Anda di halaman 1dari 63

ASUHAN KEPERAWATAN

PERIPOERATIF

Saifudin Zukhri, SKp.M.Kes


PENDAHULUAN
• Pembedahan merupakan pengalaman yang “stress full”
bagi pasien.
• Berbagai komplikasi bisa terjadi pada pasien yang
menjalani operasi.
• Pasien harus mendapatkan asuhan keperawatan yang
tepat dan adekuat sebelum, selama, dan sesudah
menjalani pembedahan sehingga dapat terhindar dari
komplikasi dan dapat di cegah
• Asuhan keperawatan ditujukan untuk membantu
pasien dan orang-orang terdekatnya untuk mencapai
tingkat kesehatan yang sama atau lebih baik dari
sebelum tindakan pembedahan.
FASE-FASE PERIOPERATIF

INTRA POST
PREOPERASI
OPERASI OPERASI
Karakteristik Perawatan Perioperatif
• Kerja sama tim yang berkualitas tinggi
• Komunikasi yg efektif dan terapeutik dengan
pasien, keluarga, dan tim bedah
• Pengkajian pasien yang efektif dan efisien
pada semua fase
• Advokasi klien dan keluraga
• Pemahaman tentang biaya rawat inap
Framework Askep Perioperative Berfokus Pada Pasien
Tujuan Utama
• Pasien dapat menerima kondisinya secara realistis
• Injuri dapat diceegah
• Komplikasi dapat dicegah/diminimalisis
• Nyeri terkontrol
• Luka sembuh/fungsi organ berkembang kearah
normal
• Pasein memahami proses penyakit, pembedahan,
prognosis dan terapi.
• Terdapat rencana untuk memenuhi kebutuhan
setelah pasien pulang
Prioritas Tindakan Keperawatan
Perioperatif
• Menurunkan kecemasan dan trauma emosional
• Memberikan keamanan fisik
• Mencegah komplikasi
• Menghilangkan nyeri
• Fasilitasi proses pemulihan
• Memeberikan infromasi tentang penyakit
/prosedur pembedahan, prognosis dan
pengobatan
AKTIFITAS SETIAP FASE
• Persispan Preoperasi
• Hari pelaksanaan Operasi
Preoperatif • Di ruang tunggu

• Pelaksanaan Prosedur Operasi


Intra Opertif
• Peran Perawat

• Pemulihan Segere Setelah Operasi


• Perawatan Di Bangsal Perawatan
Post Operatif • Discharge Planing
PERIODE PRE OPERASI
• Disebut juga periode persiapan sebelum operasi
(preoperative preparation)
• Waktunya tergantung jenis operasi
 Emergensi
 Urgen
 Elektif
• Tujuan utama : pasien siap menjalan operasi
secara fisik dan mental, terhindar dari komplikasi
intra dan post operasi
Peran Perawat Pada Fase Pre Operasi
• Mengkaji dan mengatasi masalah fisiologis dan
psikologis yang dapat meningkatkan risiko
operasi
• Memberikan penkes terkait operasi kepada
pasien dan keluarga.
• Menganjurkan dan mendemonstrasikan latihan
yang bermanfaat bagi pasien post operasi.
• Merencanakan pemulangan dan kemungkinan
perubahan gaya hidup setelah operasi.
Pengkajian Pre Operasi
Riwayat Keperawatan
• Biografi Pasien
• Riwayat penyakit sebelumnya
• Riwayat penyakit saat ini (alasan datang ke RS)
• Riwayat pembedahan sebelumnya
• Persepsi Pasien & keluarga tentang pembedahan
• Riwayat penggunaan obat-obatan
• Riwayat Alergi
• Kebiasaan merokok, alkohol dan penyalahgunaan obat
• Dukungan Keluarga
• Pekerjaan
• Riwayat nyeri : cara mengatasi, harapan, cara penggunaan obat anti
nyeri
Obat-Obat Yang Berpengaruh Saat
Operasi
• Adrenal corticosteroids – pengghentian mendadak menyebbakan
kolap kardiovaskuler
• Diuretics – thiazide diuretics dapat menyebabkan gepresi
pernapasan saat anastesi
• Phenothiazines – meningkatkan efek hipotensi obat anastesi.
• Antidepressants – increase the hypotensive effects of anesthetics.
• Tranquilizers – medications such as barbiturates, diazepam and
chlordiazepoxide may cause an increase anxiety, tension and even
seizures if withdrawn suddenly.
• Insulin – when a diabetic person is undergoing surgery, interaction
between anesthetics and insulin must be considered.
• Antibiotics – bisa menyebabkan apnea bila dikombinasi dengan
obat pelumpuh otot (curariform)
Pengkajia Pre Operasi
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : TB;BB;gerakan, VS;
• Status respirasi
• Status kardiovaskuler
• Kondisi kulit
• Status neurologis
• Status keseimbangan cairan dan elektrolit
• Status endokrin : tiroid dan adrenal
Pengkajian Pre Operasi
Faktor Risiko
• Usia
• Nutrisi (kekurangan/obesitas)
• Radioterapi
• Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Pertimbanagan Gerontologi
• Monitor pasien lanjut usia terhadap adanya
tanda-tanda samar yang menngindikasikan
adanya masalah yang mendasari kondisi
pasien
• Monitor adanya dehidrasi , hipovolemia, dan
ketidak seimbangan elektrolit
Pengkajian Psikologis
• Takut terhadap yang belum diketahui
• Takut mati
• Takut anastesi
• Takut kehilangan pekerjaan, dan dukungan
keluarga.
• Keluhan ancaman ketidak mampuan permanen
• Kepercayaan spiritual
• Cultural values and beliefs
• Takut nyeri
• Pola koping
Pemeriksaan Diagnostik
Sekrining Dasar:
• Complete blood count (CBC),
• Koagulasi (PT/PTT)
• Kreatinin serum
• Analisis elektrolit serum
• Urinalisa

Pemeriksaan Tambahan
• X-ray, CT-Scan, MRI,
• EKG
• blood urea nitrogen (BUN,
• glucose, arterial blood gases (ABGs),
• liver function, thyroid, nutritional studies,
Diagnosa Keperawatan Pre Operasi
• Cemas b.d. pengalaman pembedahan
(anastesi dan nyeri) dan hasil pembedahan
• Risiko manajemen regimen terapi tidak efektif
b.d. kurang pengetahuan prosedur preoperasi
dan protokol post operasi.
• Ketakutan b.d. merasakan adanya ancaman
dari prosedur pembedahan dan terpisah dari
suport sistem.
• Kurang pengetahuan b.d. proses pembedahan
Informed Concern
• Tekankan bahwa Informasi disamapaikan oleh
dokter
• Beritahukan dokter jika pasien memerlukan
infomasi tambahan untuk mengambil keputusan.
• Pastikan IC ditandatanani sbelum paien
mendapatkan obat sedatif.
• Siapkan anggota keluarga untuk tanda tangan IC
bila pasien tidak sadar / tidak mampu
• Letakkan IC yg sduah di ttd pada bagian depan
status pasien.
Intervensi Keperawatan
Mengurangi kecemasan & Ketakutan
• Berikan dukungan psikologis
• Menjadi pendengar yang baik , empatik, dan
memberikan informasi
• Beri kesempatan pasien bertanya
• Jelaskan siapa yang akan merawat pasien selama dan
setelah operasi
• Ekplorasi adanya kecemasan, libatkan tenaga
kesehatan lain bila diperlukan untuk mengatasinya.
• Ajarkan tehnik relaksasi, distraksi , bimbingan imagery,
afirmasi positif.
Intervensi Keperawatan
Manajemen Nutris dan cairan
• Memberikan dukungan nutrisi sesuai dengan perintah,
untuk mengatasi defisiensi.
• Puasa 8-10 jam sebelum operasi (bebrapa dokter
membolehkan minum air putih 3-4 jam sebelum
operasi)
• Anjurkan makan kecil sebelum tidur
• Pada pasien dehidrasi, tingkatkan intak e oral dan IV
sesuai intruksi
• Monitor adanya tanda malnutris dan maslah sistemik
lain pada pasien alkoholik (tanda widrawl alkohol)
Intervensi Keperawatan Pre Operasi
Mengurangi Risiko Infeksi Luka
Bedah
• Mandi
• Membersihkan area yang mau
dioperasi
• Keramas jika perlu (operasi
kepala, wajah, leher, dada)
• Mencukur rambut pada area
yang mau dioperasi tidak
dianjurkan !
• Pasien tingggal di RS dalam
waktu yang singkat
berhubungan dengan
rendahnya angka infeksi
Intervensi Pre Operasi
Pencegahan Inkontinensia Usus dan Urin
• Enema tidak selalu dilakukan, kecuali pada
operasi sistem GI
• Berkemih sebelum dipindahkan ke kamar
operasi
• Foley kateter bila perlu
Intervensi Keperawatan
Peningkatan Istirahat dan Kenyamanan
• Lingkungan yang nyaman
• Pemberian obat anti kecemasan atau hipnotik-
sedatif pada malam hari sebelum operasi.
• Pada ODC, pasien bisa tidur dirumah sebelum
operasi
Intervensi Pre Operasi
Respek terhadap Kepercayaan Spirtual dan
Budaya
• Bantu pasien mendapatkan rokhaniawan jika
membutuhkan
• Tanyakan apakah spiritual adviser pasien
mengetahui tentang ancaman operasi
• Beri kesempatan berdoa
• Dengarkan pasien dengan baik
Pendidikan Kesehatan Preoperasi
• Perhatikan individual pasien
• Dimulai sesegra mungkin.
• Gunakan waktu yang cukup (mencerna
informasi dan kesempatan tanya jawab)
• Libatkan keluarga
• Materi
• Prosedur operasi
• Tindakan post operasi : nafas dalam dan
batuk, relaksasi, mobilisasi, manjemen
nyeri, dll
Memenuhi kebutuhn khusus pada lansia

• Kaji adanya dehidrasi, konstipasi dan malnutrisi,


laporkan bila ditemukan
• Ertahankan keamanan lingkungan bagi lansia yang
memilki gangguan sensorik
• Beikan tindakan perlindungan pasien dengan artritis
(deker, gerak perlahan, masage)
• Hati-hati ketika memindahkan pasien (kulit pasien
mudah lecet)
• Sediakan selimut dari bahan katun saat memindahkan
pasien dari ruangan ke kamar operasi dan sebaliknya
• Beri kesempatan lansia untuk mengungkapkan
ketakutannya
Perhatikan Kebutuhn Keluarga Pasien

• Bantu keluarga ke ruang tunggu operasi


• Pastikan keluarga tidak beraanggapan bahwa
keseriusan operasi ditentukan lamnaya pasien di
dalam ruang operasi
• Beritahukan kepada keluarga bahwa mungkin mereka
akan melihat pasien terpasang bebrapa peralatan post
operasi (ie, IV lines, indwelling urinary
catheter, nasogastric tube, suction bottles, oxygen
lines, monitoring equipment, and blood transfusion
lines).
• Jika sudah di ruang rawat, jelaskan perlunya observasi
pasien secar periodik
HARI PELAKSANAAN OPERASI
• Memeriksa CM dan melengkapi pencatatan
• Pengukuran VS
• Pemberian kebersihan
• Pemeriksaan rambut dan kosmetik
• Pemeriksaan prostese
• Mempersiapkan usus dan kandung kemih
• Pemasangan stoking anti emboli
• Memberikan prosedur khusus, sesuai pesanan
• Menyimpan barang berharga
• Memberikan obat preoperasi
DI RUANG TUNGGU
• Kaji status pasien, nyeri dan nutrisi.
• Review catatan
• Identifikasi pasien
• Verifikasi lokasi pembedahan dan penanda lokasi
• Pasang infus intra vena
• Administers medication if prescribed.
• Lakukan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan.
• Berikan suport psikologis
• Komunikasikan status emosional pasien dg nakes lain
yang sesuai.
INTRA OPERASI
Maintenance of Safety
• Maintains aseptic, controlled environment.
• Effectively manages human resources, equipment, and
supplies for individualized patient care.
• Transfer patient to operating room bed or table.
• Position the patient: function alignment, exposure of
surgical site.
• Applies grounding device to patient.
• Ensure that the sponge, needle, and instrument counts
are correct.
• Completes intraoperative documentation.
INTRA OPERASI
Monitoring Fisiologis
• Calculates effect on patient of excessive fluid
loss or gain.
• Distinguishes normal from abnormal
cardiopulmonary data.
• Reports changes in patient’s vital signs.
PERIODE POSTOPERASI
• Perawatan di PACU
• Perawatan Lanjutan Di Bangsal
• Pemulangan
Tujuan Perawatan Post Operasi
• Mempertahankan fungsi ubuh yang adekuat.
• Mengembalikan homeostasis
• Mengatasi nyeri dan ketidak nyamanan
• Mencegah komplikasi
• Mengoptimalkan discharge planing
“POST OPERATIVE”
• P – Preventing and/or relieving complications
• O – Optimal respiratory function
• S – Support: psychosocial well-being
• T – Tissue perfusion and cardiovascular status maintenance
• O – Observing and maintaining adequate fluid intake
• P – Promoting adequate nutrition and elimination
• A – Adequate fluid and electrolyte balance
• R – Renal function maintenance
• E – Encouraging activity and mobility within limits
• T – Thorough wound care for adequate wound healing
• I – Infection Control
• V – Vigilant to manifestations of anxiety and promoting ways of relieving it
• E – Eliminating environmental hazards and promoting client safety
PERAWATAN DI POST ANASTETIC CARE
UNIT (PACU)
Pengkajian
• Kaji status pertukaran
udara, periksa warna kulit
pasien
• Verifikasi identitas pasien,
kenali jenis operasi dan
dokter bedahnya
• Kaji status neurologis :
kesadaran
• Kaji status kardiovaskuler :
VS, suhu kulit
• Periksa lokasi operasi :
periksa balutan.
Menjaga Keamanan Pasien

• S – Securing restraints for I.V. fluids


and blood transfusion.
• A – Assist the patient to a position appropriate
for him on her based on the location of incision
site and presence of drainage tubes.
• F – Fall precaution implementation by making
sure the side rails are raised and restraints are
secured well.
• E – Eliminating possible sources of injuries and
accidents when moving the patient from the OR
to RR or PACU.
Intervensi Keperawatan Pots Operasi
Mempertahankan Pernapasan
• Kaji adanya tanda-tanda gangguan pernapasan
• Pertahankan OPA/ET sampai pasien sadar atau pasien
berusaha mengeluarkannya
• Atus posisi miring ke salah satu sisi, wajah menghadap
ke bawah, pasang lipatan handuk di bawah kepala
• Anjurkan pasien untk latihan napas dalam dan batuk
segera setelah berespon
• Lakukan penghisapan lendir jika diperlukan
• Berikan oksigen sesuai permintaan
• Alih baring tiap 1-2 jam
Breathing
• B – Bilateral lung auscultation frequently.
• R – Rest and place the patient in a lateral position
with the neck extended, if not contraindicated,
and the arm supported with a pillow.
• E – Encourage the patient to take deep breaths.
• A – Assess and periodically evaluate the patient’s
orientation to name or command.
• T – Turn the patient every 1 to 2 hours to
facilitate breathing and ventilation.
• H – Humidified oxygen administration.
Circulation
• Periksa VS , laporkan bila abnormal
• Monitor intake dan output dengan ketat.
• Monitor tanda-tanda perdarahan ektrnal dan internal
• Kenali tanda-tanda shok : UO < 30 ml/jam; CRT > 3
detik; penurunan TD; taki kardi
• Periksa tanda Homan (pada bedah pelvis atau bila saat
operasi posisi litotomi)
• Pertahankan infus intra vena, monitor VS tiap 15 menit
• Pertahankan oksigen
• Mungkin perlu penggantian cairan/darah
Fluid Volume
• Kaji warna kulit, turgor, status mental, dan
suhu tubuh
• Monitor tanda-tanda gangguan cairan
elektrolit : nausea, muntah, dan kelemahan,
• Monitor intake dan output
• Kenali tada-tanda hipovolemia dan
hipervolemia
Fungsi Neurologis
• Periksa tingkat kesadaran (AVPU/GCS)
• Periksa reflek pupil dan muntah
• Periksa gerakan ektremitas
• Pasien yang menjalani bedah saraf perlu
pemeriksaan lebih lengkap
• Orientasikan pasien dengan PACU saat mulai
sadar
• Jelaskan tindakan yang akan dilakukan selama di
PACU
Thermoregulation
• Periksa suhu setiap jam untuk
mendeteksi hypothermia or hyperthermia.
• Laporkan ke dokter jika abnormal
• Monitor adanya menggigil 30-45 menit paska
anastesi
• Ciptakan lingkungan terapeutik dengan suhu dan
kelembapan yang sesuai.
• Berikan selimut bila pasien kedinginan
Fungsi Pencernaan dan Nutrisi
• Pertahankan posisi dan patensi NGT bila terpasang.
• Berikan terapi simptomatik : anti emtik
• Berikan phenothiazine sesuai perintah bila terjadi
sendawa persisten
• Bantu pasien ke diet normal secar bertahap
• Waspada terjadinya ileus pada operasi GIT
• Rencanakan konsultasi diit dengan ahli gizi
• Instruct patient to take multivitamins, iron, and vitamin
C supplements postoperatively if prescribed
Comfort
• Observasi dan kaji perilaku
dna paminfestasi psikologis
adanya nyeri
• Berikan obat nyeri dan
dokumentasikan efektifitasnya
• Bnatu pasien pada posisi yang
nyaman
Drainage
• Periksa adanya drain,
sambungkan dengan sistem
drainase khusus, periksa
kondisi balutan
Skin Integrity
• Catat jumlah dan jenis drainase luka .
• Kaji secara periodik balutan, perbaiki jika perlu.
• Perawatn luka yang tepat
• Cuci tangan sbeleum dan sesudah kontak dengan
pasien
• Ganti posisi tiap 1-2 jam
• Pertahankan body alighment yang baik
Manajemen Berkemih
• Kaji adanya distensi kandung kemih dan keinginan
berkemih ketika pasien sampai di ruangan
• Lakukan tindakan untuk merangsang berkemih
• Hangatkan bedpan
• Catat jumlah urin output , palpasi adanya distensi supra
pubik
• Pasang kateter bila perlu : bila 6-8 jam belum bisa
berkemih
• Bantu pasien yang tidak bisa menggunakan bedpan
• Jaga pasien dari kemungkinan jatuh
• Mungkin pelu katerterisasi intermiten setiap 4-6 jam,
jika urin residu > 100 ml
Encouraging Activity
• Anjurkan pasien untuk ambulasi dini
• Jelaskan kembali pentingnya ambulasi dini
• Antisipasi dan cegah terjadinya hipotensi ortostatik
• Bantu pasien merubah posisi secara bertahap.
• Jika pasien turun dari TT, tetaplah disampingnya
• Hati-hati jangan melelahkan pasien
• Mulai dan dukung pasien untuk ambulasi di TT dengan
latihan kaki
• Anjurkan ganti posisi secara periodik
• Hindarim posisi yang menghambat venous return
• Gunakan stoking anti emboli bila perlu
• Mobilsasi bertahap
Pertimbangan gerontologik
• Maintain physical activity while patient is confused. Physi-cal deterioration can
worsen delirium and place patient at increased risk for other complications.
• Avoid restraints, because they can also worsen confusion. If possible, family or
staff member is asked to sit with patient instead.
• Administer haloperidol (Haldol) or lorazepam (Ativan) as ordered during episodes
of acute confusion; discontinue these medications as soon as possible to avoid
side effects.
• Assist the older postoperative patient in early and progressive ambulation to
prevent the development of problems such as pneumonia, altered bowel
function, DVT, weakness, and functional decline; avoid sitting positions that
promote venous stasis in the lower extremities.
• Provide assistance to keep patient from bumping into objects and falling. A
physical therapy referral may be indicated to promote safe, regular exercise for the
older adult.
• Provide easy access to call bell and commode; prompt void-ing to prevent urinary
incontinence.
• Provide extensive discharge planning to coordinate both professional and family
care providers; the nurse, social worker, or nurse case manager may institute the
plan for continuing care.
Kriteria Evaluasi Pasien di PACU
• Patient breathing easily.
• Clear lung sounds on auscultation.
• Stable vital signs.
• Stable body temperature with minimal chills or shivering.
• No signs of fluid volume imbalance as evidenced by an
equal intake and output.
• Tolerable or minimized pain, as reported by the patient.
• Intact wound edges without drainage.
• Raised side rails.
• Appropriate patient position.
• Maintained quiet and therapeutic environment.
Pemindahan Pasien dari PACU ke
Bangsal
• Uncompromised cardiopulmonary status
• Stable vital signs
• Adequate urine output – at least 30 ml/ hour
• Orientation to time, date and place
• Satisfactory response to commands
• Minimal pain
• Absence or controlled nausea and vomiting
• Pulse oximetry readings of adequate oxygen saturation
• Satisfactory response to commands
• Movement of extremities after regional anesthesia
Parameter Penilaian
(modifikasi APGAR)
• Respiration – ability to breathe deeply and cough.
• Circulation – systolic arterial pressure >80% of
preanesthetic level
• Consciousness Level – verbally responds to
questions or oriented to location
• Color – normal skin color and appearance:
pinkish skin and mucus
• Muscle activity – moves spontaneously or on
command
Fokus Tindakan DI Bangsal Perawatan
• Melanjutkan monitoring
respon fisik dan psikologis
pasien terhadp pembedahan
• Melaksanakan pesanan dokter
• Memberikan edukasi kepada
pasien pada fase pemulihan
segera
• Membantu pasien dalam
pemulihan dan persiapan
pulang
• Determines patient’s
psychological status.
• Assist with discharge planning.
Pengkajian
Setelah sampai di ruang rawat periksa :
• Keadaan umum dan VS
• Tingkat kesadaran
• Keadaan balutan dan drain
• Status infus cairan
• Nyeri
• Integritas kulit
• Dikaji setiap 15 pada jam pertama, tiap 30 menit pada
1-2 jam berikutnya, kemudian setiap jam selama 4 jam.
• Ijinkan keluraga menemui pasien, Jelaskan kondisi klien
kepada keluarga
Diagnosa Keperawatan Post Operasi
• Ketidak efektifan bersihan jalan napas b.d. hilangnya
batuk; penumpukan sekret; sedasi
• Ketidak efektifan pola napas .d. nyeri, efek analgesik
• Nyeri b.d. insisi bedah
• Risiko kekuragan cairan b.d. drainase luka, muntah
• Risiko kerusakan integritas kulit b.d. luka, imobiltas
• Berduka b.d kondisi kritis
• Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri, pemasangan gips
• Risiko infeksi b.d. insisi luka bedah
• Dll
Tindakan Keperawatan
• Perhatikan intruksi paska operasi
• Frekuensi pmeriksaan VS dan pemeriksaan khusus
• Jenis cairan infus dan kecepatannya
• Obat-obatan paska bedah terutama utk nyeri dan
mual
• Makan dan minuman yang dijinkan
• Tingkat aktifitas yang dijinkan
• Posisi di TT
• Pemeriksaan lab/sinar-X
• Pengarahan khusus
Tindakan Keperawatan
• Mempertahankan Fungsi Pernapasan
• Latihan napas dalam dan batu
• Ambulasi dini
• Latihan spirometri
• Kendalikan rasa nyaman
• Perawatan mulut
• Hisap lendir jika perlu
• Meningkatkan Eliminasi Normal dan Nutrisi
• Kaji peristaltik tiap 4-8 jam
• Pertahankan asupan nutris dan naikkan secara bertahap
• Ambulasi dan latihan
• Pertahankan asupan cairan yg adekuat
• Lakukan enema, laksatif, supositoria, selang rektal,
sesuai intruksi
• Jauhkan bau-bauan tak sedap
• Atur posisi nyaman saat makan
• Perawatn mulut
• Pertimbangkan kesukaan pasien
• Berikan makan saat istirahat dan tidak nyeri
• Meningkatkan Eliminasi Urin
• Bantu posisi normal saat berkemih
• Kaji secara rutin keinginan berkemih pasien
• Kaji adanya distensi kandung kemih
• Pantau intake dan output
• Mempercepat Penyembuhan Luka
• Cegah adanya stresosr pada luka akibat gerakan,
batuk, dll.
• Gunakan tehnik aseptik sat merawat luka
• Pertahankan patensi drain
• Kaji tanda-tanda infeksi (setelah 72 jam)
• Memberikan Kenyamanan dan Istirahat
• Kaji nyeri secara komprehensif
• Berikan analgetik sesuai intruksi
• Pertimbangkan sistem PCA
•Ajarkan tehnik distraksi atau relaksasi
• Laporkan jika nyeri tidak berkurang dengan bat
yang diberikan
• Mempertahankan Konsep Diri
• Kaji konsep diri pasien
• Jaga privasi
• Pertahankan kebersihan pasien
• Kosongkan drainase secara periodik
• Pertahankan lingkungan yang nyaman
• Diskusikan perasaan pasien
• Libatkan keluarga

Anda mungkin juga menyukai