Anda di halaman 1dari 18

1. INAYAH DINDA P.

:152191138

2. RESTYANY N.P :152191160

3. KATARINA NELLY :152191168

4. RETNO PUTRI N :152191172

5. SULISTYA DARMA :152191190

6. ANGGRELINGE O. :152191200

7. AGUSTINA A. :152191201
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) atau spiral,
atau dalam bahasa Inggrisnya Intra-Uterine
Devices, disingkat IUD adalah alat yang dibuat
dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid
yang ditempatkan di dalam rahim.
1. sarung tangan 2 pasang
2. spekulum cocor bebek
3. cunam tampon
4. tenakulum
5. sonde uterus
6. busi atau hegar
7. lampu sorot atau senter
8. gunting benang
9. kom berisi povidon iodin
10. Kasa
11. klorin 0.5% (bayclin:air = 1:9) di dalam ember plastic dengan tutup
12. tempat sampah medis dan non medis.
1. Lakukan konseling pada pasien agar mantap. Minta pasien buang air kecil dulu
dan membersihkan kemaluan dengan sabun. Siapkan peralatan, cek tanggal
kedaluwarsa IUD.
2. Cuci tangan selama 15-30 detik dengan air mengalir. Bersihkan tangan dengan
handuk kering dan bersih.Kenakan sarung tangan dengan baik dan steril.
3. Periksa genitalia eksterna, awasi adanya luka bernanah, kelenjar bartholin yang
membesar, kelenjar getah bening yang membesar (jika ada, pemasangan harus
ditunda dan pasien diobati dulu).
4. Pasang speculum dengan jari telunjuk kiri menekan bagian bawah. Pada inspekulo
lihat porsio, awasi adanya erosi, fluor yang ada norrnal atau tidak (bila ada,
pemasangan harus ditunda dan pasien diobati dulu).Tutup spekulum, miringkan,
dan keluarkan.
5. Lakukan periksa dalam bimanual, awasi adanya nyeri goyang, besar dan arah
uterus, massa di adneksa (bila ada, pemasangan harus ditunda dan pasien diobati
dulu).
6. Bersihkan ujung sarung tangan dalam larutan klorin dalam ember, lepas, dan
masukkan kedalam ember.
1. Siapkan bagian-bagian alat: leher biru, pendorong, kertas
pengukur, kertas transparan, kertas biasa, tabung, IUD. Yakinkan
IUD berada pada tabung. Jika berada di luar, dorong masuk. Jika
tali IUD keluar seluruhnya dari tabung, IUD tidak dapat dipakai.
Letakkan di tempat bersih, keras, datar, dan IUD di sisi kiri.
2. Buka kertas transparan sepertiga bagian, angkat keatas vertikal,
lipat bagian belakang seperti membuka pisang. Keluarkan
pendorong (ujung tabung dan pendorong tidak boleh menyentuh
apapun), masukkan kedalam tabung IUD. Kembalikan kertas
bagian belakang, letakkan di tempat datar lagi. Tahan kedua
lengan IUD dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri. Dorong
kertas pengukur keatas sampai terasa ada tahanan. Dorong
tabung, sampai kedua lengan terlipat. Tarik tabung kebawah
sedikit, angkat ke atas. Masukkan kedua lengan kedalam tabung.
1. Menghambat kemampuan sperma untuk
masuk ke tuba falopii
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum
mencapai kavum uteri
3. AKDR bekerja terutama mencegah sperma
dan ovum bertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi
sperma untuk fertilisasi (Muhammad, 2008).
1. Efektivitasnya tinggi 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam
tahun pertama, 1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan.
2. Dapat efektif segera setelah pemasangan.
3. Metode jangka panjang (10 th).
4. Sangat efektif (tidak perlu mengingat-ingat).
5. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
6. Tidak ada efek samping hormonal.
7. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
8. Dapat dipasang segera setelah melhirkan/sesudah abortus.
9. Dapat digubakan sampai dengan menopause.
10. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
11. Membantu mencegah kehamilan ektopik.
1. Efek samping yang umum terjadi :
• Perubahan siklus haid. (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
• Haid lebih lama dan banyak.
• Keputihan
• Perdarahan antar menstruasi (spotting).
• Saat haid lebih sakit.
2. Komplikasi lain
• Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
• Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia
• Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
3. Tidak mencegah IMS.
4. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS/perempuan yang sering bergantian pasangan.
5. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas
6. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan IUD
7. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 –
2 hari
8. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang harus melepas AKDR
9. Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang segera setelah melahirkan)
10. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan normal
11. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.
1. Usia reproduktif
2. Keadaan nulipara
3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
7. Risiko rendah dari IMS
8. Tidak menghendaki metoda hormonal
9. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
10. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
11. Perokok
12. Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terluhat adanya infeksi
13. Gemuk ataupun kurus
14. Penderita tumor jinak payudara
15. Penderita kanker payudara
16. Pusing-pusing, sakit kepala
17. Tekanan darah tinggi
18. Varises di tungkai atau di vulva
19. Diabetes
20. Setelah kehamilan ektopik
1. Sedang hamil
2. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
3. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
4. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita
PRP atau abortus septik
5. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak
rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri
6. Penyakit trofoblas yang ganas
7. Diketahui menderita TBC pelvik
8. Kanker alat genital
9. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
• Setiap waktu dalam siklus haid (dipastikan tidak hamil).
• Hari 1 – 7 siklus haid.
• Segera setelah melahirkan, (48 jam pertama/ 1 bulan pasca
salin).
• Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari)
apabila tidak ada gejala infeksi
• Selama 1 – 5 hari setelah senggama tidak terlindungi.
• Prosedur Sebelum Pemasangan
1. Lakukan prosedur asepsis secara ketat selama pemasangan .
2. Lihatlah serviks dengan speculum dan bersihkan dengan larutan
antiseptic . Pegang bibir anterior dengan tenakulum .Menarik
tenakulum dengan hati-hati mengurangi sudut antara kanalis servikalis
dan rongga uterus dan memudahkan pemasangan sonda
uterus.Tenakulum harus tetap terpasang sealama memasang Nova T
supaya serviks tetap tertarik.
3. Masukkan sonda uterus melalui kanalis serviks ke dalam rongga uterus
sampai mencapai fundus. Setelah menentukan arah serta panjang
kanalis servikalis dan rongga uterus, siapkan Nova T untuk dipasang.
4. Lakukan pemasangan sesuai langkah 1-6.
• Pemasangan
• Langkah 1
1. Setelah uterus diukur, buka separuh dari kemasan. IUD
2. Pegang kedua ujung benang dan tarik alat secara hati-hati kedalam tabung insersi sampai knop di
ujung lengan horizontal menutupi lubang tabung.Knop tidak perlu ditarik ke dalam
tabung.Benang bisa putus kalaau ditarik terlalu keras.
• Langkah 2
1. Luruskan flens berwarna kuning dengan satu tangan, tarik tabung insersi sampai ujung bawah
flens menunjukkan ukuran yang didapat dari sonda uterus.
2. Pegang benang lurus di dalam tabung dengan satu tangan, masukkan plunger (alat penghisap) ke
dalam tabung insersi.Ini untuk memastikan bahwa benang tidak tertekan pada alat oleh plunger.
3. Sebelum dipasang, tabungg dapat ditekuk untuk disesuaikan dengan posisi uterus.Tetukan harus
dilakukan ketika alat masih berada dalam kemasan steril setelah memasukkan plunger kedalam
tabung insersi.
• Langkah 3
1. Pastikan bahwa flens menunjukkan arah lengan horizontal akan membuka di dalam uterus.
2. Keluarkan tabung insersi yang telah terisi dari kemasan .
3. Masukkan tabung insersi ke dalam uterus melalui kanalis servikalis sampai flens menyentuh os
servikal.
• Langkah 4
1. Perhatikan bagian plunger yang kasar.Pegang plunger dengan erat dan
lepaskan lengan horizontal dari alat dengan menarik tabung insersi ke
bawah sampai ujungnya menyentuh bagian yang kasar.
2. Jarak antara flens dan os servikal sekarang sekitar 1,5 cm.
• Langkah 5
1. Pegang tabung dan plunger secara bersamaan, tekan alat secara hati-
hati sampai flens menyentuh os servikal lagi.
• Langkah 6
1. Pegang plunger dengan erat, keluarkan alat dari tabung insersi
seluruhnya dengan menarik tabung ke bawah sampai cincin dari plunger.
2. Supaya alat tidak bergeser dari posisi fundus, pertama-tama lepaskan
plunger sambil terus menahan tabung insersi, kemudian keluakan
tabung insersi.
3. Gunting benang sampai tersisa 2-3 cm terlihat di luar serviks.
ANALISA

Akseptor KB dengan lama penggunaan lebih dari 1 tahun yang mengalami keluhan berupa keputihan dan
cairan dari vagina semakin banyak dapat menimbulkan terjadinya reaksi terhadap benda asing dan memicu
pertumbuhan jamur candida yang semula saprofit menjadi patogen sehingga terjadi candidiasis vagina dengan
gejala timbulnya keputihan yang berlebihan.

Faktor resiko lainnya yang dapat mengakibatkan keputihan patologis antara lain: infeksi (virus, jamur dan
Bakteri), konsumsi antibiotik, pengguanaan celana dalam yang ketat, dan penggunaan pembersih vagijna secara
berlebihan.

KB IUD layak digunakan bila akseptor melakukan kunjungan ulang, 4-6 minggu paska pemasangan, dan
melakukan pemeriksaan benang mandiri dengan tangan yang bersih setiap 1 bulan sekali atau setelah haid, untuk
memastikan IUD masih terpasang, serta melakukan kunjungan ulang bila akseptor merasa ada keluhan setelah
pemasangan IUD.

Akseptor selalu menjaga personal hygine dengan baik dan melakukan pencegahan keputihan dengan cara
tidak memakai celana dalam yang ketat, tidak menggunakan pembersih vagina berlebihan, tidak mengalami stress,
tidak mengalami infeksi vagina, dan tidak mengkonsumsi obat antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai