Anda di halaman 1dari 9

POLAR WANDERING

Kelompok 2 :
1. Elsa Vandana (E1I017001)
2. Desmaini (E1I017008)
3. Iklin (E1I017013)
4. M. Arif Rivai (E1I017025)
5. Helen Marlina M. (E1I017026)

Dosen pengampu : 1. Bertoka Fajar SP Negara S.Kel, M.Si


2. Dewi Purnama S.Pi, M.Si
3. Ari Anggoro S.Pi,M.Si
PENDAULUAN

Bumi merupakan salah satu planet yang ada dalam sistem tata surya. Bumi adalah
planet yang ditempati oleh manusia.Berdasarkan citra satelit, manusia dapat
mengamati bentuk bumi yang berbentuk bulat, namun tidak sebulat bentuk sebuah
bola. Berdasarkan komposisi dan strukturnya, bumi dibagi menjadi 3 lapisan yaitu Inti
Bumi (Core), Selubung Bumi (Mantle) dan Kerak Bumi (Crust).

Pada tahun 1912 Alfred Wegener, seorang ahli meteorologi dan fisika dari Jerman
melontarkan konsep Pengapungan Benua (Continental Drift) dalam monografi The
Origins of Continents and Oceans. Hipotesa utamanya adalah adanya satu “super
continent” yang dinamakannya Pangaea (semua daratan), yang dikelilingi oleh
Panthalassa (semua lautan).Super continent itu kemudian pecah menjadi benua-
benua yang lebih kecil dan kemudian bergerak ketempatnya.
TUJUAN

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Mengetahui Teori Pengapungan Benua
2. Menjelaskan sejarah Pengapungan Benua
3. Mengetahui pengertian dari Polar Wandering
4. Menjelaskan proses Polar Wandering
Definisi dan Sejarah Pengapungan Benua

Antonio Snider-Pellegrini
 Memiliki referensi khusus yang
paling awal dengan ide
pengapungan benua.
 Dalam bukunya Creation and Its
Mysteries Revealed pada

Semua benua yang dihubungkan bersamaan


selama Periode Pennsylvanian dan kemudian
terpecah. Yang mendasarkan kesimpulannya yaitu
kemiripan antara fosil tanaman di cekungan
batubara berumur Pennsylvanian di Eropa dan
Amerika Utara.
Polar wandering

Polar wandering adalah salah satu gejala yang disebabkan oleh pergerakan benua
yang dibuktikan melalui analisis paleomagnetisme

True polar wander adalah rotasi benda padat dari sebuah planet atau bulan
sehubungan dengan poros putarannya, menyebabkan lokasi geografis kutub utara dan
selatan berubah, atau "mengembara".
Deskripsi dalam konteks Bumi
Polar wandering sejati mewakili pergeseran kutub geografis relatif terhadap
permukaan bumi, setelah memperhitungkan pergerakan lempeng tektonik. Gerakan ini
disebabkan oleh penataan ulang mantel dan kerak untuk menyelaraskan inersia maksimum
dengan sumbu rotasi saat ini.

Patch gelap mewakili material yang lebih padat jatuh ke dalam, patch ringan
mewakili material yang lebih ringan yang naik melalui mantel. Awalnya, mereka
diimbangi dari kutub atau khatulistiwa, tetapi mantel dan litosfer perlahan-lahan
mengembara untuk menyelaraskan fitur-fitur tersebut dengan tonjolan alami di
khatulistiwa (atau depresi kutub).
Rekonstruksi pelat tektonik
Paleomagnetisme menjadi bukti kebenaran dari hipotesis apungan benua dan
transformasinya menjadi lempeng tektonik.
Adanya fakta paleomagnetik bahwa posisi kutub magnet purba berbeda dengan
posisi kutub magnet saat ini mengindikasikan terjadinya pergeseran relatif kutub magnet
terhadap sumbu rotasi sepanjang waktu geologi. Kemungkinan lain adalah kutub magnet
tetap pada posisinya, yang berpindah adalah posisi lempeng tempat sampel ditemukan
(terjadi continental drift).
Perbedaan dan pembatasan

Pengembaraan kutub tidak harus disamakan dengan presesi , yang merupakan


tempat sumbu rotasi bergerak, dengan kata lain Kutub Utara menunjuk ke arah
lintang yang berbeda. Presesi disebabkan oleh gaya tarik gravitasi Bulan dan
Matahari, dan terjadi sepanjang waktu dan pada tingkat yang jauh lebih cepat
daripada polar wandering. Hal ini tidak menghasilkan perubahan lintang.

Polar wandering sejati harus dibedakan dari pergeseran benua , yang


merupakan tempat berbagai bagian kerak bumi bergerak ke arah yang berbeda
karena sirkulasi di mantel.

Anda mungkin juga menyukai