Anda di halaman 1dari 35

FA R M A K O T E R A P I

III
OSTEOPOROSIS

DOSEN PEMBIMBING:
S R I O K T AV I A M . F a r m , A p t

KELOMPOK 6:

1. AFRIA NOVI (16101052)


2. AMELIA EKA TAMA(1601053)
3. BONA LOVIKA (1601055)
4. CENDA WIRDATUL JANNA(1601056)
5. DESLINA SETRIA MITA (1601057)
6. DESNA AMELLIYA (1601058)
7. DEVI PUSPITA(1601059)
8. DIAN OTAVIANI(1601060)
Defenisi
• Menurut dipiro ed 9 Osteoporosis adalah kelainan
tulang yang ditandai dengan kepadatan tulang yang
rendah, kerusakan arsitektur tulang, dan kekuatan
tulang yang terganggu yang menjadi predisposisi
fraktur
• Osteoporosis adalah kekurangan kepadatan tulang
yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan
mudah patah.
• osteoporosis merupakan penyakit tulang yang ditandai
dengan penurunan massa tulang dan perburukan
mikroarsitektur tulang sehingga tulang rapuh dan
meningkatkan risiko terjadinya fraktur (sudoyono,2007)
Sel yang bertanggung jawab untuk
formasi tulang disebut osteoblas,
sedangkan osteoklas bertanggung
jawab untuk resorpsi tulang. Pada
osteoporosis akan terjadi
abnormalitas bone turnover, yaitu
terjadinya proses resorpsi tulang
lebih banyak dari pada proses
formasi tulang.
epidemiologi
• Prevelensi osteoporosis pada wanita 75 tahun adalah 90%.
Rata – rata wanita usia 75 telah kehilangan 25% tulang
kortikalnya dan 40% trabekularnya dengan bertambahnya
usia populasi ini isendensi fraktur 1,3 jt pertahun, nyeri, dan
kecacatan yang berkaitan dengan nyeri meningkat

• Studi pemeriksaan densitas massa tulang yang dilakukan


terhadap 65.727 sampel oleh Puslitbang Gizi Depkes RI pada
16 wilayah di Indonesia tahun 2005 menunjukkan prevalensi
osteoporosis 10,3%.
Klasifikasi osteoporosis
• Osteoporosis primer
merupakan osteoporosis yang tidak diketahui
penyebabnya, Osteoporosis primer kemudian dibagi
menjadi dua tipe, yaitu :

- Osteoporosis tipe I, pasca menopause.


- osteoporosis tipe II , osteoporosis senilis.

Esterogen menjadi faktor yang sangat berperan


pada timbulnya osteoporosis tipe I maupun tipe II.
• Osteoporosis sekunder
osteoporosis yang dapat terjadi pada umur berapapun dan
berhubungan dengan :
- gangguan endokrin,
- faktor genetik, dan
- akibat penggunaan obat-obatan
(Sudoyo, 2007).

• Osteoporosis Idiopatik
Osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya dan ditemukan pada :
- Usia kanak-kanak (juvenile)
- Usia remaja (adolesen)
- Wanita pra-menopause
- Pria usia pertengahan
(Boedhi Darmojo, 1999 : 197)
KLASIFIKASI OSTEOPOROSIS MENURUT WHO

WHO mengklasifikasikan massa tulang


berdasarkan skor T. Skor T adalah jumlah
standar deviasi dari rerata kerapatan massa
tulang (bone mass density, BMD) untuk populasi
normal muda. Massa tulang normal adalah
mereka dengan skor T lebih besar dari –1,
osteopenia –1 sampai –2,5 dan osteoporosis
kurang dari –2,5.
(Dipiro, et al., 2006)
Klasifikasi diagnostik osteoporosis (WHO
study group 1994)
Faktor resiko
1. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dikendalikan
a) Jenis Kelamin
b) Usia
c) Ras
d) Riwayat Keluarga
e) Tipe Tubuh
f) Peranan esterogen pada tulang
g) Menopause
2. Faktor Risiko Yang Dapat Dikendalikan
a) Kurang Aktivitas atau Olahraga
b) Pola Makan Kurang Baik
c) Merokok
d) Minum Alkohol
e) Penggunaan Obat-obatan
gejala dan tanda
 Nyeri tulang akut :
• Nyeri dapat dengan atau tanpa
fraktur yang nyata dan nyeri timbul
mendadak
• Nyeri berkurang pada saat
beristirahat di tempat tidur
• Nyeri bertambah bila melakukan
aktivitas
• Nyeri terutama terasa
pada tulang belakang,
pangkal paha dan
pergelangan tangan
 Deformitas tulang

 Dapat terjadi

fraktur traumatic

pada vertebra
Perubahan bentuk tubuh

Kecenderungan penurunan
tinggi badan atau postur tubuh
kelihatan memendek.

(Elizabeth J. Corwin, 2000 :


303)
Komplikasi
• Osteoporosis mengakibatkan tulang
secara progresif menjadi rapuh dan
mudah patah.
• Osteoporosis sering mengakibatkan
fraktur. Bisa terjadi fraktur kompresi
vertebra torakalis dan lumbalis, fraktur
daerah kolum femoris dan daerah
trokhanter, dan fraktur colles pada
pergelangan tangan. (Elizabeth J. Corwin,
2000 : 304)
Patofisiologi Osteoporosis

menopause Osteoblas makin sedikit diproduksi

Ketidakseimbangan antara pembentukan


tulang dan kerusakan tulang

Osteoklas menjadi lebih dominan dan


kerusakan tulang tidak lagi bisa diimbangi
dengan kerusakan tulang

Seiring bertambahnya usia, tulang-tulang


osteoporosis semakin (dimulai saat memasuki
menopause)
Patofisiologi berdasarkan etiologi
diagnosis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan biokimia tulang
• Pengukuran densitas massa tulang
• Pemeriksaan radiologi
• Pemeriksaan fungsi organ terkait seperti : ginjal, hati,
sal. cerna, tiroid dsb.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan x-ray
• Bone Mineral Density
• Densitometer-USG
• Pemeriksaan biopsy
(Elizabeth J. Corwin, 2000 : 303)
terapi non farmakologi

• Mengurangi faktor resiko


• Asupan kalsium cukup
• Paparan sinar matahari
• Melakukan olahraga dengan beban
• Hindari rokok dan minuman beralkohol
• Deteksi dini osteoporosis
Algoritma terapi
BERDASARKAN HASIL T-
SCORE
Terapi farmakologi
1. ANTIRESORPTIVE THERAPY
 Calcium Supplementation ( calsium, calsium karbonat, calsium
phosphate)
 Vitamin D
 Bisphosphonates
Alendronate, risedronate, dan IV zoledronic acid yang di
indikasikan pada osteoporosis pasca menopause, pria, dan
osteokortikoid. Iv dan oral ibandronate hanya diindikasikan untuk
osteoporosis pascamenopause.
 Denosumab
 Agonis / Antagonis Estrogen Campuran (Raloxifene, Calcitonin
 Estrogen Therapy
 Testosterone
2. ANABOLIC THERAPIES
 Teriparatide
Contoh kasus osteoporosis
Identitas
• Nama : Ny. Suyati
• Usia : 77 tahun
• Pekerjaan : Pensiunan Guru
• Alamat : Jl. Sawo, Jakarta Selatan
• Status : Menikah, 4 anak , 7 cucu
• Keluhan Utama : Nyeri panggul kiri
Dari anamnesis didapatkan bahwa sekitar 2 jam yang
lalu, nenek tersebut tersandung karpet saat akan berjalan dari
posisi duduk ke berdiri, sehingga kembali jatuh terduduk di kursi.
Menurut pasien pada saat jatuh benturan yang terjadi tidak
keras. Pada saat berusaha berdiri dari posisi tersebut, pasien
merasa nyeri pada panggul kiri, tetapi masih sanggup dengan
menumpu pada kaki kiri. Beberapa waktu kemudian nyeri
dirasakan semakin berat, tungkai kiri terasa berat untuk
digerakkan, panggul kiri terasa kaku dan nyeri, sehingga pasien
tidak dapat berdiri dan bertumpu pada panggil kiri. Pasien
mengaku sudah tidak mengalami menstruasi sejak 25 tahun
yang lalu, tidak memiliki kebiasaan merokok, tidak minum
alcohol, tidak minum obat anti alergi. Tidak melakukan olah raga
teratur dan aktivitas paling banyak adalah nonton TV di kamar.
Masalah Keterangan Hipotesa
Wanita, usia 77 tahun Faktor resiko osteoporosis

Jatuh terduduk Faktor resiko trauma seperti fraktur daerah 1. Osteoporosis

panggul, fraktur acetabulum, maupun 2. Osteoartritis


3. Tumor
disklokasi pada art.coxae
4. Dislokasi art.coxae
5. Fr. acetabulum
6. Fr. Columna femuris
7. Osteokoliosis
Nyeri pada panggul kiri Kemungkinan terjadi fraktur atau dislokasi
makin kuat

Tidak menstruasi sejak 25 tahun lalu Telah menopause. Makin menguatkan adanya
osteoporosis karena pengurangan kadar
estrogen

Tidak olahraga teratur Menguatkan resiko fraktur karena jarang


beraktivitas yang sifatnya weight-bearing

Aktivitas paling banyak adalah menonton Menguatkan resiko fraktur karena jarang
TV terkena sinar matahari
Kesimpulan
Berdasarkan anamnesis yang telah didapatkan
bahwa pasien hanya tersandung dan jatuh terduduk
dengan benturan yang tidak keras, kemudian masih bisa
berdiri sesaat akan tetapi jatuh terduduk kembali karena
nyeri pinggul yang amat sangat. Pada orang normal, jatuh
terduduk dengan benturan ringan tidak akan menimbulkan
gejala. Karena pada tulang yang sehat atau normal
mempunyai kekuatan untuk menahan beban seberat 250
kg. Oleh karena itu, dapat kita simpulkan bahwa pasien
memiliki kelainan pada tulangnya. Selain itu melihat usia
yang sudah lanjut sangat mempunyai resiko tinggi akan
penyakit degenerative seperti osteoporosis.

Anda mungkin juga menyukai