Anda di halaman 1dari 6

II. MEMBENTUK JIWA WIRAUSAHA A.

KREATIF MODAL UTAMA WIRAUSAHA Kretivitas Adalah modal utama seorang Wirausaha Apa itu kreatif ? : - Sebatang besi berharga 5 $. 5 $ 250.000 $ - Sebatang besi tsb. Ditempa menjadi sepatu kuda, nilainya meningkat menjadi 10,5 $. Kemampuan mengubah - Jika besi tsb. Dibuat jarum nilainya meningkat menjadi 3.285 $. Upaya kreatif - Jika besi tsb. dibuat per untuk jam tangan maka nilainya meningkat menjadi 250.000 $. Dari ilustrasi diatas kita dapat belajar kenapa Indonesia masih tertinggal dalam bidang ekonomi dari negara lain di Asia Tenggara : Pemerintah Indonesia belum kreatif. Masih bermental pedagang bukan wirausaha. Masih sering mengeksport barang mentah seperti kayu gelondongan, batu bara, ikan segar, dll. Tidak mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi agar lebih bernilai. Indonesia termasuk negara subur dan berlimpah sumber daya alam. Seorang wirausaha memang harus berani mengambil resiko, tetapi jauh lebih penting bagi wirausaha adalah sikap kreatifnya untuk menjadikan resiko terkendali : Sikap kreatif mampu meminimalisir resiko yang akan terjadi. Berani ambil resiko tetapi selalu dengan perhitungan. Harus punya mimpi atau cita-cita yang disikapi dengan jiwa yang kreatif. Sikap kreatif lebih sejalan dengan sikap lebih cepat lebih baik Orang kreatif tidak terjebak pada banyak pertimbangan akan selalu coba, coba lagi dan coba terus. Istilah yang pas bagi seorang kreatif just do it Orang kreatif tidak takut berbuat salah, karena kesalahan baginya adalah merupakan panduan berharga untuk melakukan upaya yang lebih baik lagi. Tersirat di sini bahwa seorang kreatif adalah juga seorang produktif, karena ia akan selalu berpedoman bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. B. MEMBANGUN KEMANDIRIAN SEJAK DINI > Pengusaha Ciputra mengatakan : Akar musabab kemiskinan di Indonesia bukan semata akibat akses pendidikan, karena hal itu hanya sebagian, melainkan karena negara tidak menumbuh kembangkan entrepreneurship (wirausahawan) dan jiwa entrepreneur (wirausaha) dengan baik pada masyarakatnya. Seseorang yang mampu mengubah kotoran atau rongsokan menjadi emas.

Seorang wirausaha adalah orang yang dengan kreativitasnya bisa mengubah sesuatu yang semula tidak memiliki nilai ekonomis menjadi memiliki nilai ekonomis. Makin banyak entrepreneur sejati, semakin makmur suatu negara. Suatu negara disebut makmur, mempunyai jumlah wirausahawan minimal 2 persen dari jumlah penduduk negaranya.

> Mien Uno mengatakan : Jiwa kewirausahaan dapat ditanamkan oleh para orang tua ketika anak-anak mereka masih berusia dini. Dimana kewirausahaan lebih mengarah pada perubahan mental. Jadi tak perlu dipertentangkan, apakah kemampuan wirausaha berkat adanya bakat atau hasil pendidikan Bahwa untuk menjadi wirausahawan handal dibutuhkan karakter unggul, yaitu meliputi: . Pengenalan terhadap diri sendiri. . Mmpu mmbw dri dbrbgai lngkngn. . Kreatif. . Menghargai waktu. . Mampu berpikir kritis . Mau berbagi dengan orang lain. . Mampu memecahkan masalah. . Mampu mengatasi stres. . Dapat berkomunikasi. . Bisa mengendalikan emosi. . Empati. . Mampu membuat keputusan. Karakter tersebut akan terbentuk melalui suatu proses yang panjang. Dimana dalam proses ini, orang tua, anak perlu mengambil peranan. Orang tua ikut memotivasi anak, mengevaluasi dan memberikan apresiasi atas` prestasi anak. Membangun jiwa kewirausahaan memang sangat penting, lebih-lebih dengan meningkatnya angka pengangguran terdidik. Seseorang memang tidak perlu berpredikat sarjana untuk menjadi pengusaha, tetapi dengan latar belakang pendidikan akademik, berarti akan banyak kesempatan terbuka karena lebih luas wawasannya dalam melihat peluang bisnis yang ada. C. KECAKAPAN HIDUP (Life Skill) > Dalam kehidupan keseharian, manusia akan selalu dihadapkan problem hidup yang harus dipecahkan dengan menggunakan berbagai sarana dan situasi yang dapat dimanfaatkan. - Kecakapan yang selalu diperlukan oleh seseorang dimanapun berada, baik berstatus peserta didik, pekerja, guru, dosen, pedagang, maupun orang tua. - Kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problem hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mancari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya. > Kecakapan hidup dapat dipilah menjadi lima bagian 1. Kecakapan mengenal diri (self awarness) atau kecakapan personal (personal skill) adalah kecakapan yang diperlukan bagi seseorang untuk mengenal dirinya secara utuh, yang mencakup:

Penghayatan diri sendiri sebagai makhluk Tuhan. Penghayatan diri sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Penghayatan diri sebagai warga negara. Menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan diri. Menjadikan kelebihan dan kekurangan sebagai modal dalam meningkatkan diri agar bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.

2. Kecakapan berpikir rasional (thinking skill) adalah kecakapan yang diperlukan dalam pengembangan potensi berpikir, mencakup : Kecakapan menggali dan menemukan informasi (information searching) Kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan (information processing and decision making skill) Kecakapan memecahkan masalah secara kreatif (creative problem solving skill). 3. Kecakapan sosial atau kecakapan interpersonal (social skill) mencakup : Kecakapan komunikasi dengan empati (communication skill). Empati, sikap penuh pengertian dan seni komunikasi dua arah, perlu ditekankan, karena yang dimaksud berkomunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan, tetapi isinya dan sampainya pesan, disertai dengan kesan baik, akan menumbuhkan hubungan yang harmonis. Kecakapan bekerja sama. 4. Kecakapan akademik (academic skill) atau kemampuan berpikir ilmiah, mencakup komponen-komponen: Kemampuan melakukan identifikasi variabel. Kemampuan merumuskan hipotesis. Kemampuan melakukan penelitian. 5. Kecakapan vokasional (vocational skill), adalah keterampilan yang dikaitkan dengan berbagai bidang pekerjaan tertentu yang terdapat dalam masyarakat. D. MENGUBAH POLA PIKIR (Mindset) > Pola Pikir (mindset) : Jumlah total dari keyakinan, nilai-nilai, kriteria, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan dan pendapat dalam memandang diri sendiri, orang lain dan kehidupan ini. - Pola pikir adalah saringan yang dengannya bisa ditafsirkan apa yang dilihat dan dialami. - Pola pikir menggerakkan perilaku, sehingga bisa dikatakan bahwa pola pikir adalah Driven dari motivasi afektif (psikologis) dalam melakukan kegiatan psikomotorik. - Jika Anda tidak mengetahui pola pikir Anda, Anda tidak dapat melakukan apapun terhadapnya. Jika Anda ingin mengubah hasil-hasil Anda, Anda harus mengubah pola pikir Anda. - Pergeseran pola pikir berarti berubah dari satu pola pikir kepada pola pikir yang

lain. Pergeseran pola pikir berarti berubah dari pola pikir negatif ke pola pikir yang lebih positip. Kalau Anda menginginkan perubahan kecil dalam hidup, ubahlah perilaku Anda, tapi bila Anda menginginkan perubahan-perubahan yang besar dan mendasar , ubahlah pola pikir Anda > Pola pikir positip versus negatip : Apakah pola pikir bisa diubah jawabnya Bisa karena pola pikir merupakan hasil dari sebuah proses pembelajaran (learning) atau dibentuk ulang (relearning). - Menyadari apa yang semula dibenci ternyata justru seharusnya dikasihi, tiba-tiba sadar bahwa apa yang tadinya diyakini benar ternyata sangatlah keliru. - Pola pikir yang berubah tidak mengubah situasi dan lingkungan yang hidup, melainkan merubah pikiran diri sendiri dalam memahami situasi dan lingkungan. - Pola pikir dapat dibedakan menjadi pola pikir negatip dan pola pikir positip, dimana pola pikir negatip berhubungan dengan cara pandang seseorang terhadap permasalahan yang dihadapi sebagai suatu hambatan dan pola pikir positip sebagai suatu peluang. Negatip Hambatan. Positip Peluang - Bila kita melihat suatu gelas yang berisi sebagian tuangan air minum, maka kita bisa menyebut kondisi tersebut dalam dua cara yaitu. Gelas Setengah penuh atau Gelas Setengah kosong penyebutan ini kedua caranya sama-sama benar, tetapi ditinjau dari kesesuaiannya dengan tujuan mengisi, maka penyebutan gelas setengah penuh adalah berpola pikir positip. > Pola Pikir Kreatif : Bila diri telah mampu mengubah pola pikir dari kecenderungan negatip menjadi positip, maka diri akan relatip lebih mudah untuk berpikir kreatif. - Orang yang terbiasa berpikir positif selalu menemukan solusi-solusi cerdas. Sebab pikiran yang positif dapat bekerja secara sederhana mencari ide kreatif dan segala kemungkinan untuk berhasil. - Dengan mengindentifikasi hambatan kreatif yang dihadapi seseorang sesuai dengan lingkungannya, maka diyakini bahwa kreativitas seseorang akan dapat ditingkatkan secara sadar melalui pengenalan terhadap hambatan dan upaya untuk mengatasi hambatan tersebut. - Pola pikir kreatif dapat ditingkatkan dan dipelajari melalui pelatihan dan penciptaan suasana yg kondusif bagi lahirnya proses positif. > Pola Pikir Technopreneur : Pola pikir produktif tentunya akan bisa ditumbuhkan apabila seseorang bisa menghargai keberlimpahan maupun keterbatasan yang ada. Technopreneur Berkarakter produktif bukannya konsumtip - Seorang technopreneur berkarakter selalu berusa-ha mencari cara baru untuk meningkatkan utilitas sumber daya secara efisien ataupun mencari

alternatip sumber daya baru bila sumber daya yang ada terbatas. - Dengan pola pikir produktif, maka semua hambatan akan menjadi peluang untuk meminimalisir ancamannya, dan semua kekuatan akan menjadi suatu kesempatan untuk lebih dikembangkan kesempatannya. E. MENGUBAH MASA DEPAN > Sepenggal kisah seorang wirausaha sukses dikota Bandung (Asep) : Sewaktu Asep duduk dibangku SD, kebiasanya setiap habis sekolah dia selalu mencari kardus-kardus bekas dan dikumpulkan, setelah terkumpul kardus tersebut dijualnya ke lapak. Dimana hasil penjualan kardus sebagian ditabung sebagian buat uang jajan. Setelah menginjak remaja uang tersebut terkumpul banyak dan akhirnya dia memutuskan untuk memperbesar bisnis dengan membuka lapak sendiri sebagai pengepul dengan membeli limbah kardus dan kertas dari pengepul. Akhirnya Asep yang telah dewasa mulai mengembangkan bisnis barunya dengan jual beli kain dari sisa-sisa ekspor dari beberapa pabrik di kota Bandung dan Jakarta. Dari bisnis limbah kertas dan kain itulah akhirnya Asep meraih puncak kesuksesannya dan bahkan bisnis yang sekarang dia geluti semakin maju dan semakin banyak jenis usahanya dengan jumlah karyawan (pekerja) yang cukup banyak. Dari Ilustrasi diatas dimana seorang Asep sudah terbentuk jiwa wirausaha (entrepreuner) sejak usia dini, yang mempunyai pola pikir kreatif untuk selalu mengembangkan dan meningkatkan usahanya yang akhirnya mengubah masa depannya menjadi seorang wirausaha yang sukses. > Cara dan sebab memulai usaha, dimana ada lima sebab atau cara seseorang untuk mulai merintis usahanya : 1. Faktor keluarga pengusaha, Seseorang memulai usaha karena keluarga mereka sudah memiliki usaha sebelumnya. Orang tua atau saudara tersebut menganjurkan keluarga lainnya untuk membuka usaha sendiri. Keluarga sengaja mengader anggota keluarga lain untuk meneruskan usaha atau membuka cabang atau usaha baru. Kesuksesan usaha seperti ini cukup banyak terjadi diberbagai belahan dunia termasuk Indonesia. 2. Sengaja terjun menjadi pengusaha, Seseorang dengan sengaja mendirikan usaha, biasanya mereka belajar dari kesuksesan orang lain. Mereka mengikuti contoh dari pengusaha yang ada dengan mencari modal atau bermitra dengan orang lain. Kesuksesan dan kegagalan orang lain menjadi tuntunan dan pedoman pengusaha ini dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Tidak sedikit model seperti ini mencapai kesuksesan. 3. Kerja sampingan (iseng), Melakukan usaha dengan tidak sengaja, biasanya dilakukan secara iseng. Ini sering disebut sebagai usaha sampingan untuk tambahan kegiatan,biasanya dilakukan oleh mereka yang berstatus pegawai/karyawan. Dilakukan oleh mereka yang mencoba memproduksi atau menjual sesuatu skala kecil untuk mengisi waktu luang, akan tetapi usaha ini semakin meningkat. Kegiatan yang semula dilakukan hanya untuk mengisi waktu senggang menjadi kegiatan yang memberikan hasil yang luar biasa. 4. Coba-coba, Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang belum memiliki pengalaman, mereka kesulitan mencari pekerjaan, atau mereka yang baru terkena PHK Memulai usaha dengan coba-coba cukup banyak dilakukan dan juga menuai kesuksesan. Tidak sedikit usaha yang diawali dengan coba-coba ini yang mencapai kesuksesan. 5. Terpaksa, Faktor usaha karena terpaksa jarang memang jarang terjadi, namun ternyata ada beberapa wirausahawan yang berhasil karena keterpaksaan. Mereka biasanya membuka usaha karena kehilangan pekerjaan karena menganggur, seperti seorang sarjana mengajukan ratusan lamaran kerja ke berbagai perusahaan/instansi , namun tidak pernah diterima kemudian dia memutuskan berwirausaha. Langkah melakukan wirausaha dijalankan setengah hati, namun kenyataan usahanya memberikan hasil yang lumayan sehingga memberikan semangat. Hal dan kondisi itu menjadi atau memberikan motivasi yang kuat untuk melakukan dan memajukan usahanya.

Anda mungkin juga menyukai