Chandra Anggara
Diah Nur Islamiyah
Eny Setyawati
Istiqomah
Punang Anggara KELOMPOK 3
Samini
Ummi Rusiana
Victoria Paningoan
American Psychiatric
Association (2013)
gangguan jiwa UU No. 36, 2014
merupakan sekumpulan Terdapat 13 jenis tenaga
gangguan pada fungsi kesehatan diantaranya yaitu
pikir, emosi, perilaku dan tenaga medis, tenaga gizi, tenaga
sosialisasi dengan orang kebidanan, tenaga kefarmasian,
sekitar. tenaga keperawatan, tenaga
kesehatan masyarakat, tenaga
psikologi klinis, tenaga keteknisian
medis, tenaga teknik biomedika,
tenaga kesehatan lingkungan,
tenaga keterapian fisik, tenaga
kesehatan tradisional
PROSES KEPERAWATAN JIWA
PENGKAJIAN ANALISA
DIAGNOSA INTERVENSI
IMPLEMENTASI EVALUASI
PENGKAJIAN
Rumusannya adalah
rumusan “problem”
Kriteria evaluasi
Rasional
Implementasi Tindakan
1. Perlu memvalidasi apakah rencana tindakan yang
ditetapkan masih sesuai dengan kondisi pasien saat ini
(here and now).
2. Perawat mengevaluasi diri sendiri apakah mempunyai
kemampuan interpersonal, intelektual, dan teknikal sesuai
dengan tindakan yang akan dilaksanakan.
3. Harus membuat kontrak dengan pasien dengan
menjelaskan apa yang akan dikerjakan dan peran serta
pasien yang diharapkan
4. Mendokumentasikan apa yang telah dilaksanakan.
EVALUASI
S : Respon subyektif sementara atau setelah tindakan
keperawatan.
Mis: pasien mengatakan suara yg ia dengar membuatnya
marah.
O : Respon obyektif yg ditampilkan oleh pasien sementara
atau setelah tindakan kep.
Mis: ekspresi wajah tegang, nada suara tinggi.
A : Assesment; hasil kesimpulan penilaian
subyektif dan obyektif yg ditampilkan
pasien.
Mis: pasien menyadari halusinasi yg
dialaminya.
P : Rencana tindak lanjut terdiri dari
tindak lanjut pasien dan perawat.
SOSIOCULTURAL
TERAPI LINGKUNGAN
DISTRIBUSI
KEKUATAN
PERAN
KOMUNIKASI
KELUARGA &
TERBUKA
MASYARAKAT
AKTIVITAS STRUKTUR
KERJA INTERAKSI
Legal and ethical context of
psychiatric nursing
care
Asuhan Keperawatan klien dengan
masalah psikososial, kecemasan,
konsep diri, kehilangan dan distress
spiritual
PENDAHULUAN
Manusia adalah mahluk yang paling tinggi derajatnya dibandingkan
makhluk tuhan yang lainnya. Mengapa demikian? Tentu jawabannya karena
manusia telah diberkahi dengan akal dan fikiran yang bisa membuat
manusia tampil sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Setiap manusia kepercayaan akan sesuatu yang dia anggap angung atau
maha.kepercyaan inilah yang disebut sebagai spriritual. Spiritual ini sebagai
kontrol manusia dalam bertindak
Dalam ilmu keperawatan spiritual juga sangat diperhatikan. Berdasarkan
konsep keperawatan, makna spiritual dapat dihubungkan dengan kata-kata
: makna, harapan, kerukunan, dan sistem kepercayaan (Dyson, Cobb,
Forman, 1997)
LEGAL ETHIC OF PSYCHIATRIC NURSING
1. Teori Psikoanalitik
Menurut freud,struktur kepribadian terdiri dari 3 elemen yaitu “ID, EGO Dan
SUPER EGO”
2. Teori Interpersonal
3. Teori Perilaku
cedera, dsb.
Terapi
Konseling dan medikasi : mengenali, menghadapi, menantang pikiran yang
berulang dapat mengurangi gejala obsesd, yang pada akhirnya mengurangi
perilaku kompulsif. Latihan pernafasan. Bicarakan apa yang akan dilakukan
pasien untuk mengatasi situasi, kenali dari perkuat hal yang berhasil
mengatasi situasi. Bila diperlukan bisa diberi Klomipramin 100 - 150 mg,
atau golongan Selected Serotonin Reuptake Inhibitors.
• Ganguan Stres Pasca – Trauma
Pasien dapat diklasifikasikan mendenta gangguan stres
pasca-trauma, bila mereka mengalami suatu stres yang akan
bersifat traumatik bagi hampir semua orang. Trauma bisa
berupa trauma peperangan, bencana alam, penyerangan,
pemerkosaan, kecelakaan.
Gangguan stres-pasca trauma terdiri dari: - pengalaman
kembali trauma melalui mimpi dan pikiran, penghindaran yang
persisten oleh penderita terhadap trauma dan penumpulan
responsivitas pada penderita tersebut, kesadaran berlebihan
dan persisten
•Gangguan Stres Akut
respons terhadap stres fisik maupun mental yang luar biasa dan
Jenis-jenis Berduka
Berduka yang Normal (non-komplikasi) merupakan reaksi terhadap
kematian yang paling umum terjadi.
Berduka Berkomplikasi
Pada sebagian kecil individu, adaptasi terhadap berduka yang normal
tidak terjadi.Pada berduka berkomplikasi (disfungsional), berduka yang
dirasakan individu berkepanjangan atau kesulitan saat ingin bergerak
maju setelah mengalami rasa kehilangan.
Berduka yang Diantisipasi
Seseorang akan mengalami berduka yang diantisipasi (anticipatory grief), suatu
proses pelepasan bawah sadar atau “membiarkan pergi” sebelum rasa kehilangan
aktual atau kematian terjadi, terutama terjadi dalam situasi rasa kehilangan yang
diperpanjang atau telah diperkirakan (Corless, 2006).
Berduka yang Tidak Lepas
Individu mengalami berduka yang tidak lepas (disenfranchised grief), yang juga
dikenal sebagai berduka marginal atau tidak didukung, ketika hubungan mereka
dengan orang yang sudah meninggal tidak disetujui secara sosial, tidak dapat diakui
secara terbuka didepan umum, atau terlihat kurang signifikan (Hooyman & Kremer,
2006).
Berduka Tertutup
Berduka yang tertutup, yaitu kedukaan akibat kehilangan yang tidak dapat diakui
secara terbuka.Contohnya, kehilangan pasangan karena AIDS, anak mengalami
kematian orang tua tiri, atau ibu yang kehilangan anaknya di kandungan atau ketika
bersalin.
Respons Berduka dan Rangkaian Proses Berduka
Perry, 1997).
Tahap Pengingkaran.
Tahap Marah
Tahap Tawar-Menawar
Tahap Depresi
Tahap Penerimaan
Distress Spiritual
Distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan
mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang lain,
seni, musik, literature, alam dan kekuatan yang lebih besr dari dirinya (EGC,
2008).
Dengan kata lain kita dapat katakan bahwa distres spiritual adalah
kegagalan individu dalam menemukan arti kehidupannya.
Penyebab
Menurut Budi anna keliat (2011) penyebab distres spiritual adalah sebagai
berikut :
Pengkajian Fisik Abuse
Pengkajian Psikologis Status mental, mungkin adanya depresi, marah,
kecemasan, ketakutan, makna nyeri, kehilangan kontrol, harga diri rendah,
dan pemikiran yang bertentangan (Otis-Green, 2002).
Pengkajian Sosial Budaya dukungan sosial dalam memahami keyakinan
klien (Spencer, 1998).
Patofisiologi distress spiritual
tidak bisa dilepaskan dari stress dan struktur serta fungsi otak.
Stres akan menyebabkan korteks serebri mengirimkan tanda bahaya
ke hipotalamus. Hipotalamus kemudian akan menstimuli saraf
simpatis untuk melakukan perubahan. Sinyal dari hipotalamus ini
kemudian ditangkap oleh sistem limbik dimana salah satu bagian
pentingnya adalah amigdala yang bertangung jawab terhadap status
emosional seseorang. Gangguan pada sistem limbik menyebabkan
perubahan emosional, perilaku dan kepribadian.
dasar yaitu :
•Kaji Perilaku
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
•Panik yang berhubungan dengan penolakan keluarga karena bingung dan
saudara kandung.