Kelajuan
Pada pokok bahasan tentang Besaran Vektor dan Skalar, telah dijelaskan pengertian
vektor dan skalar serta perbedaan antara keduanya. Kelajuan merupakan salah satu besaran
turunan yang tidak bergantung pada arah, sehingga kelajuan termasuk skalar. Seperti jarak,
kelajuan termasuk besaran skalar yang nilainya selalu positif. Alat pengukur kelajuan adalah
speedometer, digunakan pada sepeda motor, mobil atau kendaraan lainnya.
Kecepatan
Kecepatan merupakan besaran yang bergantung pada arah, sehingga termasuk besaran
vektor. Dalam satu dimensi, arah gerakan selalu dinyatakan dengan tanda + atau -. Jika
ditetapkan arah ke timur sebagai sumbu positif ( sumbu +x), maka besar/nilai kecepatan
gerak benda ke arah timur cukup ditambahkan tanda + di depannya. Apabila ke arah barat,
besar/nilai kecepatan gerak benda ditambah tanda – . Sebagai contoh, sebuah mobil bergerak
60 km/jam ke timur, maka dalam penulisannya cukup ditulis +60 km/jam. apabila mobil
tersebut berbelok dan bergerak 60 km/jam ke arah barat, kecepatan mobil tersebut cukup
ditulis -60 km/jam.
Jika alat ukur kelajuan adalah speedometer, apakah alat ukur kecepatan ? misalnya
pada sebuah mobil yang memiliki speedometer jenis linier yang dilengkapi dengan
pembacaan angka negatif apabila mobil bergerak mundur. Alat ini disebut velocitometer,
yakni alat pengukur kecepatan.
Misalnya ketika mobil bergerak maju (misalnya ke arah utara) dengan kelajuan 60
km/jam, velocitometer akan menunjukkan angka +60. namun bila mobil bergerak mundur
dengan kelajuan 60 km/jam, velocitometer akan menunjukkan angka -60. contoh ini
menunjukkan bahwa kecepatan sesaat adalah kelajuan sesaat beserta arah geraknya.
Perlu diketahui bahwa yang dibahas di atas adalah besar kelajuan sesaat dan
kecepatan sesaat. Kelajuan sesaat merupakan besaran skalar, yang diukur dengan
speedometer. Sedangkan kecepatan sesaat adalah kelajuan sesaat beserta arah geraknya.
Kecepatan sesaat termasuk besaran vektor yang diukur dengan velocitometer. Suatu benda
yang bergerak selama selang waktu tertentu dan gerakannya tidak pernah berhenti, baik
kelajuan sesaat maupun kecepatan sesaatnya tidak pernah bernilai nol. Kelajuan sesaat dan
kecepatan sesaat hanya bernilai nol apabila benda berhenti sesaat.
Kelajuan Rata-rata
Kelajuan/laju rata-rata suatu benda yang bergerak diartikan sebagai jarak total yang
ditempuh sepanjang lintasan gerak benda dibagi waktu yang diperlukan untuk menempuh
jarak yang tersebut.
Ingat bahwa yang dikatakan pada definisi di atas adalah jarak, bukan perpindahan.
Kecepatan Rata-rata
Perpindahan dan kecepatan rata-rata bernilai negatif, yang menunjukan bahwa pelari
tersebut bergerak ke kiri sepanjang sumbu x, sebagaimana ditunjukan oleh tanda panah.
Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa kecepatan rata-rata pelari tersebut adalah
6,50 m/s ke kiri.
Kecepatan Sesaat
Jika anda mengendarai mobil sepanjang jalan yang lurus sejauh 150 km dalam 2 jam,
besar kecepatan rata-rata anda adalah 75 km/jam. walaupun demikian, tidak mungkin anda
mengendarai mobil tersebut tepat 75 km/jam setiap saat. Untuk mengatasi hal ini, kita
memerlukan konsep kecepatan sesaat, yang merupakan kecepatan pada suatu waktu.
(kecepatan ini yang seharusnya ditunjukkan speedometer).
Kita definisikan kecepatan sesaat sebagai kecepatan rata-rata pada limit delta t yang
sangat kecil, mendekati nol. Kita dapat menuliskan definisi kecepatan sesaat, v, untuk gerak
satu dimensi sebagai :
Jika sebuah benda bergerak dengan kecepatan tetap selama selang waktu tertentu,
maka kecepatan sesaatnya pada tiap saat sama dengan kecepatan rata-ratanya. Tetapi pada
umumnya hal ini tidak terjadi. Kondisi jalan yang macet, tikungan atau bahkan jalan yang
rusak, berpapasan dengan kendaraan lain, atau menemui rintangan di jalan akan
menyebabkan mobil/kendaraan bergerak kencang dan lambat secara bergantian.
Percepatan
Percepatan Rata-rata
Percepatan merupakan besaran vektor, tetapi untuk gerakan satu dimensi, kita hanya
perlu menggunakan tanda + dan – untuk menunjukan arah terhadap sistem koordinat yang
dipakai.
Percepatan sesaat
Gerak lurus beraturan diartikan sebagai gerakan pada lintasan lurus dengan kecepatan
tetap/konstan. Kecepatan tetap berarti percepatan nol. Dengan kata lain benda yang bergerak
lurus beraturan tidak memiliki percepatan. Dalam kehidupan sehari-hari sangat jarang
ditemukan benda-benda yang bergerak pada lintasan lurus dengan kecepatan tetap.
Karena pada Gerak Lurus Beraturan (GLB) kecepatan gerak suatu benda tetap, maka
kecepatan rata-rata sama dengan kecepatan atau kelajuan sesaat. kok bisa ya ? ingat bahwa
setiap saat kecepatan gerak benda tetap, baik kecepatan awal mapun kecepatan akhir. Karena
kecepatan benda sama setiap saat, maka kecepatan awal juga sama dengan kecepatan akhir.
Dengan demikian kecepatan rata-rata benda juga sama dengan kecepatan sesaat
Grafik Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Grafik sangat membantu kita dalam menafsirkan suatu hal dengan mudah dan cepat.
Untuk memudahkan kita menemukan hubungan antara Kecepatan, perpindahan dan waktu
tempuh maka akan sangat membantu jika digambarkan grafik hubungan ketiga komponen
tersebut.
Berdasarkan grafik di atas, tampak bahwa kecepatan bernilai tetap pada tiap satuan waktu.
Kecepatan tetap ditandai oleh garis lurus, berawal dari t = 0 hingga t akhir.
Contoh : perhatikan grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) di bawah ini
Kecepatan gerak benda pada grafik di atas adalah 3 m/s. 1, 2, 3 dstnya adalah waktu tempuh
(satuannya detik). Amati bahwa walaupun waktu berubah dari 1 detik sampai 5, kecepatan
benda selalu sama (ditandai oleh garis lurus).
Bagaimana kita mengetahui perpindahan benda melalui grafik di atas ? luas daerah yang
diarsir pada grafik di atas sama dengan perpindahan benda. Jadi, untuk mengetahui besarnya
perpindahan, hitung saja luas daerah yang diarsir. Tentu saja satuan perpindahan adalah
satuan panjang, bukan satuan luas.
Dari grafik di atas, v = 5 m/s, sedangkan t = 3 s. Dengan demikian, jarak yang ditempuh
benda = (5 m/s x 3 s) = 15 m. Cara lain menghitung jarak tempuh adalah dengan
menggunakan persamaan GLB. s = v t = 5 m/s x 3 s = 15 m.
Persamaan GLB yang kita gunakan untuk menghitung jarak atau perpindahan di atas berlaku
jika gerak benda memenuhi grafik tersebut. Pada grafik terlihat bahwa pada saat t = 0 s, maka
v = 0. Artinya, pada mulanya benda diam, baru kemudian bergerak dengan kecepatan 5 m/s.
Padahal dapat saja terjadi bahwa saat awal kita amati benda sudah dalam keadaan bergerak,
sehingga benda telah memiliki posisi awal s0. Untuk itu lebih memahami hal ini, pelajari
grafik di bawah ini.
Grafik kedudukan terhadap waktu, di mana kedudukan awal x0 berhimpit dengan titik acuan
nol.
Makna grafik di atas adalah bahwa nilai kecepatan selalu tetap pada setiap titik lintasan
(diwakili oleh titik-titik sepanjang garis x pada sumbu y) dan setiap satuan waktu (diwakili
setiap titik sepanjang t pada sumbu x). Anda jangan bingung dengan kemiringan garis yang
mewakili kecepatan. Makin besar nilai x, makin besar juga nilai t sehingga hasil
perbandingan x dan y (kecepatan) selalu sama.
Contoh : Perhatikan contoh Grafik Kedudukan terhadap Waktu (x-t) di bawah ini
Pada saat t = 0 s, jarak yang ditempuh oleh benda x = 0, pada saat t = 1 s, jarak yang
ditempuh oleh benda = 2 m, pada saat t = 2 s jarak yang ditempuh oleh benda = 4 m, pada
saat t = 3 s, jarak yang ditempuh oleh benda = 6 s dan seterusnya. Berdasarkan hal ini dapat
kita simpulkan bahwa gerak benda yang diwakili oleh grafik x- t di atas, bergerak dengan
kecepatan tetap 2 m/s (Ingat, kecepatan adalah jarak dibagi waktu).
Grafik kedudukan terhadap waktu, di mana kedudukan awal x0 tidak berhimpit dengan
titik acuan nol.
Persamaan yang kita turunkan di atas menjelaskan hubungan antara kedudukan suatu benda
terhadap fungsi waktu, di mana kedudukan awal benda tidak berada pada titik acuan nol.
Kecepatan benda diawali dari kedudukan di x0 sehingga besar x0 harus ditambahkan dalam
perhitungan. Pada grafik di atas xo = 0.
(pahami secara perlahan-lahan penurunan rumus di atas, bila perlu sambil melihat grafik
untuk mempermudah pemahaman anda)
Latihan soal
Kereta api Ladoya bergerak lurus beraturan pada rel lurus yogya-bandung sejauh 5 km dalam
selang waktu 5 menit. (a) Hitunglah kecepatan kereta (b) berapa lama kereta itu menempuh
jarak 50 km ?
Panduan Jawaban :
(a) Pada soal di atas, diketahui perpindahan (s) = 5 km dan waktu tempuh (t) = 4 menit.
Sebelum menghitung kecepatan, kita harus mengkonversi satuan sehingga sesuai dengan
Sistem Internasional (SI). Terserah anda, mana yang ingin dikonversi, ubah menit ke jam atau
km di ubah ke meter dan menit di ubah ke detik.
Misalnya yang di ubah adalah satuan menit, maka 4 menit = 0,07 jam.
Ingat bahwa pada GLB, kecepatan benda sama setiap saat, demikian juga dengan kecepatan
rata-rata.
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) diartikan sebagai gerak benda dalam lintasan
lurus dengan percepatan tetap. Yang dimaksudkan dengan percepatan tetap adalah perubahan
kecepatan gerak benda yang berlangsung secara tetap dari waktu ke waktu. Mula-mula dari
keadaan diam, benda mulai bergerak, semakin lama semakin cepat dan kecepatan gerak
benda tersebut berubah secara teratur. Perubahan kecepatan bisa berarti tejadi pertambahan
kecepatan atau pengurangan kecepatan. Pengurangan kecepatan terjadi apabila benda akan
berhenti. dalam hal ini benda mengalami perlambatan tetap. Pada pembahasan ini kita tidak
menggunakan istilah perlambatan untuk benda yang mengalami pengurangan kecepatan
secara teratur. Kita tetap menamakannya percepatan, hanya nilainya negatif. Jadi perlambatan
sama dengan percepatan yang bernilai negatif.
Dalam kehidupan sehari-hari sangat sulit ditemukan benda yang melakukan gerak
lurus berubah beraturan, di mana perubahan kecepatannya terjadi secara teratur, baik ketika
hendak bergerak dari keadaan diam maupun ketika hendak berhenti. walaupun demikian,
banyak situasi praktis terjadi ketika percepatan konstan/tetap atau mendekati konstan, yaitu
jika percepatan tidak berubah terhadap waktu (ingat bahwa yang dimaksudkan di sini adalah
percepatan tetap, bukan kecepatan tetap. Beda lho….).
Rumus dalam fisika sangat membantu kita dalam menjelaskan konsep fisika secara
singkat dan praktis. Jadi cobalah untuk mencintai rumus, he2…. Dalam fisika, anda tidak
boleh menghafal rumus. Pahami saja konsepnya, maka anda akan mengetahui dan memahami
cara penurunan rumus tersebut. Hafal rumus akan membuat kita cepat lupa dan sulit
menyelesaikan soal yang bervariasi….
Sekarang kita coba menurunkan rumus-rumus dalam Gerak Lurus Berubah Beraturan
(GLBB). Pahami perlahan-lahan ya….
Pada penjelasan di atas, telah disebutkan bahwa dalam GLBB, percepatan benda tetap
atau konstan alias tidak berubah. (kalau di GLB, yang tetap adalah kecepatan). Nah, kalau
percepatan benda tersebut tetap sejak awal benda tersebut bergerak, maka kita bisa
mengatakan bahwa percepatan sesaat dan percepatan rata-ratanya sama. Bisa ya ? ingat
bahwa percepatan benda tersebut tetap setiap saat, dengan demikian percepatan sesaatnya
tetap. Percepatan rata-rata sama dengan percepatan sesaat karena baik percepatan awal
maupun percepatan akhirnya sama, di mana selisih antara percepatan awal dan akhir sama
dengan nol.
Jika sudah paham, sekarang kita mulai menurunkan rumus-rumus alias persamaan-
persamaan.
Satu masalah umum dalam GLBB adalah menentukan kecepatan sebuah benda pada
waktu tertentu, jika diketahui percepatannya (sekali lagi ingat bahwa percepatan tetap).
Untuk itu, persamaan percepatan yang kita turunkan di atas dapat digunakan untuk
menyatakan persamaan yang menghubungkan kecepatan pada waktu tertentu (vt), kecepatan
awal (v0) dan percepatan (a). sekarang kita obok2 persamaan di atas…. Jika dibalik akan
menjadi
ini adalah salah satu persamaan penting dalam GLBB, untuk menentukan kecepatan benda
pada waktu tertentu apabila percepatannya diketahui. Jangan dihafal, pahami saja cara
penurunannya dan rajin latihan soal biar semakin diingat….
Selanjutnya, mari kita kembangkan persamaan di atas (persamaan I GLBB) untuk mencari
persamaan yang digunakan untuk menghitung posisi benda setelah waktu t ketika benda
tersebut mengalami percepatan tetap.
Pada pembahasan mengenai kecepatan, kita telah menurunkan persamaan kecepataan rata-
rata
Karena pada GLBB kecepatan rata-rata bertambah secara beraturan, maka kecepatan rata-rata
akan berada di tengah-tengah antara kecepatan awal dan kecepatan akhir