Anda di halaman 1dari 13

HIPOGLIKEMIA

FAUZIA NOOR LIANI

DIVISI ENDOKRIN METABOLIK DISEASE


DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
FK ULM-RSUD ULIN
BANJARMASIN
DEFINISI

 HIPOGLIKEMIA : kadar gula darah (glukosa)


dibawah harga normal. Diagnosis ditegakkan bila
kadar glukosa ≤ 63 mg/dL (3,5 mmol/L).

 Hipoglikemia spontan yang patologis dapat terjadi


pada tumor yang mesekresi insulin atau insulin-like
growth factor (IGF). Diagnosis ditegakkan bila
kadar glukosa < 50 mg/dL.
Penyebab Hipoglikemia

 Obat-obatan oral
antidiabetes
- >>> SU
 Insulin
- Rentan terjadi
hipoglikemia sekitar 2
jam sesudah makan
sampai waktu makan
berikutnya.
Gejala

 Triad Wipple:
1. Keluhan yang menunjukkan adanya kadar glukosa
darah plasma yang rendah
2. Kadar glukosa darah yang rendah
3. Hilangnya secara cepat keluhan-keluhan sesudah
dikoreksi dengan glukosa.
Klasifikasi klinis Hipoglikemia akut

RINGAN SEDANG BERAT


Simptomatik, Simptomatik, Sering tidak simptomatik,
dapat diatasi sendiri, dapat diatasi sendiri, karena gangguan kognitif
tidak ada gangguan menimbulkan gangguan pasien tidak mampu
aktivitas sehari-hari yang aktivitas sehari-hari yang mengatasi sendiri.
nyata nyata 1. Membutuhkan pihak
ketiga tetapi tidak
memerlukan terapi
parenteral
2. Membutuhkan terapi
parenteral glukoagon
intramuskular atau
glukosa intravena
3. Disertai dengan koma
atau kejang
Faktor Predisposisi
Managemen hipoglikemia

1. Glukosa oral.
 Sesudah diagnosis hipoglikemia ditegakkan (glukosa darah
kapiler) 10-20 g glukosa oral harus segera diberikan.
 Idealnya dalam bentuk tablet, jelly, atau 150-200 ml
minuman yang mengandung glukosa seperti jus buah segar
dan nondiet cola.
 Sebaiknya coklat manis tidak diberikan karena lemak dalam
coklat dapat menghambat absorbsi glukosa.
 Bila belum ada jadwal makan dalam l-2jam perlu diberikan
tambahan 10-20 g karbohidrat kompleks.
 Bila pasienmengalami kesulitan menelan dan keadaan tidak
terlalu gawat, pemberian madu atau gel glukosa lewat mukosa
rongga mulut (buccal) mungkin dapat dicoba
2. Glukagon intramuskular.
 Glukagon 1 mg intramuskular

 Bila pasien sudah sadar pemborian glukagon harus diikuti dengan


pemberian glukosa oral 20 g dan dilanjutkan dengan pemberian 40 g
karbohidrat dalam bentuk tepung untuk mempertahankan pemulihan.

 Pada keadaan puasa yang panjang atau hipoglikemia yang diinduksi


alkohol, pemberian glukagon m mungkin tidak efektif. Efelctifrtas
glukagon tergantung dari stimulasi glikogenolisis yang terjadi.

3. Glukosa intravena.
Diberikan dengan berhati-hati. Pemberian glukosa dengan konsentrasi
50% terlalu toksik untuk jaringan dan 75-100 ml glukosa 20% atau
150-200 ml glukosa dianggap lebih aman. Ekstravasasi glukosa 50%o
dapat menimbulkan nekrosis yang memerlukan amputasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai