Anda di halaman 1dari 37

Case based Discussion

Ketuban Pecah Dini

Pembimbing:
dr. FX Sunarto, Sp.OG.

Oleh:
Dyah Putri Rovita
012116372
IDENTITAS PASIEN
◦ Nama penderita : Ny. RA
◦ Umur : 25 tahun 10 bulan 3 hari
◦ Jenis kelamin : Perempuan
◦ No CM : 01.32.91.71
◦ Agama : Islam
◦ Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
◦ Pendidikan : S1
◦ Status : Menikah
◦ Alamat : Muktiharjo Kidul 03/09
Semarang
◦ Nama suami : Tn. EW
ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis
pada tanggal 16 November 2017 jam 14.00
WIB
Keluhan Utama :
 Pasien mengeluh keluar air merembes dari
jalan lahir sejak pukul 03.00 WIB dini hari
tanggal 16 Novermber 2017.
Riwayat Penyakit Sekarang :
 Pasien G1P0A0 usia 25 tahun hamil 41 minggu
datang dengan keluhan keluar air dari jalan lahir
dan sekarang masih merembes sejak pukul 03.00
WIB tanggal 16 November 2017. Cairan yang
keluar berwarna bening, lengket, berbau, dan
terdapat lender bercak-bercak merah. Cairan
merembes ± setiap 10 menit dan pasien
mengatakan tidak terasa saat keluarnya cairan
tersebut. Pasien mengaku merasa kenceng-
kenceng namun masih jarang. Keluhan adanya
demam disangkal oleh pasien. Pasien masih
merasakan adanya gerakan janin.
 Riwayat Haid
 Menarche : 15 tahun
 Siklus mestruasi : teratur, 28 hari
 Lama menstruasi : 7 hari
 Dismenore : (+)
Riwayat Obstetri
 G1P0A0
 HPHT : 01 – 02 - 2017
 HPL : 08 – 11 – 2017
 Usia kehamilan : 41 minggu
Riwayat Pernikahan
 Pasien menikah yang pertama kali dengan suami
yang sekarang.
 Usia pernikahan ± 1,5 tahun.
 Riwayat ANC
 Pemeriksaan kehamilan dilakukan di bidan.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan
sekali dan diberikan vitamin dan suplemen
besi. Tidak ada pesan khusus dari bidan
mengenai keadaan kehamilannya.
 Riwayat suntik TT (-)
 Riwayat KB
Pasien belum pernah menggunakan KB jenis
apapun
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat hipertensi disangkal.
 Riwayat penyakit jantung disangkal
 Riwayat penyakit paru disangkal.
 Riwayat DM disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
 Riwayat hipertensi disangkal.
 Riwayat penyakit jantung disangkal.
 Riwayat penyakit paru disangkal.
 Riwayat DM disangkal.
Riwayat Sosial Ekonomi
 Pasien adalah ibu rumah tangga, pekerjaan suami
wiraswasta, kesan ekonomi : cukup, untuk biaya
kesehatan ditanggung pemerintah (BPJS NON PBI).
Riwayat Gizi
 Selama kehamilan pasien terkadang mual dan tidak
nafsu makan namun tidak sampai muntah selama
usia kehamilan trimester pertama sampai
pertengahan trimester kedua.
PEMERIKSAAN FISIK
 Status Present
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Compos Mentis
 TB : 162 cm
 BB : 64 kg
 BMI : 24,38 (Normoweight)
 Vital sign :
◦ Tensi : 110/80 mmHg
◦ Nadi : 86 x/menit
◦ RR : 20 x/menit
◦ Suhu : 36,7 °C
 Status Internus
 Status Internus :
 Kepala : Mesocephale
 Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sclera
ikterik (-/-)
 Hidung : Discharge (-), nafas cuping hidung (-)
 Telinga : Discharge (-), bentuk normal
 Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-)
 Tenggorokan : Faring hiperemis (-), pembesaran
tonsil (-)
 Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)
 Kulit : Turgor baik, ptekiae (-)
 Mamae : Simetris, tegang (+/+), hiperpigmentasi
(+/+), puting menonjol (+/+)
 Paru – paru:
 Inspeksi : Hemithorax dekstra dan sinistra simetris
 Palpasi : Stemfremitus dekstra dan sinistra sama, nyeri
tekan (-)
 Perkusi : sonor seluruh lapang paru
 Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
 Jantung :
◦ Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
◦ Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
◦ Perkusi : Redup, batas-batas jantung tidak dapat
ditentukan karena terhalang oleh pembesaran
pada mamae
◦ Auskultasi : Suara jantung I dan II murni, regular, suara
tambahan (-)
 Abdomen :
◦ Inspeksi : Perut tampak membesar, striae gravidarum (+), linea
nigra (+), bekas operasi (-)
◦ Palpasi :
 Leopold I : teraba bagian janin besar, bulat dan lunak.
 Leopold II : teraba tahanan memanjang di sebelah kanan
dan bagian kecil-kecil di sebelah kiri.
 Leopold III : bagian bawah janin teraba bulat, besar, dan
keras. Tidak bisa digoyang
 Leopold IV : konvigurasi kedua telapak tangan divergen
 TFU : 28 cm
 TBJ : (28-11) x 155 = 1677 gram
 His : jarang
 Auskultasi : DJJ 11-12-12
Superior Inferior
Oedem -/- -/-
Varises -/- -/-
Reflek fisiologis +/+ +/+

Reflek patologis -/- -/-


 Anogenitalia :
◦ Inspeksi : lendir (-), darah (-), air ketuban (+),
luka parut (-), varices(-), oedem vagina (-). Anus :
hemoroid (-)
 Interna / Vagina Toucher
◦ Vulva : tenang
◦ Pembukaan : 1 cm
◦ Penipisan : 25%
◦ Portio : tebal
◦ Kulit ketuban : (-)
◦ Bagian bawah janin :-
◦ POD :-
◦ Hodge :I
◦ Sarung tangan : lendir (-), darah (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RESUME
 Pasien G1P0A0 usia 25 tahun hamil 41 minggu datang
dengan keluhan keluar air dari jalan lahir dan sekarang
masih merembes sejak pukul 03.00 WIB tanggal 16
November 2017. Cairan yang keluar berwarna bening,
lengket, berbau, dan terdapat lender bercak-bercak
merah. Cairan merembes ± setiap 10 menit dan pasien
mengatakan tidak terasa saat keluarnya cairan tersebut.
Pasien mengaku merasa kenceng-kenceng namun masih
jarang. Keluhan adanya demam disangkal oleh pasien.
Pasien masih merasakan adanya gerakan janin.
 Riwayat Obstetri :
 G1 P 0 A 0
 HPHT : 01 – 02 - 2017
 HPL : 08 – 11 – 2017
 Usia kehamilan : 41 minggu
 Status present : keadaan umum baik
 Status Obstetri :
 Inspeksi : Perut tampak membesar, striae
gravidarum (+), linea nigra (+), bekas operasi (-)
 Palpasi :
◦ Leopold I : teraba bagian janin besar, bulat dan lunak.
◦ Leopold II : teraba tahanan memanjang di sebelah kanan dan
bagian kecil-kecil di sebelah kiri.
◦ Leopold III : bagian bawah janin teraba bulat, besar, dan
keras. Tidak bisa digoyang
◦ Leopold IV : konvigurasi kedua telapak tangan divergen
◦ TFU : 27 cm
◦ TBJ : (27-11) x 155 = 2480 gram
◦ His : jarang
 Auskultasi : DJJ 12-12-12
 Anogenitalia :
 Inspeksi : air ketuban (+)
 Interna / Vagina Toucher
◦ Vulva : tenang
◦ Pembukaan : 1 cm
◦ Penipisan : 25%
◦ Portio : tebal
◦ Kulit ketuban : (-)
◦ Bagian bawah janin :-
◦ POD :-
◦ Hodge :I
◦ Sarung tangan : lendir (-), darah (-)
DIAGNOSIS KERJA
 Pasien G1P0A0 usia 25 tahun hamil 40
minggu, janin tunggal, hidup intrauterin,
letak kepala, punggung kanan, periode
laten, dengan ketuban pecah dini pada
kehamilan aterm
TATALAKSANA DAN EDUKASI
 TATALAKSANA
 Rawat inap
 Pengawasan : KU, vital sign, PPV, his, DJJ.
 Infus RL 20 tpm
 Cefotaxim 2x1
 Observasi inpartu
 Bedrest total
 EDUKASI
◦ Memberitahu kondisi pasien kepada keluarga
◦ Memberitahu pasien untuk istirahat total
PROGNOSIS
 Kehamilan : dubia ad bonam
 Persalinan : dubia ad bonam
Ketuban pecah dini
PENGERTIAN
Ketuban pecah dini atau spontaneus/early/premature
rupture of membrans (PROM) merupakan pecahnya
selaput ketuban secara spontan pada saat belum
menunjukkan tanda-tanda persalinan/inpartu
(keadaan inpartu didefinisikan sebagai kontraksi
uterus teratur dan menimbulkan nyeri yang
menyebabkan terjadinya efficement atau dilatasi
serviks) atau bila satu jam kemudian tidak timbul
tanda-tanda awal persalinan atau secara klinis bila
ditemukan pembukaan kurang dari 3 cm pada
primigravida dan kurang dari 5 cm pada multigravida
Faktor predisposisi
 Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun
asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bias
menyebabkan terjadinya KPD.
 Servik yang inkompetensia, kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh
Karen akelainan pada servik uteri (akibat persalinan, curetage).
 Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara
berlebihan (overdistensi uterus) misalnya trauma, hidramnion,
gemelli. Trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai factor
predisposisi atau penyebab terjadinya KPD. Trauma yang di dapat
misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupun
amnosintesis menyebabakan terjadinya KPD karena biasanya
disertai infeksi.
 Kelainan letak, misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian
terendah yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat
menghalangi tekanan terhadap membrane bagian bawah.
 Keadaan social ekonomi
 Faktor lain
◦ Faktor golongan darah
 Akibat golongan darah ibu dan anak yang
tidak sesuai dapat menimbulkan kelemahan
bawaan termasuk kelemahan jarinngan kulit
ketuban.
 Faktor disproporsi antar kepala janin dan
panggul ibu.
◦ Faktor multi graviditas, merokok dan perdarahan
antepartum.
◦ Defisiesnsi gizi dari tembaga atau asam askorbat
(Vitamin C).
DIAGNOSIS KPD
Tiga tanda penting yang berkaitan
dengan ketuban pecah dini adalah :
 1. Pooling : Kumpulan cairan amnion pada
fornix posterior.
 2. Nitrazine Test : Kertas nitrazin
merah akan jadi biru.
 3. Ferning : Cairan dari fornix posterior
di tempatkan pada objek glass dan
didiamkan dan cairan amnion tersebut
akan memberikan gambaran seperti daun
pakis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Dengan tes lakmus, cairan amnion akan mengubah kertas
lakmusmerah menjadi biru.
 Pemeriksaan leukosit darah, bila meningkat > 15.000/mm3
kemungkinan adainfeksi.
 USG untuk menentukan indeks cairan amnion, usia kehamilan,
letakjanin, letak plasenta, gradasi plasenta serta jumlah air
ketuban.
 Kardiotokografi untuk menentukan ada tidaknya kegawatan
janinsecara dini atau memantau kesejahteraan janin. Jika ada
infeksi intrauterin atau peningkatan suhu, denyut jantung janin
akan meningkat.
 Amniosintesis digunakan untuk mengetahui rasio lesitin-
sfingomielin dan fosfatidilsterol yang berguna untuk
mengevaluasi kematangan paru janin.
PENATALAKSANAAAN
Konservatif
 Rawat di rumah sakit.
 Berikan antibiotik (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila tidak tahan
dengan ampisilin dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari).
 Jika umur kehamilan < 32 – 34 minggu, dirawat selama air ketuban masih
keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
 Jika umur kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa
negatif : beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan
janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.
 Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah in partu, tidak ada infeksi, berikan
tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi sesudah 24 jam.
 Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan
induksi.
 Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin).
 Pada usia kehamilan 32-34 minggu, berikan steroid untuk memacu
kematangan paru janin dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin dan
spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis tunggal
selama 2 hari, deksametason i.m 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
Aktif
 Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin,
bila gagal pikirkan seksio sesarea. Dapat pula
diberikan misoprostol 50µg intravaginal tiap 6 jam
maksimal 4 kali.
 Bila ada tanda-tanda infeksi, berikan antibiotika
dosis tinggi dan persalinan diakhiri jika :
 Bila skor pelvik < 5, lakukanlah pematangan
serviks, kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri
persalinan dengan seksio sesarea.
 Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus
pervaginam.
Komplikasi KPD
 Persalinan Prematur
 Infeksi
 Hipoksia dan Asfiksia
 Sindroma deformitas janin
TERIMAKASIH..

Anda mungkin juga menyukai