Anda di halaman 1dari 35

REFERAT GANGGUAN

AFEKTIF (MOOD)
P E M B I M B I N G : D R . M E T TA D E S V I N I P S , S P. K J

DISUSUN OLEH : M RIZKY SETIAWAN (2015730093)


DEFINISI
Gangguan afektif adalah gangguan dengan gejala utama adanya
perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya ke arah
depresi (dengan atau tanpa ansietas yang menyertainya), atau ke arah
elasi (suasana perasaan yang meningkat).
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi gangguan bipolar I lebih sedikit dibandingkan dengan gangguan depresif berat, namun prognosis pada
gangguan depresif berat lebih baik daripada gangguan bipolar I.

Jenis Kelamin Usia Ras

Status Pertimbangan
Perkawinan Sosioekonomi
ETIOLOGI

Faktor genetik
dan kemampuan Faktor
Kelainan Genetik
menghadapi neurokimia
tekanan

Stressful Life
Sistem Faktor Events and
Neuroendokrin Psikososial Unipolar
Disorders
MANIFESTASI KLINIS
Episode Manik
•Peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental,
dalam berbagai derajat keparahan.
Episode Depresi
•Gejala utama berupa afek depresi, kehilangan minat dan
kegembiraan, dan berkurangnya energy yang menuju meningkatnya
keadaan mudah lelah dan menurunnya aktivitas.
Gangguan Afektif Bipolar
•Gangguan ini bersifat episode berulang (sekurang-kurangnya 2
episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu
Gangguan Depresif Berulang
• Terbagi atas episode depresi ringan, episode depresi sedang dan episode depresi
berat. Masing-masing episode tersebut rata-rata lamanya sekitar 6 bulan.
Gangguan Suasana Perasaan Menetap
• Terbagi menjadi dua:
• Skilotimia, ciri esensialnya adalah ketidak-stabilan menetap dari afek(suasana
perasaan), meliputi banyak periode depresi ringan dan hipomania ringan,
diantaranya tidak ada yang cukup parah atau cukup lama untuk memenuhi
criteria gangguan afektif bipolar.
• Distimia, ciri esensialnya ialah afek depresif yang berlangsung sangat lama yang
tidak pernah atau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi criteria gangguan
depresif berulang ringan atau sedang.
Gangguan Suasana Perasaan Lainnya
• Kategori sisa untuk gangguan suasana perasaan menetap yang tidak cukup parah
atau tidak berlangsung lama untuk memenuhi criteria skilotimia dan distimia.
PEDOMAN DIAGNOSIS
EPISODE MANIK

(1) Suasana perasaan yang meningkat


ringan dan menetap sekurang-kurangnya beberapa hari berturut-
turut , disertai perasaan sejahtera yang mencolok.
(2) Peningkatan aktivitas, berupa :
 Bercakap-cakap, bergaul dan akrab berlebih
 Peningkatan energi seksual
 Pengurangan kebutuhan tidur
(3) Tidak terdapat kekacauan berat dalam pekerjaan atau penolakan
oleh masyarakat
MANIA TANPA GEJALA PSIKOTIK

(1) Suasana perasaan yang meningkat tidak sepadan dengan keadaan individu sampai hampir
tak kendali
(2) Aktivitas meningkat, berupa :
• Pembicaraan cepat dan banyak
• Berkurangnya kebutuhan tidur
• Tidak dapat memusatkan perhatian
• Harga diri melambung
• Pemikiran serba hebat
• Terlalu optimistik
(3). Berlangsung satu minggu atau lebih
(4) Hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosialnya terganggu
GANGGUAN AKTIF BIPOLAR
1. Pedoman Umum
 Semua jenis gangguan afektif bipolar harus pernah ada sekurang-kurangnya
satu episode afektif.
 Penggolongan tipe tergantung pada jenis afektif pada episode saat ini.
2. Berbagai tipe Gangguan Afektif Bipolar
a. Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Hipomania
 Episode saat ini sesuai dengan Hipomania
b. Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Tanpa Gejala Psikotik
 Episode saat ini memenuhi kriteria mania tanpa gejala psikotik.
c. Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik
 Episode saat ini memenuhi kriteria mania dengan gejala psikotik.
d. Gangguan Bipolar, Episode Kini Depresi Ringan atau Sedang
 Episode saat ini harus memenuhi kriteria untuk episode depresi ringan atau sedang.
e. Gangguan Bipolar, Episode Kini Depresi Berat tanpa Gejala Psikotik
 Episode saat ini harus memenuhi kriteria untuk episode depresi berat tanpa gejala psikotik.
f. Gangguan Bipolar, Episode Kini Depresi Berat dengan Psikotik
 Episode saat ini harus memenuhi kriteria untuk episode depresi berat dengan gejala psikotik.
g. Gangguan Bipolar, Episode Kini Campuran
 Episode saat ini menunjukkan gejala manik, hipomanik, dan depresif yang tercampur atau bergantian dengan
cepat serta telah berlangsung sekurang-kurangnya dua minggu.
h. Gangguan Bipolar, Episode Kini dalam Remisi
 Sekurang-kurangnya pernah dua episode afektif dan saat ini tidak terdapat gejala afektif yang nyata.
GANGGUAN DEPRESIF

1. Episode Depresif Ringan


( 1 ) Sekurang-kurangnya dua gejala depresif yang khas (gejala A) :
 Perasaan depresif
 Kehilangan minat dan kesenangan
 Mudah menjadi lelah
( 2 ) Sekurang-kurangnya dua dari gejala B :
 Konsentrasi dan perhatian berkurang
 Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
 Rasa bersalah dan tak berguna
 Masa depan suram dan pesimis
 Gagasan atau perbuatan membahayakan diri
 Tidur terganggu
 Nafsu makan berkurang
(3) Telah berlangsung paling sedikit dua minggu
(4) Tidak boleh ada gejala yang berat
(5) Masih dapat meneruskan pekerjaan dan kegiatan sosial.
2. Episode Depresif Sedang
(1) Paling sedikit dua dari gejala A
(2) Paling sedikit tiga dari gejala B
(3) Paling sedikit dua minggu
(4) Mengalami kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial
3. Episode Depresif Berat Tanpa Gejala
Psikotik
(1) Tiga dari gejala A
(2) Paling sedikit empat dari gejala B dan
intensitas berat.
(3) Paling sedikit telah berlangsung dua minggu
atau gejala amat berat dan onset sangat
cepat.
(4) Tidak mungkin melakukan pekerjaan dan
kegiatan sosial.
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
EPISODE DEPRESIF

Deskripsi umum
• Menggenggamkan tangan dan menarik-narik rambut
• Memiliki postur yang membungkuk, tidak terdapat pergerakan spontan, dan
pandangan mata yang putus asa dan memalingkan pandangan.
Mood, afek, dan perasaan
• penarikan sosial dan penurunan aktivitas secara menyeluruh.

Bicara
• kecepatan dan volume bicara yang menurun, berespon terhadap pertanyaan
dengan kata tunggal dan menunjukkan respons yang melambat terhadap
pertanyaan.
Gangguan Persepsi
• Membisu, tidak mandi.
• Waham dan halusinasi yang sesuai mood
• waham atau halusinasi tidak sesuai dengan mood (mood-incongruent)
Pikiran
• Pandangan negatif tentang dunia dan dirinya sendiri. Isi pikiran : perenungan
tentang kehilangan, bersalah, bunuh diri, dan kematian.
Orientasi
• Berorientasi terhadap orang, tempat, dan waktu yang baik, namun tidak mau
menyampaikan.
Daya Ingat
• 50-70% pasein depresi memiliki suatu gangguan kognitif yang sering kali
dinamakan pseudodemensia depresif. Pasien tersebut sering kali mengeluh
gangguan konsentrasi dan mudah lupa.
Pengendalian Impuls
• 10-15% dari semua pasien depresi melakukan bunuh depresi melakukan bunuh
diri, dan kira-kira 2/3 memiliki gagasan bunuh diri.
Pertimbangan dan Tilikan
• Pertimbangan pasien paling baik dinilai dengan meninjau kembali tindakan
mereka.
• Tilikan pasien depesi terhadap gangguannya sering kali berlebihan.
Realibilitas
• informasi yang didapatkan dari pasien depresi terlalu menonjolkan hal yang buruk
dan menekan yang baik
Skala penilaian objektif untuk depresi
• Zung Self-Rating Depression Scale
• Raskin Depression Scale
• Hamilton Rating Scale for Depression (HAM-D)
EPISODE MANIK

Deskripsi umum
•Sangat bergairah, banyak bicara, kadang-kadang menggelikan, dan
sering hiperaktif.
Mood, afek, dan perasaan
•labil, beralih dari tertawa menjadi lekas marah menjadi depresi di
dalam beberapa menit atau jam.
Bicara
•sering kali rewel dan penggganggu bagi orang-orang sekitarnya.
Gangguan Persepsi
• Waham ditemukan pada 75% dari semua pasien manik.

Pikiran
• kepercayaan diri, kebesaran diri, mudah dialihkan perhatiannya.

Sensorium dan Kognisi


• Orientasi dan Daya Ingat baik, namun euforik.

Pengendalian Impuls
• 75% dari semua pasien manik adalah senang menyerang atau mengancam.

Pertimbangan dan Tilikan


• Terdapat gangguan pertimbangan dan sedikit tilikan terhadap gangguannya.

Reabilitas
• Tidak dapat dipercaya informasinya.
TERAPI
A. PERAWATAN DI RUMAH SAKIT
Indikasi :
Prosedur diagnostik
Risiko bunuh diri atau pembunuhan
Kemunduran yang parah dalam kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
makan dan perlindungan
Memburuknya gejala secara cepat
Hilangnya sistem dukungan yang biasa didapatnya
B. TERAPI PSIKOSOSIAL

•menghilangkan atau meringankan episode


Terapi Kognitif depresi dan mencegah episode berulang.

Terapi •Yang memiliki disfungsi hubungan


Interpersonal interpersonal dan problem interpersonal .

Terapi Perilaku •Pada perilaku maladaptif


Terapi •Tujuan untuk hubungan interpersonal,
keintiman, mekanisme penyesuaian,
berorientasi kapasitas dalam merasakan kesedihan,
serta kemampuan dalam merasakan
psikoanalitik perubahan emosional secara luas.

Terapi •Gangguan mood yang membahayakan


Keluarga pada keluarga.
C. FARMAKOTERAPI
Atyphical anti
Mood Stabilizers Anti-depressant.
psychotic
• Indikasi : pilihan • Indikasi : gangguan • Indikasi : gangguan
pertama untuk bipolar disertai bipolar pada saat
mengobati dengan gejala episode depresi.
gangguan bipolar. psikosa seperti • Fluoxetine,
• Antikonvulan : halusinasi atau paroxetine,
Valproic acid, delusi. sertraline, dan
Lamotrigine • Olanzapine, bupropion
Aripriprazole
FDA-APPROVED BIPOLAR DISORDER TREATMENTS
DOSISOBAT
Antidepresant SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor): Sertraline, Fluoxetine,
Fluvoksamin, Escitalopram  obat diberikan selama 3-6 bulan atau lebih tergantung
kondisi individu

Gangguan bipolar I : Obat yang diberikan saat awal terapi  clonazepam (Klonopin)
diberikan 1 mg setiap 4-6 jam, lorazepam (Ativan) diberikan 2 mg setiap 4-6 jam, dan
halo (Haldol) diberikan 5 mg setiap 2-4 jam.
PROGNOSIS
GANGGUAN DEPRESIF BERAT
50% sembuh pada tahun pertama
Prognosis pada penderita depresif berat selama 5 tahun, sekitar 10-15%
tidak sembuh
25% pasien mengalami kekambuhan dalam 6 bulan pertama setelah
pulang dari rumah sakit (30-50% dalam 2 tahun pertama, dan kira-kira
50-75% dalam 5 tahun)
Pasien yang mengalami lebih banyak episode depresif, waktu antara
episode memendek dan keparahan masing-masing episode meningkat.
GANGGUAN BIPOLAR

40-50% pasien memiliki episode manik kedua dalam waktu dua tahun setelah episode
pertama.
status pekerjaan pramorbid yang buruk, ketergantungan alkohol, ciri psikotik, depresif,
depresif interepisode, dan jenis kelamin laki-laki adalah faktor yang mengarah pada
prognosis buruk.
Durasi episode manik yang singkat, sedikit pikiran bunuh diri, dan sedikit masalah psikiatrik
medis akan mengarah pada prognosis yang baik.
7% dari semua pasien tidak menderita gejala berulang
45% menderita lebih dari satu episode
40% menderita gangguan kronis.
episode manik rata-rata adalah sekitar sembilan.
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan H. I, Sadock B.J, Grabb J.A. 2003. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi Dua. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta
Kaplan H. I, Sadock B.J, Grabb J.A. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi Dua. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta
Elvira S.D, Hadisukanto G. 2010. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta
Maramis, Willy F. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi Dua. Airlangga University Press. Surabaya
Rusdi Maslim. 2003. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
FK Unika Atma Jaya.
Rusdi Maslim. 2014. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma
Jaya.
Maslim, Rusdi. (2013). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-V. Cetakan 2 – Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya. Jakarta: PT Nuh Jaya.

Anda mungkin juga menyukai