Anda di halaman 1dari 17

ACHMAD INDRA AWALUDDIN, S.

Kep, Ns, MARS


STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
 Seorang perawat nurse entrepreneur adalah
seorang perawat yang menjalankan
wirausaha-nya sendiri atau dengan beberapa
teman dalam bisnis keperawatan
 Sebaliknya seorang perawat intrapreneur
adalah seorang perawat yang menjalankan
"bisnis" dalam divisi atau bagian dari satu
perusahaan yang telah ada
customer
jiwa sales budgeting forecasting manajemen
services
 Menurut Robert Kiyosaki tingkatan terendah
dalam bekerja menurut penghasilannya
adalah Employer (pekerja), tingkatan kedua
adalah owner (pemilk) dan tingkatan ketiga
adalah investor (pemilik modal).
 Sebelum menjadi pengusaha kita memang perlu
modal finansial dan modal karakter. Untuk mencari
modal finansial kita boleh menjadi karyawan dulu
(employer). Setelah gaji kita ditabungkan maka kita
mulai punya modal finansial yang akan kita rubah
menjadi mesin pencetak uang (aset). Kemudian
hasilnya dapat diinvestasikan oleh perawat yang
akan menjadi pasif income.
 Saat seorang mahassiwa perawat cerdas berjalan-jalan
di sebuah kampung, ia berhadapan dengan pohon
bambu yang rindang. Pohon bambu itu berada di
sebelah rumah neneknya.
 Setiap hari neneknya harus membersihkan halaman
dekat pohon bambu itu. Yang membuat kesal mahassiwa
tersebut adalah kotornya halaman rumahnenek tersebut
akibat jatuhnya daun-daun bambu yang kering. Karena
ia adalah seorang mahasiswa cumlaude yang cerdas,
maka muncul idenya untuk membabat habis pohon
bambu itu, agar neneknya tidak repot lagi
membersihkan halaman tiap hari.
 Pikiran mahasiswa cerdas di atas adalah
pikiran orang kebanyakan. Biasanya dilandasi
sikap praktis dan efisien. Ingin cepat
mneyelesaikan masalah dan memberi kesan
sangat peduli pada orang lain.
 Pikiran empati semu seperti itu bukan
termasuk ciri entrepreneur.
 Banyak orang pintar tetapi Indonesia kering
wirausahawan (entrepreneur).
 Padahal para wirausahawan inilah yang menjadi
fasilitator bagi kemajuan ekonomi sebuah
negara.
 Menurut chairman kelompok usaha Ciputra,
Indonesia membutuhkan setidaknya 2%
penduduknya agar mampu berpikir sebagai
wirausaha untuk menopang kemajuan ekonomi.
 Padahal saat ini hanya terdapat sekitar 0,8%
penduduk Indonesia yang menjadi wirausahawan.
upaya upaya
menangkap mengelola
menciptakan nilai menciptakan nilai
peluang bisnis sumber daya
tambah tambah

melihat masalah
menjadi peluang

mampu
menghasilkan uang
dari masalahnya
 Ekspor tusuk gigi dengan ukiran kecil dan
warna-warni
 Tusuk sate ramah lingkungan
 Angklung mang ujo versi rock
 Calung millenium
 Kentongan rumah makan kampung daun
 Tirai bambu mahassiwa terndy
 Meubel bambu bergaya gothic
 Kerajinan bebek dari akr bambu
 Menurut valentino Dinsi, Jika kita ingin
mencetak calon entrepereneur yang tangguh
dan memilki ide kreatif 1% saja dari
penduduk Indonesia, maka jumlahnya sudah
di atas 2 juta orang. Kalau seluruh perawat
di Jawa Barat saja ada sekitar 20.000 orang
maka ada sekitar 200 orang perawat yang
memiliki jiwa entreperenuer dengan langkah
awal keberanian untuk berpikir untung serta
mampu melihat masalah menjadi peluang.
 Tapi pikiran biasa tidak akan sanggup
membawa kita kemana-mana.
 Setiap orang punya pikiran, tapi hanya
sedikit yang punya ide.
 Ide, adalah pikiran yang punya arah atau
tujuan.
 Menurut Valentiono Dinsi menganggap
pengetahuan berharga bisa saja pandangan
itu keliru. Pengetahuan itu statis, idelah yang
berguna.
”Pengetahuan yang
tidak diterapkan itu
tidak berguna. Hanya
ide yang bisa
mengubah dunia.”
Fisik Kerja keras manajemen waktu, bangun
(Physical) (hard worker) subuh, olah-raga, sarapan,
makanan bergizi, tidak
merokok, tidak minum
alkohol, disiplin diri dsb.

Otak Kerja cerdas kuliah, belajar, kursus,


(brain) (intelligent) baca buku, membuka
wawsan baru, pelatihan,
seminar, diskusi, sharing,
mempelajari metode baru,
eksperimen dsb.
Hati Kerja ikhlas meluangkan waktu untuk
(mind) (Transedental) bermunajat, sholat dluha,
Tahajud, berdo’a, sholat
sunat, shodaqoh, majlis
taklim, kajian agama, dsb.

Anda mungkin juga menyukai