Anda di halaman 1dari 10

PERAN KOMUNITAS KREATIF

DALAM PENGEMBANGAN
PARIWISATA BUDAYA DI SITUS
MEGALITIKUM GUNUNG PADANG
Abdurrahman Qeis Ahmad 242017010
Satriandi Haratua Harahap 242017017
Aria Panji Anugrah 242017026
Racmad Ramadhan S 242017038
Farhan Destriawan 242017072
Analisis Jurnal
Peran Komunitas Kreatif dalam Pengembangan
Pariwisata Budaya di Situs Megalitikum Gunung
Padang
Disusun oleh Kotaniza Nafila
Gunung Padang
Terletak di Kabupaten Cianjur
Luas bangunan purbakala 900 m2
Luas situs 3 Ha

Gunung Padang diketahui umurnya lebih tua dari pada


situs Piramida Machu Picu di Peru yang dibangun
Situs Purbakala ini mengalami peningkatan
pada 1450 SM
pengunjung sejak tahun 2010
Tujuan dari jurnal ini diataranya :
Situs Gunung Padang ini belum disertai 1. Mengidentifikasi karakteristik destinasi wisata
dengan fasilitas yang mendukung kegiatan budaya Situs Megalitikum Gunung Padang;
pariwisata 2. Mengidentifikasi karakteristik komunitas kreatif
3. Mengidentifikasi produk wisata yang
direncanakan
4. Mengidentifikasi peran komunitas kreatif
Landasan Teori

Menurut Goeldner (2003), mendefinisikan pariwisata sebagai proses, kegiatan dan hasil
yang didapat dari hubungan dan interaksi antara wisatawan, tourism-suppliers,
pemerintah setempat, dan lingkungan sekitar yang dilibatkan.

International Council on Monuments and Sites (ICOMOS) (2012), menyatakan


pariwisata budaya meliputi semua pengalaman yang didapat oleh pengunjung dari
sebuah tempat yang berbeda dari lingkungan tempat tinggalnya.

tempat yang berbeda dari lingkungan tempat tinggalnya. Timothy dan Nyaupane
(2009), menyebutkan bahwa pariwisata budaya biasanya bergantung kepada elemen
hidup atau terbangun dari budaya dan mengarah kepada penggunaan masa lalu yang
tangible dan intangible sebagai riset pariwisata.

Menurut McKercher dan du Cros (2002), pertumbuhan pariwisata budaya bertepatan


dengan timbulnya apresiasi massa dalam kebutuhan untuk menjaga dan
mengkonservasi aset budaya dan pusaka budaya yang mulai berkurang.
Landasan Teori

Widiastuti (2010), mengatakan komunitas kreatif bisa membuat ruang


terbuka yang tidak berfungsi menjadi lebih menarik untuk didatangi dan
menggunakannya untuk kegiatan yang mereka suka.

Menurut Richard dan Wilson (2006), ada banyak alasan mengapa


kreativitas menjadi popular dalam strategi pembangunan kota, industri
kreatif sering dilihat sebagai baru dan dinamis dan mempunyai daya
tarik yang lebih luas dibandingkan dengan industri budaya yang sudah
ketinggalan jaman.

Hanan (2010), menyatakan sebuah komunitas kreatif diperkuat dengan


interaksi antar membernya. Pertumbuhan dan keberlangsungannya orang
kreatif bergantung seberapa besarnya di dalam interaksi di dalamnya
dengan konteks dan lingkungan yang selalu berubah.
Metodologi
Metode yang dipakai dalam penelitian jurnal tersebut adalah metode
kualitatif.
Pendekatan studi yang dipakai adalah multiple case study, yaitu studi yang
dilakukan untuk mencapai suatu kesimpulan dengan membandingkan satu
kasus dengan kasus lainnya.
Kasus yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah komunitas
kreatif yang melakukan perjalanan ke Gunung Padang yaitu Komunitas
Aleut, Geotrek Indonesia, dan Mahanagari.
Metode yang dipakai dalam penelitian jurnal tersebut adalah metode
kualitatif.

Metode yang dipakai dalam penelitian jurnal tersebut adalah metode


kualitatif.

Metode yang dipakai dalam penelitian jurnal tersebut adalah metode


kualitatif.
Hasil Analisis
Situs Gunung Padang ini juga didukung oleh daya Tarik wisata berupa kebudayaan masyarakat
lokal, Stasiun dan Terowongan Lampengan yang merupakan jalur kereta api Jakarta-Bandung
pertama kali 1879-1882, selain itu juga terdapat perkebunan The Rosa yang merupakan
peninggalan masa kolonialisme Belanda
Komunitas Kreatif yang berperan di Gunung Padang
1. Komunitas Aleut!
Komunitas ini adalah komunitas kreatif asal Bandung yang
menawarkan kegiatan apresiasi kota, diketuai oleh Reza, komunitas
ini bersifat dinamis.

2. Komunitas Geotrek Indonesia


Komunitas ini merupakan suatu komunitas rancangan Budi
Brahmantyo dan T.Bachtiar sebagai penulis buku “Wisata Bumi
Cekungan Bandung”

3. Komunitas Mahangari
Komunitas ini terbentuk dari suatu brand retail uang menawarkan
fashion yang bertemakan Kota Bandung.
i
Produk Wisata Komunitas Kreatif di Situs Gunung Padang
No. Aspek Aleut! Geotrek Mahanagari

Proses Perencanaan

Berasal dari pencarian pusaka


1 Ide Berasal dari ide penggiat Berasal dari Ridwan Hutagalung
budaya

2 Bahan Interpretasi Hasil internet research Dari pakar-pakar Hasil riset

3 Publikasi Melalui Jarkom dan media social Media Sosial Melalui media social
Disiapkan oleh Ridwan
4 Periapan Perjalanan Disiapkan oleh penggiat Disurvei terlebih dahulu
Hutagalung dan Ummy Latifah
Pelaksanaan Tur
Bandung – Stasiun Padalarang –
Bandung- Stasiun Lampengan –
Bandung- Stasiun Lampengan – Stasiun Cianjur- Stasiun
1 Rute yang dijalankan Gunung Padang – Curug
Gunung Padang- Bandung Lampengan – Gunung Padang –
Cikodang – Bandung
Bandung
Minibus/kendaraan pribadi,
2 Fasilitas Transportasi (2 Bus sedang) Elf, makan 1x
makan 1x
Ridwan Hutagalung, penggiat Budi Brahmantyo, Lucky, Lutfi,
3 Interpreter Guide Terlatih dan Juru Pelihara
aktif dan juru pelihara Awang dan Juru Pelihara
Menikmati perjalan sambal
4 Kegiatan yang dilakukan Berdiskusi Berdiskusi dengan pakar
belajar
5 Peserta Penggiat aktif dan tidak aktif Pendaftar Pendaftar

Pasca Pelaksanaan

1 Kegiatan pasca pelaksanaan Penulisan di blog


Empat Peran Komunitas Kreatif
1. Pariwisata
• Komunitas kreatif berperan dalam memberikan manfaat kepada masyarakat dengan memberikan kesempatan
bekerja;
• Alokasi pendapatan untuk konservasi;
• Komunitas kreatif di Gunung Padang belum melibatkan masyarakat dalam perencanaan tur.

2. Pengelolaan asset dan penggunaan asset pusaka


• Mendorong minat publik dalam memberikan apresiasi kepada pusaka budaya melalui media social.

3. Pengembangan Wisata
• Mengembangkan pusaka budaya menjadi produk wisata;
• Menciptakan produk wisata sesuai keinginan wisatawan;
• Memberikan kesempatan untuk melihat langsung situs Gunung Padang;
• Memastikan tur bermanfaat.

4. Wisatawan
• Peran komunitas kreatif menyajikan informasi yang berkualitas
• Menyediakan fasilitas yang menunjang kegiatan wisata
• Memberikan empat sudut pandang geologi, arkeolog, sejahwan dan masyarakat lokal
Kesimpulan
Komunitas kreatif yang merencanakan perjalanan Gunung Padang, mempunyai karakteristik yang beragam walaupun
ketiga komunitas ini memiliki tujuan masing-masing tetapi ketiga komunitas ini mempunyai persaamaan yaitu
menjadikan wisata sebagai alat untuk belajar dan aktif di media sosial untuk penyebaran informasi secara cepat.

Komunitas kreatif berperan dalam pengembangan pariwisata budaya dengan pejabaran sebagai berikut diantaranya
1. Memberikan manfaat kepada masyarakat setempat melalui pemberian kesempatan kerja sebagai local guides
atau intepreter.
2. Menyediakan alokasi pendapatan untuk penjagaan konservasi dan penyajian objek wisata
3. Menyajikan pentingnya pusaka budaya dengan cara yang mudah dimengerti
4. Mengkonversi nilai intristik
5. Mengubah produk budaya menjadi produk wisata budaya untuk memfasilitasi pelanggan
6. Mendorong pengunjung mengetahui lebih banyak merasakan pusaka budaya disuatu wilayah
7. Memastikan pengunjung puas, senang, dan mendapatkan pengalaman
8. Menyajikan informasi yang berkualitas untuk mengoptimalkan pengertian dan pengetahuan terhadap pusaka
budaya
9. Menyediakan fasilitas yang cukup untuk kenyamanan, keamanan, dan kesejahteraan pengunjung
10. Memberikan interprestasi yang meningkatkan apresiasi dan pengetahuan tentang pusaka budaya
11. Memberikan interprestasi yang mendorong kepedulian dan dukungan publik terhadap pusaka budaya
12. Memberikan kesempatan pagi pengunjung dan komunitas setempat untuk mengalami dan mengerti budaya dan
pusaka komunitas secara langsung
Thank You

Anda mungkin juga menyukai