Anda di halaman 1dari 11

REFORMASI

PAJAK DI KOREA
SELATAN
Disusun Oleh :

Prilli Setyo Rini (173112351550219)

Mega Rahma Putri (173112351550220)

Intan Fahira Hazna (173112351550222)

Dewi Pudatan Heraman (173112351550221)


PAJAK/TAX
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari
kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara
langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan
untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional.
PAJAK DI
KOREA SELATAN

Negara yang dijuluki sebagai negeri gingseng ini dulunya sempat mengalami sebutan
negara paling miskin sedunia pada tahun 1950-an. Namun dalam kurun waktu empat
dekade, Korea Selatan berubah menjadi salah satu pusat ekonomi dunia.
Negara Korea Selatan berhasil menjadikan dirinya sebagai negara dengan praktik e-
government terbaik di dunia. Segala aspek pelayanan hampir tersentuk dengan
elektronik. Tak berbeda juga dengan pelayanan pajak di negara tersebut. Melalui
Nation Tax Service, Korea berhasil membuat inovasi baru didalam hal pajak, dengan
menciptakan Home Tax Service (HTS). Menggunakan kecanggihan teknologi dewasa
ini, Korea mencoba menerapkan prinsip e-government dibidang pelayanan pajak, yang
dapat diakses melalui www.hometax.go.kr
AGENDA REFORMASI PAJAK DI
KOREA SELATAN
Sempat dihantam tiga krisis besar: krisis minyak di era 80-an, bailout
IMF di masa krisis moneter 1998-2000, dan krisis keuangan global di
tahun 2008-2012; Korea Selatan berhasil melewati masa-masa kritis
tersebut. Lebih dari enam dekade kemudian, negara ini mendapatkan
predikat sebagai salah satu Macan Asia. Di tahun 2014 PDB Korea
Selatan membengkak hingga USD 1.410 miliar dan PDB per kapita
USD 27.971 menduduki peringkat ke-28 di dunia. Penerimaan
pajaknya pun terdongkrak lebih dari 95 ribu kali lipat mencapai USD
161,6 miliar.
Di tahun 2017, data OECD menunjukkan rasio pajak Korea Selatan
mencapai 18,6%, bahkan persentase ini mampu melewati angka 25%
apabila kontribusi keamanan dan sosial dimasukkan dalam
perhitungan. Tingginya rasio ini selain mengindikasikan kesadaran
pajak yang tinggi dalam masyarakat juga menunjukkan kemampuan
otoritas pajak Korea Selatan dalam mengoptimalkan kemampuannya
dalam memajaki sektor-sektor yang belum tergali secara optimal.
Salah satu kunci keberhasilan tersebut adalah Reformasi Administrasi Perpajakan
Elektronik (e-Tax) di Korea Selatan. Hal ini dilatarbelakangi oleh pesatnya
pertumbuhan pengguna komunikasi nirkabel yang bermula menjelang era
pergantian milenium. Lebih jauh lagi, Korea Selatan mampu menyediakan koneksi
internet tercepat dengan angka rata-rata tertinggi di dunia (data tahun 2013) dan
didukung dengan distribusi ponsel pintar yang menduduki peringkat keempat di
dunia pada tahun 2015. Dengan kondisi tersebut, tingkat penetrasi internet di
masyarakat cukup tinggi mencapai angka 82,7%. Selain pengguna internet aktif,
masyarakat Korea Selatan juga gemar menggunakan uang plastik. Data CNN di
tahun 2013 mengungkap kebiasaan orang Korea Selatan menggesek kartu kredit
dengan angka rata-rata 129,7 transaksi per orang.
Tampilan aplikasi e-tax yang
digunakan masyarakat korea
untuk membayar pajak lewat
smartphone
PENGGUNAAN TEKFIN
Khusus di kota Seoul, teknologi pembayaran pajak lebih dimutakhirkan dengan
penggunaan teknologi finansial yang makin marak akhir-akhir ini. Salah satu
pejabat kota Seoul, Jaehyum Seong sebagaimana dikutip dari fokusjabar.com
menyatakan, dengan teknologi ini, warga bisa membayar pajak melalui ponsel
pintar dan mereka. Tagihan pajak pun langsung didebit dari kartu kredit pembayar
pajak. Konglomerat atau Chaebols yang mendominasi perekonomian negara itu
perlu bersiap-siap untuk dipajaki dengan tarif yang lebih tinggi. Ini adalah salah satu
agenda reformasi perpajakan di masa pemerintahan Presiden Moon Jae-In, termasuk
13 revisi Undang-Undang (UU) Perpajakan termasuk UU Pajak Penghasilan, UU
Pajak Perusahaan, dan UU Pajak Konsumsi Individu
BIAYA HIDUP DI KOREA
SELATAN
Tingkat inflasi Korea Selatan jauh lebih rendah , yaitu 1,5 persen dibanding dengan
Indonesia. Suku bunganya pun juga demikian. Kalau di Indonesia suku bunga acuannya 5,25
persen, di Korea Selatan suku bunganya cuma 1,5 persen. Biaya hidup di kore selatan
a. Pendapatan di korea selatan (gaji bulanan), yaitu
~ Gaji Pokok bulanan (기본급) : 1.745.150 won / Rp. 20.706.205
~ Gaji sejam (시급) : 8.350 won / Rp. 98.819,87
~ Gaji lembur sejam (잔업) : 12.525 won / Rp148.609,12 (150% X Gaji sejam)
~ Tunjangan shift malam (야간수당) : 4.175 won /Rp. 49.536,38 (50% X Gaji sejam)
~ Gaji lembur Sabtu, Minggu atau hari libur sejam (특근) : 12.525 won / Rp148.229,80
(150% X Gaji sejam hari biasa)
Contoh perhitungan pajak
pemerintah Korea Berdasarkan
penghasilan
karyawan&pengusaha
KESIMPULAN
Korea Selatan berhasil membuat inovasi baru didalam hal pajak, dengan
menciptakan Home Tax Service (HTS). Menggunakan kecanggihan teknologi
dewasa ini, Korea mencoba menerapkan prinsip e-government dibidang pelayanan
pajak, yang dapat diakses melalui www.hometax.go.kr hal ini dikarenakan kesadaran
masyarakat nya masing – masing yang mampu diajak untuk lebih modern, dimana
mereka dapat memanfaatkan smartphone yng mereka punya untuk membayar pajak
melalui e-tax tanpa harus mengantri dan terburu – buru di kantor pelayanan pajak
yang artinya masyarakat sangat diuntungkan dan dimudahkan sehingga sedikit
sekali orang yang menunggak pembayaran pajak. Jika dibandingkan dengan
Indonesia, jelas cukup jauh. Walaupun Indonesia telah menerapkan sistem online
untuk mempermudah pembayaran tapi itu belum bisa dimanfaatkan secara
maksimal oleh masyarakat Indonesia, sehingga masih banyak masyarakat Indonesia
yang menunggak kewajibannya.

Anda mungkin juga menyukai