• 3/4 bagian fraktur dihitung dari 21%-23% dari fraktur humerus proksimal. • terapi yang digunakan biasanya non-operatif dengan terapi tersebut nyeri yang muncul itu sedikit dan pasien yang menjalani terapi ini sudah tidak ada keluhan serta merasa puas. • menurut (PROFHER) fraktur humerus proksimal 2/4, 3/4 dan 4/4 hasilnya itu akan sama ketika pasien yang telah dilakuan operatif dan non operatif hasilnya akan sama saja. • surgical yang biasanya dilakukan denan metode Locking plates atau arthroplasty pada fraktur yang sedang. locking plates • bisa dilakukan pada pasien dengan kualitas tulang yang baik tetapi, tidak bisa dilakukan pada pasien dengan fraktur yang komplek. apabila ada terjadinya fraktur yang komplek akan dilakukan fiksasi sutura dari tuberositas dan augmentasi medial dengan semen. • fiksasi plate akan memiliki resiko tinggi terjadinya avaskuler nekrosis sekunder pada periostial stripping. arthoplasthy • Reverse Total Shoulder Arthroplasty (RTSA) paling banya digunakan pada fraktur yang comminuted, yang terfokus pada iskemik caput humerus dan kualitas tulang yang jelek. • protesis dapat dilakukan dengan cara augmentasi dengan autografi itu dibuat dari tulang yang dieksisi. • pertama dilakukan penggabungan dari tuberositas major dan minor sampai ke kortex humerus Hemiarthroplasty • bisa digunakan pada fraktur komplek, tetapi penyembuhannya tergantung dengan tuberositas. • penelitian sebelumnya menunjukan hal ini tidak dianjurkan terapi non operatif karena masih menimbulkan nyeri. RTSA • RTSA lebih baik hasilnya dengan HA. • bisa menjadi pilihan ketika terapi open reduction gagal. Kesimpulan • fraktur humerus banyak terjadi • Fixation with percutaneous pada orang tua. techniques, intramedullary nails, • mayoritas pengobatannya locking plates, and arthroplasty. dengan cara konservatif. ini teknik yang dapat menjadi pilihan.