MENINGITIS
Oleh: Sriworo Noermalia Dewi
PENYAJIAN KASUS
IDENTITAS
• Nama : Tn. R
• Umur : 42 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama/suku : Islam/Jawa
• Tanggal dan Jam Datang : 20/08/2019 jam
21.01 WIB
Keluhan Utama: Kejang
Riwayat Penyakit Sekarang
(heteroanamnesis) pasien datang dengan keluhan
kejang dirasakan sejak jam 12 siang , kejang
seluruh tubuh dengan anggota gerak tubuh kaku
dan mata melirik keatas, durasi kejang kurang
lebih 5 menit, lidah tergigit dan mengeluarkan
darah saat terjadi kejang. Dan saat setelah kejang
pasien sadar. Sejak 1 minggu SMRS pasien
mengeluhkan sering nyeri kepala, leher terasa
kaku, riwayat mual dan muntah disangkal, riwayat
demam disangkal. Riwayat tertusuk besi atau luka
disangkal.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
Hipertensi (-), DM (-), pernah oprasi radang usus
3 thn yang lalu
• Riwayat Keluarga :
Adik pasien pernah mengalami kejang
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum: Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tanda Vital:
• Tekanan Darah : 115/70
• Nadi : 112x/ menit
• Frekuensi Nafas : 20x/menit
• Temperatur : 36°C
• Pemeriksaan di ruangan :
• Tekanan Darah : 108/83 mmHg
• Nadi : 82 x/menit
• RR : 20 x/menit
• Suhu : 36,0 °C
• Status Generalis
• Kepala/Leher
Inspeksi :anemia -, ictus -, sianosis -, dispsneu -,
mata cowong -, KGB - , Lidah kaku dan berdarah
• Thorax
Paru Jantung Inspeksi : Bentuk dada
normal, pergerakan dinding dada simetris, retraksi -
Palpasi : krepitasi –
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler/vesikuler
Rh -/-, Wh -/-, S1S2 Tunggal, Murmur -, gallop –
• Abdomen
Inspeksi : Flat
Palpasi : Soepel, nyeri tekan
epigastrium -, hepar lien tidak
teraba
Perkusi : Thympani
Auskultasi : BU + N
• Ekstremitas : Inspeksi : Deformitas(-)
oedem (-)
Palpasi : Hangat, kering, merah, CRT<2 detik
• Pemeriksaan Neurologis
Kepala :Posisi : Normal
Penonjolan : Tidak ada
• Nervus Kranialis :
a. N.I (Olfaktorius)
Tidak dievaluasi
b. N.II (Optikus)
Tajam Penglihatan : Tidak dievaluasi
Lapang Penglihatan : Tidak dievaluasi
Funduskopi : Tidak dievaluasi
c. N. III (Okulomotorius)
Pergerakan bola mata : dbn
Pupil : Pupil bulat isokor 3
mm/ 3 mm
Reflek cahaya : Langsung : + / +
Tidak langsung :+/+
Nistagmus : tidak dievaluasi
d. N.IV (Troklearis)
Posisi Bola Mata : Normal / normal
e. N.VI (Abdusen)
Pergerakan mata : Normal / Normal
f. N.V (Trigeminus)
Sensibilitas : N. V I : Tidak dievaluasi
N. V II: Tidak dievaluasi
N. V III : Tidak dievaluasi
Motorik : Inspeksi : wajah simetris
Palpasi : Tidak dievaluasi
Mengunyah : Tidak dievaluasi
Menggigit : Tidak dievaluasi
Reflek dagu / masseter : Tidak dievaluasi
Reflek kornea : Tidak dievaluasi
g. N.VII (Fasialis)
Motorik :
m. frontalis : Tidak dievaluasi
m. Oblik okuli : Tidak dievaluasi
m. oblik oris : Tidak dievaluasi
pengecap 2/3 lidah depan : Tidak dievaluasi
– N.VIII (Vestibulokoklearis)
• Detik arloji : Tidak dievaluasi
• Suara gesekan jari : Tidak dievaluasi
• Tes weber : Tidak dievaluasi
• Tes Rinne : Tidak dievaluasi
– N.IX (Glossofaringeus)
• Pengecapan 1/3 (bagian belakang) : Tidak dievaluasi
• Sensibilitas faring : Tidak dievaluasi
– N.X (Vagus)
• Posisi arkus faring : dbn
• Reflek telan/ reflek muntah : Tidak dievaluasi
– N.XI (Acsessorius)
• Mengangkat bahu : Tidak dievaluasi
• Memalingkan kepala : Tidak dievaluasi
– N.XII (Hipoglossus)
• Deviasi lidah : -
• Fasikulasi :-
• Tremor :-
• Atrofi :-
• Leher
• Tanda perangsangan
ANATOMI MENINGEN
DEFINISI
• Meningitis adalah inflamasi pada membran
yang melapisi otak atau medula spinalis
• Meningitis dibagi 2 golongan:
- Meningitis serosa jmlh sel dan proten >>,
CSS jernih , etiologi TB dan Virus
- Meningitis purulenta/bakteri akut, eksudat
berupa pus, meningococcus >>
ETIOLOGI
Bakteri
(Haemophilus influenzae Virus
Protozoa
(45%), Strep Pneumo Enterovirus ,mumps virus,
(Toksoplasmosis, malaria)
(18%),Neisseria lymphocytic virus
meningitidis (14%)
Mikosis Riketsia
PENULARAN
- Droplet infection ( percikan ludah, dahak,
ingus, cairan bersin dan cairan tenggorokan
penderita)
KLASIFIKASI
1. Meningitis Bakteri
2. Meningitis TB
3. Mneingitis Viral
GEJALA
TRIAS GEJALA:
1. Panas
2. Sakit kepa/ muntah
3. Kaku kuduk +
Anamnesis: Demam, skait kepala, mual dan
muntah anoreksia, kadang-kadang kejang,
iritasi meningen (kaku kuduk +, kernig,
Brudzinski I-IV,gejala neurologi fokal,
gangguan kesadaran
Pemeriksaan Rangsangan Meningitis
Kaku kuduk
Kernig
Burdzinzki I
Burdzinzki II
Pemeriksaan Penunjang
Peumeriksaan Penunjang Meningitis Serosa Meningitis Purulenta
Pungsi Lumbal Cairan jernih, leukosit >>, Cairan keruh, leukosit dan
glukosa dan protein (N), protein meningkat, glukosa
kultur (-) menurun,kultur (+),
Darah ( Hb, leukosit, Leukosit >>, TB LED >>> Leukosit >>
LED,glukosa,kadar ureum,
elektrolit, kultur)
Radiologis Foto dada, fotok kepala, bila Foto kepala dan foto dada
mungkin dilakukan CT Scan
PENATALAKSANAAN
TERAPI:
1. UMUM
2. SPESIFIK
1. Terapi Umum
- Terapi baring total
- Pemberian cairan yang adekuat
- Terapi 5B
Blood tensi dipertahankan normal
Brain jika TIK meningkat diberikan manitol
Breathing pernafasan harus bebas
Bowel kalori harus disesuaikan dnegan penderita
Bladder hindari ISK
- Terapi simtomatik
2. Terapi Spesifik
1. Pemberian AB
Antikonvulsan
Anti kejang tidak diberikan secara rutin pada
pasien meningoensefalitis, tetapi diberikan
bila terjadi kejang.
• Diazepam : 10 – 20 mg i.v dengan kecepatan
pemberian < 2-5 menit atau per rektal dapat
diulang 15 menit kemudian.
• Fenitoin : 15 – 20 mg/kgBB dengan kecepatan
50 mg/ menit
KOMPLIKASI
• Trombosis vena serebral bisa kejang , koma,
kelumpuhan
• Abses subdural/efusi
• Hidrosefalus krna penyumbatan cairan CSS
• Ensefalitis (radang pda otak)
• Abses otak
PENCEGAHAN
1. Primer:
- Imunisasi meningitis pada bayi,vaksin seperti
Hib. PCV, MMR anak
- Pemberian kemoprofilaksis (antibiotik)
kepada orang yang kontak dekat atau hidup
serumah dengan penderita.
- mengurangi kontak langsung dengan
penderita dan mengurangi tingkat kepadatan
di lingkungan perumahan dan dilingkungan
2. Sekunder bertujuan untuk menemukan
penyakit sejak awal
- diagnosis dini dan pengobatan segera
- mendidik petugas kesehatan serta keluarga
untuk mengenali gejala awal meningitis
3. Tersier bertujuan untuk menurunkan
kelemahan dan kecacatan akibat meningitis
- Fisioterapi dan rehabilitasi
PROGNOSIS
Prognosis meningitis tergantung kepada umur,
mikroorganisme spesifik yang menimbulkan
penyakit, banyaknya organisme dalam selaput
otak, jenis meningitis dan lama penyakit
sebelum diberikan antibiotik
TERIMAKASIH