Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 16.A.

1
Ruang Kolaborasi
Modul 1.1.

PROGRAM GURU PENGGERAK ANGKATAN 7


FASILITATOR : Baheramsyah PP : Siti Rahayu
Anggota Kelompok:
PUTRA
IRAWAN SMK N 1 SUKOHARJO
M. ROMA
ASFARI UPT SMPN 2
ADILUWIH
YOHANES
DIKI .S. SMP XAVERIUS
PRINGSEWU

LIANA YUNISA UPT SMPN 2


SUKOHARJO
YULIA
WULANDARI UPT SDN SRIRAHAYU
INTAN Calon Guru
WIDORA UPT SMPN 1 Penggerak
SUKOHARJO
Angkatan 7
Dalam pemikiran Ki Hajar
Dewantara, terdapat teori kovergensi
yang terdiri dari gabungan dua hal
yakni teori tabularasa (kertas
kosong), dan teori negatif (kertas
berisi coretan). Dimana, kita sebagai
pendidik harus bisa mengarahkan
hal-hal positif agar karakter dan
watak positif si anak yang paling
kuat muncul dibanding watak dan
karakter negatifnya.
Jika dilihat dari teori
Konvergensi Ki Hajar
Dewantara, sosio-kultural
menjadi proses
‘menebalkan’ kekuatan
kodrat anak yang masih
samar-samar.
Falsafah Ragam Kearifan Lokal yang ada
di Lampung - Pringsewu
Jejama Secancanan- Lampung Sakai Sambayan - Lampung Nemui Nyimah - Lampung
Bersama-sama saling bergandengan
tangan atau dengan kata lain
Gotong-royong, tolong-menolong, Perilaku yang sopan santun,
bergotong royong, berat sama dipikul, bahu-membahu, dan saling bermurah hati, serta ramah
ringan sama dijinjing. memberi terhadap sesuatu yang tamah terhadap semua pihak
diperlukan oleh orang lain. yang datang.

Nengah Nyappur - Lampung Gugur Gunung - Jawa Bageur - Sunda


Mengutamakan rasa kekeluargaan dan Kegiatan gotong royong atau kerja Perilaku baik yang mana baik antarsesama,
didukung dengan sikap suka bergaul dan bakti untuk kepentingan bersama. andil dalam memberikan bantuan, seperti
bersahabat, menumbuhkan semangat suka Masyarakat bahu-membahu bantuan dalam moral baik, pikiran, dan materi,
bekerja sama dan tenggang rasa yang tidak pelit pada sesama, tidak tinggi
membetulkan jalan, membuat
tinggi antar sesamanya. emosional, penolong, ikhlas dalam
jembatan, dan membangun pos ronda. melaksanakan serta mengamalkannya.
Apa saja yang menjadi
kekuatan potensi kodrat
keadaan di Pringsewu?
Kodrat Alam yang ada di Kabupaten Pringsewu

Persawahan Perkebunan

Letak Geografis
& Bentang Alam

Bendungan Sungai, dll.


Kodrat Keadaan yang ada di Kabupaten Pringsewu

Pertanian Perniagaan
Potensi
Pringsewu
Sentra Industri Akademik &
(Genteng) Non Akademik
Kodrat Keadaan berdasarkan sosio-kultural di Kabupaten Pringsewu

Jawa Lampung

Ragam Suku

Sunda Batak, dll.


Konteks Kebudayaan yang ada di Kabupaten Pringsewu
Kuda
Kepang Janger

Kesenian
Seni Bela Diri,
Hadroh dll.
Kekuatan konteks sosio-kultural di Pringsewu yang
sejalan dengan pemikiran KHD

Berdasarkan teori konvergensi Ki Hajar


Dewantara, kabupaten Pringsewu berusaha
‘menebalkan’ karakter anak dengan kearifan
lokal yang beragam dengan membudayakan nilai-
nilai luhur yang ada.
Nilai-nilai luhur tercermin dari semboyan Pringsewu
“Jejama Secancanan”

Empati yang Gotong


Sopan Santun Tinggi Royong

Budaya Tertib Religius


Nilai-nilai luhur tercermin dari semboyan Pringsewu
“Jejama Secancanan”

Nilai luhur kearifan budaya Pringsewu yaitu JEJAMA


SECANCANAN, artinya bersama-sama saling bergandengan
tangan atau dengan kata lain bergotong royong, berat sama
dipikul, ringan sama dijinjing. Dalam melaksanakan kegiatan
saling mendukung dan bergotong royong, baik di lingkungan
keluarga, sekolah, ataupun masyarakat.
Tantangan dalam Menerapkan Pemikiran
KHD dengan sosio-kultural di Pringsewu
1. Latar belakang profil peserta didik di Pringsewu. Seperti beragamnya
mata pencaharian orang tua siswa antara lain petani, pedagang,
pegawai, wirausaha, buruh, dll.
2. Masuknya budaya luar turut mempengaruhi karakter peserta didik.
3. Tuntutan pembelajaran di era revolusi industri 4.0.
Solusi Penerapan Pemikiran KHD dengan sosio-
kultural di Pringsewu
Berdasarkan tantangan yang muncul, ada banyak solusi yang bisa diberikan. Solusi
tersebut diantaranya:
1. Memanfaatkan sumber alam yang ada, agar terwujud siswa yang kreatif,
inovatif, serta mampu menghasilkan produk yang berkualitas dan bernilai
jual.
2. Menerapkan budaya lokal dengan nilai-nilai luhur yang ada agar peserta didik
memiliki karakter bangsa yang tercermin dari semboyan Jejama Secancanan dan
Profil Pelajar Pancasila.
3. Melestarikan kebudayaan yang dikemas dalam kegiatan siswa di kelas atau
sekolah.
4. Memanfaatkan digitalisasi dalam pembelajaran abad 21 sesuai dengan konteks
kearifan lokal, dll.
Aksi Nyata Penerapan Pemikiran KHD dengan Sosio-Kultural
di Sektor Pendidikan Kabupaten Pringsewu

1. Gerakan daur ulang sampah, yang dibuat menjadi pupuk organik. Kemudian,
hasil pengolahan tersebut digunakan untuk pertanian. Bahkan beberapa sekolah
memproduksi kompos yang memiliki nilai jual kepada masyarakat sekitar.
2. Pembudayaan Jumat bersih, Jumat religi, Jumat sehat, dll.
3. Pembiasaan budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun).
4. Gebyar seni tahunan, pawai budaya, karnaval, dan pentas seni tari atau musik
budaya Lampung.
5. Memanfaatkan akun belajar.id untuk mengakses fitur pendidikan di portal resmi
Kemdikburistek, contohnya fitur peta budaya di Portal Rumah Belajar.
Terim
a
Kasih

TERGERAK, BERGERAK, DAN


MENGGERAKKAN

Anda mungkin juga menyukai