PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yaitu Debitur (pemberi hak tanggungan), barang yang menjadi objek Hak
pengalihan fungsi.
reputasi dari Debitur (penerima hak tanggungan). Selain itu dikenal objek yang
Dengan Tanah (UU HT), apabila debitor cidera janji, pemegang Hak
1
Boedi Harsono. 2005. Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok
Agraria. Jakarta. Penerbit Djambatan. Hal. 210.
11
Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan
Hal ini sesuai dengan makna lelang yaitu sebagai suatu lembaga hukum
yang mempunyai fungsi menciptakan nilai dari suatu barang atau mencairkan
diatur dalam Pasal 20 UU HT, di mana dalam pasal tersebut dapat diketahui
bahwa pada dasarnya lelang atau eksekusi atau penjualan hak atas tanah yang
pertama mempunyai hak untuk menjual obyek hak tanggungan atas kekuasaan
hasil penjualan tersebut. Kedua, Lelang berdasarkan Pasal 20 Ayat (1) huruf b
juncto Pasal 14 Ayat (2) UU HT, yang menyatakan bahwa rumusan norma
Pasal 14 Ayat (2) UUHT secara jelas menyatakan bahwa Sertipikat Hak
kepastian hukumnya atas kepemilikan obyek lelang hak atas tanah tersebut,
12
merupakan akta otentik dari pembelian suatu barang melalui proses penjualan
secara lelang, sehingga dengan alat bukti risalah lelang tersebut hak
kepemilkan atas obyek lelang atas tanah akan jatuh kepada pihak pemenang
lelang, meskipun belum secara sempurna mendapat hak atas tanah tersebut,
karena hak atas tanah tersebut harus didaftarkan pada Kantor Pertanahan
yang diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) dimana obyek lelang
itu berada berdasarkan adanya permintaan tertulis dari Kepala Kantor Lelang.
Surat Keterangan yang dimaksud adalah Surat Keterangan Tanah (SKT) atau
mutakhir mengenai hak atas tanah yang akan dilelang. Keterangan ini sangat
penting bagi pejabat dari kantor lelang untuk memperoleh keyakinan dan
keyakinan tentang objek lelang karena di dalam surat keterangan itu disebutkan
secara lengkap tempat dimana objek lelang tersebut, serta identitas dari pemilik
tanah dan bangunan, dan catatan tanah tersebut apakah dalam status sengketa
2
Urip Santoso. 2010. Pendaftaran Dan Peralihan Hak Atas Tanah. Jakarta. Penerbit Prenadamedia
Group. Hal. 389.
13
atau dalam status sitaan. Disinilah pentingnya SKPT dalam proses lelang
setelah pemenang lelang dinyatakan berhak atas tanah dan bangunan tersebut,
tetapi apabila tidak adanya pemenang dalam lelang, maka SKPT tersebut akan
wajib adanya, karena lelang tanpa dilengkapi dengan SKPT, maka lelang
tersebut adalah cacat hukum dan akibatnya adalah batal demi hukum.
Tanggung jawab Pejabat Lelang yang melelang obyek hak tanggungan tanpa
berkekuatan hukum tetap sesuai norma dalam Pasal 20 Ayat (1) huruf b juncto
14
proses mekanisme lelang eksekusi Hak Tanggungan sebab dapat batal/gugur
terjadi kekaburan norma (vage normen) dan konflik norma (conflict of norm)
Tanggungan.3
B. Rumusan Masalah
Hak Tanggungan?
3
Ahmad Rifai. 2011. Penemuan Hukum oleh Hakim dalam Perspektif Hukum
Progresif.CetakanKedua. Jakarta. Penerbit Sinar Grafika. Jakarta.Hal. 90.
15
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
non bank serta para calon pembeli produk lelang agar mengetahui urgensi
pada lelang hak tanggungan, juga sebagai syarat Penulisan Tugas Akhir dan
16
menyelesaikan studi Strata-1,Sarjana Hukum (S.H.) di Fakultas Hukum
E. Kegunaan Penelitian
F. Metode Penelitian
penelitian ini adalah metode yuridis normatif, yaitu metode penelitian hukum
yang fokus pada kajian dari kaidah-kaidah, dan norma-norma dalam hukum
4
Peter Mahmud Marzuki. 2009. Penelitian Hukum. Jakarta. PenerbitKencana Prenada Media Grup.
Hal. 35.
17
hukum normatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan hukum
1. Metode Pendekatan
melakukan kajian dan analisa terhadap main issue yang diatur dalam
tanggungan.8
5
Hardijan Rusli. 2006. Metode Penelitian Hukum Normatif. Jakarta. Jurnal Law Review, Fakultas
Hukum. Universitas Pelita Harapan. Vol. V No. 3. Hal. 50, http://download.portalgaruda.org diakses
tanggal 12 Januari 2021.
6
Soejono Soekanto. 2001. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta. Penerbit UI Press. Hal. 56.
7
Peter Mahmud Marzuki, Op.cit. Hal. 96.
8
Ibid. Hal. 97.
9
Johnny Ibrahim. 2007. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang. Penerbit
Bayumedia. Hal. 391.
18
proses yang dilakukan oleh peneliti terhadap berbagai konsep yang
terdiri dari pandangan dan doktrin hukum para ahli serta konsep yang
buku literatur, diskusi dengan para ahli dan dokumen resmi serta
10
Ibid. Hal. 137.
11
Peter Mahmud Marzuki,Op.cit. Hal. 181.
19
permasalahan dalam penelitian. Termasuk dokumen-dokumen yang
(KBBI).
dalam suatu kerangka metodis yang padu. Selain itu pengumpulan juga
12
Zainuddin Ali. 2013. Metode Penelitiaan Hukum. Jakarta. Penerbit Sinar Grafika. Hal. 54.
20
lelang hak tanggungan tanpa Surat Keterangan Pendaftaran Tanah
(SKPT).
suatu pesan atas bahan hukum tertentu. Analisa data dilakukan dengan cara
melalui proses analisa dan dikaitkan dengan teori, konsep serta doktrin
G. Sistematika Penelitian
dalam 4 (empat) bab yang di dalamnya terdiri atas sub bab agar mempermudah
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub bab yakni latar belakang yang
21
menjelaskan permasalahan, tujuan penulisan yang menjadi pencapaian dalam
Bab ini berisi deskripsi atau uraian dari teori yang digunakan atau yang
analisis atau kajian yang merupakan jawaban dari 2 (dua) rumusan masalah
yaitu Apa Urgensi Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT ) Pada Lelang
Hak Tanggungan dan Apa Implikasi Hukum Jika Lelang Hak Tanggungan
BAB IV PENUTUP
Dalam bab penutup yang menjadi sub bab yakni kesimpulan dan saran dari
dalam penelitian ini. Sedangkan saran berisikan rekomendasi dari penulis atas
22