Anda di halaman 1dari 43

INTRA UTERINE FETAL

DEATH
P E MBI MBI NG:
DR . I .G . N. MA DE W E DAG AMA
PENDAHULUAN
Kematian janin dalam kandungan (KJDK) atau intra uterine fetal death (IUFD),
sering dijumpai baik pada kehamilan dibawah 20 minggu maupun sesudah
kehamilan 20 minggu. Kematian maternal dan perinatal merupakan masalah
besar, khususnya di Negara berkembang sekitar 98-99%, sedangkan Negara maju
hanya 1-2%.
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2008 kematian perinatal
adalah 400 per 100.000 orang atau sekitar 200.000 ribu orang pertahun
sehingga kematian perinatal terjadi 1,2-1,5 menit
Diperkirakan AKP di rumah sakit berkisar antara 77,3 sampai 137,7 per 1000
kelahiran hidup. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi terdapat
sedikitnya 3483 kasus kematian janin dari 119437 kelahiran hidup. (DinKes
Provinsi, 2008).
DEFINISI IUFD
Menurut WHO dan The American College of Obstetricians and
Gynecologists yang disebut kematian janin adalah janin yang mati dalam
rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih atau kematian janin dalam
rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin,
gawat janin, atau infeksi (Winkjosastro, 2009).
Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin,
atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak
diobati (Saifuddin, 2008).
ETIOLOGI IUFD
1. 50 % kematian janin bersifat idiopatik (tidak diketahui penyebabnya).
2. Kondisi medis ibu (hipertensi, pre-eklamsi, diabetes mellitus)
3. Komplikasi plasenta (plasenta previa, abruption plasenta)
4. Abnormalitas kromosom
5. Perdarahan janin-ibu (aliran sel darah merah transplasental dari janin menuju
ibu)
6. Sindrom antibodi antifosfolipid.
7. Infeksi intra-amnion
PREDISPOSISI IUFD
1. Faktor maternal antara lain adalah post term(>42 minggu), diabetes mellitus
tidak terkontrol, sistemik lupus eritematosus, infeksi hipertensi, pre-eklamsia,
eklamsia, hemoglobinopati, umur ibu tua, penyakit rhesus, rupture uteri,
antifosfolipid sindrom, hipotensi akut ibu, kematian ibu.
2. Faktor fetal antara lain: hamil kembar, hamil tumbuh terlambat, kelainan
congenital, kelainan genetic, infeksi.
3. Faktor plasenta antara lain: kelainan tali pusat, lepasnya plasenta, KPD, vasa
previa.
Sedangkan faktor resiko terjadinya kematian janin intra uterine
meningkat pada usia >40 tahun, pada ibu infertil, kemokonsentrasi
pada ibu, riwayat premature, bayi dengan berat badan lahir rendah,
infeksi ibu (ureplasma urelitikum), kegemukan, ayah berusia lanjut.
PATOFISIOLOGI IUFD
1. Rigor mortis (tegang mati) berlangsung 2,5 jam setelah mati
kemudian lemas kembali.
2. Stadium maserasi I: timbulnya lepuh-lepuh pada kulit. Lepuh ini
mula-mula terisi cairan jernih, tetapi kemudian menjadi merah
coklat.
3. Stadium maserasi II: timbul lepuh-lepuh pecah dan mewarnai air
ketuban menjadi merah coklat. Terjadi 48 jam setelah anak mati.
4. Stadium maserasi III: terjadi kira-kira 3 minggu setelah anak mati.
Badan janin sangat lemas dan hubungan antara tulang-tulang
sangat longgar edema di bawah kulit.
MANIFESTASI KLINIS IUFD
1. Rahim yang hamil tersebut tidak bertambah besar lagi, bahkan
semakin mengecil.
2. Tidak lagi dirasakan gerakan janin.
3. Tidak ditemukan bunyi jantung janin pada pemeriksaan.
4. Bentuk uterus menjadi tidak tegas sebagaimana suatu kehamilan
normal.
5. Bila kematian itu telah berlangsung lama, dapat dirasakan
krepitasi, yakni akibat penimbunan gas dalam tubuh.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesis
a. Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari atau
gerakan janin sangat berkurang.
b. Ibu merasakan perutnya bertambah besar, bahkan bertambah kecil
atau kehamilan tidak seperti biasanya.
c. Ibu belakangan ini merasa perutnya sering menjadi keras dan
merasakan sakit seperti mau melahirkan.
d. Penurunan berat badan.
e. Perubahan pada payudara atau nafsu makan
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
1) Penurunan atau terhentinya peningkatan bobot berat badan ibu.
2) Terhentinya perubahan payudara
Palpasi
1) Tinggi fundus uteri lebih rendah dari usia kehamilan
2) Tidak teraba gerakan- gerakan janin.
3) Dengan palpasi yang teliti dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala janin.
Auskultasi
Baik memakai stetoskop monoral maupun dopler tidak terdengar denyut jantung janin.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Reaksi biologis negative setelah 10 hari janin mati.
Hipofibrinogenemia setelah 4-5 minggu janin mati.
Pemeriksaan Radiologi
USG
a) Gerak anak tidak ada
b) Denyut jantung anak tidak ada
c) Tampak bekuan darah pada ruang jantung janin
X-Ray
Spalding’s sign (+): tulang-tulang tengkorak janin saling tumpah tindih, pencairan
otak dapat menyebabkan overlapping tulang tengkorak.
Nanjouk’s sign (+): tulang punggung janin sangat melengkung.
Robert’s sign (+): tampak gelembung-gelembung gas pada pembuluh darah
besar. Tanda ini ditemui setelah janin mati paling kurang 12 jam.
Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin.
Gejala dan Tanda yang Selalu Ada Gejala dan Tanda yang Kadang- Kadang Ada Kemungkinan Diagnosis

Gerakan janin berkurang atau hilang, Syok, uterus tegang/kaku, gawat janin atau Solusio Plasenta
nyeri perut hilang timbul atau DJJ tidak terdengar
menetap, perdarahan pervaginam
sesudah hamil 22 minggu

Gerakan janin dan DJJ tidak ada, Syok, perut kembung/ cairan bebas intra Ruptur Uteri
perdarahan, nyeri perut hebat abdominal, kontur uterus abnormal,
abdomen nyeri, bagian-bagian janin teraba,
denyut nadi ibu cepat
Gerakan janin berkurang atau hilang, Cairan ketuban bercampur mekonium Gawat Janin
DJJ abnormal (<100/mnt/>180/mnt)

Gerakan janin/DJJ hilang Tanda-tanda kehamilan berhenti, TFU IUFD


berkurang, pembesaran uterus berkurang
KOMPLIKASI IUFD
Menurut Norwitz (2008), sekitar 20-25% dari ibu yang
mempertahankan janin yang telah mati selama lebih dari 3 minggu
maka akan mengalami koagulopati intravaskuler diseminata
(Disseminated Intravascular Coagulopathy atau DIC) akibat adanya
konsumsi faktor-faktor pembekuan darah secara berlebihan.
PENATALAKSANAAN IUFD
1) Lahir spontan: 75% akan lahir spontan dalam 2 minggu.
2) Persalinan anjuran:
Dilatasi serviks dengan batang laminaria
◦ Setelah dipasang 12-24 jam kemudian dilepas dan dilanjutkan dengan infus oksitosin sampai
terjadi pengeluaran janin dan plasenta.
Dilatasi serviks dengan kateter folley.
◦ Untuk umur kehamilan > 24 minggu.
◦ Kateter folley no 18, dimasukan dalam kanalis sevikalis diluar kantong amnion.
◦ Diisi 50 ml aquades steril.
◦ Ujung kateter diikat dengan tali, kemudian lewat katrol, ujung tali diberi beban sebesar 500
gram.
◦ Dilanjutkan infus oksitosin 10 IU dalam dekstrose 5 % 500 ml, mulai 8 tetes/menit dinaikkan 4
tetes tiap 30 menit sampai his adekuat.
Infus oksitosin
(1) Keberhasilan sangat tergantung dengan kematangan serviks, dinilai dengan Bishop Score,
bila nilai = 5 akan lebih berhasil.
(2) Dipakai oksitosin 5-10 IU dalam dekstrose 5 % 500 ml mulai 8 tetes/menit dinaikan 4 tetes
tiap 15 sampai his adekuat.
Induksi prostaglandin
(1) Dosis:
◦ Pg-E 2 diberikan dalam bentuk suppositoria 20 mg, diulang 4-5 jam.
◦ Pg-E 2 diberikan dalam bentuk suntikan im 400 mg.
◦ Pg-E 2,5 mg/ml dalam larutan NaCL 0.9 %, dimulai 0,625 mg/ml dalam infus.
(2) Kontra Indikasi: asma, alergi dan penyakit kardiovaskuler.
PENCEGAHAN IUFD
Menurut Winkjosastro (2009), upaya mencegah kematian janin,
khususnya yang sudah atau mendekati aterm adalah bila ibu merasa
gerakan janin menurun, tidak bergerak atau gerakan janin terlalu
keras, perlu dilakukan pemeriksaan ultrasonografi. Perhatikan
adanya solusio plasenta. Pada gemeli dengan TT (twin to twin
transfusion) pencegahan dilakukan dengan koagulasi pembuluh
anastomosis
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : KT
No RM : 231591
Usia : 23 tahun
Agama : Hindu
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Br. Selulung Timur, Kintamani
Tgl MRS : 07 April 2019
Anamnesis
◦ Keluhan Utama: Tidak merasakan gerak janin
◦ Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dalam keadaan sadar dengan diantar oleh keluarganya ke VK
Ponek RSU Bangli pada tanggal 07 April 2019 pukul 12.10 WITA dengan keluhan
utama tidak merasakan gerak janin sejak tadi pagi pukul 05.00 WITA. Keluhan
disertai nyeri yang hilang timbul. Nyeri terasa tumpul dan cukup mengganggu
aktivitas.
Saat tiba di IGD kebidanan RSUD Bangli gerakan janin masih tidak dapat
dirasakan oleh pasien. Riwayat keluar darah bercampur lendir dan riwayat keluar
air pervaginam disangkal oleh pasien. Keluhan lain seperti riwayat trauma dan
tindakan medis sebelumnya disangkal oleh pasien.
◦ Riwayat penyakit terdahulu
Pasien dikatakan pernah mengalami tumor pada payudara kanan dan sudah
menjalani operasi. Riwayat penyakit sistemik seperti hipertensi, DM, asma, dan
penyakit jantung disangkal pasien. Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat
ataupun makanan.
◦ Riwayat Menstruasi
Pasien mendapatkan haid pertama (menarche) pada usia 13 tahun dengan siklus
teratur setiap 20 hari. Durasi haid dalam 1 periode adalah sekitar 5 hari dengan
frekuensi ± 50 ml. Keluhan pada saat haid disangkal oleh pasien. Hari pertama
haid terakhir (HPHT) dikatakan tanggal 14 Juli 2018. Taksiran persalinan
berdasarkan HPHT adalah 21 April 2019.
◦ Riwayat Obstetri
◦ 2011/prematur/LK/PSPTB/ 2700gr/ RSU
◦ Hamil ini.
◦ Riwayat Kontrasepsi
Pasien memiliki riwayat penggunaan kontrasepsi suntik 2 tahun.
◦ Riwayat Ante Natal Care
Selama kehamilan pasien telah mengontrol kehamilannya baik di bidan maupun
ke dokter kandungan sebanyak lebih dari 3 kali. Pasien juga mengatakan sudah
diberi vaksin Tetanus Toksoid sebanyak 1 kali. Pasien sudah melakukan
pemeriksaan USG sebanyak 1 kali di dokter spesialis kandungan selama
kehamilan.
◦ Riwayat Pernikahan
Pasien telah menikah satu kali pada usia 15 tahun dan sekarang
sudah menjalani pernikahannya selama 9 tahun.
◦ Riwayat Sosial dan Keluarga
Pasien tidak bekerja dan lebih banyak menghabiskan waktunya
mengurus anak di rumah. Riwayat mengkonsumsi rokok dan alkohol
disangkal. Riwayat penyakit sistemik seperti Hipertensi, Diabetes
Melitus, Penyakit Jantung dan Asma pada keluarga pasien disangkal.
Pemeriksaan Fisik (Status present)
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)
Tekanan Darah : 150/100 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20x/menit
Temp. Axilla : 36,5°C
Tinggi Badan : 163 cm
Berat Badan sebelum hamil : 60 kg
Berat Badan saat hamil : 68 kg
IMT : 25,6 kg/m2
VAS : 3/10
Status general
Kepala : Normocephali
Mata : Anemis (-/-), Ikterus (-/-)
Thorax : Simetris pada saat statis dan dinamis, puting dan areola hiperpigmentasi (+)
-Cor : S1S2 tunggal reguler, murmur (-)
-Pulmo : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : Sesuai status obstetri
Ekstremitas : Akral hangat +/+ , edema -/-
Status Obstetri (Abdomen)
Inspeksi
Tampak perut membesar ke depan,
Tampak striae gravidarum (striae livide) dan linea nigra
Palpasi
Pemeriksaan Leopold
Pemeriksaan Leopold I: Teraba bagian bulat dan lunak dan kurang melenting dan ada tahanan (kesan
bokong).
Pemeriksaan Leopold II: Teraba tahanan keras , rata, dan cembung di kanan (kesan punggung) dan teraba
bagian-bagian kecil di kiri (kesan ekstremitas)
Pemeriksaan Leopold III: Teraba bagian bulat, keras , melenting dan mudah digerakkan (kesan kepala).
Pemeriksaan Leopold IV: Bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul (konvergen). Perlimaan:
5/5.
TFU: 4 jari dibawah prosesus xipoideus
MCD: 28 cm , Lingkar lengan atas: 31,5cm (TBJ: 2635 gram)
His (+) 1 kali/10’ ~ 10”
Gerak janin (-)
Auskultasi
Denyut jantung janin tidak terdengar.
Vagina
Tidak tampak adanya cairan yang merembes dari ostium uteri eksternum (OUE)
Vaginal Toucher (VT) (pukul 12.10 WITA):
Pembukaan serviks 1 cm, penipisan 25%, ketuban (+), teraba kepala, penurunan kepala Hodge I, tidak teraba
bagian kecil/tali pusat, blood slym (-)
Darah lengkap (07/04/19 pk. 12.20 WITA)
WBC : 23.9 109/uL (3.5-10.0)
LYM : 8.3 % (15-50%)
RBC : 4.05 1012/uL (3.50-5.50)
HGB : 12.2 g/dL (11.5-16.5 g/dL)
HCT : 33.9 % (35- 55%)
PLT : 200 109/uL (100-400 103/uL)
Faal Hemostasis (07/04/19) pukul 12.10 WITA
BT : 1’30” N (1-4)’
CT : 8’00” N (3-15)’
Urinalisis (07/04/19) pukul 12.10 WITA
pH : 6,0 (5,0-6,5)
Leukosit : Negatif (negative)
Sedimen Leukosit : 0-1 (0-4)
Eritrosit : 0-1 (0-2)
Protein : Negatif (negative)
Bakteri : Positif (negative)
USG (08/04/19) pukul 08.00 WITA
Diagnosis
G2P0101 UK 38 minggu + IUFD + PK I fase laten.
Penatalaksanaan
Pukul 12.30 WITA
MRS
Cek lab
IVFD RL 20 tpm
Cefotaxime 3x1gr IV
Evaluasi 4 jam lagi
Monitoring
Keluhan, tanda vital, perdarahan pervaginam.
KIE
Menjelaskan kepada pasien mengenai kondisi pasien, janin, rencana tindakan, dan risiko yang
dapat terjadi pada pasien dan janin akibat kondisi pasien saat ini. Menjelaskan pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan kepada pasien.
Subjektif Objektif Assesment Planning
Gerakan janin (-), nyeri perut hilang timbul Keadaan Umum : Baik G2P0101 38 minggu + Induksi dengan oksitosin drip sesuai protap
(+) Kesadaran IUFD +PK I fase laten.
: E4V5M6 (CM) .
Tekanan Darah: 110/80
mmHg
Nadi : 78
kali/menit
Respirasi : 20
kali/menit
Suhu tubuh : 36,7 °C
Status General
Mata : Anemis -/-, ikterik -/-
Thoraks
Jantung : S1S2 normal, reguler, murmur (-)
Paru : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen : ~ status obstetri
Ekstremitas :
Akral hangat : Ekstremitas atas +/+
Ekstremitas bawah +/+
Oedema : Ekstremitas atas -/-
Ekstremitas bawah -/-

Status Obstetri
Abdomen:- TFU: 4 jari dibawah prosesus xipoideus, MCD: 28cm
(TBJ: 2635 gram)
His (+) 1 x/10’ ~ 10”
Gerak janin (-)
DJJ (-)
Vagina :
Vaginal Toucher (VT) (pk 17.00 WITA):
Pembukaan serviks 2 cm, ketuban (+) merembes, teraba kepala,
penurunan H1, blood slym (-)

07 April 2019 (17.00 WITA)


Subjektif Objektif Assesment Planning
Pasien mengeluh nyeri perut (+) seperti Keadaan Umum : Baik G2P0101 38 minggu + Pimpin persalinan normal
mau BAB Kesadaran IUFD +PK I fase aktif.
: E4V5M6 (CM)
Tekanan Darah: 130/80
mmHg
Nadi : 88
kali/menit
Respirasi : 21
kali/menit
Suhu tubuh : 36,5 °C
Status General
Mata : Anemis -/-, ikterik -/-
Thoraks
Jantung : S1S2 normal, reguler, murmur (-)
Paru : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen : ~ status obstetri
Ekstremitas :
Akral hangat : Ekstremitas atas +/+
Ekstremitas bawah +/+
Oedema : Ekstremitas atas -/-
Ekstremitas bawah -/-

Status Obstetri
Abdomen:- TFU: 4 jari dibawah prosesus xipoideus, MCD: 28cm
(TBJ: 2635gram)
His (+) 1 x/10’ ~ 10”
Gerak janin (-)
DJJ (-)
Vagina :
Vaginal Toucher (VT) (pk 22.45 WITA):
Pembukaan serviks lengkap, ketuban (+) merembes, teraba kepala,
penurunan H5, blood slym (+)

07 April 2019 (22.45 WITA)


Subjektif Objektif Assesment Planning

- Bayi lahir spontan (BBL 1750gr) JK: Laki-laki P2002 + IUFD - Injeksi Oksitosin 10 IU IM
- Lahirkan
placenta

07 April 2019 (23.00 WITA)


Subjektif Objektif Assesment Planning
Perdarahan aktif (-) Keadaan Umum : Baik P0111 + PK IV + IUFD IVFD RL + Oksitosin 20 IU 20tpm
Kesadaran : + rest placenta - Cefotaxime
E4V5M6 (CM) 3x1gr
Tekanan Darah: 120/70 - Asam
mmHg mefenamat 3x500mg
Nadi : 80 -
kali/menit Metilergometrin 3x200mcg
Respirasi : 20 - Sulfate Ferrous
kali/menit 2x300mg
Suhu tubuh : 36 °C

Status General
Mata : Anemis -/-, ikterik -/-
Thoraks
Jantung : S1S2 normal, reguler, murmur (-)
Paru : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen : ~ status obstetri
Ekstremitas :
Akral hangat : Ekstremitas atas +/+
Ekstremitas bawah +/+
Oedema : Ekstremitas atas -/-
Ekstremitas bawah -/-

Status Obstetri
Abdomen : TFU 3 jari di
bawah pusat, stolsel (+), kontraksi (+) baik, perdarahan aktif (-)

07 April 2019 (23.45 WITA)


Subjektif Objektif Assesment Planning
Perdarahan aktif (-) Keadaan Umum : Baik P2002 + IUFD + post - IVFD RL 20 tpm
Kesadaran : partum (hari 1) - Amoxicilin
E4V5M6 (CM) 3x500mg
Tekanan Darah: 120/70 - Asam
mmHg mefenamat 3x500mg
Nadi : 80 -
kali/menit Metilergometrin 3x200mcg
Respirasi : 20 - Sulfate Ferrous
kali/menit 2x300mg
Suhu tubuh : 36 °C - USG  kesan
bersih (riwayat rest plasenta)
Status General
Mata : Anemis -/-, ikterik -/-
Thoraks
Jantung : S1S2 normal, reguler, murmur (-)
Paru : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen : ~ status obstetri
Ekstremitas :
Akral hangat : Ekstremitas atas +/+
Ekstremitas bawah +/+
Oedema : Ekstremitas atas -/-
Ekstremitas bawah -/-

Status Obstetri
Abdomen : TFU 2 jari di
bawah pusat, kontraksi (+) baik, perdarahan aktif (-)

08 April 2019 (08.00 WITA)


Subjektif Objektif Assesment Planning
Perdarahan aktif (-) Keadaan Umum : Baik P0111+ IUFD + post - Amoxicilin 3x500mg
Kesadaran : partum (hari 2) - Asam
E4V5M6 (CM) mefenamat 3x500mg
Tekanan Darah: 120/70 -
mmHg Metilergometrin 3x200mcg
Nadi : 80 - Sulfate Ferrous
kali/menit 2x300mg
Respirasi : 20 - BPL
kali/menit
Suhu tubuh : 36 °C

Status General
Mata : Anemis -/-, ikterik -/-
Thoraks
Jantung : S1S2 normal, reguler, murmur (-)
Paru : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen : ~ status obstetri
Ekstremitas :
Akral hangat : Ekstremitas atas +/+
Ekstremitas bawah +/+
Oedema : Ekstremitas atas -/-
Ekstremitas bawah -/-

Status Obstetri
Abdomen : TFU 2 jari di
bawah pusat, kontraksi (+) baik, perdarahan aktif (-)

09 April 2019 (08.00 WITA)


PEMBAHASAN
Teori Kasus

• MenurutWHOdanThe American • Dari


College of Obstetricians and anamnesisdidapatkanbahwawanita
Gynecologistsyangdisebutkematian 23tahunG1P2000hamil38minggud
janinadalahjaninyangmatidalamrah atangkeVK PONEK
imdenganberatbadan500 RSUDBanglipadatanggal07 April
gramataulebihataukematianjanind 2019pukul12.00
alamrahimpadakehamilan20mingg WITAdengankeluhantidakmerasaka
uataulebih. nadanyagerakanjaninsejakpukul05.
00
WITApagitadi,kemudiantidakditem
ukanDJJpadapemeriksaan.
PEMBAHASAN
Teori Kasus

• PenyebabIUFDbisakarenafaktormatern • Faktorfetalbelumdapatkitasingkirkanka
al, fetaldanplasental. renasebaiknyadilakukanpemeriksaana
• Sedangkanfaktorresikoterjadinyakema utopsiapakahterdapatkelainankongeni
tianjaninintra talmayorpadajanin.
uterinemeningkatpadausia&gt;40tahu • Pasienmengakuiriwayatanakpertamala
n,padaibuinfertil,kemokonsentrasipad hirpremature,meskipuntidakadateoriy
aibu,riwayatpremature,bayidenganber angmenjelaskanhubungantersebutden
atbadanlahirrendah,infeksiibu(ureplas gankematianjanin,namunhaltersebutm
maurelitikum),kegemukan, enjadisalahsatufaktorrisikodariIUFD.
ayahberusialanjut.
PEMBAHASAN
Teori Kasus

• MenurutNugroho(2012),Janinyangmatidala • Penatalaksanaanpadapasieninisesuaidenga
mrahimsebaiknyasegeradikeluarkansecara: nliteratur,yaituinduksipersalinandilakukand
• 1)Lahirspontan: enganpemberianinduksioksitosin5
75%akanlahirspontandalam2minggu. IUmelaluiinfusRL
• 2)Persalinananjuran 10tpmyangkemudianselang10menitdinaika
nmenjadi20tpmkarenaservikscukupmatang.
• Dilatasiserviksdenganbatanglaminaria
• Dilatasiserviksdengankateterfolley.
• Infusoksitosin
• Induksiprostaglandin
Setelah persalinan pasien diberikan amoxicilin 500 mg 3x1 tab untuk mengatasi infeksi dimana
amoxcicilin anti bakteri spektrum luas yang bersifat bakterisid efektif terhadap sebagian bakteri
gram-positif dan beberapa gram-negatif yang patogen.
Diberikan juga asam mefenamat 500mg 3x 1 tab untuk mengurangi rasa nyeri dimana
mekanisme kerja asam mefenanmat adalah dengan menghambat enzim COX.
Selain itu, pasien juga diberikan metilergometrin 3x200mcg untuk mencegah perdarahan
postpartum dan diberikan sulfat ferrous 2x300mg untuk mencegah kadar zat besi rendah dalam
darah.
Setelah persalinan dilakukan USG dan hasilnya tidak terdapat sisa janin maupun plasenta dalam
uterus pasien.
KESIMPULAN
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis kematian janin intra uterin (IUFD) berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pengetahuan ibu mengenai pemeriksaan
antenatal care yang teratur dan efektif sangat dibutuhkan untuk mengetahui kesejahteraan janin
untuk mendeteksi penurunan kesejahteraan janin dan komplikasi lebih lanjut pada ibu dapat
dihindari.
Penanganan IUFD dibagi menjadi penanganan ekspektatif dan aktif. Penanganan aktif lebih baik
untuk mencegah komplikasi lebih lanjut pada ibu dan mengurangi gangguan psikologis keluarga
terutama ibu. Dukungan moril/psikologis dari pihak dokter dan keluarga sangat berperan
penting pada kasus IUFD.
Pada kasus ini, kemungkinan penyebab IUFD ialah faktor fetal, yaitu faktor IUGR. Selain itu ibu
juga memiliki risiko IUFD dikarenakan riwayat kelahiran premature. Namun, penyebab pasti
dapat ditegakkan bila pada bayi dilahirkan dilakukan autopsi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai