Anda di halaman 1dari 12

GO PRIVATE

NAMA ANGGOTA :
ANDREA CHRISTIANINGRUM 11010114120172
PUJI SIAHAAN 11010114140550
TOMMY SARWAN SINAGA 11010114120162
TRIE YOLITA TOGATOROP 11010114120055
PENGERTIAN
Go Private merupakan suatu proses perusahaan terbuka
berubah menjadi perusahaan tertutup.
Alasan Go Private:
1. Force delisting: dikarenakan force delisting oleh BEI. Karena
perusahaan memiliki catatan kinerja yang buruk, kemampuan
menghasilkan profit rendah, ancaman terkena likuidasi.
2. Voluntary delisting: karena atas dasar keinginan perusahaan.
Perusahaan sangat sehat, mampu menghasilkan kenaikan profit.
3. Biaya penyelenggaraan RUPS
4. Kewajiban memenuhi peraturan pasar modal
5. Kesibukan melayani analis surat berharga
6. Keterbatasan untuk melakukan transaksi dengan pihak afiliasi.
Pengaturan tentang Go Private
1. Peraturan tentang Benturan
Kepentingan
Peraturan mengenai benturan kepentingan
diperlukan dalam rangka perlindungan
terhadap pemegang saham independen. Tanpa
adanya peraturan ini, maka keputusan go
private ditentukan oleh pemegang saham
majoritas yang memang berkepentingan
dengan transaksi tersebut.
2. Peraturan tentang penawaran tender
Apabila rencana go private telah disetujui oleh para Pemegang
Saham Independen, maka harus dilakukan penawaran tender
untuk membeli saham yang dimiliki pemegang saham publik.
3. Peraturan Bursa Efek Indonesia.
Ketentuan BEI yang berlaku dalam go private adalah delisting.
Delisting adalah penghapusan pencatatan dari daftar saham di bursa
dikarenakan tidak memenuhi ketentuan-ketentuan di bursa tersebut.
Harus ada permohonan dari perusahaan tercatat kepada Bursa Efek
Indonesia. syarat-syaratnya:
 Delisting dapat dilakukan jika telah tercatat di Bursa setelah
tercatat sekurang-kurangnya 5 tahun.
 Rencana delisting tersebut telah memperoleh persetujuan RUPS
perusahaan tercatat.
4. No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
 Pasal 21 ayat (2) huruf g menentukan bahwa status perseroan
yang tertutup dapat menjadi perseroan terbuka atau
sebaliknya. Untuk itu, maka perseroan harus mendapatkan
persetujuan dari RUPS dan dengan persetujuan Menteri
Kehakiman RI [Pasal 19 ayat (1) juncto Pasal 21 ayat (1)
UUPT].
 pasal 61 dan pasal 62 UUPT Masalah perlindungan terhadap
para pemegang saham yang merasa dirugikan dengan adanya
go private
PROSEDUR GO PRIVATE
A. Memperoleh persetujuan RUPS pemegang saham
independen.
perusahaan yang hendak go private wajib menyampaikan
agenda RUPS Independen mengenai rencana go private
beserta draft Surat Edaran bagi Pemegang Saham kepada
Bapepam, selambat-lambatnya 7 hari sebelum
pemberitahuan. Agenda RUPS biasanya mencakup rencana
delisting, perubahan status perusahaan dari terbuka
menjadi tertutup serta perubahan anggaran dasar terkait,
yang secara satu kesatuan biasanya disebut sebagai rencana
go private
Pemberitahuan akan adanya RUPS Independen dan Surat
Edaran kepada para pemegang saham (Pengumuman) harus
diumumkan dalam surat kabar selambat-lambatnya 28 hari
sebelum RUPS. Surat Edaran antara lain mencakup alasan dan
latar belakang rencana go private, penilaian pihak independen
atas saham Perseroan, pihak yang akan melakukan penawaran
tender, harga penawaran yang direncanakan serta ketentuan-
ketentuan RUPS dalam rangka go private. Panggilan untuk
menghadiri RUPS juga harus diumumkan melalui surat kabar
dan dilakukan selambat-lambatnya 14 hari sebelum RUPS
B. Melakukan Penawaran Tender
Prosedur dan tata cara penawaran tender diatur dalam
Peraturan Bapepam Nomor IX.F.1 tentang Penawaran Tender.
Adapun harga yang digunakan, disamping mengacu pada
Peraturan Bapepam No. IX.F.1 juga harus mengacu pada
Surat Bapepam No. S-2432/PM/2005 tanggal 5 September
2005, dan Peraturan BEJ No. I-1. Sebagaimana diungkapkan
di atas, peraturan-peraturan tersebut memberikan patokan
mengenai harga-harga minimum yang harus dijadikan acuan
dalam menentukan harga realisasi penawaran tender.
C. Paska Penawaran Tender
Apabila setelah penawaran tender masih terdapat pemegang
saham yang tidak setuju dengan proses go private perusahaan,
maka sebagaimana disyaratkan dalam Undang-Undang No. 1
tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas pasal 55 angka 1,
Perusahaan wajib mengusahakan untuk membeli saham yang
dimiliki pemegang saham tersebut. Pembelian tersebut dapat
dilakukan oleh pemegang saham utama dan dapat pula oleh
perusahaan sendiri. Apabila perusahaan memilih untuk
membeli sendiri saham tersebut maka wajib mengikuti
peraturan yang terkait dengan pembelian kembali .
CONTOH
 PT Praxair Indonesia Tbk, go publik pada th 1989 dengan
harga perdana Rp.8.800/saham, namun karena kinerja
perusahaan terus memburuk sehingga th 1995 harga
sahamnya Rp.550 akhirnya th 1997 go private.
 Beberapa perusahaan terbuka lain yang melakukan go private
antara lain adalah:
1.PT Pfizer Indonesia Tbk. (2002)
2. PT Miwon Indonesia Tbk. (2002)
3. PT Indocopper Investama Tbk. (2002)
4. DLL
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai