Anda di halaman 1dari 39

PERATURAN LELANG

INDONESIA
DIBUAT OLEH :
YUDHA CAHYA KUMALA, S.H., M.Kn.
Kuliah Tanggal 18 Januari 2020
RISALAH LELANG
(SUMBER PASAL 85, PMK NO. 27/PMK.06/2016)
Risalah Lelang adalah Berita Acara Pelaksanaan Lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang yang
merupakan Akta Otentik dan mempunyai Kekuatan Pembuktian Sempurna
Minuta Risalah Lelang adalah Asli Risalah Lelang berikut lampiran nya yang merupakan
dokumen atau arsip negara
Kutipan Risalah Lelang adalah Kutipan kata demi kata dari satu atau beberapa bagian Risalah
Lelang

Salinan Risalah Lelang adalah Salinan kata demi kata dari seluruh Risalah Lelang

Grosse Risalah Lelang adalah salinan asli dari risalah Lelang yang berkepala “Demi Keadilan
Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”
Pejabat Lelang yang melaksanakan Lelang wajib Membuat Risalah Lelang, Kecuali dalam hal
rencana pelaksanaan lelang dibatalkan sebelum pelaksanaan lelang tidak dibuat Risalah
Lelang
Risalah Lelang dibuat dalam Bahasa Indonesia

Setiap Risalah Lelang diberi Nomor Urut


FUNGSI RISALAH LELANG
SUMBER : PASAL 5, PERDIRJEN KN NO.5/KN/2017

Minuta Risalah Lelang berfungsi sebagai Berita Acara Pelaksanaan Lelang,


sekaligus menjadi akta otentik yang mempunyai kekuatan pembuktian yang
sempurna bagi para pihak.

Salinan Risalah Lelang berfungsi sebagai laporan pelaksanaan lelang,


kepentingan dinas atau pertanggungjawaban administrasi dan hasil lelang

Kutipan Risalah Lelang berfungsi sebagai Akta Jual Beli untuk kepentingan
Balik Nama

Grosse Risalah Lelang mempunyai kekuatan eksekutorial yang dapat


digunakan termasuk tetapi tidak terbatas pada pengosongan
Pejab WARNA SAMPUL
at RISALAH LELANG
lelang SUMBER : PASAL 6
kelas I PERDIRJEN KN
NO.5/KN/2017
a. Barang Tidak
Bergerak atau
barang tidak
bergerak
disatukan dengan
barang bergerak
warna sampulnya
Pejab merah muda.
at b. Barang bergerak
lelang warna sampulnya
kelas kuning muda
II
RISALAH LELANG DIBUAT PER PERMOHONAN LELANG,
KECUALI

1 2 3 4

a. Lelang PUPN a. Lelang Eksekusi Pengadilan a. Lelang Eksekusi Lelang


b. Lelang Eksekusi b. Lelang Eksekusi Barang Rampasan Barang Temuan Eksekusi
Pasal 6 UUHT c. Lelang Eksekusi Barang Sitaan b. Lelang Eksekusi Pajak
c. Lelang Eksekusi Berdasarkan Pasal 45 Kitab Undang- Barang yang Risalah
Harta Pailit undang Hukum Acara Pidana dinyatakan tidak Lelang
d. Lelang Eksekusi d. Lelang Eksekusi Barang Rampasan dikuasai atau Dibuat Per
Jaminan yang berasal dari Benda Sitaan barang yang Wajib
Fidusia berdasarkan Pasal 18 ayat (2) UU dikuasai Negara eks Pajak
Risalah Lelang No.31/1999 tentang Pemberantasan Kepabenana dan
Dibuat Per Debitor Tindak pidana Korupsi di amandemen Cukai
dengan UU No.20/2001 c. Lelang Eksekusi
e. Lelang Eksekusi Benda sitaan Pasal 271 barang Bukti yang
UU No.22/2009 tentang lalu Lintas dan Dikembalikan Tetapi
angkutan Jalan tidak diambil
f. Lelang Eksekusi Benda sitaan Psl. 94 UU Pemiliknya
No. 31/1997 Tentang Peradilan Militer Risalah Lelang Dibuat
Risalah Lelang Dibuat Per Perkara Per Kasus

Sumber : Pasal 8, Perdirjen KN


BAGIAN RISALAH LELANG
SUMBER : PASAL 3, PERDIRJEN KN NO.5/KN/2017

Bagian Risalah Lelang terdiri atas

3. Bagian Kaki
1. Bagian Kepala 2. Bagian Badan
Dibuat oleh Pejabat Lelang
Dibuat oleh Pejabat Lelang Dibuat oleh Pejabat Lelang
pada saat penutupan
sebelum Pelaksanaan Lelang pada saat Pelaksanaan
Pelaksanaan Lelang dengan
dengan Ketikan dan/atau Lelang dengan Ketikan
Ketikan dan/atau tulisan
tulisan tangan dan/atau tulisan tangan
tangan
KEPALA RISALAH LELANG
(SUMBER PASAL 86, PMK NO.
27/PMK.06/2016)
Bagian Kepala Risalah Lelang paling sedikit memuat :
a. Hari, tanggal, jam lelang ditulis dengan huruf dan angka;
b. Nama Lengkap dan tempat kedudukan Pejabat Lelang
c. Nomor dan tanggal Surat Keputusan pengangkatan Pejabat Lelang
d. Nomor dan tanggal surat tugas khusus untuk Pejabat lelang Kelas I
e. Nama lengkap, pekerjaan dan tempat kedudukan atau domisili penjual
f. Nomor atau tanggal surat permohonan lelang
g. Tempat pelaksanaan lelang
h. Sifat barang yang dilelang dan alasan barang tersebut dilelang
i. Dalam hal objek lelang berupa barang tidak bergerak berupa tanah atau tanah dan bangunan harus
disebutkan:
1. Status hak atau surat-surat lain yang menjelaskan bukti kepemilikan
2. Nomor dan tanggal SKT/SKPT dari Kantor Pertanahan; dan
3. Keterangan lain yang membebani , apabila ada;
j. Dalam hal objek lelang berupa barang bergerak harus disebutkan jumlah, jenis dan spesifikasi barang;
k. Cara pengumuman Lelang yang telah dilaksanakan oleh penjual
l. Cara Penawaran Lelang; dan
m. Syarat dan ketentuan Lelang
PENOMORAN RISALAH LELANG
PEJABAT LELANG KELAS II
(SUMBER : PASAL 42 PMK NO. 189/PMK.06/2017)

• Setiap Risalah Lelang yang dibuat Oleh Pejabat Lelang Kelas II harus
menggunakan Nomor Risalah Lelang sesuai dengan Peraturan Dirjen
Kekayaan Negara Nomor : 05/KN/2017.
Contoh Penomoran Risalah Lelang
001/08/PL.II.11/2018
BADAN RISALAH LELANG
(SUMBER PASAL 87, PMK NO. 27/PMK.06/2016)

• Bagian Badan Risalah Lelang paling sedikit memuat :


a. Banyaknya penawaran lelang yang masuk dan sah;
b. Nama/merek/jenis/tipe dan jumlah barang yang dilelang;
c. Nama. Pekerjaan dan alamat Pembeli atas nama sendiri atau
sebagai kuasa atas nama badan Hukum/badan Usaha/Orang Lain
d. Bank kreditor sebagai Pembeli untuk orang atau badan hukum atau
badan usaha yang akan ditunjuk namanya, dalam hal bank
kreditor sebagai Pembeli Lelang;
e. Harga lelang dengan angka dan huruf.; dan
f. Daftar Barang yang laku terjual maupun yang ditahan disertai
dengan harga, nama, dan alamat Peserta Lelang yang menawar
tertinggi
KAKI RISALAH LELANG
(SUMBER PASAL 88, PMK NO. 27/PMK.06/2016)

• Bagian Kaki Risalah Lelang paling kurang memuat :


a. Banyaknya barang yang ditawarkan atau dilelang dengan angka dan huruf
b. Banyaknya barang yang laku atau terjual dengan angka dan huruf
c. Jumlah harga barang yang telah terjual dengan angka dan huruf
d. Jumlah harga barang yang ditahan dengan angka dan huruf
e. Banyaknya dokumen atau surat-surat yang dilampirkan pada Risalah Lelang
dengan angka dan huruf
f. Jumlah perubahan yang dilakukan (catatan, tambahan, coretan dengan
penggantinya) maupun tidak adanya perubahan ditulis dengan angka dan huruf
g. Tanda tangan Pejabat Lelang dan Penjual atau Kuasa Penjual dalam hal lelang
barang bergerak atau tanda tangan Pejabat Lelang, Penjual atau Kuasa Penjual dan
Pembeli atau Kuasa Pembeli, dalam hal lelang barang tidak bergerak
h. Tanda tangan saksi-saksi untuk lelang dengan Penawaran tanpa Kehadiran Peserta
Lelang melalui surat elektronik (email), tromol pos atau Internet (Closed Bidding)
Standar Pengetikan Risalah Lelang
MINUTA RISALAH LELANG
Sumber : Pasal 10, Perdirjen KN NO.5/KN/2017
Minuta Risalah Lelang berfungsi sebagai Berita Acara Pelaksanaan Lelang, sekaligus menjadi akta otentik yang
mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna bagi para pihak.
Minuta Risalah Lelang terdiri dari bagian Kepala, badan, dan kaki, beserta lampiran-lampiran nya.
Lampiran Sebelum Risalah Lelang Lampiran Setelah Lampiran Risalah Lelang tidak ada
Ditutup: Risalah Lelang Ditutup : penawaran dan Risalah Lelang Ditahan,
antara lain :
1. Surat Permohonan Lelang 1. Bukti setor hasil
2. Surat Tugas Pejabat Lelang Kelas I, lelang ke kas negara 1. Surat Permohonan
dalam hal lelang dilaksanakan atau Penjual 2. Surat Tugas Pejabat Lelang Kelas I,
oleh KPKNL 2. Bukti Penyetoran dalam hal lelang dilaksanakan oleh
3. Dokumen Persyaratan Lelang bea lelang sesuai KPKNL
yang bersifat umum ketentuan peraturan 3. Surat Penetapan Jadwal Lelang dari
4. Dokumen Persyaratan Lelang perundang- KPKNL atau Pejabat Lelang Kelas II
yang bersifat khusus undangan 4. Daftar Barang (khusus lelang kayu darn
5. Surat Penetapan Jadwal Lelang 3. Bukti penyetoran hasil hutan lainnya dari tangan
dari KPKNL atau Pejabat Lelang pajak sesuai pertama berupa rekapitulasi barang)
Kelas II ketentuan peraturan 5. Surat Tugas/Penunjukan Penjual
6. Daftar Hadir Peserta Lelang perundang- 6. Surat Kuasa Kepada Balai Lelang
(khusus untuk Lelang dengan undangan dalam hal Lelang Noneksekusi Sukarela
kehadiran) yang dikuasakan kepada Balai Lelang
7. Fotokopi identitas pembeli lelang; 7. Fotokopi SKT/SKPT dalam hal
dan dipersyaratkan sesuai ketentuan
PENANDATANGANAN MINUTA RISALAH LELANG Minuta ditanda tangani oleh Pejabat Lelang pada saat
Sumber : Pasal 12 ayat 1-5, Perdirjen KN penutupan pelaksanaan lelang
Penandatanganan NO.5/KN/2017
Minuta dilakukan oleh :
a. Pejabat Lelang pada setiap lembar di sebelah kanan atas dari Risalah Lelang, kecuali lembar terakhir
b. Pada Lembar terakhir, untuk lelang barang bergerak atau lelang barang tidak bergerak tanpa
kehadiran peserta lelang yang tidak ditanda tangani oleh pembeli/kuasa pembeli, ditanda tangani oleh
:
1. Pejabat Lelang
2. Penjual
c. Pada lembar terkahir, untuk lelang barang tidak bergerak dengan kehadiran peserta lelang, ditanda
tangani oleh :
1. Pejabat Lelang
2. Penjual
3. Pembeli/Kuasa Pembeli
d. Tanda tangan saksi-saksi (1 saksi dari pihak penjual & 1 saksi dari KPKNL/Pejabat Lelang Kelas
II/Penyelenggara Lelang melalui internet) untuk lelang dengan Penawaran tanpa Kehadiran Peserta
Lelang melalui surat elektronik (email), tromol pos atau Internet (Closed Bidding)
e. Dalam hal Balai Lelang bertindak selaku kuasa penjual dalam lelang non eksekusi sukarela,
penandatangan minuta bagi penjual dilakukan oleh Balai Lelang sebagai Kuasa Penjual
f. Dalam hal lelang dengan Penawaran secara tertulis tanpa kehadiran peserta lelang, Jika Pembeli atau
kuasa pembeli dengan objek lelang barang tidak bergerak, tidak menandatangani minuta risalah
lelang sampai dengan batas akhir pelunasan harga lelang, Pejabat lelang membuat catatan keadaan
tersebut pada bagian bawah setelah kaki minuta risalah lelang dan menyatakan catatan tersebut
sebagai pengganti tanda tangan pembeli
CONTOH RISALAH LELANG EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN OLEH PEJABAT LELANG KELAS I YANG LAKU TERJUAL
CONTOH RISALAH LELANG NON EKSEKUSI SUKARELA OLEH PEJABAT LELANG KELAS II YANG DITAHAN
PENANDATANGANAN MINUTA RISALAH LELANG OLEH PEJABAT LELANG YANG
BERHALANGAN TETAP &
BELUM SEMPAT MENANDATANGANI RISALAH LELANG
Sumber : Pasal 12 ayat 6-10, Perdirjen KN NO.5/KN/2017

Pejabat lelang Kelas I Pejabat lelang Kelas II

Ditanda tangani oleh Kepala KPKNL Ditanda tangani oleh Kepala Kantor Wilayah
(temasuk membuat catatan apabila penjual sebagai Superintenden
atau pembeli tidak membubuhkan tanda tangan (temasuk membuat catatan apabila penjual atau pembeli
di Minuta Riaslah Lelang) tidak membubuhkan tanda tangan di Minuta Riaslah Lelang)

Apabila minuta belum diselesaikan oleh Apabila minuta belum diselesaikan oleh Pejabat lelang yang
Pejabat lelang yang berhalangan tetap, berhalangan tetap, maka Kepala Kantor Wilayah selaku
Superintenden untuk menyelesaikan pembuatan minutanya,
maka Kepala KPKNL menunjuk Pejabat kemudian ditanda tangani oleh Kepala Kantor Wilayah tsb atas
lelang lainnya di KPKNL tsb untuk nama Pejabat Lelang yang berhalangan tetap
menyelesaikan pembuatan minutanya,
kemudian ditanda tangani oleh Kepala
KPKNL atas nama Pejabat Lelang yang
berhalangan tetap
PEMBUATAN, PENYERAHAN DAN PENYIMPANAN MINUTA RISALAH LELANG
SUMBER : PASAL 92 PMK NO. 27/PMK.06/2016 &
PASAL 13, PERDIRJEN KN NO.5/KN/2017

 Minuta Risalah Lelang dibuat dan diselesaikan paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah pelaksanaan lelang
 Jangka Waktu simpan Minuta Risalah Lelang selama 30 (tiga puluh) tahun sejak pelaksanaan Lelang.

• Diserahkan kepada Kepala Seksi


Pejabat Pelayanan Lelang untuk disimpan
dan ditatausahakan pada KPKNL
Lelang Kelas I tempat penyimpanan Minuta

•Disimpan dan ditatausahakan oleh Pejabat Lelang Kelas II yang

Pejabat
bersangkutan
•Dalam hal Pejabat Lelang Kelas II berhalangan tetap, pensiun,
tidak diangkat kembali menjadi pejabat Lelang kelas II maka

Lelang Kelas II
Minuta disimpan dan ditatausahakan oleh Superintenden.
•Dalam hal dipandang perlu, superintenden dapat menunjuk KPKNL
diwilayah kerjanya untuk menyimpan dan mentatausahakan
minuta tersebut
PEMBETULAN KESALAHAN REDAKSIONAL RISALAH LELANG
(Sumber Pasal 89, PMK No. 27/PMK.06/2016 & Pasal 14, Perdirjen KN
1. Pembetulan kesalahan redaksional Risalah Lelang berupaNO.5/KN/2017
pencoretan, )penambahan dan/atau perubahan, dilakukan sebagai
berikut :
a. Pencoretran kesalahan kata, huruf, atau angka dilakukan dengan garis lurus tipis, sehingga yang dicoret dapat dibaca;
dan/atau
b. Tambahan kata atau kalimat, ditulis disebelah pinggir kiri dari lembar Risalah Lelang atau ditulis pada bagian bawah dari
bagian kaki risalah lelang dengan menunjuk lembar dan garis yang berhubungan dengan perubahan itu, apabila penulisan
dipinggir kiri dari lembar Risalah Lelang tidak mencukupi
2. Jumlah kata, huruf, atau angka yang dicoret ditambahkan diterangkan pada sebelah pinggir lembar Risalah Lelang, begitu pula
banyaknya kata atau angka yang ditambahkan
3. Pembetulan kesalahan redaksional sesudah Risalah Lelang ditutup dan ditandatangani tidak boleh dilakukan, kecuali kesalahan
redaksional yang bersifat prinsipiil terkait legalitas subjek dan objek lelang yang dapat merugikan Penjual dan/atau pembeli
apabila tidak dilakukan pembetulan
4. Kesalahan redaksional yang bersifat prinsipiil antara lain :
a. Identitas Pemohon Lelang
b. Identitas Pembeli
c. Jenis dan spesifikasi barang
d. Dokumen Kepemilikan
e. SKT/SKPT dari kantor pertanahan
f. Dasar hukum penjualan Lelang, seperti nomor dan tanggal putusan atau hak kebendaan dan akta pembebanannya
g. Kesalahan Redaksional lain yang mengakibatkan pembeli tidak dapat memohon peralihan hak
5. Pembetulan kesalahan Redaksional yang bersifat prinsipil dituangkan dalam Berita Acara dan dicatat pada bagian bawah
setelah kaki Minuta Risalah Lelang dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Minuta Risalah Lelang
BERITA ACARA PEMBETULAN RISALAH LELANG
Sumber : Pasal 15, Perdirjen KN NO.5/KN/2017

Adanya permohonan tertulis dari pihak Pembeli dan/atau


penjual

Pejabat Lelang Kelas I atau Pejabat Lelang Kelas II

Dibuat oleh Pejabat Lelang disaksikan oleh 2 orang saksi


yang berasal dari KPKNL atau Pejabat Lelang Kelas II atau
Pihak Lain selain Pemohon Pembetulan

Catatan :
1. Apabila Pejabat Lelang Kelas I dibebastugaskan, dipindahtugaskan, cuti atau
berhalangan tetap, Pembuatan dan Penandatangan Berita Acara Pembetulan
Kesalahan Redaksional dilakukan oleh Kepala KPKNL
2. Apabila Pejabat Lelang Kelas II dibebastugaskan, cuti atau berhalangan tetap,
Pembuatan dan Penandatangan Berita Acara Pembetulan Kesalahan Redaksional
dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah Setempat selaku Superintenden
CONTOH BERITA ACARA PEMBETULAN RISALAH
LELANG

Surat Permohonan
PEJABAT LELANG KELAS I PEJABAT LELANG KELAS II
Pembetulan Risalah Lelang
HAL-HAL PENTING YANG DIKETAHUI SETELAH
PENUTUPAN RISALAH LELANG
(SUMBER PASAL 91, PMK NO. 27/PMK.06/2016)

• Dalam hal terdapat hal-hal penting yang diketahui setelah Penutupan Risalah Lelang, Pejabat Lelang harus
membuat catatan hal-hal tersebut pada bagian bawah setelah Kaki Minuta Risalah Lelang dan membubuhi
tanggal dan tanda tangan, antara lain :
1. Adanya verzet terhadap hasil lelang
2. Adanya pembeli wanprestasi
3. Adanya penerbitan pengganti Kutipan Risalah Lelang
4. Adanya Penerbitan Grosse Risalah Lelang atas permintaan pembeli atau Penjual
5. Adanya Penjual yang tidak mau menandatangani Risalah Lelang atau tidak hadir sewaktu Risalah Lelang
ditutup
6. Adanya Pembatalan Risalah Lelang berdasarkan putusan hakim yang sudah berkekutan hukum tetap
7. Adanya Pembeli yang ditunjuk oleh Bank dalam hal bank selaku kreditor membeli agunannya sendiri; atau
8. Adanya Berita Acara pembetulan kesalahan redaksional yang prinsipal
• Dalam hal Pejabat Lelang Kelas I dibebastugaskan, cuti, berhalangan tetap atau dipindahtugaskan,
pencatatan dan penandatangan dilakukan oleh KPKNL
• Dalam hal Pejabat Lelang Kelas II dibebastugaskan, cuti atau berhalangan tetap, pencatatan dan
penandatanganan dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah setempat selaku Pengawas Lelang (Superintenden)
MINUTA RISALAH LELANG HANYA DIPERLIHATKAN KEPADA PIHAK-PIHAT
TERTENTU
(Sumber Pasal 93, PMK No. 27/PMK.06/2016)

KPKNL atau Pejabat Lelang Kelas II

Memperlihatkan atau memberitahukan


Minuta Risalah Lelang dan/atau surat-surat
atau dokumen yang dilekatkan kepada:

Pihak yang berkepentingan langsung dengan Minuta Risalah


Lelang, yaitu
• Penjual
• Pembeli/Ahli Warisnya/orang yang memperoleh Hak
• Pihak Lain yang diberikan kewenangan oleh peraturan
Perundang-undangan
SALINAN RISALAH LELANG
Sumber : Pasal 18, Perdirjen KN NO.5/KN/2017
Salinan Risalah Lelang merupakan turunan lengkap Risalah Lelang yang terdiri dari bagian kepala, badan,
kaki tanpa lampiran.
Salinan Risalah Lelang berfungsi sebagai laporan pelaksanaan lelang, kepentingan dinas atau
pertanggungjawaban administrasi dan hasil lelang

Salinan Risalah Lelang


dibuat untuk :

Kepala Kantor Wilayah Penjual dan Instansi


setempat selaku yang berwenang dalam
Superintenden sebagai balik nama kepemilikan
Laporan Pelaksanaan hak objek lelang sesuai
Lelang kebutuhan
PENANDATANGANAN SALINAN RISALAH LELANG
Sumber : Pasal 19, Perdirjen KN NO.5/KN/2017
Risalah Lelang ditanda pada lembar terakhir salinan dan
tangani oleh : memberikan cap atau stempel
basah

Kepala KPKNL ; atau Pejabat Lelang Kelas II

Sebelum Salinan Risalah


Pada Bagian
Lelang ditanda tangani “Diberikan
Kanan Bawah
oleh Kepala KPKNL atau Salinan Sesuai
Halaman Terakhir
Pejabat Lelang Kelas II, Dengan Aslinya”
Salinan
dibubuhkan kata-kata :
Catatan : Sumber : Pasal 20, Perdirjen KN NO.5/KN/2017
1. Dalam hal Pejabat lelang Kelas I berhalangan tetap sebelum menyelesaikan pembuatan Salinan,
Kepala KPKNLmenyelesaikan dan menandatangani Salinan
2. Dalam hal Pejabat Lelang Kelas II berhalangan tetap sebelum menyelesaikan pembuatan Salinan,
Kepala Kantor Wilayah setempat selaku Superintenden menyelesaikan pembuatan Salinan dan
menandatangani Salinan untuk dan atas nama Pejabat lelang kelas II yang berhalangan tetap
KUTIPAN RISALAH LELANG
Sumber : Pasal 21, Perdirjen KN NO.5/KN/2017

Kutipan merupakan turunan Risalah Lelang yang


mengutip kata demi kata dari satu atau beberapa
bagian
Kutipan Risalah
RisalahLelang
Lelang berfungsi sebagai Akta Jual Beli
untuk kepentingan Balik Nama
Kutipan dicetak pada Kertas Sekuriti yaitu kertas yang
digunakan untuk mencetak kutipan risalah lelang yang
memuat fitur-fitur tertentu antara lain
1.Nomor Seri; dan
2.Logo Kementerian Keuangan
Dan untuk memastikan keaslian Kertas Sekuriti dengan
menggunakan alat infrared dan ultraviolet
PEMBUATAN KUTIPAN RISALAH LELANG
Sumber : Pasal 27, Perdirjen KN NO.5/KN/2017

Kutipan Risalah lelang dibuat untuk tiap-tiap objek lelang paling


lambat 1 (satu) hari kerja setelah adanya permintaan tertulis dari
pembeli lelang yang dilengkapi dengan :
1.Fotokopi identitas diri dengan menunjukkan aslinya;
2.Fotokopi bukti pelunasan pembayaran lelang dengan
menunjukkan aslinya;
3.Fotokopi Bukti setor pelunasan Bea Perolehan hak Atas Tanah
dan atau Bangunan (BPHTB) dengan menunjukkan aslinya
dalam hal objek lelang berupa tanah dan atau bangunan.
Dalam hal pembelian dilakukan dengan memberikan kuasa kepada orang lain, maka yang dicetak dalam
kutipan selaku Pembeli lelang adalah Nama, identitas dan alamat dari Pemberi kuasa. Sumber : Pasal 28,
Perdirjen KN NO.5/KN/2017
HALAMAN PERTAMA KUTIPAN RISALAH LELANG MEMUAT :
Sumber : Pasal 22, Perdirjen KN NO.5/KN/2017

a. Bagian Kop pemilik barang atau pejabat yang berwenang


b. Judul q. Uraian objek lelang yang terjual
c. Nomor r. Nama dan pekerjaan pembeli lelang
d. Hari dan tanggal pelaksanaan lelang s. Nomor dan identitas pembeli lelang
e. Waktu pelaksanaan lelang t. Alamat pembeli lelang
f. Tempat Pelaksanaan Lelang u. Harga lelang yang terbentuk
g. Nama pejabat lelang v. Kata-kata “Diberikan Kutipan kepada Pembeli
h. NIP Pejabat Lelang dalam hal Pejabat Lelang Kelas sebagai Akta Jual Beli; dan
I w. Tanda tangan Kepala KPKNL atau Pejabat Lelang
i. Nomor dan Tanggal Surat Keputusan Kelas II diatas Meterai dan diberi cap/stempel
Pengangkatan Pejabat Lelang basah.
j. Nomor dan tanggal surat tugas pejabat lelang
dalam hal pejabat lelang kelas I
k. Nama Pemohon Lelang
l. Nomor dan/atau tanggal surat permohonan lelang
m. Nomor dan/atau tanggal surat penetapan lelang
n. Jenis lelang
o. Nama pejabat penjual
p. Nomor dan/atau tanggal surat tugas atau
penunjukan pejabat penjual, kecuali untuk
pelaksanaan lelang yang dihadiri langsung oleh
KUTIPAN RISALAH LELANG
Sumber : Pasal 22, Perdirjen KN NO.5/KN/2017

Halaman Kedua Kutipan Risalah Lelang memuat Syarat dan Ketentuan Lelang

Dalam hal objek lelang yang dijual 1 (satu) paket dalam jumlah banyak sehingga tidak
cukup diketik dalam satu halaman kertas sekuriti, kutipan cukup mencantumkan uraian
singkat barang dengan rincian barang dituangkan dalam lampiran yang ditanda tangani
oleh Kepala KPKNL atau Pejabat Lelang Kelas II dan diberi cap/stempel basah.

Lampiran dalam kertas sekuriti tersebut diatas tanpa memuat syarat dan ketentuan lelang.
PENANDATANGAN KUTIPAN RISALAH
LELANG
Lelang yang dilaksanakan Sumber : Pasal 31, Perdirjen
oleh Pejabat KN NO.5/KN/2017
Lelang yang dilaksanakan oleh Pejabat Lelang
Lelang Kelas I Kelas II
Ditandatangani oleh Kepala KPKNL diatas Ditandatangani oleh Pejabat Lelang Kelas II
meterai secukupnya diatas meterai secukupnya

Lelang Barang bergerak, pada bagian tanda Lelang Barang bergerak, pada bagian tanda
tangan Penjual dan Pejabat lelang, diberikan tangan Penjual dan Pejabat lelang, diberikat
keterangan “ttd” keterangan “ttd”
Lelang Barang tidak bergerak, pada bagian Lelang Barang tidak bergerak, pada bagian
tanda tangan Penjual, Pejabat lelang, dan tanda tangan Penjual, Pejabat lelang, dan
pembeli diberikan keterangan “ttd” pembeli diberikan keterangan “ttd”

Pada bagian kanan bawah kutipan, sebelum Pada bagian kanan bawah kutipan, sebelum
tanda tangan Kepala KPKNL dicantumkan tanda tangan Pejabat Lelang Kelas II,
kata-kata “Diberikan Kutipan kepada Pembeli dicantumkan kata-kata “Diberikan Kutipan
Sebagai Akta Jual Beli” dengan kepada Pembeli Sebagai Akta Jual Beli”
mencantumkan tanggal pengeluarannya dengan mencantumkan tanggal
Kutipan yang akan diserahkan kepada pengeluarannya
Kutipan yang akan diserahkan kepada
Pembeli difotokopi dan/atau direkam secara Pembeli difotokopi dan/atau direkam secara
digital untuk dijadikan arsip kutipan digital untuk dijadikan arsip kutipan
Contoh Format Kutipan (KPKNL)

Barang Bergerak Barang Tidak BergerakBergerak


CONTOH FORMAT KUTIPAN (PEJABAT LELANG KELAS II)

Barang Barang Tidak


Bergerak Bergerak
PENERBITAN KUTIPAN PENGGANTI KARENA HILANG ATAU RUSAK
Sumber : Pasal 37, Perdirjen KN NO.5/KN/2017
Penerbitan Kutipan Risalah Lelang pengganti dapat diproses apabila status kepemilikan masih atas nama pemilik
lama Tata cara nya :
1. Adanya Permohonan dari Pembeli lelang ybs atau kuasanya atau ahli warisnya, dengan dilampiri
a. Fotokopi tanda pengenal berupa KTP/Paspor dari pembeli lelang/kuasanya atau ahli waris dari pembeli
lelang dengan menunjukkan aslinya
b. Surat kuasa Notariil dan fotokopi tanda pengenal dari pihak pemberi dan penerima kuasa dalam hal
permohonan dikuasakan
c. Penetapan ahli waris dari pengadilan atau surat keterangan waris dari Notaris dalam hal pemohon adalah
ahli waris dari pembeli lelang yang telah meninggal dunia
d. Fotokopi Bukti Kepemilikan atas nama pemilik lama dengan menunjukkan aslinya kecuali pada saat
lelang eksekusi dokumen kepemilikannya tidak dikuasai, maka Pemohon dengan membawa Surat
Keterangan dari Kepala KPKNL/Pejabat Lelang Kelas II yang menyatakan pemohon adalah Pembeli
Lelang atas barang yang akan dimohonkan Kutipan Pengganti :
i. Pemohon harus mengajukan SKT/SKPT dikantor Pertanahan, Kalau Lelang eksekusi berupa tanah
dan/atau bangunan;
ii. Pemohon harus minta surat keterangan ke SAMSAT, Kalo lelang eksekusi kendaraan bermotor.
e. Surat Keterangan Kepolisian tentang laporan kehilangan dengan menyebut Nomor Risalah Lelang dan
tahun pembuatannya serta Surat Kabar harian yang memuat Pengumuman kehilangan Kutipan yang
mencantumkan Nomor, tahun pembuatan kutipan yang hilang, kantor yang mengeluarkan kutipan serta
uraian singkat objek yang dibeli (tambahan dokumen persyaratan untuk kutipan yang hilang).
i. Kutipan pengganti karena hilang diterbitkan paling singkat 14 (empat belas) hari kalender setelah
terbitnya pengumuman kehilangan kutipan pada surat kabar harian.
f. Bukti Kutipan yang rusak (tambahan dokumen persyaratan untuk kutipan yang rusak)
GROSSE RISALAH
LELANG
Grosse Risalah Lelang
Sumberadalah salinan
: Pasal 42, Perdirjen KN asli dari risalah
NO.5/KN/2017
Lelang yang berkepala “Demi Keadilan Berdasarkan
Ketuhanan Yang Risalah
Fungsi Grosse Maha Esa” Lelang mempunyai kekuatan
eksekutorial yang dapat digunakan termasuk tetapi tidak
terbatas pada pengosongan
Grosse Risalah Lelang dibuat atas permintaan Penjual
dan/atau Pembeli
PENANDATANGANAN GROSSE RISALAH LELANG
Sumber : Pasal 43 & 44, Perdirjen KN NO.5/KN/2017

Lelang yang dilaksanakan oleh KPKNL Lelang yang dilaksanakan oleh Pejabat
Lelang Kelas II
Pejabat Lelang Kelas I membubuhkan paraf Pejabat Lelang Kelas II membubuhkan paraf
dibagian kanan bawah pada setiap lembar dibagian kanan bawah pada setiap lembar
Grosse kecuali lembar terakhir. Grosse kecuali lembar terakhir.
Apabila Pejabat lelang kelas I berhalangan Apabila Pejabat lelang kelas II berhalangan
tetap maka digantikan oleh kepala KPKNL tetap maka digantikan oleh kepala Kantor
wilayah selaku Superintenden

Kepala KPKNL menandatangani lembar terakhir Grosse Pejabat Lelang Kelas II menandatangani lembar
diatas meterai secukupnya dan memberikan cap atau terakhir Grosse diatas meterai secukupnya dan
stempel basah, dengan membubuhkan kata-kata memberikan cap atau stempel basah, dengan
“Diberikan sebagai Grosse” serta menyebutkan nama membubuhkan kata-kata “Diberikan sebagai
orang yang memintanya, untuk siapa Grosse Grosse” serta menyebutkan nama orang yang
dikeluarkan, dan tanggal Pengeluarannya. memintanya, untuk siapa Grosse dikeluarkan, dan
tanggal Pengeluarannya.
Apabila Kepala KPKNL berhalangan tetap maka Apabila Pejabat lelang kelas II berhalangan tetap
digantikan oleh Pelaksana harian (PLH) atau Pelaksana maka digantikan oleh kepala Kantor wilayah
Tugas (PLT) Kepala KPKNL selaku Superintenden

Anda mungkin juga menyukai