Anda di halaman 1dari 42

Drs Angkasa AK

NIP.196109101990031005
Kinematika Gerak Lurus
A. JARAK DAN PERPINDAHAN
B. KELAJUAN DAN KECEPATAN
C. PERCEPATAN
D. PERLAJUAN
E. GERAK LURUS BERATURAN
F. GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
G. GERAK JATUH BEBAS
H. GERAK VERTIKAL KE ATAS
Ketika Anda berjalan atau berlari dari suatu tempat
ke tempat lain berarti Anda telah melakukan
perpindahan. Demikian juga gerak benda-benda seperti
ikan, burung, sepeda, kereta api dan pesawat terbang
merupakan beberapa contoh gerak dalam kehidupan
sehari-hari. Jadi, suatu benda dikatakan bergerak jika
benda itu mengalami perubahan kedudukan terhadap
acuan atau titik tertentu. Misalnya sebuah pesawat jet
tempur sedang terbang meninggalkan landasan.
Landasan maupun pesawat dapat dijadikan titik acuan.
Jika landasan dijadikan sebagai titik acuan maka
pesawat dikatakan telah bergerak terhadap landasan,
karena kedudukan pesawat terhadap landasan setiap
waktu selalu berubah, yaitu semakin jauh dari
landasan. Akan tetapi, jika pesawat dijadikan acuan
terhadap pilot yang mengemudikannya, pilot dikatakan
tidak bergerak, karena kedudukan pilot terhadap
pesawat yang dikemudikan setiap waktu tidak berubah.
Titik-titik yang dilalui pesawat disebut lintasan. Lintasan
pesawat sering terlihat dari asap yang ditingalkannya.
Jadi, jika suatu benda berubah kedudukannya
dalam selang waktu tertentu terhadap titik acuan,
benda tersebut dikatakan sedang bergerak.
Suatu benda disebut bergerak lurus jika
lintasannya berupa garis lurus. Ilmu yang
mempelajari gerak tanpa memperhatikan
penyebab dari gerak itu disebut Kenematika,
sedangkan ilmu yang mempelajari gerak dengan
memperhatikan atau melibatkan gaya sebagai
penyebab benda berpindah disebut Dinamika.
A. JARAK DAN PERPINDAHAN
Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh
oleh suatu benda dalam selang waktu tertentu.
Dalam ilmu fisika, jarak dan panjang lintasan
mempunyai pengertian yang sama. Panjang lintasan
dan jarak keduanya merupakan besaran skalar, yaitu
besaran yang hanya mempunyai besar saja,
contohnya Anda berangkat dari rumah menuju
sekolah. Selama perjalanan menuju ke sekolah,
Anda menempuh jarak yang sama dengan jarak
yang Anda lalui dari rumah ke sekolah. Karena jarak
tidak memiliki arah maka jarak selalu bernilai positif.

perpindahan adalah perubahan kedudukan


suatu benda setelah bergerak pada selang waktu
tertentu. Perpindahan merupakan besaran vektor
sehingga selain memiliki besar juga memiliki arah.
Oleh karena itu, perpindahan dapat berharga positif
dan negatif.
1. Perpindahan Sepanjang Sumbu X
Pada gambar di bawah ini, seorang pengendara sepeda
bergerak sepanjang sumbu x positif dengan posisi awal di titik
A (titik – 4 m). Setelah sampai di C (titik +4m), pengendara
sepeda itu berhenti.

Posisi awal di titik A (pada titik x1= -4m) dan posisi akhir di titik
C pada titik x2 = +4m). Perpindahan dari titik A ke C melewati
titik B adalah :

s = x2 – x1
= +4m – (- 4m)
=8m

Jarak antara titik A dan C adalah 8 m.


Perpindahan sepanjang sumbu x negatif mempunyai arah selalu ke kiri seperti ditunjukkan
pada gambar 2.2. posisi awal sepeda di titik C (titik +4m), kemudian meluncur dan berhenti di titik
A (titik – 4m).

Perpindahan dari titik C ke titik A dengan melewati titik B adalah :


s = x2 – x1
= - 4 m – (+4m)
=-8m

Jarak antara titik C dan A adalah 8 cm.

Dari gambar di atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :


1. Jarak merupakan panjang lintasan gerak sebuah benda yang tidak memiliki arah dan selalu
bertanda positif.
2. Perpindahan hanya ditentukan oleh kedudukan awal dan kedudukan akhir benda.
3. Perpindahan dapat bertanda (+) atau negatif (-) bergantung pada arah perpindahan itu
slide1
B. KELAJUAN DAN KECEPATAN
Sering terjadi kekeliruan dalam memahami pengertian kecepatan
dan kelajuan. Dalam ilmu fisika, kecepatan dan kelajuan memiliki
makna berbeda. Agar Anda dapat membedakan pengertian
kecepatan dan kelajuan, perhatikan dengan saksama pengamatan
berikut!
Angkatlah bagian roda depand ari sepeda motor, kemudian
putarlah roda depan dengan tangan secara berulang-ulang. Amati
dengan saksama jarum penunjuk kecepatan! Apa yang Ada baca?
Jarum speedometer terbaca dengan jelas bergerak naik sesuai
dengan kecepatan putaran roda depan. Semakin cepat roda depan
berputar, semakin tinggi angka yang ditunjukkan jarm speedometer.
Misalnya, angka yang terbaca pada speedometer 40 km/jam. angka
tersebut merupakan kelajuan putaran dari roda depan. Hasil
pengamatan ini merupakan kelajuan yang tidak memiliki arah. Jadi,
kelajuan termasuk besaran skalar. Contoh di atas membutuhkan
bahwa sepeda motor diam di tempat.
Kata “kelajuan” dalam bahasa Inggris adalah Speed, sedangkan
kecepatan adalah velocity. Kecepatan selalu berhubungan dengan
perpindahan. Oleh karena perpindahan merupakan besaran vektor.
Demikian juga, kecepatan termasuk besaran vektor. Contoh sepeda
motor bergerak ke arah timur dengan kecepatan 60 km/jam. angka
tersebut terbaca pada jarum penunjuk speedometer. Jadi kecepatan
adalah kelajuan disertai dengan perpindahan.
1. Kelajuan Rata-rata

Sebuah kendaraan yang sedang bergerak umumnya mengalami kelajuan yang


berbeda untuk setiap saat. Hal ini bergantung pada tingkat kemacetan di jalan raya.
Anda akan merasa nyaman ketika naik kendaraan di jalan bebas hambatan.
Bendingkan dengan ketika Anda naik kendaraan di dalam kota yang sempit dan ramai.
Jalan sempit dan ramai menyebabkan kelajuan kendaraan Anda terganggu. Kadang-
kadang kelajuan kendaraan tinggi, rendah, bahkan terhenti saat terhalang oleh pintu
lintasan kerta api.

misalnya, dalam perjalanan tersebut Anda menempuh jarak 120 km dalam waktu 2
jam maka kelajuan rata-ratanya adalah :

jarak tempuh
Kelajuan rata-rata =
waktu tempuh

120
= ------- = 60 km/jam
2
Kelajuan rata-rata adalah jarak totak yang ditempuh
dalam selang waktu tertentu. Jika kelajuan rata-rata
dilambangkan v, jarak yang ditempuh dilambangkan s,
dan waktu tempuh t, secara matematis persamaannya
dapat ditulis :

S
V = –––––– (2-1)
t
kelajuan rata-rata termasuk besaran skalar, karena
tidak bergantung pada arah perpindahan dari sebuah
benda, dan hanya bergantung pada jarak yang
ditempuhnya.
2. Kelajuan Sesaat

Kelajuan rata-rata berbeda dengan kelajuan sesaat. Kelajuan


rata-rata tidak dilihat dari kedudukan benda itu berada, tetapi ditinjau
dari seluruh perjalanan benda itu dalam selang waktu tertentu.
Kelajuan sesaat bergantung pada kedudukan benda saat itu.
Misalnya, dalam perjalanan Jakarta – Bandung, kelajuan sebuah bus
sepanjang lintasan tidak selalu sama. Pada saat melalui jalan tol,
kelajuan bus dapat melebihi 100 km/jam. Ketika menuju gerbang tol
(hendak membayar tiket) bus bergerak dengan kelajuan minimum
sekitar 10 km/jam. Bahkan saat istirahat, kelajuan bus tersebut nol.
Kelajuan sesaat sebuah kendaraan dapat dilihat pada speedometer
pada saat itu. Perubahan jarum mencerminkan perubahan kelajuan
dari sebuah benda.
Untuk mengetahui kelajuan kendaraan pada suatu saaat,
digunakan nilai limit dari kelajuan rata-rata pada selang waktu yang
sangat kecil, yaitu mendekati nol :
v
V = lim –––––– (2-2)
t0 t
3. Kecepatan Rata-rata

Kecepatan rata-rata suatu benda bergantung pada besar dan arah perpindahan
serta selang waktu yang dibutuhkan. Sebuah kendaraan yang bergerak ke barat atau
ke timur,d engan kelajuan yang sama, tidak berarti memiliki kecepatan yang sama pula.
Karena kecepatan sangat bertangung pada arah perpindahan. Jadi, kecepatan
kendaraan pada contoh di atas berbeda, karena harus memperhatikan tanda positif (+)
atau negatif (-) dari arah perindahannya.
karena perpindaha merupakan besaran vektor, kecepatan rata-rata juga
termasuk besaran vektor. Persamannya adalah sebagai berikut :

perindahan s
Kecepatan rata-rata = –––––––––––– / v = ––––––
selang waktu t
Keterangan :
s = perindahan (meter)
t = perubahan (sekon)
v = kecepatan rata-rata (m/s)
4. Kecepatan Sesaat

Kecepatan benda yang bergerak dengan kecepatan tetap sulit


dijumpai karena pada umumnya kecepatan gerak benda selalu
berubah. Kecepatan sesaat adalah kecepatan gerak sebuah benda
pada suatu titik dari lintasannya. Untuk mengtahui kecepatan sesaat
dariseubha benda yang bergerak, perhatikangarifk kedudukan
terhadap waktupada gambar 2.4! Jika perpindahan kedudukan
sebuah benda ( y) dalamselang waktu yang sangat kecil yaitu ( t)
maka kecepatan sesaaat partikel adalah sebagai berikut :

y
v = ––––––
t

slide1
C. PERCEPATAN
Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pada umunya benda tidak bergerak
dengan kecepatan tetap. Pada selang waktu tertentu, benda mengalami
perubahan kecepatan yang disebut percepatan.
Percepatan termasuk besaran vektor. Percepatan dan kecepatan sesaat suatu
benda yang bergerak antara lain dapat diketahui melalui pengamatan hasil
rekaman pewaktu ketik (ticker timer). Alat ini menghasilkan ketikan-ketikan
lurus pada sebuah pita sehingga jenis gerakan dapat diketahui melalui
sederetan titik-titik yang terekam pada pita itu.
Contoh hasil rekaman pewaktu ketik dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5. (a). Gambar tersebut menunjukkan gerakan dari pewaktu ketik
yang tetap atau bergerak dengan kecepatan tetap. Gambar 2.5. (b)
menunjukkan gerak yang mengalami perubahan kecepatan atau percepatan.
Percepatan dapat berharga positif atau negatif. Percepatan yang berharga
positif disebut perlambatan, misalnya pada gerak vertikal ke atas dan pada
pengereman pada mobil yang sedang bergerak hingga berhenti. Percepatan
(acceleration = a) secara matematis dapat ditulis dengan persamaan
Keterangan :
Perubahan kecepatan v a = percepatan (m/s2)
v = kecepatan (m/s)
Percepatan = –––––––––––––––––––––––– a = ––
t = waktu (s)
Perubahan waktu t
1. Percepatan Rata-rata

Percepatan rata-rata adalah hasil bagi perubahan kecepatan


dengan perubahan waktu.
perubahan kecepatan
Percepatan rata-rata = ––––––––––––––––––––––
selang waktu
∆v
a = –––––
∆t
Keterangan :
v = perubahan kecepatan
t = perubahan waktu
a = percepatan rata-rata

Untuk melihat percepatan sebuah benda dapat digungakan


sebuah troli yang dihubungakan oleh tali dengan beban w melalui
sebuah kattrol tetap. Perhatikan gambar 2.6! Bagaimana gerak troli
Troli terletak di atas bidang datar licin dengan posisi awal dalam keadan diam.
Setelah beban dilepaskan, maka beban w akan menarik troli melalui tali secara
perlahan. Gaya tarik tali menyebabkan kerta mulai bergerak dan semakin lama
semakin cepat. Dalam hal ini, terjadi perubahan kecepatan setiap selang waktu
tertentu secara beraturan. Perubahan kecepatan dibagi selang waktu disebut
percepatan.
Hubungan antara perubahan kecepatan terhadap perubahan waktu secara grafis
berupa garis lurus (liner), seperti pada gambar 2.6. Percepatan rata-rata dari kereta
yang dihubungkan dengan beban w melalui katrol dapat dituliskan :
v2 – v1 v3 – v2
a= =
t2 – t 1 t3 – t2
Keterangan :
a = percepatan rata-rata (m/s2)
v1 = kecepatan pada waktu t1 (m/s)
v2 = kecepatan pada t2 (m/s)

Untuk gerak beraturan, perubahan kecepatan (∆v) pada setiap tahapan yaitu dari
A ke B dan dari B ke C di dalam grafik pada gambar 2.7. dibagi selang waktu (∆t) akan
menghasilkan nilai yang konstan. Nilai ini disebut dengan percepatan rata-rata.
2. Percepatan Sesaat
Percepatan sesaat berhubungan dengan besar dan arah dari kecepatan
sesaat. Percepatan adalah hasil bagi perubahan kecepatan dengan perubahan
waktu. Karena kecepatan merupakan besaran vektor, percepatan sesaat juga
termasuk besaran vektor.
untuk menghitung percepatan sesaat (a) dari gerak suatu benda
dibutuhkan waktu yang sangat singkat, yaitu nilai ∆t mendekati nol. Secara
matematis persamaan percepatan sesaat (a) mempunyai penalaran yang sama
dengan kecepatan sesaat yang dapat ditulis sebagai berikut :

∆v
a = lim ––––––––
∆t  0 ∆t
Keterangan :
a = percepatan sesaat (m/s2)
∆v = perubahan kecepatan (m/s)
∆t = selang waktu (s)

slide1
D. PERLAJUAN
Pengertian perlajuan tidak sama dengan percepatan. Percepatan
dari sebuah benda yang bergerak memiliki besar dan arah. Oleh
karena itu, percepatan termasuk besaran vektor, sedangkan
perlajuan hanya bergantungpada perubahan laju benda yang
bergerak dibagi dengan perubahan waktu dan tidak bergantung pada
arah. Oleh karena itu, nilai perlajuan sebuah benda yang bergerak
selalu berharga positif (+).
Persamaan perlajuan memiliki bentuk yang sama dengan nilai
percepatan. Pada sebuah benda yang bergerak, nilai perlajuan dan
nilai percepatannya sama besar.
Jadi, pada dasarnya perlajuan adlah nilai dari suatu percepatan.
Perlajuan sebuah benda yang bergerak dapat dirumuskan sebagai
berikut :

perubahan kelajuan
Perlajuan = –––––––––––––––––
selang waktu slide1
Untuk membedakan antara perlajuan danpercepatan sebuah
benda yang bergerak perhatikan gambar 2.9. Mobil A bergerak
dengan kecepatan 60 km/jam (bergerak ke kanan), sedangkan mobil
B bergerak dengan kecepatan -60 km/jam (bergerak ke kiri).
Kecepatan kedua mobil tersebut berbeda karena arah geraknya
berbeda, tetapi kelajuan kedua mobil itu sama, yaitu 60 km/jam.
E. Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Dalam kehidupan sehari-hari, jarang dijumpai benda yang bergerak


beraturan, karena pada umumnya gerak dari sebuah benda diawali dengan
percepatan dan diakhiri dengan perlambatan. Hal ini terjadi karena ada
hambatan-hambatan. Sebagai contoh, hambatan yang terjadi di jalan raya,
disebabkan kendaraan yang tidak seimbang dengan luas jalan. Fenomena
tersebut menyebabkan bahwa gerak kendaraan akan selalu berubah. Jadi,
gerak lurus beraturan meruakan keadaan ideal yang jarang untuk dijumpai.
Akan tetapi, beberapa contoh pendekatan gerak lurus beraturan dapat
diungkapkan, misalnya gerak mobil di jalan tol dengan kecepatan tetap dan
gerak pesawat terbang pada ketinggian tertentu. Jika dalam selang waktu
yang sama pesawat terbang menempuh jarak yang sama, gerak pesawat itu
disebut gerak lurus beraturan.

Hubungan antara nilai perpindahan (s) dan nilai kecepatan


dinyatakan dengan persamaan :
s = v.t.
Jika pada gerak lurus berubah beraturan dibuatkan grafik hubungan
kecepatan terhadap waktu (v-t) maka jarak tempuh benda dapat
dinyatakan sebagai luas di bawah grafik kecepatan, seperti ditunjukkan
pada gambar 2.9.

Dari persamaan (2 – 10), diperoleh grafik perpindahan terhadap


waktu (s – t), sepertip ada gambar 2.10. Kemiringan grafik menunjukkan
nilai dari kecepatan sebuah benda. Dari grafik tersesbut, sudut 2
mempunyai kecepatan yang lebih besar daripada sudut 1. Hubungan
antar sudut  dan kecepatan dapat dituliskan :
s
tan  = ––– = v
t
Jadi, semakin besar sudut yang dibentuk antara kecepatan benda
dengan waktu semakin besar pula kecepatan gerak lurus beraturan
tersebut.
slide1
F. GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dijumpai beberapa contoh gerak lurus
berubah beraturan, bahkan kita dapat mengamati dengan mudah. Ambil sebuah
bola, kemudian lemparkan bola itu bertikal ke atas! Selama bergerak vertikal ke
atas, bola memengalami perlambatan secara beraturan menurut selang wkatu
tertentu. Pada titik tertinggi, kecepatannyanol. Pada saat bola kembali jatuh menuju
tanah, kecepatannya bertambah secara beraturan menurut selang waktu tertentu.
Jadi, gerak lurus berubah beraturan adalah gerak dengan lintasan lurus dan
percepatan tetap.
Gambar 2.11 menunjukkan grafik sebuah benda yang bergerak lurus berubah
beraturan dari keadaan awal v0. Setelah t sekon, kecepatan benda itu berubah
menjadi vt. Dari persamaan percepatan diperoleh :

∆v
a = ––––– (2.11)
t
Telah kita ketahui bahwa ∆v = vt – v0 dan ∆t = t – t0 = t sehingga perssamaan 2.11
menjadi :
vt – v0
a = –––––––– atau a.t = vt –v0
t

Jadi, vt = v0 + a.t (2.12)

Keterangan :
vt = kecepatan pada t sekon (m/s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)

Dari gambar 2.11, dapat disimpulkan bahwa besarnya perpindahan yang dicapai
oleh benda sama dengan luas bidang kurva yang diarsir (bentuk trapesium) yang
dibatasi oleh kurva dan sumbu t, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
Jarak yang ditempuh (s) = luas bidang arsiran (trapesium)
s = luas trapesium Keterangan :
s = (v0 + v1) . ½ t vt = kecepatan pada t sekon (m/s)
= {(v0 + (v0 + a.t)} . ½ t v0 = kecepatan awal (m/s)
= (2v0 + a.t) ½ t a = percepatan (m/s2)
s = v0t + ½ a.t2 t = waktu (s)
Persamaan jarak tempuh (s) sebuah benda yang bergerak lurus
beraturan merupakan fungsi kuadrat dari waktu (t). Jika dibuat grafik
hubungan (s) terhadap (t), akan diperoleh grafik berupa parabola
seperti gambar 2.12 berikut :
Dalam menyelesaikan soal, kadang-kadang Anda memjumpai
soal dengan varibel t yang tidak dikethaui. Untuk hal ini
digunakanruus persamaan GLBB dengan mengeliminasi variabel t
tersebut. Persamaan (2-12) dan 2-13) dapat digabung untuk
membentuk suatu persamaan tanpa variabel t.
vt = vo + a.t
vt – vo
t = –––––––––––
a
Nilai t dmasukkan ke dalam persamaan (2-13), sehingga diperoleh :
s = vo.t + ½a.t2
vt – vo vt – vo
= –––––– + ½ a –––––––
a a

vo.vt vo2 vt2 – 2vo.vt + vo2


= ––––––– + ½ a ––––––––––––––––
a a2

2vo.vt – 2 vo2 vt2 – 2vo.vt + vo2


= ––––––––––––– + –––––––––––––––
2a 2a

vt2 – vo2
s = –––––––––––––– atau 2.a.s = vt2 – vo2 (2-15)
2a
Jika percepatan pada gerak lurus berubah beraturan berharga
negatif maka gerak itu disebut juga gerak lurus diperlambat beraturan
yaitu gerak dengan lintasan beraturan terhadap waktu. Dalam
kehidupan sehari-hari jarang dijumpai gerak semacam itu, tetapi
dalam pendekatannya dapat anda ambil contoh gerak vertikal ke
atas.

Persamaan gerak diperlambat beraturan dapat ditulis sebagai


berikut :

vt = vo – a.t (2-16)
s = vo.t – ½ a.t2 (2-17)
vt2 = vo2 – 2.a.s (2.18)

Grafik kecepatan terhadap waktu pada gerak lurus diperlambat


beraturan dapat dilihat pada gambar 2.13.

slide1
G. GERAK JATUH BEBAS
Gerak jatuh bebas adalah gerak sebuah benda yang jatuh dari ketinggian
tertentu tanpa kecepatan awal. Contoh, buah durian jatuh dari pohonnya. Akan
lebih sempurna jika gerak jatuh bebas tanpa dipengaruhi gaya Archimedes
dengan gesekan udara. Artinya, tidak ada gaya luar yang mendorong atau
menghambat gerak jatuh sebuah benda. Contoh, gerak jatuh yang dipengaruhi
gaya Archimedes dan gesekan udara diperlihatkan pada parasut untuk
menghindari gerak jatuh bebas ideal. Jadi, gerak jatuh bebas dapat didefinisikan
sebagai gerak jatuh tanpa kecepatan awal dari ketinggian tertentu dan hanya
dipengaruhi gaya gravitasi bumi.
Gerak jatuh secara ideal dapat dipahami dengan mengamati benda yang
dijatuhkan dalam ruang hampa udara, sehingga tidak ada pengaruh gaya
Archimedes dan gesekan udara. Gerak jatuh dalam ruang hampa udara
membuktikan bahwa benda jatuh tidak ditentukan oleh bentuk dan massanya.
Percobaan ini telah dilakukan oleh Galileo Galilei.
.
Batu dan bulu ayam
jatuh bersama
Pada gambar 2.15 (b) sehelai bulu ayam dan sebuah batu yang
sama-sama dijatuhkan dalam tabung hampa udara. Ternyata bulu
ayam dan batu menyentuh dasar tabung pada saat yang bersamaan.
Jadi, dari dua percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa besarnya
gerak jatuh bebas setiap selang waktu dipengaruhi oleh percepatan
gravitasi (g).

Jika sebuah benda jatuh bebas dengan kecepatan awal vo = 0


maka persamaan kecepatan benda tersebut adalah sebagai beriktu :
vt = vo – a.t
vt = 0 + g.t
vt = g.t (2.19)
Jarak vertikal ke bawah yang ditempuh benda setelah t sekon
dinyatakan dengan persamaan :
s = vo.t + ½ a.t2
h = 0 + ½ g.t2
h = ½ g.t2 (2.20)
h

Gambar 2.16
Keterangan :
v = kecepatan pada t sekon (m/s)
h = ketinggian benda yang diukur dari kedudukan awal (m)
t = waktu tempuh (sekon)

Pada gambar 2.16, sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian h meter di atas
tanah. Untuk sampai di permukaan tanayh, benda tersebut membutuhkan waktu
tempuh t sekon. Maka, akan diperoleh persamaan sebagai berikut.
Dari persamaan 2-20 diturunkan persamaan sebagai berikut :
h = ½ g.t2
2h
t = ––––––– (2.21)
g

Keterangan :
t = waktu tempuh (s)
h = ketinggian benda (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
adalah :

vB = vo + a.t

2h
t= 0+g ––––– = vB = 2 gh
g

Arah kecepatan benda pada


gerak jatuh bebas selalu
menuju pusat bumi.
H. GERAK VERTIKAL KE ATAS
Jika sebuah benda dilemparkan ke atas seperti pada gambar 2.17,
selama perjalanan di sepanjang lintasan lurusnya benda selalu mengalami
percepatan gravitasi bumi yang arahnya ke bawah. Gerak vertikal ke atas
maupun vertikal ke bawah memiliki percepatan gravitasi sama besar,
tetapi arahnya berlawanan dengan arah gerak benda.

Gerak vertikal ke atas berupa gerak diperlambat, karena semakin ke


atas kecepatannya semakin berkurang. Pada ketinggian maksimum,
kecepatan benda menjadi nol (vt = 0). Pada keadaan itu, benda berhenti
sesaat, lalu jatuh bebas ke bawah. Rumus yang digunakan pada gerak
lurus berlaku untuk gerak vertikal ke atas dan gerak jatuh bebas.

pada gerak vertikal ke atas, berlaku persamaan :


vt = vo – g.t (2.23)
h = vo . T – ½ g.t2 (2.24)
vt2 = 2 g h (2.25)
Keterangan :
h = ketinggian benda dari kedudukan awal (m)
v = keepatan awal (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
t = waktu tempuh (s)
vt = kecepatan pada t sekon (m/s)
Contoh gerak vertikal ke atas
Sebuah benda yang dilemparkan vertikal ke atas lalu jatuh dan
kembali ke titik semula memiliki jarak tempuh yang sama dengan
panjang lintasan yang dilalui benda selama bergerak. Akan tetapi,
benda tidak memiliki harga perpindahan atau besar perpindahannya
sama dengannol.
Gambar 2.18 memperlihatkan garfik hubungan kecepatan
terhadap waktu dari sebuah benda yang bergerak vertikal ke atas,
lalu jatuh kembali ke titik semula. Titik balik menunjukkan bahwa
kecepatan benda di puncak lintasan gerak adalah nol. Waktu yang
dibutuhkan sepanjang lintasan adalahs ebagai berikut :
s = vo . t – ½ g t2
0 = vo . t – ½ g t2
2vo
Tbolak-bali = ––––––– (2-26)
g
Tinggi maksimum benda diperoleh dari persamaan berikut :

h = vo . t – ½ g t2

vo vo 2

= vo –––– – ½ g ––––
g g

vo2
hmax = –––––– (2.27)
2g
Keterangan :
t = waktu tempuh sampai mencapai
tinggi maksimum (s)
vo = kecepatan awal (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
hmax = tinggi maksimum (m)

slide1
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai