Anda di halaman 1dari 33

MORFOLOGI

DAUN
DISUSUN OLEH :
1. Fitri Novianti 30318111
2. Gary Agum R 30318112
3. Irfan Hamdana 30318113
4. Isro’ul Hanifah 30318114
5. Kiki Safitri 30318114
MORFOLOGI adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk
organisme

DAUN adalah salah satu bagian dari tumbuhan yang berfungsi untuk
fotosintesis

MORFOLOGI DAUN adalah pengetahuan mengenai bentuk sehelai


daun, baik berupa daun tunggal maupun
majemuk
FUNGSI DAUN
1. Tempat terjadinya fotosintesis
Fungsi daun yang paling utama adalah sebagai tempat untuk mengolah zat makanan yang
dimiliki. Proses pengolahan inilah yang disebut dengan fotosintesis. Fotosintesis adalah suatu
proses biokimia pembentukan karbohidrat dari bahan anorganik yang dilakukan oleh
tumbuhan. Terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun, yaitu klorofil.
Dalam fotosintesis, cahaya matahari diserap oleh klorofil pada daun. Dan diubah menjadi
energi kimia yang disimpan dalam bentuk karbohidrat atau senyawa organik lainnya.
Pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim palisade. Sedangkan pada
tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
2. Sebagai organ pernapasan
Fungsi daun yang penting selanjutnya adalah sebagai organ pernapasan tumbuhan. Daun
memiliki stomata yang berfungsi sebagai organ respirasi. Stoma atau bentuk jamaknya stomata,
mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai hasil
fotosintesis.
Stomata merupakan struktur bukaan yang terdapat sel penjaga di sampingnya. Pada umumnya
stomata terdapat di bawah permukaan daun, tetapi ada pula yang di atas maupun di bawah.
LANJUTAN FUNGSI DAUN
3. Tempat transpirasi
Fungsi daun selanjutnya adalah sebagai tempat terjadinya transpirasi. Apa itu transpirasi?
Transpirasi merupakan keadaan hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan. Sebagian besar transpirasi
berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula daun dalam jumlah yang lebih sedikit. Transpirasi
terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk mengambil karbon dioksida dari udara untuk
berfotosintesis.
Lebih dari 20 % air yang diambil oleh akar dikeluarkan ke udara sebagai uap air. Sebagian besar uap air
yang ditranspirasi oleh tumbuhan tingkat tinggi berasal dari daun selain dari batang, bunga dan buah.
4. Tempat terjadinya gutasi
Gutasi merupakan proses pelepasan air dalam bentuk cairan dari jaringan daun. Gutasi terjadi saat
kondisi tanah sesuai, sehingga penyerapan air tinggi. Namun laju transpirasi rendah maupun ketika
penguapan air sulit terjadi karena tingginya kelempaban udara.
Proses gutasi terjadi pada struktur daun mirip stomata yang bernama hidatoda. Gutasi dapat diamati
dengan munculnya tetes-tetes air di tepi daun yang tersusun teratur.
Titik-titik air yang keluar dari jaringan daun melalui proses gutasi bukanlah air murni. Berbagai
senyawa diketahui terlarut di dalamnya. Beberapa senyawa yang ditemukan terlarut dalam titik-titik air
tersebut adalah enzim, gula, asam amino, vitamin, serta mineral seperti P, K, Na, Mg, dan Fe.
LANJUTAN
FUNGSI DAUN

5. Alat reproduksi vegetatif


Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual atau tanpa
adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina. Proses ini dapat dilakukan secara alami
dan buatan. Reproduksi vegetatif alami adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa
campur tangan pihak lain seperti manusia.
Salah satu tumbuhan yang mengalami reproduksi vegetatif melalui daun adalah tumbuhan
cocor bebek. Tumbuhan cocor bebek akan mengeluarkan tunas pada daunnya sebagai
proses perkembangbiakan. Tunas ini disebut juga tunas adventif.
Struktur Morfologi Daun
• Helaian daun (lamina)
• Tangkai daun (petiolus), terdapat bagian yang menempel pada batang
disebut pangkal tangkai daun. Ada tumbuhan tertentu yang daunya
tidak bertangkai daun misalnya rumput
• Pelepah daun (folius), pada tumbuhan monokotil pangkal daun pipih
dan lebar serta membungkus batangnya
Struktur Anatomi Daun
Jaringan Penyusun :
• Jaringan Epidermis
• Jaringan mesofil
• Jaringan Pengangkut
Jaringan Epidermis
• Epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami
penebalan dari zat kutin (kutikula) atau kadang dari lignin.
• Terdapat stoata pada jaringan epidermis yang diapit oleh dua sel
penutup
• Struktu dalam jaringan epidermis berbentuk pipih
• Jaringan epidermis memiliki dua jenis jaringan, yaitu permukaan
adaksial dan permukaan abaksial
• Struktur stomata dapat membuka dan menutup ini berfungsi sebagai
tempat terjadinya pertukaran gas dan air
Jaringan Mesofil
• Mesofil merupakan lapisan jaringan dasar yang terletak antara epidermis
atas dan epidermis bawah dan diantara berkas pengangkut.
• Jaringan mesofil tersusun atas parenkim palisade dan parenkim spons
• Parenkim mesofil ada tempat terjadinya fotosintesis utama karena
mengandung kloroplas
• Parenkim palisade sel nya berbentuk silindris, tersusun rapat sejajar.
Terdapat di bawah epidermis unilateral (selapis) atau multilateral (berlapis
banyak). Biasanya terdapat pada permukaan abaksial daun.
• Parenkim spons terdiri dari sel bercabang dan tak teratur bentuknya. Pada
jaringan ini memiliki lobus (rongga) yang terdapat antara sel satu dengan
lainya.
Jaringan Pengangkut
• Jaringan pengangkut terdriri dari Xylem dan Floem
• Berdinding tipis untuk memudahkan terjadinya transpor antar sel,
memiliki kloroplas seperti mesofil.
• Pada daun dikotil parenkim berkas pengangkut memperluas ke arah
epidermis pada satu atau kedua sisi daun. Sel mencapai arah
epidermis ini befungsi dalan pengangkutan pada daun
Tangkai Daun
(Mesopodium atau Petiolus)
Menghubungkan dasar daun dengan helaian daun. Tangkai daun ini ada yang panjang,
dan ada pula yang pendek, atau bahkan tidak ada. Daun yang tidak bertangkai disebut
daun duduk (sessilus)
Tangkai dan dasar daun ini memungkinkan helaian daun berubah posisinya
sehingga efektif dalam menagkap cahaya matahari. Tangkai ini juga memungkinkan daun
bergerak gerak bebas bila tertiup angin, sehingga membantu mendinginkan helaian
daun.Pada beberapa jenis akasia, misalnya Acacia auriculiformis dan A. mangium, tangkai
daun ini justru tumbuh memipih dan melebar menggantikan helaian daunnya yang hanya
muncul di saat semainya masih kecil. Tangkai daun semacam ini dikenal sebagai
phyllodus.
Beberapa kondisi tangkai daun pada berbagai jenis tumbuhan diantaranya :
1. Berkelenjar (grandular) : misalnya pada jengkol (Archidendron pauciflorum)
2. Berongga, serupa spons : misalnya pada talas (Colocasia)
3. Berongga, bolong : misalnya pada pepaya (Carica papaya)
4. Bersayap : misalnya pada jeruk (Citrus)
5. Bersendi sendi : misalnya pada kenari (Canarium)
Tangkai daun
(mesopodium atau petiolus)
Dasar daun
• Menghubungkan dasar daun dengan
( hypopodium ) helaian daun. Tangkai daun ini ada yang
panjang, dan ada pula yang pendek, atau
• Bagian yang melekatkan
bahkan tak ada. Daun yang tak bertangkai
daun ke batang. Dasar daun
disebut daun duduk (sessilus).
ini adakalanya memiliki
• Beberapa kondisi tangkai daun pada
organ tambahan di kanan-
berbagai jenis tumbuhan, di antaranya:
kirinya yang dikenal sebagai
1. Berkelenjar (glandular):
daun penumpu.
misalnya pada jengkol (Archidendron
• Di ketiaknya, yang lebih
pauciflorum).
umum dikenal sebagai ketiak
2. Berongga, serupa spons:
daun, terletak kuncup yang
misalnya pada talas (Colocasia).
kelak akan berkembang
3. Berongga, bolong:
menjadi tunas cabang atau
misalnya pada pepaya (Carica papaya).
tunas perbungaan.
4. Bersayap:
misalnya pada jeruk (Citrus).
5. Bersendi-sendi:
misalnya pada kenari (Canarium).
Helaian daun
(epipodium atau lamina)

Lembaran di mana proses-proses fotosintesis terutama


berlangsung.

pangkal dan tekstur bagian yang


bangun dasar tepi pertulangan
ujung permukaan lain-lain
BANGUN DASAR DAUN

a. pedang/belati e. lanset oval i. sudip


l. ginjal
b. jarum f. jorong j. bundar telur
m. jantung terbalik
c. linear/garis g. lonjong k. orbikular/lingkaran
d. lanset h. bundar telur sungsang

n. jantung r. tombak
o. belah ketupat s. mata panah
p. berbagi menyirip t. segitiga
Bangun dasar daun
a. Pedang / Belati
contoh : daun nenas sebrang (Agrave cantala)
b. Jarum
Contoh :Daun pinus markusii
c. Linier / Garis
Contoh : Berbagai macam rumput (Gramineae)
d. Lanset yaitu jika panjang : lebar = 3-5 : 1
Contoh : Daun Kamboja (Plumiera acuminata Ait)
LANJUTAN

Bangun dasar daun


e. Lancet Oval
Contoh : Bambu sero (Bambusa vulgaris ) , Rotan (Rattan ratans)
f. Jorong
Contoh : Daun Nangka (Artocarpus Integra Merr)
g. Lonjong
Contoh : Pohon Jambu bol ( Zizicium = Eugenia jambola) dari famili Myrtaceae,
Sirsak (Annona muricata) dan Sirikaya (Annona squamosa) dari famili
Annonaceae
h. Bundar Telur Sungsang
Contoh : Daun Sawo kecik (Manilkara kauki Dub)
LANJUTAN

Bangun dasar daun


i. Sudip
contoh : Daun Tapak Liman (Elephatopus scaber L)
j. Bundar Telur
contoh : Daun Kembang Sepatu (Hisbiscus rosa – sinensis)
k. Orbikular / Lingkaran
Contoh : teratai besar (Nelumbium nelumba Druce)
l. Ginjal
Contoh : Daun Pegagan (Centella asiatica)
m. Jantung Terbalik
Contoh : Daun Semanggi Gunung ( Oxsalis corniculata L)
LANJUTAN

Bangun dasar daun


n. Jantung
contoh : Daun Waru (Hibiscus tiliaceus L)
o. Belah Ketupat
contoh : Daun Bengkuang (Pachyrrhizus eresus Urb)
p. Berbagi menyirip
Contoh : daun Kenikir (Cosmos caudatus M.B.K.)
LANJUTAN

Bangun dasar daun


q. Tombak
Contoh :
r. Mata Panah
contoh : Daun Enceng
s. Segitiga
contoh :Daun Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa L)
t. Daun segitiga Terbalik
Contoh : Daun Semanggi (Marsilea crenata Pres 1)
BANGUN DASAR BUNGA
1. Bulat atau Bundar (orbicularis). jika
panjang : lebar = 1:1
contoh: teratai besar (Nelumbium
nelumba Druce)

gambar 1.2. pegagan, contoh bangun daun bulat

gambar 1.1. teratai besar, contoh bangun daun bulat


gambar 1.3. daun yang bulat (bentuk daun secara teoritis) gambar 1.4. daun yang bulat
2. Bangun Perisai (Peltatus). mempunyai tangkai daun yang tertanam pada bagian
tengah helaian daun.
contoh:daun talas (Xanthosoma)

gambar 2.1. daun talas, contoh bangun daun perisai gambar 2.2. tangkai daun talas tertanam dibagian
tengah daun
3. Jorong (ovalis atau elipticusi). jika perbandingan
panjang : lebar 1,5 - 2 : 1

gambar 3.1. daun jorong


ganbar 3.2. daun nangka, contoh bangun daun jorong
Memanjang (oblongus). yaitu jika Bangun lenset (lanceolotus).
panjang : lebar = 2,5 - 3 : 1 yaitu jika panjang : lebar = 3-
5:1

daun sirsat (Annon a muricata L) daun kamboja (Plumiera acuminata Ait)


Bangun bulat telor (ovatus)
Pangkal & ujung daun
1. Acuminatus: luncip[4], meruncing; dengan ujung menyempit memanjang.
2. Acutus: lancip; ujung atau pangkal daun membentuk sudut runcing (< 90°).
3. Aristatus: berujung jarum; ujung tiba-tiba menyempit sangat panjang dan kaku seperti
jarum.
4. Caudatus: berekor; ujung tiba-tiba menyempit panjang seperti ekor.
5. Cuspidatus: meluncip dan menggulung dalam ekor di ujungnya, membentuk semacam
contong atau kerucut sempit.
6. Emarginatus: melekuk dangkal di ujungnya.
7. Mucronatus: bermukro; ujung tiba-tiba menyempit dan berekor pendek.[5]
8. Mucronulatus: bermukro kecil; mukro (ekor) sangat kecil, serupa duri, yang dinamai
mukronul.[5]
9. Obcordatus: melekuk dalam di ujungnya.
10.Obtusus: menumpul; dengan ujung atau pangkal tumpul.
LANJUTAN
PANGKAL & UJUNG daun
11. Retusus: terbelah; melekuk dangkal pada ujung yang lebar.
12. Rotundus, rotundatus: membundar di ujung atau pangkalnya.
13. Truncatus: terpangkas atau rompang; dengan ujung seperti terpotong, rata.
14. Auriculatus: bercuping, atau bertelinga; pangkal helaian membentuk cuping seperti
telinga. Misalnya pada terentang putih.
15. Cordatus: bangun jantung; pangkal helaian melekuk bentuk jantung.
16. Cuneatus: bangun baji; pangkal helaian menyudut (≤ 90°) seperti ujung baji.
17. Hastatus: bangun pangkal mata tombak; runcingan helaian bagian belakang
menghadap ke depan atau samping.
18. Oblique: miring; helaian di pangkal tidak simetris. Misalnya pada Begonia.
19. Sagittatus: bangun pangkal mata panah; runcingan helaian bagian belakang
menghadap ke belakang.
PERMUKAAN HELAIAN DAN KESAN RABA
1. Bullatus: berbincul-bincul kecil; permukaan berkerut dan berbincul kecil tak beraturan,
seperti bincul lepuh.[6]
2. Coriaceus: seperti kulit; yakni agak kaku dan keras, namun cukup lentur. Contohnya daun
nangka.
3. Farinaceus, farinosus: mengandung pati atau semacamnya; permukaannya bertabur
semacam tepung.
4. Fenestratus: berjendela; dengan lubang-lubang serupa jendela pada helaian daunnya
(misalnya pada Monstera deliciosa atau Aponogeton fenestralis), atau dengan 'jendela kaca'
dari jaringan yang transparan.
5. Glabrus: lokos, gundul; tak berambut. Glabrescens: gundul karena rambutnya rontok.
6. Glaucus: tersaput serbuk (halus, putih kebiruan, dan mudah terhapus).
7. Glutinus: melengket.
8. Lepidotus: bersisik; tertutupi sisik-sisik kecil yang mudah lepas.
9. Maculatus: bernoda atau bertotol-totol; dengan noktah-noktah yang warnanya berbeda.
PERMUKAAN HELAIAN DAN KESAN RABA
LANJUTAN

10. Muricatus: berduri-duri kecil; terasa kasar karena adanya tonjolan-tonjolan dan duri-duri
kecil yang bengkok.
11.Papillatus, papillosus: dengan tonjolan-tonjolan serupa puting memanjang.
12.Perforatus: berlubang; dengan lubang-lubang serupa 'jendela kaca' dari jaringan yang
transparan, seperti pada Crassula perforata dan Hypericum perforatum; atau dengan
lubang-lubang biasa yang bolong.
13.Punctatus: berbintik; berbintik-bintik baik karena lekukan, warna, atau kelenjar yang
transparan.
14.Rugosus: berkerinyut; bergelombang dan melekuk pada pertulangan daun hingga ke
cabang-cabang kecil. Misalnya pada sejenis Begonia.
15.Tuberculatus: berbintil-bintil; permukaan tertutupi oleh semacam bintil-bintil atau jerawat.
16.Verrucosus: berkutil; permukaan tertutupi atau ditumbuhi oleh semacam bintil-bintil besar.
17.Viscus: permukaan tertutupi substansi yang melengket.
Permukaan daun dan juga bagian bagian lain tumbuhan, acap kali tertutupi oleh semacam
rambut dalam berbagai ukuran dan bentuk. Rambut rambut ini lebih tepat disebut dengan istilah
trikoma (trichomes). Pengertian dalam berbagai istilah di bawah ini mungkin ada yang saling

R
tumpang tindih.
1. Arachnosus : dengan rambut halus, tipis, silang menyilang layaknya sarang laba laba
2. Canescens : dengan rambut beledu berwarna kelabu keputihan

A 3. Ciliatus : dengan rambut halus ditepi daun


4. Ciliotus : dengan rambut halus dan sangat pendek

M 5. Floccosus : dengan kelompok kelompok rambut lunak seperti wol, yang mudah terhapus\
6. Glandular : dengan rambut kelenjar, rambut memiliki kelenjar di ujungnya

B
7. Hirsutus : dengan rambut yang agak kasar atau agak kaku
8. Hispidus :dengan rambut yang kaku

U
9. Lanatus, Lanotus : dengan rambut serupa wol
10.Pilosus : dengan rambut lunak, tegak namun jarang, terkesan acak acakan
11.Puberulus : dengan rambut halus, lembut, lurus, tegak dan sangat pendek, sukar terlihat

T dengan mata telanjang


12.Sericeus : dengan rambut yang tampak mengkilat seperti sutera, rambut rambut halus, lurus,
dan rebah melekat di permukaan
Pertulangan daun
Pertualangan daun dimulai dari ujung tangkai daun . Tulang
daun yang terbesar, berjalan dari pangkal ke ujung daun, dikenal
sebagai ibu tulang daun atau tulang daun utama. Tulang daun yang
tumbuh di kanan kiri ibu tulang daun disebut tulang daun samping
atau tulang daun sekunder, sedangkan yang tumbuh selanjutnya
disebut tulang daun tersier, dan seterusnya.
Daun daun yang memiliki satu tulang daun utama disebut
bertulang menyirip (pinnatus), sedangkan yang memiliki dua atau
lebih tulang tulang daun utama ( tulang tulang daun besar yang
berpangkal kurang lebih pada titik yang sama) disebut bertulang
menjari (palmatus). Daun daun rumput dan kebanyakan jenis
monokotil memiliki tulang daun sekunderyang sejajar arahnya,
karenanya disebut bertulang sejajar (parallelus)
REFERENSI
https://www.gurupendidikan.co.id/anatomi-daun-makalah-fungsi-
struktur-gambar-dan-perkembangan/
https://jagad.id/pengertian-daun/
https://scienceandri.blogspot.com/2011/07/anatomi-daun.html
https://materibelajar.co.id/daun-struktur-jaringan-anatomi-fungsi/
https://www.perpusku.com/2016/05/struktur-morfologi-dan-anatomi-
daun.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Daun

Anda mungkin juga menyukai