Anda di halaman 1dari 13

Fermentasi Ampas Tahu

Menggunakan Kapang
Neurospora Karotenogenik

Kelompok 10
Sean Marshelle 200110170023
Nur Syaefullah 200110170088
Vegy Syahrial 200110170156
Fermentasi

⪢ Fermentasi berasal dari bahasa latin “Ferfere” yang berarti


mendidihkan

⪢ Istilah fermentasi digunakan untuk menunjukan proses pengubahan


glukosa menjadi etanol yang berlangsung secara anaerob

⪢ Istilah fermentasi berkembang lagi menjadi seluruh perombakan


senyawa organik yang dilakukan mikroorganisme (Wijaya, 2007)

2
Kapang Karotenogenik
Kapang karotenogenik berasal dari genus
Neurospora dari golongan heterothallic dan
pseudomothallic. Karakteristik dari golongan ini
adalah makro dan mikro konidianya berwarna
kuning hingga jingga karena mengandung
senyawa karoten.

3
Neurospora
Neurospora mempunyai ciri hidup
berkoloni dengan warna kuning
sampai orange pucat dan telah
banyak digunakan untuk pembuatan
makanan tradisional di Indonesia,
misalnya pembuatan oncom melalui
proses fermentasi sehingga dikenal
dengan nama ragi oncom.
Lingkungan Hidup Neurospora

⪢ Suhu ruangan untuk tumbuh


kapang yaitu pada 25-30°C
dengan kelembaban 70-90%

⪢ pH 5,5

5
6
Ampas Tahu
Bahan sisa proses pebuatan tahu
yang berasal dari kacang kedelai
yang telah diambil intisarinya

7
Pembuatan Fermentasi Pakan Kapang Karotenogenik
Neurospora
⪢ Siapkan subtrat yang ditambahkan aquades hingga kadar air 70%.
Subtrat yang digunakan merupakan ampas tahu.

⪢ Timbang mineral yang dibutuhkan.

⪢ Homogenkan secara rata subtrat dengan mineral yang sudah


ditimbang.

⪢ Lakukan sterilisasi dengan cara lakukan pengukusan subtrat


selama 30-45 menit.

⪢ Dinginkan subtrat dengan cara dibiarkan pada suhu ruangan.

⪢ Subtrat diinokulasi dengan inoculum kapang karotenogenik


Neurospora sebanyak 9%, kemudian aduk secara merata.

⪢ Inkubasi secara aerob selama 7 hari.


8
Perubahan Kandungan Pakan Hasil Fermentasi
Perubahan Nutrisi Produk
Sumber
Mikoorganisme Substrat
Sebelum Sesudah

PK = 16,46 %; PK = 23,94 %;

LK = 4,25 % LK = 6,57 %
Neurospora Campuran Kalsum dan
ampas tahu
HCN = 0,43 % HCN = 0,38 %
dan onggok
sitophila Sjofjan (2008)
antitripsin = antitripsin =

5,97 % 5,51%

Lisin = 1,58 %
Lisin = 0,23 %
metionin =
Campuran metionin = 0,1 Nuraini dkk.,
ampas tahu
Neurospora crassa 0,37 %
dan onggok
% Triptofan = (2008)
Triptofan =
0,05 %
0,13 %

9
Hal tersebut disebabkan karena
fermentasi dengan Neurospora dapat
memproduksi enzim protease yang
dapat mencerna protein menjadi asam
amino dan lipase yang mencerna lemak,
trigliserida menjadi asam lemak bebas.

10
Penggunaan ampas tahu yang
difermentasi dengan kapang karotenogenik
pada ternak ungags
 Ampas tahu memiliki kandaungan serat kasar sebesar
22,65%

 Kecernaan serat kasar pada unggas umumnya


berkisar 20-30%

 Hal ini berdampak buruk jika kadar serat kasar terlalu


tinggi dapat mengganggu pencernaan zat lain

 Neurospora yang memiliki sifat selulolitik mampu


memecah ikatan selulosa sehingga menyebabkan
kandungan serat kasar dalam substrat turun

11
Hasil pada ternak unggas
Pada ayam Broiler ampas tahu yang telah
difermentasi oleh Neurospora sp dengan proporsi
perlakuan dalam ransum sebesar 10-20% dapat
terjadi peningkatan performa (konsumsi, efisiensi
ransum, PBB) dan peningkatan bobot karkas
(Mahfudz, 2006).

Fermentasi kapang karotenogenik terhadap


kualitas produk unggas dengan jenis subsrat ampas
tahu dan onggok dapat menurunkan kadar kolestrol
dan dapat meningkatkan skor warna pada kuning
telur (Nuraini dkk, 2008).

12
Thanks for Attention

Any Question?

13

Anda mungkin juga menyukai