu Jaya melakukan
pengendalian intern secara efektif.

Anda mungkin juga menyukai