Anda di halaman 1dari 24

REFERAT EPITAKSIS

Pembimbing: dr. Retno Praptaningsih, Sp.THT

Calvin Sasongko
112018106
Kepaniteraan Klinik THT RS Panti Wilasa Dr. Cipto
Periode 9 September 2019 - 12 Oktober 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UKRIDA
JAKARTA
Epidemiologi
• Epistaksis merupakan perdarahan spontan yang berasal dari dalam hidung.
Epistaksis dapat terjadi pada segala umur, dengan puncaknya terjadi pada anak-
anak dan orang tua. Kebanyakan kasus ditangani pada pelayanan kesehatan
primer dan kecil kemungkinan pasien dibawa ke rumah sakit dan spesialis THT.
Epiktasis diperkirakan terjadi pada 60% warga dunia selama hidupnya dan 6%
dari mereka mencari penanganan medis. Prevalensi epistaksis meningkat pada
anak-anak usia dibawah 10 tahun dan meningkat kembali di usia 35 tahun
keatas.
Definisi
• Epitaksis bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari suatu kelainan
yang 90% dapat berhenti sendiri. Kebanyakan kasus ditangani pada
pelanan kesehatan primer dan kecil kemungkinan pasien dibawa ke
rumah sakit atau ke spesialis THT.

Etiologi
• Epitaksis dapat ditimbulkan oleh sebab-sebab lokal atau sistemik.
Anatomi Hidung
Kompleks Osteomeatal
Persyarafan
• Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris
dari nervus etmoidalis anterior ( cabang nasosiliaris-> cabang dari
Nervus oftalmikus). Rongga hidung lainya, mendapat persyarafan
sensoris dari nervus maksila melalui ganglion sfenopalatina.
Fisiologi
• Fungsi Respirasi
• Fungsi Penghidu
• Fungsi Fonetik
• Refleks Nasal
Mukosa
• Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan
fungsional dibagi atas mukosa pernafasan (mukosa respiratori) dan
mukosa penghidu ( mukosa olfakorius)
EPITAKSIS
Lokal
• Trauma
• Infeksi lokal
• Neoplasma
• Kelainan kongenital
• Pengaruh lingkungan
• Septum Deviasi
Sistemik
• Kelainan darah
• Penyakit Kardiovaskular
• Infeksi
• Gangguan Hormonal
• Alkoholisme
Patofisiologi
Tatalaksana
• Prinsip penatalaksanaan epitaksis ialah
• Perbaiki keadaan umum
• Cari sumber perdarahan
• Hentikan perdarahan
• Cari faktor penyebab untuk mencegah berulangnya perdarahan
Menghentikan Perdarahan Anterior
• Berasal dari Plexus Kielsebach
• Pada anak, dapat dicoba dengan menekan hidung dari luar selama 10-
15 menit.
• Bila sumber perdarahan terlihat, dapat dilakukan kausatik dengan
larutan Nitras Argenti (AgNO3) 25-30%, Setelah itu diberi krim
antibiotik.
• Pemasangan tampon anterior yang diberi vaselin atau salep antibiotik.
(dicabut 2x24jam)
Tampon Anterior Hidung
Menghentikan Perdarahan posterior
• Bagian posterior biasanya lebih sulit diatasi, karena perdarahannya
lebih hebat.
• Untuk menanggulangi perdarahan posterior dapat dilakukan
pemasangan tampon bellocq.
Tampun Hidung Posterior
Komplikasi dan Pencegahan
• Dapat terjadi langsung akibat epistaksis sendiri atau akibat usaha
penanggulangannya. Akibat pemasangan tampon anterior dapat timbul sinusitis
(karena ostium sinus tersumbat), air mata yang berdarah (bloody tears) karena
darah mengalir secara retrograd melalui duktus nasolakrimalis dan septikemia.
Akibat pemasangan tampon posterior dapat timbul otitis media,
haemotympanum, serta laserasi palatum mole dan sudut bibit bila benang yang
dikeluarkan melalui mulut terlalu kencang ditarik.Sebagai akibat perdarahan
hebat dapat terjadi syok dan anemia.
Diagnosis banding
• Termasuk perdarahan yang bukan berasal dari hidung tetapi darah
mengalir keluar dari hidung seperti hemoptisis, varises oesofagus
yang berdarah, perdarahan di basis cranii yang kemudian darah
mengalir melalui sinus sphenoid ataupun tuba eustachius.
Pencegahan
• Gunakan semprotan hidung atau tetes larutan garam, yang keduanya dapat dibeli, pada kedua lubang hidung dua
sampai tiga kali sehari. Untuk membuat tetes larutan ini dapat mencampur 1 sendok the garam ke dalam secangkir
gelas, didihkan selama 20 menit lalu biarkan sampai hangat kuku.

• Gunakan alat untuk melembabkan udara di rumah.

• Gunakan gel hidung larut air di hidung, oleskan dengan cotton bud. Jangan masukkan cotton bud melebihi 0,5 – 0,6cm
ke dalam hidung.

• Hindari meniup melalui hidung terlalu keras.

• Bersin melalui mulut.

• Hindari memasukkan benda keras ke dalam hidung, termasuk jari.

• Batasi penggunaan obat – obatan yang dapat meningkatkan perdarahan seperti aspirin atau ibuprofen.

• Konsultasi ke dokter bila alergi tidak lagi bisa ditangani dengan obat alergi biasa.

• Berhentilah merokok. Merokok menyebabkan hidung menjadi kering dan menyebabkan iritasi.
Kesimpulan
• Epitaksis disebabkan oleh banyak lokal dan sebab sistemik, umumnya terjadi
pada-anak-anak. Prinsip penanganan epistaksis adalah menghentikan
perdarahan, mencegah komplikasi dan mencegah berulangnya epistaksis.
Epsitaksis dapat dicegah dengan antara lain tidak memasukkan benda keras ke
dalam hidung seperti jari, tidak meniup melalui hidung dengan keras, bersin
melalui mulut, menghindari obat-obatan yang dapat meningkatkan
perdarahan, dan terutam berhenti merokok.

Anda mungkin juga menyukai