Anda di halaman 1dari 59

BENDUNGAN DAN WADUK

TEKNIK SIPIL UNIKAL

1
BENDUNGAN
SAGULING

Situasi Bendungan Saguling

Lokasi : Desa/Kecamatan : Batujajar


Kabupaten : Bandung
Propinsi : Jawa Barat
Vol. waduk pada Vol. Efektif : 611 juta m3
Tinggi di atas dasar sungai : 97,50 m
Tinggi di atas galian terdalam : 99,50 m Tata Letak Bendungan Saguling
Panjang puncak : 301,4 m
Lebar puncak : 10,00 m
2
BENDUNGAN
CIRATA

Situasi Bendungan Cirata

Lokasi : Desa/Kecamatan : Cirata


Kabupaten : Purwakarta
Propinsi : Jawa Barat
Vol. waduk pada Vol. Efektif : 796 juta m3
Tinggi di atas dasar sungai : tad
Tinggi di atas galian terdalam : 125 m
Panjang puncak : 453 m
Lebar puncak : 15,00 m Tata Letak Bendungan Cirata
3
BENDUNGAN
JUANDA
(JATILUHUR)

Situasi Bendungan Jatiluhur

Lokasi : Desa/Kecamatan : Jatiluhur


Kabupaten : Purwakarta
Propinsi : Jawa Barat
Vol. waduk pada Vol. Efektif : 1.790 juta m3
Tinggi di atas dasar sungai : 96,00 m
Tinggi di atas galian terdalam : 105,00 m
Panjang puncak : 1220 m
Lebar puncak : 10,00 m
Tata Letak Bendungan Jatiluhur
4
BENDUNGAN
MRICA

Situasi Bendungan Mrica

Lokasi : Desa/Kecamatan : tad


Kabupaten : Banjarnegara
Propinsi : Jawa Tengah
Vol. waduk pada Vol. Efektif : 47,00 juta m3
Tinggi di atas dasar sungai : 95,00 m
Tinggi di atas galian terdalam: 110,00 m
Panjang puncak : 832,00 m Tata Letak Bendungan Mrica
Lebar puncak : 6,00 m
5
BENDUNGAN
KEDUNGOMBO

Situasi Bendungan Kedungombo

Lokasi : Desa/Kecamatan : Kedungombo


Kabupaten : Boyolali, Purwodadi
Propinsi : Jawa Tengah
Vol. waduk pada Vol. Efektif : 634,6 juta m3
Tinggi di atas dasar sungai : 61,00 m
Tinggi di atas galian terdalam : 62,00 m
Panjang puncak : 1600 m
Lebar puncak : 12,00 m
Tata Letak Bend. Kedungombo
6
BENDUNGAN
GUNUNG ROWO

Situasi Bendungan Gunung Rowo


Lokasi :
Desa/Kecamatan : Siti Luhur/Gembong
Kabupaten : Pati
Propinsi : Jawa Tengah
Vol. waduk pada Vol. Efektif : 5,00 juta m3
Tinggi di atas dasar sungai : 19,00 m
Tinggi di atas galian terdalam : 20,50 m
Panjang puncak : 185,00 m
Lebar puncak : 5,00 m Tata Letak Bend. Gunung Rowo
7
BENDUNGAN
KETRO

Situasi Bendungan Ketro

Lokasi : Desa/Kecamatan : Ketro/Tanon


Kabupaten : Sragen
Propinsi : Jawa Tengah
Vol. waduk pada Vol. Efektif : 2,70 juta m3
Tinggi di atas dasar sungai : 11,00 m
Tinggi di atas galian terdalam : 15,00 m
Panjang puncak : 1200 m
Lebar puncak : 3,00 m Tata Letak Bendungan Ketro
8
BENDUNGAN
KARANGKATES

Situasi Bendungan Karangkates

Lokasi :
- Desa/Kec. : Karangkates/Sumber Pucung
- Kabupaten : Malang
- Propinsi : Jawa Timur
Vol. waduk pada Vol. Efektif : 253,00 juta m3
Tinggi di atas dasar sungai : 96,00 m
Tinggi di atas galian terdalam : 97,50 m
Panjang puncak : 820 m Tata Letak Bend. Karangkates
Lebar puncak : 13,70 m 9
BENDUNGAN
SIRUAR

Situasi Bendungan Siruar

Lokasi : Desa/Kecamatan : Sigura-gura


Kabupaten : Tapanuli Utara
Propinsi : Sumatera Utara
Vol. waduk pada Vol. Efektif : 2860 juta m3
Tinggi di atas dasar sungai : tad
Tinggi di atas galian terdalam : 39,00 m
Panjang puncak : 71,00 m
Lebar puncak : 4,00 m
Tata Letak Bendungan Siruar
10
BENDUNGAN
TANGGA

Situasi Bendungan Tangga

Lokasi : Desa/Kecamatan : Sigura-gura


Kabupaten : Tapanuli Utara
Propinsi : Sumatera Utara
Vol. waduk pada Vol. Efektif : 0,579 juta m3
Tinggi di atas dasar sungai : tad
Tinggi di atas galian terdalam : 82,00 m
Panjang puncak : 125 m
Lebar puncak : tad
Tata Letak Bendungan Tangga
11
PENGANTAR

“Storage Dam”atau Bendungan/Waduk


dari Kementrian PU (Komite Keamanan Bendungan)
adalah :

a. High Dam (117 buah s/d Tahun 2000)


H> 15 meter dan storage >100.000 m3

b. Low Dam ( 135 buah s/d Tahun 2000)


H< 15 meter dan storage > 500.000 m3

12
PENGANTAR

Lebih Jauh, High Dam dikelompokkan menjadi


3 klasifikasi yaitu :

1. Bendungan Besar;
H>50 meter

2. Bendungan sedang;
25<H<50 meter

3. Bendungan Kecil;
15<H<25 meter 13
PENGANTAR

Beberapa Tahapan Studi Perencanaan :

1. Tahap Survey Invetarisasi Pendahuluan

a. Aspek Teknis (spt : data geologi, topografi,


dan hidrologi)

b. Aspek Sosial (spt : SAS = data rumah


penduduk, penyebaran lokasi, respon
terhadap rencana pembangunan, dsb)

14
PENGANTAR

2. Tahap Studi Kelayakan

a. Aspek Teknis ( spt : perhitungan debit andalan,


lengkung kapasitas, prakiraan operasional,
dimensi dan biaya)

b. Aspek Sosial ( spt : PCM = konsultasi langsung


dg masyarakat terkait rencana pembangunan
bendungan ttg taksiran ganti rugi, rencana
relokasi, persetujuan social lainnya )

15
PENGANTAR

3. Tahap desain

a. pra desain
b. detail desain
Dibarengi dengan langkah peyelesaian tahap sosialnya
spt pembentukan team pembebasan lahan dan ganti
rugi dsb.

16
PENGANTAR

Tahapan Teknis Perencanaan al :

1. Data dan Analisa

a. Analisa data hidrologi untuk Penentuan Flood


Design kala ulang tertentu.
b. Analisa data topografi untuk penentuan lengkung
kapasitas dan luas genangan
c. Analisa erosi lahan untuk penentuan tampungan
mati
d. Analisa data geologi pondasi dan timbunan

17
PENGANTAR

2. Perencanaan Teknis Bendungan

a. Saluran Pengelak
b. Cover Dam/Bendungan Pengelak
c. Pelimpah
d. Tubuh Bendungan
e. Analisa Stabilitas Bendungan terhadap :
- rembesan
- geser dan guling
- lereng tubuh bendungan

18
PENGERTIAN UMUM
1. Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta
jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara
dengan dibatasi kanan dan kirinya sepanjang
pengalirannya oleh Garis Sempadan (GS)

2. Daerah Pengaliran Sungai (DPS) adalah suatu kesatuan


wilayah tata air yang terbentuk secara alamiah dimana air
meresap dan/atau mengalir melalui sungai dan anak-anak
sungai ybs. DPS sering disamakan dengan Daerah Aliran
Sungai (DAS)/Catchment Area/River basin

3. Wilayah Sungai adalah kesatuan wilayah tata pengairan


sebagai hasil pengembangan satu atau lebih DPS

19
ANALISA DATA

A. Data HIDROLOGI :

• Data Karakteristik DAS, seperti :


- Luas daerah pengaruh stasiun hujan (km2)
- Luas total DAS (km2)
- Panjang alur sungai utama (km)
- Koefisien pengaliran

• Data klimatologi
Curah hujan harian maksimum tahunan pada
masing-masing stasiun hujan

20
ANALISA DATA

B. Data TOPOGRAFI :
Peta situasi, cross dan long section

C. Data GEOLOGI PONDASI dan TIMBUNAN:


Spesifik Grafity (Gs)
Void Ratio (e ; %)
Water content (w ; %)
Kohesi (C ; t/m2)
Koefisien Permeabilitas (k ; m/dt)
Sudut geser dalam (m ; o)

21
ANALISA DATA

ANALISA HIDROLOGI

Tujuan analisa hidrologi

Hidrograf banjir rancangan

Analisanya ada 2 tahapan pokok :

1. Analisa curah hujan rancangan


2. Analisa hidrograf banjir rancangan

22
ANALISA DATA

Analisa curah hujan rancangan

* Perhitungan curah hujan harian maksimum rerata


daerah (mempertimbangkan factor luas pengaruh
stasiun hujan)
* Uji abnormalitas data hujan (Iwai Kadoya )
* Perhitungan curah hujan Rancangan, dengan Log
Pearson III :
- Penyajian data dalam bentuk Log
- Pengeplotan
- Penentuan persamaan garis
- Uji statistika (smirnov)
- Perhitungan PMP (probable maximum precipitation)
23
ANALISA DATA

Analisa hidrograf banjir rancangan

- Pola distribusi hujan jam-jaman (model mononobe)


- Nisbah Hujan jam-jaman
- Sebaran Curah hujan rancangan netto jam-jaman
- Hidrograf satuan sintetik (nakayasu)
- Hidrograf banjir rancangan

24
ANALISA DATA

ANALISA GEOLOGI

Data geologi digunakan

kekuatan pondasi/timbunan

Antara lain untuk :


- penentuan kemiringan tubuh bendungan dan cover dam
- penentuan garis rembesan
- penentuan kapasitas rembesan
- analisa stabilitas
- perbaikan pondasi
- perlakuan teknis pada timbunan,dsb 25
ANALISA DATA

ANALISA TOPOGRAFI

Data topografi digunakan

penentuan lengkung kapasitas serta elevasi bendungan

Data topografi sangat penting untuk hal tersebut diatas,


disamping untuk analisis situasi seperti :
- perhitungan dimensi dan volume
- perhitungan biaya
- analisis penelusuran banjir
- analisis perhitungan PLTA, dsb
26
PERENCANAAN TUBUH BENDUNGAN

A. UMUM

Tubuh bendungan adalah :

merupakan bangunan utama


yang dibuat melintang menutupi alur
sungai yang akan dibendung dengan
perhitungan kekuatan tertentu untuk
mendapatkan daerah tampungan
berupa waduk.

27
PERENCANAAN TUBUH

B. PERENCANAAN TUBUH BENDUNGAN URUGAN

Data yang diperlukan antara lain :

- Elevasi HWL dari perhitungan penelusuran banjir di


pelimpah
- Elevasi mercu pelimpah (berdasar analisis Kapasitas
Tampungan Mati dan Efektif Waduk)
- Persamaan lengkung kapasitas waduk
- Data geologi rencana tanah timbunan (Gs, e, w, ø)
- Asumsi koefisien gempa (umumnya k = 0,15)

28
PERENCANAAN TUBUH

Perencanaan Tinggi jagaan :

Tinggi jagaan adalah perbedaan antara elevasi


permukaan air maksimum rencana didalam waduk
(berdasarkan Q kala ulang tertentu) dan elevasi mercu
bendungan.

Penentuan tinggi jagaan dipengaruhi :

- Tinggi kenaikan permukaan air akibat banjir abnormal


- Tinggi jangkauan ombak akibat angin/gempa
- Jenis type bendungan dan tinggi bendungan

29
PERENCANAAN TUBUH

Standar jagaan untuk bendungan urugan :

H ≤ 50 m ; tinggi jagaan Hf ≥ 2,0 m


50 ≤ H ≤ 100 m ; tinggi jagaan Hf ≥ 3,0 m
H ≥ 100 m ; tinggi jagaan Hf ≥ 3,5 m

30
PERENCANAAN TUBUH

Perencanaan Lebar bendungan :

Perhitungan lebar atas mercu

Rumus : B = 3,6 H 1/3 – 3

dimana :
B = lebar puncak bendungan
H = tinggi bendungan total (termasuk jagaan)

31
PERENCANAAN TUBUH

Perencanaan Lereng Tubuh Bendungan :

Rumus untuk kemiringan lereng hulu :


Fs = 1,1 = [(m – k ’ )/(1 + k m ’ )] . tan ø

Rumus untuk kemiringan lereng hilir :


Fs = 1,1 = [(n – k)/(1 + k n)] . tan ø)

dimana :
m dan n adalah kemiringan lereng hulu dan hilir untuk arah
horizontal
’ =  Sat/( Sat - 1)
 Sat =  w . Gs (1 + w)/(1 + e)
32
PERENCANAAN TUBUH

Sketsa :
B

H
n
m

L = B + (m.H + n.H)

33
PERENCANAAN TUBUH

Diagram Alir Penentuan Elevasi Mercu Bendungan


Mulai

Data Topografi Erosi Lahan Debit Historis


Outflow Rencana
Kehilangan Air

El Dasar Waduk Debit Sedimen Simulasi Kapasitas


Lengkung Kap. Tamp. Efektif

Usia Guna Waduk

Analisa Tamp. Mati

a b c
34
PERENCANAAN TUBUH

Lanjutan Diagram Alir Penentuan Elevasi Mercu Bendungan

a b c

Elevasi Intake

Elevasi Mercu Pelimpah

Analisa Kap. Pelimpah


&Penelusuran Banjir

Perhitungan T. Jagaan

Elevasi Mercu Bendungan

Selesai
35
ANALISA STABILITAS

Umum

Stabilitas bendungan, meliputi :


- stabilitas terhadap filtrasi
- stabilitas lereng hulu/hilir bendungan (Mektan)
- stabilitas terhadap geser
- stabilitas terhadap guling

Stabilitas terhadap filtrasi


Tubuh bendungan dan pondasi harus
mampu mempertahankan diri dari
gaya-gaya yang mengalir melalui
celah-celah material tanah tubuh
bendungan dan pondasinya.

36
ANALISA STABILITAS

Daya tahan ditentukan oleh analisa :


- Formasi garis rembesan
- Kapasitas air filtrasi
- Analisa piping akibat filtrasi

Penentuan Garis Rembesan :


Formasi garis rembesan dengan
metode Casagrande (bila tanah
isotropis dan non isotropis)
(terlampir)
37
ANALISA STABILITAS

KAPASITAS ALIRAN FILTRASI


- Yaitu kapasitas rembesan yang mengalir ke hilir
melalui tubuh bendungan
- Kapasitas yang besar dapat menyebabkan kehilangan
air waduk yang besar, menimbulkan bahaya piping.
- Perkiraan kapasitas dihitung menggunakan jaring-
jaring trayektori aliran filtrasi, dengan rumus :

Qf = (Nf/Nd) x K x H x L
dimana :
Qf = kapasitas aliran filtrasi
Nf = Angka pembagi garis trayektori
Nd = angka pembagi garis equipotensial
K = Koef permeabilitas tanah
L = Panjang aliran air pada tubuh bendungan

38
ANALISA STABILITAS

STABILITAS TERHADAP PIPING/FILTRASI


- Agar filtrasi tidak menimbulkan gejala sufosi/
sembulan maka kecepatan aliran harus kecil.
- Parameter agar V kecil adalah kemiringan energi
aliran filtrasi harus kecil juga atau tidak boleh
melebihi i kritis (ic ).
- Rumus :
V =Kxi
= K x Δh/L
dimana :
V = kecepatan aliran
K = Koef permeabilitas tanah
Δh = beda tinggi air hulu dan hilir
L = panjang rerata aliran filtrasi
ic = (Gs – 1)/(1 + e)

39
PERENCANAAN PELIMPAH

A. UMUM

Bangunan Pelimpah termasuk Bangunan Pelengkap

Artinya bangunan beserta instalasinya


yang memungkinkan beroperasinya
bendungan dengan baik, bila bangunan ini
tidak berfungsi/tidak ada maka akan
dapat membahayakan konstruksi
bendungan.

40
PERENCANAAN PELIMPAH

Pengertian Bangunan Pelimpah :


Adalah bangunan beserta instalasinya untuk mengalirkan
air banjir yang masuk ke dalam waduk agar tidak
membahayakan keamanan bendungan

Type bangunan pelimpah berdasarkan fungsi :


- Pelimpah Utama (1,2 Q100 ; 1,2 Q200; Q1000 )
- Pelimpah pembantu (beroperasi bila terjadi banjir yang
luar biasa melebihi Q rencana pelimpah utama)
- Pelimpah darurat (beroperasi bila ada kerusakan pada
pelimpah utama/ terjadi banjir yang melebihi kapasitas
pelimpah utama dan pelimpah pambantu.

41
PERENCANAAN PELIMPAH

Contoh :

Q 1.000 th = 8.500 m3/dt dan


Q 10.000 th = 10.000 m3/dt,

maka :

Kapasitas pelimpah utama (4 pintu) = 8.500 m3/dt

Kapasitas pelimpah pembantu = 10.000 – 8.500


= 1.500 m3/dt

Kapasitas pelimpah darurat = 0,25 x 8.500 m3/dt


= 2.125 m3/dt
42
PERENCANAAN PELIMPAH

BAGIAN-BAGIAN BANGUNAN PELIMPAH

 Saluran Pengarah dan pengatur aliran


(controle structures)

- digunakan untuk mengarahkan dan mengatur aliran


air agar kecepatannya kecil tetapi debitnya besar.
- tipe/jenisnya antara lain : ambang bebas (untuk debit
kecil), ambang berbentuk bendung pelimpah (debit
besar), bendung pelimpah menggantung (pada
bendungan beton)

43
PERENCANAAN PELIMPAH

 Saluran Peluncur
- digunakan untuk membuat agar kecepatan air yang
meluncur ke hilir dibawah kecepatan kritis yang
diijinkan.
V = k. R 2/3 . S 0,5
Fr = V/(g. L) 0,5 ≥ 1 (ktritis dan super kritis)

Fr diusahakan ≤ 1 supaya terjadi aliran sub


kritis sehingga terhindar adanya kavitasi yaitu
gaya tarik pada dasar saluran sehingga
merusak saluran peluncur.

44
PERENCANAAN PELIMPAH

 Peredam Energi

- digunakan untuk mengjilangkan atau mengurangi energi


air agar tidak merusak tebing, atau bangunan lain dihilir
bangunan pelimpah dengan loncatan energi/kolam
olakan, dsb.

45
PERENCANAAN PELIMPAH

B. PERENCANAAN PELIMPAH

Dasar Perencanaan :

belum ada cara perhitungan yang benar-benar


mantap, kebanyakan masih mendasarkan pada
asumsi-asumsi yang kebenarannya belum teruji, oleh
karena itu maka pengujian dengan model test sangat
dianjurkan.

46
PERENCANAAN PELIMPAH

Data yang diperlukan antara lain :

- Koefisien limpahan (literature/empiris


berdasarkan tipe = (1,5 sampai - 2,2)
- Elevasi pelimpah (hasil analisa tampungan
efektif waduk)
- Persamaan lengkung kapasitas waduk

47
PERENCANAAN PELIMPAH

Langkah Perencanaan Pelimpah :

1) Perhitungan kapasitas pengaliran

Rumus yang dipakai :


Q = C. L . H 3/2

dimana :
Q = debit (m3/dt)
C = Koefisien limpasan (m0,5)
L = lebar efektif pelimpah (m)
H = total tinggi air diatas mercu pelimpah (m)

48
PERENCANAAN PELIMPAH

2) Perhitungan lebar efektif pelimpah

Rumus yang dipakai :


L = L’ – 2 (N.Kp + Ka)H

dimana :
L = lebar efektif pelimpah (m)
L’ = Lebar sebenarnya (m)
N = jumlah pilar di atas mercu (buah)
Kp = Koefisien kontraksi pada pilar
Ka = Koefisien Kontraksi pada dinding samping
H = Tinggi air di atas mercu

49
PERENCANAAN PELIMPAH

Penelusuran banjir melalui pelimpah

Adalah merupakan peramalan hidrograf disuatu titik


pada suatu aliran berdasarkan atas pengamatan
hidrograf di titik yang lain.

Tujuan untuk mengetahui besarnya perubahan banjir


yang melewati waduk menyangkut bangunan
pelimpahnya.

50
PERENCANAAN PELIMPAH

Rumus yang dipakai :

Hukum kontinuitas :
I–O = ds/dt
atau dapat dikembangkan menjadi :
(I1 + I2)/2 + ψ = φ

dimana :
I = debit inflow (m3/dt )
Ψ = tampungan awal (m3/dt )
Φ = tampungan akhir (m3/dt )

51
PERENCANAAN PELIMPAH
Tabulasi Perhitungan Penelusuran Banjir

Tabel 1
El. MAW S S/t Q pelimp. Q/2  
(m) (Jt m3) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
=(3)-(5) =(4)+(6)
Elevasi
rencana
pelimpah
A
B (A+B)/
2

52
PERENCANAAN PELIMPAH

Tabel 2
T Inflow I rerata   Q pelimp. El.
(jam) Q kala (I1+I2)/2 (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) MAW
ulang (m3/dt) (m)
tertentu
(m3/dt)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
=(3)+(4)
A A
B (A+B)/2

C (B+C)/2 X

53
PERENCANAAN PELIMPAH

Diagram Alir Penentuan Elevasi Mercu Pelimpah


Mulai

Data Topografi Erosi Lahan Debit Historis


Outflow Rencana
Kehilangan Air

El Dasar Waduk Debit Sedimen Simulasi Kapasitas


Lengkung Kap. Tamp. Efektif

Usia Guna Waduk

Analisa Tamp. Mati

a b c
54
PERENCANAAN PELIMPAH

Lanjutan Diagram Alir Penentuan Elevasi Mercu Pelimpah

a b c

Elevasi Intake

Elevasi Mercu Pelimpah

Selesai

55
TUGAS TERSTRUKTUR

1. Mencari dan memberikan tanggapan singkat


tulisan/makalah/jurnal tentang Bendungan
dan Waduk dengan sub tema :
a. Perencanaan Bendungan
b. Pelaksanaan Konstruksi Bendungan/
Perbaikan Pondasi
c. Operasi dan Pemeliharaan Bendungan
d. Tinjauan Keamanan Bendungan
Pilih salah satu (Bersifat Perorangan)

56
TUGAS TERSTRUKTUR

2. Membuat Peta Pikiran/Diagram Alir dari Garis


besar Proses Perencanaan :
a. Waduk
-Tampungan Mati
-Tampungan Efektif
-Tampungan Banjir
b. Bendungan
- Dimensi Tubuh Bendungan
Catatan :
Proses diawali dari data-data yang diperlukan.
(Bersifat Kelompok)

57
Referensi :

- Anonymous (1977), Design of Small Dams


- Sosrodarsono Suyono (1989), Bendungan Type Urugan
- Sudibyo R (1993), Teknik Bendungan
- Novak (1990), Hydraulic Structure
- Varshney R (1978), Concrete dams
- Shuichi Sato (2000), Dams In Indonesia
- Balitbang PU (1995), Bendungan Besar di Indonesia
- Dep PU (1997), Peraturan Men PU No. 72/PRT/1997,
Keamanan Bendungan

58
SELESAI

59

Anda mungkin juga menyukai