Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PORTOFOLIO

DEPRESI SEDANG

Disusun Oleh : Dyah Putri Rovita


Identitas Pasien
 Nama : ny.I
 Usia : 45 tahun
 No RM : 111005xxxx
 Alamat : Tanjung, Klego
 Agama : Islam
 Suku : Jawa
 Warga Negara : Warga Negara Indonesia (WNI)
 Pekerjaan : Tidak bekerja
 Status pernikahan : Bercerai
Anamnesa
 Keluhan Utama : Habis Pingsan
 Pasien seorang wanita usia 45th datang dengan keluhan habis
pingsan. Keluhan dialami sejak kurang lebih setengah jam
SMRS,keluhan ini sering berulang kurang lebih sejak 1 bulan yang
lalu, setelah pingsan pasien terlihat sering melamun. Menurutnya,
ia sering melamun karena khawatir memikirkan biaya hidup dan
pendidikan serta masa depan kedua anaknya. Pasien saat ini tidak
mempunyai pekerjaan tetap dan tidak mendapatkan nafkah dari
suaminya selama 2 tahun. Pasien sudah menikah sejak tahun 1993
dengan suami dan sejak itu pasien tinggal bersama mertua dan
bertetangga dengan tante dari suami pasien. Pasien mengaku
dijodohkan dengan suaminya.
Anamnesa
 Diketahui bahwa pasien selama 2 tahun terakhir tidak
mendapatkan nafkah dari suaminya dikarenakan pasien belum
resmi bercerai dengan suami, namun pasien sudah tidak tinggal
bersama dengan suami selama 2 tahun ini dikarenakan suami
meninggalkan pasien karena ketidakcocokan dengan keluarga
suami, terutama dengan ibu kandung dari suami dalam hal
keuangan. Menurut pasien, hal ini karena ia selama ini tidak
pernah memberi uang setiap bulan kepada ibu kandung suaminya
untuk biaya hidup ibu kandung suaminya yang sudah menjadi
janda. Menurutnya, tante suami pasien juga selalu ingin
mencampuri semua urusan rumah tangga pasien. Sejak itu
hubungan pasien dengan tante dan mertuanya kurang baik. Sedang
suami juga diam saja, dan terlalu menurut kepada tantenya.
Anamnesa
 Terkadang pasien mengaku pikirannya terasa kosong dan bingung harus
melakukan apa dan mengaku sulit berkonsentrasi sehingga pekerjaan atau
urusan rumah tangga seperti berbelanja di pasar, mengantarkan anak ke sekolah,
dan memasak untuk anak menjadi terganggu.
 Pasien juga mengeluh sulit memulai tidur, jika tertidur, pasien sering terbangun
tengah malam, kemudian menangis dan tidak dapat tertidur lagi. Nafsu makan
pasien juga menurun. Pasien pernah berobat ke Puskesmas dan hanya di beri
vitamin.
 Namun, menurut kakak pasien, tidak pernah terlihat pasien dan ibu
kandung suami pasien bertengkar. Dan diketahui dari kakak pasien, saat ini
suami pasien telah mengirimkan surat cerai kepada pasien karena tidak ingin
melihat istri dan ibu kandung nya bertengkar. Pasien yang mendengar hal
tersebut saat selesai sholat di Masjid dan kemudian langsung menangis di Masjid,
dan ia menyalahkan dirinya karena menganggap masalah yang dihadapinya
sekarang adalah kesalahannya dan merasa mungkin karena pernah berdosa
kepada orang tua kandungnya. Sejak saat itu pasien jadi sering tampak murung,
jarang tersenyum, mulai putus asa dan tidak bersemangat dalam menjalani
kehidupan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga.
RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA

 Gangguan psikiatrik
Pasien belum pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya
 Riwayat gangguan medik
Pasien tidak pernah menderita penyakit yang memerlukan
perawatan atau yang secara fisiologis berhubungan dengan keadaan
pasien saat ini.
 Riwayat kejang (-), DM (-), asma (-), trauma (-), hiptertensi (-)
 Riwayat penggunaan zat psikoaktif
Pasien menyangkal mempunyai riwayat merokok, tidak ada
riwayat minum minuman beralkohol dan tidak ada riwayat
penggunaan zat psikoaktif.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
 Riwayat perkembangan fisik
Tidak ada kelainan perkembangan fisik pada diri pasien.
 Riwayat perkembangan kepribadian
 Masa prenatal dan perinatal
Pasien merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Pasien merupakan anak yang diharapkan
oleh keluarga. Kondisi ibu saat mengandung pasien dalam keadaan sehat, tidak pernah mengalami
penyakit fisik yang serius dan tidak mengkonsumsi obat-obatan. Proses kelahiran normal dan cukup
bulan, dan pasien langsung menangis saat di lahirkan. Kelahirannya di tolong oleh bidan setempat.
 Masa kanak pertengahan dan masa remaja
Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya. Pasien tumbuh dan berkembang sesuai anak sesusianya.
Pasien anak yang aktif dan dapat bergaul dengan teman sebayanya. Pasien dapat mengikuti tingkat
pendidikan sesuai dengan kelas dan tidak pernah tinggal kelas serta pesien dapat bergaul denga
teman sebayanya, pasien termasuk orang yang ceria dan memiliki banyak teman. Pasien
menyelesaikan SD dan SMP serta SMA sampai lulus. Pasien termasuk orang yang penurut pada
orang tua dan ramah pada tetangga serta keluarganya dan pasien sangat suka bersosialisai.
 Masa dewasa
Sebelum mengalami gangguan jiwa, pasien setelah lulus SMA (Sekolah Menengah Pertama)
langsung pergi ke kota untuk bekerja sebagai buruh harian lepas. Selama bekerja di kota, pasien
merupakan orang yang mudah bersosialisasi dan akrab dengan teman-teman kerjanya.
 Riwayat pendidikan
Pasien bersekolah hingga tamat SMA. Pasien menyelesaikan sekolah SD dan SMP tepat
waktu dan tidak pernah tinggal kelas. Pasien merupakan anak yang biasa saja dalam hal
prestasi saat bersekolah.
 Riwayat pekerjaan
Setelah menyelesaikan pendidikan nya di Sekolah Menengah Atas (SMA) pada usia 18
tahun, pasien sempat pergi ke kota Jakarta untuk bekerja sebagai buruh harian lepas
selama 2 tahun. Kemudian pada usia 23 tahun, pasien kembali ke desa untuk membantu
orangtua untuk berdagang buah. Menurut keluarganya, pendapatan pasien sebagai
pedagang buah sekitar Rp. 24.000.000,- per tahun.
 Kehidupan beragama
Pasien beragama Islam, selama ini pasien cukup baik menjalankan kewajiban agamanya.
Melakukan sholat lima waktu, mengaji dan berpuasa.
 Kehidupan sosial dan perkawinan
Pasien memiliki banyak teman, karena pasien senang bergaul dan aktif. Pasien sudah
menikah selama 12 tahun dengan suami nya yang bekerja sebagai mandor bangunan dan
memiliki mempunyai 2 orang anak hingga saat ini. Namun, saat ini pasien sudah diajukan
surat cerai oleh suaminya.
Situasi Kehidupan Sosial Sekarang
 Pasien saat ini tinggal bersama kakak kandung nya yang
bekerja sebagai wiraswasta dan dengan 2 anak pasien.
Menurut kakak kandung nya, pasien tidak pernah terlihat ada
masalah dengan suami, keluarga dan lingkungan tetangga nya.
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umum : Baik  Kulit : turgor kulit cukup


 Kepala : Normocephale
 Berat badan : 51 kg
 Mata : Dalam batas normal
 Kesadaran  Telinga : Dalam batas normal
:composmentis  Hidung : Dalam batas normal
 Tanda vital  Leher : Dalam batas normal
 Thorax : Cor : Tidak ditemukan
 Tekanan darah:110/70 mmHg kelainan
 Pulmo : Tidak ditemukan
 Nadi : 74x / menit kelainan
 Napas : 16 x / menit 

 Suhu : 36,2°C  Abdomen : Tidak ditemukan


kelainan
 Extremitas : Tidak ditemukan
kelainan
 Status neurologis GCS: E4V5M6
 Kelemahan/kelumpuhan alat gerak motorik
: Tidak ditemukan kelainan
Status Mental
 Berdasarkan pemeriksaan pada tanggal 11 Maret 2019
 DESKRIPSI UMUM
 Penampilan
Seorang perempuan berusia 45 tahun terlihat sesuai dengan
usia nya, berperawakan tinggi dan agak kurus, berkulit sawo
matang. Pasien mengenakan baju gamis coklat lengan panjang
dan jelana berkerudung hitam, perawatan diri cukup.
 Kesadaran
Kesadaran sensorium/neurologic : composmentis
Kesadaran psikiatrik : TidakTampak
terganggu
Status Mental
 Perilaku dan aktivitas psikomotor
 Sebelum anamnesis : pasien duduk di kasur IGD dengan
kepala yang menunduk.
 Selama anamnesis : pasien duduk di kasur
IGD, Ada kontak mata dengan pemeriksa dan responsif terhadap
pertanyaan yang diberikan. Kondisi pasien terlihat baik dan tenang.
 Sesudah anamnesis : pasien tetap tenang
 Sikap terhadap pemeriksa : pasien bersikap kooperatif.
 Pembicaraan
Cara berbicara: spontan, lancar, volume kecil, intonasi baik, dan
artikulasi cukup jelas.
Gangguan berbicara: tidak ada.
KEADAAN MOOD DAN AFEK

Mood
Afek
 Disforik :(- )  Serasi: (√ )
 paratimi :(- )  tumpul :(- )
 Eutimi :(- )
 Tidak serasi : ( - )
 tension :(- )
 labil :(- )
 Hipertimi : ( - )
 parkilotimia : ( - )  Terbatas :(-)
 Hipotimi :(- )  datar : ( - )
 depersonalisasi: ( - )
 Depresi : (√ )
GANGGUAN PERSEPSI

Halusinasi Ilusi
 Visual : Disangkal  Ilusi Visual : Tidak ada
 Auditorik : Disangkal  Auditorik : Tidak ada
 Taktil : Disangkal  Taktil : Tidak ada
 Olfaktori : Disangkal  Olfaktori : Tidak ada
 Gustatorik : Disangkal  Gustatorik : Tidak ada
GANGGUAN PROSES PIKIR

Bentuk Pikir  Realistik


Arus Pikir Isi Pikir
 Flight of idea :(-)
o Thought of echo
:(-)

 Thought of insertion :(-)

 Perseverasi :(-) 


Thought of withdrawal
Thought of broadcasting
:(-)
:(-)

 Asosiasi longgar :(-) 


Delusion of control
Delusion of influence
:(-)
:(-)

 verbigenasi :(-) 


Delusion of passivity
Delusion of perception
:(-)
:(-)

 Inkoherensi :(-) 


Waham kebesaran
Waham berdosa
:(-)
:(-)

 Blocking :(-) 


Waham kejar
Waham curiga
:(-)
:(-)

 Sirkumstansial :(-) 


Waham cemburu
Waham magik mistik
:(-)
:(-)

 Retardasi :(-) 


Waham rendah diri
Waham hipokondrik
:(-)
:(-)

 Tangensial :(-)  Obsesi


:(-)

 irrelevant :(-) 


Preokupasi

Obsesif kompulsif
:(-)
:(-)

 Neologisme :(-)  Phobia


:(-)

 lancar :(√)
SENSORIUM DAN KOGNITIF

 Kesadaran : Jernih
 Orientasi

 Waktu : Baik
 Tempat : Baik (mengetahui saat ini sedang berada di
rumah sakit)
 Personal : Baik (mengetahui saat ini sedang di
periksa oleh dokter)
 Situasional : Baik
 Daya ingat
 Segera : Baik (mengingat angka yang baru saja di
sebutkan pemeriksa)
 Jangka pendek : Baik (mengingat menu makanan yang di
makan tadi pagi, sudah di konfirmasi oleh kakak kandungnya yang mengantar pasien
periksa dan tinggal serumah)
 Jangka panjang : Baik (mengingat masa kecil nya)
 Konsentrasi : Baik
 Perhatian : Baik
 Kemampuan visuospatial : Baik
 Kemampuan baca tulis : Baik
 Pemikiran abstrak : Baik
 PENGENDALIAN IMPULS
 Pengendalian impuls : Baik

 DAYA NILAI
 Daya nilai sosial : Baik (pasien mengatakan
bahwa sholat itu harus dilakukan dan harus ditambah sholat malam)
 Uji daya nilai : Baik (pasien
mengatakan bahwa kejujuran itu penting)
 Daya nilai reabilitas : tidak terganggu
 TILIKAN / INSIGHT
 Pasien memiliki kesadaran bahwa dirinya saat ini dirinya sakit
dan memiliki motivasi dan keinginan untuk sembuh dan ingin
mengubah sikap dan perilaku yang selama ini salah. (tilikan
derajat 6)

Pemeriksaan Penunjang
 EKG : Belum dilakukan
 Foto rontgen : Belum dilakukan
 CT scan : Belum dilakukan
 Tes psikologis : Belum dilakukan
Diagnosis Multiaksial
 Menurut PPDGJ-III
 Diagnosis aksis I : F32.01 Gangguan depresi
sedang tanpa gejala somatik
 Diagnosis Banding : F32.2 Episode Depresi berat tanpa
gejala somatik
 Diagnosis aksis II : Tidak ada diagnosis
 Diagnosis aksis III : Tidak ada diagnosis
 Diagnosis aksis IV : Masalah berkaitan dengan
keluarga
 Diagnosis aksis V : Global assessment functional 60-51 :
gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.
Penatalaksanaan
 Planning Therapy
 Alprazolam 1x1 (malam)
 Edukasi keluarga untuk melakukan pengobatan di Sp.KJ
Prognosis
 Quo ad vitam : dubia ad bonam
 Quo ad functionam : dubia ad bonam
 Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Definisi
 Menurut Kaplan (2010), pengertian depresi adalah suatu
masa terjadinya gangguan fungsi manusia yang
berhubungan dengan alam perasaan yang sedih dan
gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan
nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan,
rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri.
Gejala Klinis
Gejala utama (pada derajat Gejala lainnya
ringan, sedang, dan berat)
 (a) konsentrasi dan perhatian
 Afek / mood yang depresif berkurang
 Kehilangan minat dan  (b) harga diri dan kepercayaan diri
berkurang
kegembiraan  (c) gagasan tentang rasa bersalah
 Berkurangnya energi yang dan tidak berguna
 (d) pandangan masa depan yang
menuju miningkatnya suram dan pesimistis
keadaan mudah lelah dan  (e) gagasan atau perbuatan
membahayakan diri atau bunuh diri
menurunnya aktivitas
 (f) tidur terganggu
 (g) nafsu makan berkurang
Pedoman Diagnostik
F32.0, Episode Depresif
Ringan F32.1 Episode Depresif
Sedang
 Sekurangnya 2 gejala dari  Sekurangnya harus ada 2
gejala utama gejala dari gejala utama
 Ditambah 2 gejala dari gejala
lainnya  Ditambah 3 - 4 gejala dari
 Tidak boleh ada gejala yang gejala lainnya
berat  Berlangsung sekurangnya
 Berlangsung sekurangnya dua dua minggu
minggu  Menghadapi kesulitan nyata
 Hanya sedikit kesulitan dalam untuk meneruskan kegiatan
pekerjaan dan kegiatan sosial
yang biasa dilakukan sosial, pekerjaan dan
urusan rumah tangga
F32.3, Episode Depresif
F32.2, Episode Depresif
Berat Dengan Gejala
Berat Tanpa Gejala Psikotik
Psikotik
 Semua 3 gejala utama depresi  Memenuhi kriteria F32.2, disertai
harus ada waham, halusinasi atau depresif
 Ditambah sekurang- stupor
kurangnya 4 dari gejala  Isi waham ide tentang dosa,
lainnya, dan beberapa kemiskinan atau tentang malapetaka
yang mengancam dan individu
diantaranya harus dapat merasa bertanggung-jawab
berintensitas berat atas hal tersebut.
 Berlangsung sekurangnya dua  Halusinasi auditorik / olfaktorik
minggu atau lebih pendek bila berupa suara menghina atau
gejala sangat berat dan menuduh atau bau kotoran /
daging membusuk
berawitan sangat cepat
 Retardasi motorik berat yang dapat
 Tidak mampu menjalankan menuju stupor
kegiatan sosial, pekerjaan atau  Waham atau halusinasi bisa serasi
urusan rumah tangga, kecuali atau tidak serasi afek.
pada taraf sangat terbatas
Terapi
 Terapi gangguan depresi yang efektif dan spesifik, seperti obat
trisiklik. Penggunaan farmakoterapi spesifik diperkirakan
melipat gandakan kemungkinan bahwa pasien depresi akan
pulih dalam 1bulan. semua antidepresan yang saat ini tersedia
membutuhkan 3 sampai 4 minggu hingga memberikan
terapeutik bermakna.Gejala pertama yang akan membaik
adalah pola tidur dan nafsu makan yang buruk. agitasi,
ansietas, episode depresif dan rasa putus asa adalah gejala
selanjutnya yang akan membaik. Gejala target lainnya adalah
kurang tenaga, konsentrasi buruk, ketidakberdayaan dan
menurunnya libido.2,3
Step 1
Golongan SSRI (Fluoxetine,sertaline)

Step 2
Golongan Trisiklik (amitriptiline)

Step 3
Golongan Tetrasiklik (Maprotiline, dll), Golongan “Atypical” (Trazodone, dll), Golongan MAOI,
Reversible (Moclobemide)
Obat Anti Depresan
Obat Anti-depresi TRISIKLIK
• TRICYCLIC ANTIDEPRESSANTS (TCA) e.g. Amitriptyline, Imipramine,
Clomipramine, Tianeptine
Obat Anti-depresi TETRASIKLIK,
• Maprotiline, Mianserin, Amoxapine

Obat Anti-depresi MAOI-Reversible


• REVERSIBLE INHIBITOR OF MONOAMINE OXYDASE – A (RIMA)

Obat Anti-depresi SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors)


• Sertraline, Paroxetine, Fluvoxamine, Fluoxetine, Duloxetine, Citalopram.

Obat Anti-depresi “ATYPICAL”


• Trazodone, Mirtazapine, Venflafaxine.
Prognosis

 Kekambuhan depresi berat juga sering terjadi. Sekiitar 25%


pada 6bulan setelah keluar dari RS, sekitar 30-50% dalam
2tahun pertama, dan sekitar 50-75% dalam periode 5tahun.
Insiden relaps berkurang pada pasien yang melanjutkan terapi
psikofarma profilaksis dan pasien yang hanya mempunyai
satu atau dua episode depresi. Secara umum, semakin sering
pasien mengalami episode depresi, semakin memperburuk
keadaannya

Anda mungkin juga menyukai