INDONESIA
DIBUAT OLEH :
YUDHA CAHYA KUMALA, S.H., M.Kn.
Kuliah Tanggal 18 Januari 2020
RISALAH LELANG
(SUMBER PASAL 85, PMK NO. 27/PMK.06/2016)
Risalah Lelang adalah Berita Acara Pelaksanaan Lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang yang
merupakan Akta Otentik dan mempunyai Kekuatan Pembuktian Sempurna
Minuta Risalah Lelang adalah Asli Risalah Lelang berikut lampiran nya yang merupakan
dokumen atau arsip negara
Kutipan Risalah Lelang adalah Kutipan kata demi kata dari satu atau beberapa bagian Risalah
Lelang
Salinan Risalah Lelang adalah Salinan kata demi kata dari seluruh Risalah Lelang
Grosse Risalah Lelang adalah salinan asli dari risalah Lelang yang berkepala “Demi Keadilan
Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”
Pejabat Lelang yang melaksanakan Lelang wajib Membuat Risalah Lelang, Kecuali dalam hal
rencana pelaksanaan lelang dibatalkan sebelum pelaksanaan lelang tidak dibuat Risalah
Lelang
Risalah Lelang dibuat dalam Bahasa Indonesia
Kutipan Risalah Lelang berfungsi sebagai Akta Jual Beli untuk kepentingan
Balik Nama
1 2 3 4
3. Bagian Kaki
1. Bagian Kepala 2. Bagian Badan
Dibuat oleh Pejabat Lelang
Dibuat oleh Pejabat Lelang Dibuat oleh Pejabat Lelang
pada saat penutupan
sebelum Pelaksanaan Lelang pada saat Pelaksanaan
Pelaksanaan Lelang dengan
dengan Ketikan dan/atau Lelang dengan Ketikan
Ketikan dan/atau tulisan
tulisan tangan dan/atau tulisan tangan
tangan
KEPALA RISALAH LELANG
(SUMBER PASAL 86, PMK NO.
27/PMK.06/2016)
Bagian Kepala Risalah Lelang paling sedikit memuat :
a. Hari, tanggal, jam lelang ditulis dengan huruf dan angka;
b. Nama Lengkap dan tempat kedudukan Pejabat Lelang
c. Nomor dan tanggal Surat Keputusan pengangkatan Pejabat Lelang
d. Nomor dan tanggal surat tugas khusus untuk Pejabat lelang Kelas I
e. Nama lengkap, pekerjaan dan tempat kedudukan atau domisili penjual
f. Nomor atau tanggal surat permohonan lelang
g. Tempat pelaksanaan lelang
h. Sifat barang yang dilelang dan alasan barang tersebut dilelang
i. Dalam hal objek lelang berupa barang tidak bergerak berupa tanah atau tanah dan bangunan harus
disebutkan:
1. Status hak atau surat-surat lain yang menjelaskan bukti kepemilikan
2. Nomor dan tanggal SKT/SKPT dari Kantor Pertanahan; dan
3. Keterangan lain yang membebani , apabila ada;
j. Dalam hal objek lelang berupa barang bergerak harus disebutkan jumlah, jenis dan spesifikasi barang;
k. Cara pengumuman Lelang yang telah dilaksanakan oleh penjual
l. Cara Penawaran Lelang; dan
m. Syarat dan ketentuan Lelang
PENOMORAN RISALAH LELANG
PEJABAT LELANG KELAS II
(SUMBER : PASAL 42 PMK NO. 189/PMK.06/2017)
• Setiap Risalah Lelang yang dibuat Oleh Pejabat Lelang Kelas II harus
menggunakan Nomor Risalah Lelang sesuai dengan Peraturan Dirjen
Kekayaan Negara Nomor : 05/KN/2017.
Contoh Penomoran Risalah Lelang
001/08/PL.II.11/2018
BADAN RISALAH LELANG
(SUMBER PASAL 87, PMK NO. 27/PMK.06/2016)
Ditanda tangani oleh Kepala KPKNL Ditanda tangani oleh Kepala Kantor Wilayah
(temasuk membuat catatan apabila penjual sebagai Superintenden
atau pembeli tidak membubuhkan tanda tangan (temasuk membuat catatan apabila penjual atau pembeli
di Minuta Riaslah Lelang) tidak membubuhkan tanda tangan di Minuta Riaslah Lelang)
Apabila minuta belum diselesaikan oleh Apabila minuta belum diselesaikan oleh Pejabat lelang yang
Pejabat lelang yang berhalangan tetap, berhalangan tetap, maka Kepala Kantor Wilayah selaku
Superintenden untuk menyelesaikan pembuatan minutanya,
maka Kepala KPKNL menunjuk Pejabat kemudian ditanda tangani oleh Kepala Kantor Wilayah tsb atas
lelang lainnya di KPKNL tsb untuk nama Pejabat Lelang yang berhalangan tetap
menyelesaikan pembuatan minutanya,
kemudian ditanda tangani oleh Kepala
KPKNL atas nama Pejabat Lelang yang
berhalangan tetap
PEMBUATAN, PENYERAHAN DAN PENYIMPANAN MINUTA RISALAH LELANG
SUMBER : PASAL 92 PMK NO. 27/PMK.06/2016 &
PASAL 13, PERDIRJEN KN NO.5/KN/2017
Minuta Risalah Lelang dibuat dan diselesaikan paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah pelaksanaan lelang
Jangka Waktu simpan Minuta Risalah Lelang selama 30 (tiga puluh) tahun sejak pelaksanaan Lelang.
Pejabat
bersangkutan
•Dalam hal Pejabat Lelang Kelas II berhalangan tetap, pensiun,
tidak diangkat kembali menjadi pejabat Lelang kelas II maka
Lelang Kelas II
Minuta disimpan dan ditatausahakan oleh Superintenden.
•Dalam hal dipandang perlu, superintenden dapat menunjuk KPKNL
diwilayah kerjanya untuk menyimpan dan mentatausahakan
minuta tersebut
PEMBETULAN KESALAHAN REDAKSIONAL RISALAH LELANG
(Sumber Pasal 89, PMK No. 27/PMK.06/2016 & Pasal 14, Perdirjen KN
1. Pembetulan kesalahan redaksional Risalah Lelang berupaNO.5/KN/2017
pencoretan, )penambahan dan/atau perubahan, dilakukan sebagai
berikut :
a. Pencoretran kesalahan kata, huruf, atau angka dilakukan dengan garis lurus tipis, sehingga yang dicoret dapat dibaca;
dan/atau
b. Tambahan kata atau kalimat, ditulis disebelah pinggir kiri dari lembar Risalah Lelang atau ditulis pada bagian bawah dari
bagian kaki risalah lelang dengan menunjuk lembar dan garis yang berhubungan dengan perubahan itu, apabila penulisan
dipinggir kiri dari lembar Risalah Lelang tidak mencukupi
2. Jumlah kata, huruf, atau angka yang dicoret ditambahkan diterangkan pada sebelah pinggir lembar Risalah Lelang, begitu pula
banyaknya kata atau angka yang ditambahkan
3. Pembetulan kesalahan redaksional sesudah Risalah Lelang ditutup dan ditandatangani tidak boleh dilakukan, kecuali kesalahan
redaksional yang bersifat prinsipiil terkait legalitas subjek dan objek lelang yang dapat merugikan Penjual dan/atau pembeli
apabila tidak dilakukan pembetulan
4. Kesalahan redaksional yang bersifat prinsipiil antara lain :
a. Identitas Pemohon Lelang
b. Identitas Pembeli
c. Jenis dan spesifikasi barang
d. Dokumen Kepemilikan
e. SKT/SKPT dari kantor pertanahan
f. Dasar hukum penjualan Lelang, seperti nomor dan tanggal putusan atau hak kebendaan dan akta pembebanannya
g. Kesalahan Redaksional lain yang mengakibatkan pembeli tidak dapat memohon peralihan hak
5. Pembetulan kesalahan Redaksional yang bersifat prinsipil dituangkan dalam Berita Acara dan dicatat pada bagian bawah
setelah kaki Minuta Risalah Lelang dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Minuta Risalah Lelang
BERITA ACARA PEMBETULAN RISALAH LELANG
Sumber : Pasal 15, Perdirjen KN NO.5/KN/2017
Catatan :
1. Apabila Pejabat Lelang Kelas I dibebastugaskan, dipindahtugaskan, cuti atau
berhalangan tetap, Pembuatan dan Penandatangan Berita Acara Pembetulan
Kesalahan Redaksional dilakukan oleh Kepala KPKNL
2. Apabila Pejabat Lelang Kelas II dibebastugaskan, cuti atau berhalangan tetap,
Pembuatan dan Penandatangan Berita Acara Pembetulan Kesalahan Redaksional
dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah Setempat selaku Superintenden
CONTOH BERITA ACARA PEMBETULAN RISALAH
LELANG
Surat Permohonan
PEJABAT LELANG KELAS I PEJABAT LELANG KELAS II
Pembetulan Risalah Lelang
HAL-HAL PENTING YANG DIKETAHUI SETELAH
PENUTUPAN RISALAH LELANG
(SUMBER PASAL 91, PMK NO. 27/PMK.06/2016)
• Dalam hal terdapat hal-hal penting yang diketahui setelah Penutupan Risalah Lelang, Pejabat Lelang harus
membuat catatan hal-hal tersebut pada bagian bawah setelah Kaki Minuta Risalah Lelang dan membubuhi
tanggal dan tanda tangan, antara lain :
1. Adanya verzet terhadap hasil lelang
2. Adanya pembeli wanprestasi
3. Adanya penerbitan pengganti Kutipan Risalah Lelang
4. Adanya Penerbitan Grosse Risalah Lelang atas permintaan pembeli atau Penjual
5. Adanya Penjual yang tidak mau menandatangani Risalah Lelang atau tidak hadir sewaktu Risalah Lelang
ditutup
6. Adanya Pembatalan Risalah Lelang berdasarkan putusan hakim yang sudah berkekutan hukum tetap
7. Adanya Pembeli yang ditunjuk oleh Bank dalam hal bank selaku kreditor membeli agunannya sendiri; atau
8. Adanya Berita Acara pembetulan kesalahan redaksional yang prinsipal
• Dalam hal Pejabat Lelang Kelas I dibebastugaskan, cuti, berhalangan tetap atau dipindahtugaskan,
pencatatan dan penandatangan dilakukan oleh KPKNL
• Dalam hal Pejabat Lelang Kelas II dibebastugaskan, cuti atau berhalangan tetap, pencatatan dan
penandatanganan dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah setempat selaku Pengawas Lelang (Superintenden)
MINUTA RISALAH LELANG HANYA DIPERLIHATKAN KEPADA PIHAK-PIHAT
TERTENTU
(Sumber Pasal 93, PMK No. 27/PMK.06/2016)
Halaman Kedua Kutipan Risalah Lelang memuat Syarat dan Ketentuan Lelang
Dalam hal objek lelang yang dijual 1 (satu) paket dalam jumlah banyak sehingga tidak
cukup diketik dalam satu halaman kertas sekuriti, kutipan cukup mencantumkan uraian
singkat barang dengan rincian barang dituangkan dalam lampiran yang ditanda tangani
oleh Kepala KPKNL atau Pejabat Lelang Kelas II dan diberi cap/stempel basah.
Lampiran dalam kertas sekuriti tersebut diatas tanpa memuat syarat dan ketentuan lelang.
PENANDATANGAN KUTIPAN RISALAH
LELANG
Lelang yang dilaksanakan Sumber : Pasal 31, Perdirjen
oleh Pejabat KN NO.5/KN/2017
Lelang yang dilaksanakan oleh Pejabat Lelang
Lelang Kelas I Kelas II
Ditandatangani oleh Kepala KPKNL diatas Ditandatangani oleh Pejabat Lelang Kelas II
meterai secukupnya diatas meterai secukupnya
Lelang Barang bergerak, pada bagian tanda Lelang Barang bergerak, pada bagian tanda
tangan Penjual dan Pejabat lelang, diberikan tangan Penjual dan Pejabat lelang, diberikat
keterangan “ttd” keterangan “ttd”
Lelang Barang tidak bergerak, pada bagian Lelang Barang tidak bergerak, pada bagian
tanda tangan Penjual, Pejabat lelang, dan tanda tangan Penjual, Pejabat lelang, dan
pembeli diberikan keterangan “ttd” pembeli diberikan keterangan “ttd”
Pada bagian kanan bawah kutipan, sebelum Pada bagian kanan bawah kutipan, sebelum
tanda tangan Kepala KPKNL dicantumkan tanda tangan Pejabat Lelang Kelas II,
kata-kata “Diberikan Kutipan kepada Pembeli dicantumkan kata-kata “Diberikan Kutipan
Sebagai Akta Jual Beli” dengan kepada Pembeli Sebagai Akta Jual Beli”
mencantumkan tanggal pengeluarannya dengan mencantumkan tanggal
Kutipan yang akan diserahkan kepada pengeluarannya
Kutipan yang akan diserahkan kepada
Pembeli difotokopi dan/atau direkam secara Pembeli difotokopi dan/atau direkam secara
digital untuk dijadikan arsip kutipan digital untuk dijadikan arsip kutipan
Contoh Format Kutipan (KPKNL)
Lelang yang dilaksanakan oleh KPKNL Lelang yang dilaksanakan oleh Pejabat
Lelang Kelas II
Pejabat Lelang Kelas I membubuhkan paraf Pejabat Lelang Kelas II membubuhkan paraf
dibagian kanan bawah pada setiap lembar dibagian kanan bawah pada setiap lembar
Grosse kecuali lembar terakhir. Grosse kecuali lembar terakhir.
Apabila Pejabat lelang kelas I berhalangan Apabila Pejabat lelang kelas II berhalangan
tetap maka digantikan oleh kepala KPKNL tetap maka digantikan oleh kepala Kantor
wilayah selaku Superintenden
Kepala KPKNL menandatangani lembar terakhir Grosse Pejabat Lelang Kelas II menandatangani lembar
diatas meterai secukupnya dan memberikan cap atau terakhir Grosse diatas meterai secukupnya dan
stempel basah, dengan membubuhkan kata-kata memberikan cap atau stempel basah, dengan
“Diberikan sebagai Grosse” serta menyebutkan nama membubuhkan kata-kata “Diberikan sebagai
orang yang memintanya, untuk siapa Grosse Grosse” serta menyebutkan nama orang yang
dikeluarkan, dan tanggal Pengeluarannya. memintanya, untuk siapa Grosse dikeluarkan, dan
tanggal Pengeluarannya.
Apabila Kepala KPKNL berhalangan tetap maka Apabila Pejabat lelang kelas II berhalangan tetap
digantikan oleh Pelaksana harian (PLH) atau Pelaksana maka digantikan oleh kepala Kantor wilayah
Tugas (PLT) Kepala KPKNL selaku Superintenden