Anda di halaman 1dari 104

HIV DAN AIDS

HERLIN FITRIANA K
HIV / AIDS

HIV (HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS)


Adalah Virus yg menyerang sistem kekebalan
tubuh manusia & kemudian menimbulkan
AIDS.

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom)


adalah sekumpulan gejala penyakit yang
timbul akibat menurunnya sistem kekebalan
tubuh manusia yg disebabkan oleh virus.
VIRUS HIV
Diagnosis HIV dan AIDS
• Anamnesis:
– Demam > 1 bulan
– Diare > 1 bulan
– Batuk > 2 minggu
– Berat Badan turun drastis
– Faktor risiko tertular (perilaku berisiko tertular)
• Pemeriksaan Fisik:
– Infeksi Oportunistik (infeksi Ikutan)
Diagnosing HIV Infection
• ELISA (Enzyme-Linked Immuno-sorbent Assay):
determines if HIV antibodies are present in
blood or oral fluids
• Western Blot: A highly specific test that is used
for confirming the ELISA test
• Rapid HIV tests: Saliva-based, urine-based, and
home HIV antibody testing kits
• HIV RNA tests: Diagnose HIV infection very
early, before antibodies are even formed
9/25/2019 5
WHO MEREKOMENDASIKAN

Rapid Test Antibodi HIV utk menjamin kualitas.


PERJALANAN PENYAKIT DARI INFEKSI HIV AIDS
Sejak masuknya HIV seseorang telah menjadi pengidap HIV dan
dpt menularkan HIV sepanjang hidupnya

Gejala AIDS
- Radang paru
- Radang sal cerna
- Kanker kulit
Masuk HIV (+) - Radang krn jamur
HIV 3 bln Nampak sehat/ tanpa gejala - TB
==== ====== ================ ===== ========= ====
Masa jendela 5-10 tahun - demam 2 th meninggal
- selera makan
turun
- diare
- BB turun
drastis
Perkembangan AIDS
• Viral Load =
Kecepatan KA
• CD4 = Jarak ke
jurang
FENOMENA GUNUNG
ES
Data kasus statistik mengenai jumlah yang
terinfeksi HIV AIDS bukan jumlah yang
sebenarnya:
Sebab banyak kasus HIV AIDS yang
tidak dilaporkan pada fase awal, selain
tanpa gejala juga tidak aat dideteksi.
Kesadaran masyarakat unuk melakukan
HIV masih rendah, sehingga banyak
kasus yang tidak terdata.
PERSEBARAN EPIDEMI HIV DI
INDONESIA
PENULARAN
• Lebih 6,5 Juta perempuan di
Indonesia menjadi populasi rawan
tertular dan menularkan HIV.
• Lebih dari 24.000 perempuan usia
subur di Indonesia telah terinfeksi
HIV
• Lebih dari 9.000 perempuan HIV+
hamil dalam setiap tahunnya di
Indonesia dan Lebih dari 30%
diantaranya melahirkan bayi yang
tertular bila tak ada PMTCT
Lanjutan….
Termasuk dalam risiko :

- Pasangan muda dari pengguna Napza suntik yang tak


menyadari telah tertular HIV
- Istri atau pasangan seksual dari Odha pria
- Penjaja seks yang hamil

- Bayi atau balita dengan gangguan tumbuh kembang


- Bayi atau balita dengan gizi buruk
- Bayi atau balita dengan penyakit infeksi berulang
Klp I Faktor-faktor Risk HIV/AIDS 14
Karakteristik tanda atau
kumpulan gejala penyakit yang
diderita individu, yang mana
secara statistik berhubungan
dengan peningkatan kasus
baru (Individu dalam satu
kelompok masyarakat).

Klp I Faktor-faktor Risk HIV/AIDS 15


Faktor yg tampaknya tidak
menjadi penyebab langsung
dari penyakit ini, tapi terkait
dalam beberapa cara
penularan.

Faktor-faktor Risk HIV/AIDS 16


FAKTOR – FAKTOR
RISIKO HIV/AIDS

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG

 Penggunaan Zat
 Risiko Seksual
 Penggunaan Alkohol
 Pengguna Jarum
 Kemiskinan
 Darah Produk Darah
 Akses Layanan Kes
 Transmisi HIV dari Ibu
 Mobilisasi Penduduk
ke Anak
 Faktor Budaya

Faktor-faktor Risk HIV/AIDS 17


CARA PENULARANAN
LANGSUNG
1

FAKTOR
RISIKO Hub Seksual
Usia Dini
Seksual
SEKSUAL Bergonta-ganti

Hub Seks tanpa


IMS
pelindung

Faktor-faktor Risk HIV/AIDS 18


CARA PENULARANAN
LANGSUNG
2

PENGGUNAAN
JARUM SUNTIK

Faktor-faktor Risk HIV/AIDS 19


CARA PENULARANAN
LANGSUNG
3

DARAH PRODUK
DARAH

Faktor-faktor Risk HIV/AIDS 20


CARA PENULARANAN
LANGSUNG
4

TRANSMISI HIV DARI IBU KE ANAK

Kehamilan Persalinan Menyusui

Faktor-faktor Risk HIV/AIDS 21


A. PENGGUNAAN ZAT

Hub Seks
Tdk Aman /
Berisiko

Faktor-faktor Risk HIV/AIDS 22


Lanjutan...

B. PENGGUNAAN ALKOHOL

Sukar
Memakai
kondom dg
benar

Faktor-faktor Risk HIV/AIDS 23


Lanjutan...

C. KEMISKINAN

Bekerja
menjual
seks
(Pr & Lk)

Klp I Faktor-faktor Risk HIV/AIDS 24


Lanjutan...

D. AKSES LAYANAN KESEHATAN

Akses
Kurang

Meningkatkan risiko
HIV/AIDS

Klp I Faktor-faktor Risk HIV/AIDS 25


Lanjutan...

E. MOBILISASI PENDUDUK
Transaksi seksual
dan narkoba
terselubung

Meningkatkan risiko
HIV/AIDS

Faktor-faktor Risk HIV/AIDS 26


Lanjutan...

E. FAKTOR BUDAYA

Budaya
Permisif
Meningkatkan risiko
HIV/AIDS

Faktor-faktor Risk HIV/AIDS 27


AIDS TIDAK MENULAR LEWAT :

Tinggal Pelukan
serumah WC

Sentuhan Nyamuk
Alat makan
FAKTOR YG MEMPENGARUHI PENULARAN HIV ?

• Perubahan demografi ( ledakan


jumlah penduduk/ pengungsi,
mobilitas masyarakat)
• Perubahan sosial, ekonomi
• Kelalaian dalam memberikan
pendidikan seks

29
FAKTOR YG MEMPENGARUHI PENULARAN HIV ?

•Kurang informasi tentang


HIV/AIDS/IMS
•Perasaan aman karena kemudahan
mendapat obat dan alat kontrasepsi
• Fasilitas kesehatan kurang memadai
• Banyak kasus tidak memberikan
gejala
30
Resiko terhadap penularan HIV menjadi
lebih tinggi bila ada perilaku :

Tidak menggunakan kondom

31
Bagaimana kita dapat terinfeksi HIV ?

Prinsip ESSE
• Exit : Keluar dari tubuh manusia
• Survive : HIV harus kondisi hidup
• Sufficient : Jumlahnya (konsentrasi) cukup
• Enter : HIV masuk ke tubuh manusia

32
BAGAIMANA HIV DAPAT DITULARKAN ?

Hubungan seksual tidak aman


-vagina
- dubur
- mulut/oral

33
BAGAIMANA HIV DAPAT DITULARKAN ?

Suntikan / transfusi darah yang terinfeksi HIV


Menggunakan jarum suntik bersama
Menggunakan alat cukur kumis bersama
Menggunakan jarum /alat tusuk tercemar HIV

34
Penularan HIV bukan karena jenis narkoba yang
dikonsumsi tapi cara pemakaiannya !

35
BAGAIMANA HIV DAPAT DITULARKAN ?

Penularan dari ibu kepada bayinya


Selama hamil, melahirkan
dan menyusui

Kemungkinan penularan ke bayi 25-30 % bila tanpa pengobatan


36
Tertular
HIV !

Pengguna napza
suntikan
Seks tanpa kondom
dengan perempuan
(jarum tak steril, pakai Suami
bergantian)
lain (WPS)

Istri Hubungan seks


Tertular tanpa

Bayi berisiko
HIV ! kondom
dengan
tertular HIV Istri hamil dengan istri
HIV/AIDS 37
PMTCT
Tujuan Program PMTCT

Mencegah Penularan HIV dari Ibu ke Bayi

dan

Mengurangi dampak epidemi HIV


terhadap Ibu dan Bayi

Modul 9, Halaman 39
Kerangka pikir peningkatan kualitas dan pelayanan PMTCT
Tenaga Masyarakat
Kesehatan Peningkatan

Eliminasi
Cakupan Kualitas
Stigma & Diskriminasi
Sosialisasi
Dukungan

RS Rujukan ARV
VCT 204
25 Mazami Enterprise © 2009
ARV 148 (124+24)
Advokasi
Mendapat
Hambatanlayanan
75 235
Ibu dengan Lintas Program
HIV
H H
Puskesmas RS Swasta Dukungan
H H
Pustu
H Bidan praktik
swasta
Lintas Sektor
Polindes

PMTCT dilaksanakan oleh Dit Binkes Ibu, Ditjen Binkesmas


Modul 9, Halaman 40
Mazami Enterprise © 2009
Kebijakan Program PMTCT
1. Integrasi Program PMTCT dalam pelayanan KIA
2. Kegiatan komprehensif (4 Prong)
3. Konseling dan tes HIV sukarela (VCT)
4. Pemberian obat anti retroviral (ARV)
5. Persalinan yang aman
6. Pemberian makanan bayi

Depkes

Pedoman Nasional PMTCT Depkes, 2005


Modul 9, Halaman 41
Mazami Enterprise © 2009
Strategi Program PMTCT
1. Peningkatan manajemen program PMTCT
2. Peningkatan pelayanan PMTCT
3. Mobilisasi sumberdaya
4. Peningkatan kapasitas surveilans dan
riset operasional
5. Pemberdayaan individu, keluarga dan
masyarakat

Modul 9, Halaman 42
Mazami Enterprise © 2009
Sasaran Program PMTCT
1. Peningkatan kemampuan manajemen
pengelola program PMTCT
2. Peningkatan akses informasi PMTCT
3. Peningkatan akses intervensi PMTCT pada
ibu hamil, bersalin dan nifas
4. Peningkatan akses pelayanan dukungan
perawatan & pengobatan (CST) bagi ibu dan
bayi

Modul 9, Halaman 43
Mazami Enterprise © 2009
Implementasi Program PMTCT
1. Mencegah terjadinya penularan HIV pada
perempuan usia reproduksi

Skala Nasional Area Risiko Tinggi


• Mengurangi stigma • Mengurangi stigma
• Meningkatkan kemampuan • Meningkatkan kemampuan
masyarakat melakukan masyarakat melakukan
perubahan perilaku perubahan perilaku
• Komunikasi perubahan • Komunikasi perubahan perilaku
perilaku untuk remaja/ anak untuk remaja/ anak muda
muda • Mobilisasi masyarakat untuk
memotivasi ibu hamil menjalani
konseling dan tes HIV sukarela

Modul 9, Halaman 44
Implementasi Program PMTCT
2. Mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan pada ibu dengan HIV
Skala Nasional Area Risiko Tinggi
• Promosi & distribusi kondom • Promosi & distribusi kondom
• Penyuluhan ke masyarakat ttg • Penyuluhan ke masyarakat ttg
PMTCT, terutama kpd lelaki PMTCT, terutama kpd lelaki
• Konseling pasangan yang salah • Konseling pasangan yang salah
satunya terinfeksi HIV satunya terinfeksi HIV
• Konseling perempuan/ pasangannya • Konseling perempuan/
jika hasil tes HIVnya negatif selama pasangannya jika hasil tes HIVnya
kehamilan negatif selama kehamilan
• Menganjurkan perempuan yang
menderita penyakit kronis untuk
menunda kehamilan hingga sehat
selama 6 bulan
• Membantu lelaki HIV positif &
pasangannya untuk menghindari
kehamilan yg tidak direncanakan
Modul 9, Halaman 45
Implementasi Program PMTCT
3. Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu
hamil dengan HIV ke bayi yang
dikandungnya

Skala Nasional Area Risiko Tinggi


• Merujuk ibu HIV positif ke • Memberikan layanan kepada ibu
sarana layanan kesehatan Tk. hamil HIV positif: profilaksis ARV,
Kab/Prop utk medptkan konseling pemberian makanan
layanan tindak lanjut bayi, persalinan seksio sesarea

Modul 9, Halaman 46
Implementasi Program PMTCT
4. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan
perawatan kepada ibu dengan HIV beserta
bayi & keluarganya

Skala Nasional Area Risiko Tinggi


• Merujuk ibu HIV positif ke • Memberikan layanan psikologis
sarana layanan kesehatan Tk. dan sosial kepada ibu hamil HIV
Kab/Prop utk medptkan positif dan keluarganya
layanan tindak lanjut

Modul 9, Halaman 47
Target Program
PMTCT

Modul 9, Halaman 48
Target Dampak (5 tahun)

1. Menurunkan 25% prevalensi HIV pada


ibu hamil

2. Menurunkan persentase bayi yang


terinfeksi HIV dari ibu HIV positif
menjadi 10%

Modul 9, Halaman 49
Target Cakupan Integrasi PMTCT
Jumlah ibu hamil 1,10 %*CBR* populasi
Jumlah pengunjung klinik ANC 90 % ibu hamil

65 % Ibu hamil yang ANC mendapat konseling HIV


20 % Ibu hamil yang mendapat konseling, melakukan uji HIV

Bagi ibu hamil seroreaktif HIV


85 % Mendapatkan terapi ARV
95 % Bersalin di fasilitas kesehatan /RS rujukan HIV

80 % Ibu hamil bersalin ditolong oleh Tenaga Kesehatan Terampil


(APN+ UP/HIV)
90 % Layanan KIA melaksanakan Kewaspadaan Universal/
Universal Precaution
Kejadian Unmet-need menurun 25% dari kondisi awal
Modul 9, Halaman 50
Memulai
Pelaksanaan
Program PMTCT

Modul 9, Halaman 51
Contoh Alur Pelayanan PMTCT 1 Untuk Ibu Hamil

Posyandu Klinik ANC Klinik KB Klinik VCT Klinik IMS Klinik PTRM

VCT Ibu Hamil dengan risiko terinfeksi HIV


Pasangan

Positif VCT/ PICT Negatif

Konseling Konseling

ARV Profilaksis Asuhan Antenatal Asuhan Antenatal

Persalinan Persalinan

Asuhan Pasca Natal Asuhan Pasca Natal


Perawatan lanjutan Odha

RS Rujukan ODHA Modul 9, Puskesmas Halaman 52


Contoh Alur Pelayanan PMTCT 2 Untuk PUS & WUS

Posyandu Klinik ANC Klinik KB Klinik VCT Klinik IMS Klinik PTRM

VCT PUS/ WUS dengan risiko terinfeksi HIV


Pasangan

Positif VCT/ PICT Negatif

Konseling Konseling
Ya Ya
Ya Ingin Hamil Hamil
Indikasi ARV Tidak
Tidak Tidak Asuhan Ante Natal
ARV
sesuai Ya Persalinan
Memenuhi syarat
protokol Asuhan Pasca Natal
Tidak
Perawatan
lanjutan Odha Hamil Kontrasepsi
Ikuti Alur 1
RS Rujukan ODHA Modul 9, Puskesmas
Halaman 53
1. Persiapan Manajemen
1. Pengumpulan data dan informasi
2. Penyusunan jadual kegiatan komprehensif
3. Penyusunan alur pelayanan
4. Koordinasi

• Pihak berwenang (KPA, Dinkes, RS, • Pokja PMTCT


Bappeda) Propinsi/Kabupaten/Kota
• Pihak pendukung upaya kesehatan • Tim PMTCT di Rumah Sakit
(LSM, PKK, Tokoh Masyarakat, Tokoh
Agama) • Pertemuan berkala
• Pembagian peran yang serasi

Modul 9, Halaman 54
2. Persiapan Sumber Daya Manusia
1. Penentuan 10 Petugas VCT
2. Pelatihan Petugas VCT

Puskesmas

10 Petugas VCT

Dokter/Bidan Perawat LSM PKK/ Karang Tokoh


Kesehatan Taruna Masyarakat
Modul 9, Halaman 55
3. Persiapan Ruangan untuk konseling

• Penting untuk menjaga kerahasiaan pribadi (privacy) selama


proses konseling.
• Kedap pandangan, dan kedap suara
• Memanfaatkan ruangan yang ada di Puskesmas, TIDAK
PERLU MEMBANGUN RUANGAN BARU DAN KHUSUS

Modul 9, Halaman 56
4. Persiapan Laboratorium

• Peralatan untuk pengambilan spesimen darah vena


(disposable spuit 5 ml, alkohol swab)
• Peralatan pencegahan infeksi (sarung tangan, apron/ jas
laboratorium, pelindung mata, masker, bak sampah medis,
cairan khlorin, kran dengan air mengalir)
• Reagen tes HIV 3 jenis pemeriksaan (Rapid test/ ELISA)

Positive Reactive
HIV-1/2 Control

Positive Negative
(+) (-)
Modul 9, Halaman 57
5. Persiapan Media komunikasi

• Lembar balik, leaflet, poster


• Materi: HIV&AIDS, cara penularan & pencegahannya,
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi

Leaflet

Modul 9, Halaman 58
Poster
Modul 9, Halaman 59
6. Persiapan Pencatatan dan Pelaporan

• Pencatatan kegiatan menggunakan Kohort Ibu, Pemantauan


Program PMTCT, dan Laporan Tahunan Program PMTCT

Modul 9, Halaman 60
1. Penyuluhan
Penyuluhan dapat dilaksanakan di dalam gedung atau di luar
gedung Puskesmas/ RS
• Penyuluhan di dalam gedung dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan bersamaan dengan pelayanan ANC
• Penyuluhan di luar gedung dilaksanakan oleh kader pada
saat pertemuan warga (arisan, peringatan hari raya agama/
hari besar nasional)
Sasaran: Remaja, PUS, Ibu hamil dan pasangannya
Materi: HIV & AIDS, Cara penularan dan pencegahannya,
PMTCT, Intervensi untuk PMTCT, Tempat yang dapat melayani
konseling & testing HIV

Modul 9, Halaman 61
2. Konseling pra dan pasca tes
Konseling dapat dilaksanakan di dalam gedung atau di luar
gedung Puskesmas/ RS
• Konseling di dalam gedung dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan bersamaan dengan pelayanan ANC
• Konseling di luar gedung dilaksanakan oleh kader
(didampingi oleh tenaga kesehatan apabila diperlukan)
melalui kegiatan penjangkauan/ kunjungan ke tempat
berkumpul warga, sekolah, dan dari rumah ke rumah
(Outreach VCT)
Sasaran: Remaja, PUS, Ibu hamil dan pasangannya
Materi: HIV & AIDS, Pemeriksaan darah HIV, Sikap terhadap
hasil pemeriksaan HIV, Intervensi untuk PMTCT

Modul 9, Halaman 62
3. Pemeriksaan darah HIV
Pengambilan darah dilakukan oleh tenaga kesehatan, dapat
dilakukan di dalam gedung atau di luar gedung Puskesmas/ RS
Pemeriksaan serologis:
• Laboratorium Puskesmas
• Laboratorium RS rujukan Odha
Pembacaan hasil laboratorium:
• Dilaksanakan pada Konseling pasca tes
• Dapat oleh Dokter atau Konselor terlatih

Modul 9, Halaman 63
4. Penatalaksanaan kasus dan rujukan
Penatalaksanaan Obstetrik ibu dengan HIV
• Asuhan Antenatal: Puskesmas/ RS
• Persalinan: bila memungkinkan di RS rujukan Odha
• Asuhan Postnatal: Puskesmas/ RS
Penatalaksanaan ARV ibu dengan HIV
• RS Rujukan Odha: pengendali utama pemberian ARV
profilaksis
• Puskesmas: apabila memungkinkan dapat sebagai outlet
pemberian ARV dan pemeriksaan laboratorium
Laboratorium:
• Hematologi rutin, Tes Faal Hati, Tes Faal Ginjal
• CD4 dan Viral Load
Modul 9, Halaman 64
5. Dukungan
Dapat dilaksanakan di dalam gedung dan di luar gedung
Puskesmas/ RS

Sasaran dukungan
Ibu dengan HIV
Bayi & Anak
Anggota keluarga
Jenis dukungan
Dukungan Psikologi
Dukungan Sosial
Dukungan Pengobatan

Modul 9, Halaman 65
Petugas pemberi dukungan
Non Medis Medis
Konselor Dokter
Sukarelawan Bidan & Perawat
Tokoh agama
Psikolog & Psikiater
Pengobatan Alternatif
(Acupressure, Meditation, Herbal Therapy etc)

Kader Kesehatan

Perlu Modul
kerjasama
9, yang serasi Halaman 66
Evaluasi setiap tahun
Indikator Dampak:

Prevalensi HIV pada wanita hamil


Persentase bayi dari Ibu dengan HIV yang terinfeksi HIV

Modul 9, Halaman 67
Persyaratan untuk hamil bagi Odha perempuan

Keputusan untuk hamil (Aspek sosial):


• Merupakan keputusan pasangan suami-istri
• Adanya dukungan keluarga sebagai antisipasi
pemeliharaan anak apabila menjadi yatim-piatu (anak
tidak terlantar)

Pertimbangan dokter (Aspek medis):


• CD4 > 500
Kemungkinan terjadinya
• Viral load tidak terdeteksi penularan HIV ke bayi
rendah
• Minum ARV teratur

Modul 9, Halaman 68
Kebijakan 1:
Integrasi PMTCT dalam
pelayanan KIA

Modul 9, Halaman 69
Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi

Periode transmisi Risiko


•Kehamilan 5 - 10 %
•Persalinan 10 - 20 %
•Menyusui 10 - 15 %
Total 25 - 45 %

Perlu antisipasi dini


Integrasi layanan VCT dalam KIA

Sumber: de Cock dkk, 2000


Modul 9, Halaman 70
Mazami Enterprise © 2009
Kebijakan 2:
Kegiatan dilaksanakan secara
Komprehensif
(4 Prong)

Modul 9, Halaman 71
Kegiatan Komprehensif
1. Mencegah terjadinya penularan HIV pada
perempuan usia reproduksi
2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan
pada ibu dengan HIV
3. Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu
hamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya
4. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan
perawatan kepada ibu dengan HIV beserta bayi
& keluarganya
WHO
1 2 3

4
Modul 9, Halaman 72
Mazami Enterprise © 2009
1. Mencegah terjadinya penularan HIV pada
perempuan usia reproduksi

A bsen seks A bstinence


B ersikap saling setia B e Faithful
C egah dengan kondom C ondom
D ilarang menggunakan napza D rug No
Kegiatan Pencegahan Primer kepada PUS
sebelum terjadinya infeksi
•Penyebar luasan Informasi
•Penyuluhan berkelompok
•Konseling
•Mobilisasi masyarakat
•Layanan bersahabat untuk pria 1

Modul 9, Halaman 73
Mazami Enterprise © 2009
2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan
pada Ibu dengan HIV

Karena adanya risiko MTCT, maka pada dasarnya Odha perempuan tidak
dianjurkan untuk hamil

Pilihan kontrasepsi dan alasannya


• Suntik & Implan Bukan kontraindikasi
• Vasektomi & Tubektomi Bila tidak ingin anak lagi
• Spons & Diafragma Kurang efektif
• AKDR Tidak dianjurkan, risiko perdarahan
• Kondom Pilihan utama, karena Dual
Protection

1 2

Modul 9, Halaman 74
Mazami Enterprise © 2009
3. Mencegah terjadinya penularan HIV dari Ibu
hamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya

Merupakan inti dari PMTCT, intervensi berupa:

• Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang komprehensif


• Layanan konseling dan tes HIV secara sukarela (VCT)
• Pemberian obat antiretrovirus (ARV)
• Konseling tentang HIV dan makanan bayi, serta pemberian
makanan bayi
• Persalinan yang aman.

1 2 3

Modul 9, Halaman 75
Mazami Enterprise © 2009
4. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan
perawatan kepada ibu dengan HIV beserta bayi
& keluarganya

Isu yang mungkin dihadapi oleh ibu dengan HIV:


• Kepatuhan minum ARV
• Biaya untuk pemeriksaan laboratorium setiap 3 bulan
• Biaya untuk memperoleh ARV

Isu yang mungkin dihadapi oleh anak:


• Menjadi yatim-piatu lebih dini
• Biaya pemeliharaan kesehatan lebih besar daripada bayi
normal
1 2 3

Modul 9, 4 Halaman 76
Mazami Enterprise © 2009
Kebijakan 3:
Konseling dan Tes HIV Sukarela
(VCT)

Modul 9, Halaman 77
Konseling dalam PMTCT
• Konseling Sebelum dan sesudah tes HIV
• Konseling ARV
• Konseling Kehamilan & Persalinan
• Konseling Pemberian Makanan Bayi
• Konseling Psikologis & Sosial

Modul 9, Halaman 78
Konseling Sebelum & Sesudah Tes HIV
• Dilaksanakan pada saat ANC
• Dilaksanakan oleh konselor yang sudah
terlatih

Positive Reactive
HIV-1/2 Control

Positive Negative
(+) (-)

Modul 9, Halaman 79
Kebijakan 4:
Pemberian Obat Antiretrovirus
(ARV Profilaksis)

Modul 9, Halaman 80
ARV untuk PMTCT

• Bertujuan untuk menurunkan kadar HIV serendah


mungkin (profilaksis), sehingga mengurangi risiko
penularan.
• Diberikan kepada SEMUA perempuan HIV positif yang
hamil, tanpa harus memeriksakan kadar CD4 nya dahulu.

Modul 9, Halaman 81
ARV Profilaksis

• Merujuk pada Pedoman Terapi ARV Depkes 2007, yang


sesuai dengan Regimen WHO 2006
• Bila memungkinkan, HINDARI pemberian ARV pada
Trimester I kehamilan
• ARV profilaksis dilanjutkan sampai 1 minggu pasca
persalinan
• Kemudian ibu diperiksa CD4, dan melanjutkan terapi
dengan ARV seumur hidup

Modul 9, Halaman 82
Kebijakan 5:
Persalinan yang aman

Modul 9, Halaman 83
Persalinan yang aman

• Ibu, pasangan dan keluarga perlu dikonseling


sehubungan dengan keputusan cara persalinan (seksio
sesarea/ pervaginam)
• Penatalaksanaan persalinan HARUS memperhatikan
kondisi fisik ibu berdasarkan penilaian oleh tenaga
kesehatan
• Pertolongan persalinan HARUS mengikuti
KEWASPADAAN UNIVERSAL STANDAR

Modul 9, Halaman 84
Persalinan yang aman

Mazami Enterprise © 2006

• Seksio sesarea berencana akan menghindari kontak bayi


dengan darah dan lendir genitalia ibu dalam waktu lama.
• Beberapa penelitian menyimpulkan seksio sesarea dapat
mengurangi risiko penularan sebesar 50-66%
• Bila akan partus pervaginam, hindari trauma kepada ibu &
janin
(Episiotomi, Amniotomi, Ekstraksi Forseps, Ekstraksi Vakum)

Modul 9, Halaman 85
Kebijakan 6:
Pemberian makanan bayi

Modul 9, Halaman 86
Konseling pemberian makan bayi

• Ibu, pasangan dan keluarga perlu dikonseling sehubungan


dengan keputusan pemberian makanan bayi (Susu Formula/ ASI
Eksklusif)
• Diberikan Susu Formula bila memenuhi syarat AFASS
• ASI Eksklusif diberikan maksimal 6 bulan, atau dihentikan
sesegera mungkin bila syarat AFASS terpenuhi

SANGAT TIDAK DIANJURKAN !!!


Memberikan Makanan Campuran (ASI + Formula)

Modul 9, Halaman 87
Konseling pemberian makan bayi
A cceptable Dapat diterima
F easible Mudah dilakukan
Syarat WHO untuk
Susu Formula
A ffordable Harga terjangkau
S ustainable Berkesinambungan
S afe Aman
• Perlu Manajemen Laktasi yang baik untuk mencegah lecet dan
radang payudara (mastitis)
• Bila puting sedang lecet/ luka, ASI tidak diberikan melalui puting
yang lecet
• Sering ada kesan bahwa sebagian besar anak
yang dilahirkan oleh ibu yang HIV-positif akan
terinfeksi HIV
• Sebenarnya 60–75% anak tidak terinfeksi,
walaupun tidak ada intervensi apa pun
• Kita dapat mulai intervensi untuk mengurangi
jumlah anak yang tertular  pencegahan
penularan HIV dari ibu-ke-bayi. Atau PMTCT
(prevention of mother-to-child transmission).
PMTCT penting karena:
• Sebagian besar ODHA perempuan berada
pada usia subur
• > 90% kasus HIV anak ditularkan dari ibu pada
masa perinatal
• Anak yang dilahirkan akan menjadi yatim piatu
• Anak terinfeksi HIV alami gangguan tumbuh
kembang
• Stigma dan diskriminasi masih mungkin terjadi
pada anak tersebut
Faktor yang mempengaruhi penularan
HIV dari ibu-ke-bayi
Risiko penularan dari ibu-ke-bayi adalah lebih
tinggi bila:
• viral load perempuan di atas 1.000;
• ada infeksi plasenta
• perempuan terinfeksi IMS
• bila gizi perempuan kurang.
Faktor yang pengaruhi penularan
• Faktor ibu

• Faktor bayi
Faktor Ibu
• Ibu yang baru terinfeksi HIV mudah menularkan
ke bayi
– Jumlah virus sangat tinggi
• Ada penyakit infeksi oportunistik: batuk lama,
diare lama,
• Infeksi Menular seksual, Infeksi plasenta
• Kurang gizi
• Mastitis
• Ketuban pecah dini, partus lama, episiotomi,
memecah ketubah
Faktor Bayi
• Bayi lahir prematur
• Menyusu pada ibu yang HIV
• Terdapat lesi pada mulut bayi (terutama yg < 6
bulan)
PMTCT – umum
• Untuk mencegah penularan pada bayi, yang
paling penting adalah mencegah penularan
pada ibunya dulu.
• Harus ditekankan bahwa bayi hanya dapat
tertular oleh ibunya.
• Jadi bila ibunya HIV-negatif, PASTI bayi juga
tidak terinfeksi HIV.
• Status HIV ayah TIDAK mempengaruhi status
HIV bayi.
Mengapa?
• Kita sering salah pengertian bahwa salah satu
cairan tubuh manusia yang mengandung HIV
adalah ‘sperma’. Ini SALAH!
• Yang mengandung virus pada laki-laki yang
HIV-positif adalah, air mani (cairan sperma)
BUKAN sperma.
• Sperma tidak mengandung virus, dan oleh
karena itu, telur si ibu TIDAK dapat ditularkan
oleh sperma!
• Bila perempuan tidak terinfeksi, dan
melakukan hubungan seks dengan laki-laki
tanpa kondom ada risiko tertular.
• Bila perempuan terinfeksi  dapat
menularkan virus pada bayi.
• Tetapi laki-laki tidak dapat langsung
menularkan HIV ke janin atau bayi.
• Hal ini menekankan pentingnya kita
menghindari infeksi HIV pada perempuan.
Strategi PMTCT
• Cegah seluruh wanita jangan terinfeksi HIV
• Bila sudah terinfeksi HIV  cegah jangan
sampai ada kehamilan yang tidak dikehendaki
• Bila sudah hamil  cegah penulalran ke bayi

• Bila ibu dan anak HIV  berikan dukungan


dan perawatan ODHA dan keluarganya
agar ibu tidak tertular...
membutuhkan peningkatan pada program
pencegahan:
• Penyuluhan
• pemberdayaan perempuan
• penyediaan informasi dan kondom,
• harm reduction pada IDU (injecting drug user)
• hindari transfusi darah yang tidak benar-benar
dibutuhkan
Pencegahan primer
• Ubah perilaku seksual
• Konsultasi dan tes HIV lebih dini
• Kewaspadaan universal
Cegah kehamilan yang tidak
diinginkan
• Untuk mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan, program tidak jauh berbeda
dengan pencegahan infeksi HIV.
• Odha perempuan yang memakai ART harus
sadar bahwa kondom satu-satunya alat KB
yang efektif.
PMTCT dengan ARV penuh
• Untuk mengurangi viral load ibu, cara terbaik dengan
memakai ARV penuh sebelum hamil. Ini mencegah
penularan pada janin.
• Profilaksis: ART diberikan selama kehamilan (mulai
trimester 2) walaupun belum memenuhi kriteria mulai
ART; setelah melahirkan  stop  lanjutkan
(pedoman ARV Kemenkes 2011)
• Pedoman baru WHO untuk perempuan hamil.
– perempuan hamil dengan stadium klinis 3 (AIDS) dan CD4
< 350 ditawarkan ART.
– CD4 < 200, atau stadium klinis 4 (AIDS), sebaiknya
memakai ART.
• Perempuan hamil tidak boleh diberikan
efavirenz pada triwulan pertama.
• Nevirapine efek sampingnya ruam dan
hepatotoksisitas (keracunan hati)
• Jadi dibutuhkan pemantauan yang lebih ketat,
terutama minggu pertama pemakaian ARV
TERIMA KASIH….

Anda mungkin juga menyukai