Anda di halaman 1dari 6

NARKOTIKA GOLONGAN III

Undang –Undang Pasal 6 Ayat 1 Tahun 2009, menyebutkan :


• Narkotika golongan I, adalah narkotika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan;
• Narkotika golongan II, adalah narkotika berkhasiat pengobatan
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan;
dan
• Narkotika golongan III, adalah narkotika berkhasiat pengobatan
dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan.
CONTOH NARKOTIKA GOLONGAN III
Buprenorfin
PENYALAHGUNAAN GOLONGAN III
• Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Republik Indonesia Nomor
HK.04.1.35.07.13.3855 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Keputusan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Republik Indonesia Nomor
HK.04.1.35.06.13.3534 Tahun 2013 tentang
pembatalan izin edar obat yang mengandung
dekstrometorfan sediaan tunggal.
PENYALAHGUNAAN GOLONGAN III
• DMP bekerja pada Sistem Saraf Pusat (SSP)
dengan berikatan pada reseptor sigma-1 yang
ada pada medula dan terlibat dalam pengaturan
refleks batuk. Selain itu, DMP juga bersifat
sebagai antagonis reseptor NDMA (N-Methyl D-
Aspartate) yang ada dalam SSP, sehingga pada
dosis tinggi efeknya akan menyerupai Ketamin
yang juga merupakan antagonis NDMA.
Antagonis terhadap NDMA dapat menimbulkan
efek euforia dan halusinasi.
PENYALAHGUNAAN GOLONGAN III
• penyalah guna narkotika golongan III yakni
dengan mengonsumsi sekaligus
dekstrometorfan dengan jumlah 5 hingga 10
bahkan 20 kali dosis normal dalam sekali
pemakaian. Disamping itu, yang lebih
memprihatinkan adalah kecenderungan
meng-oplos dekstrometorfan dengan
minuman keras.
PENYALAHGUNAAN GOLONGAN III

Amitriptilin

Anda mungkin juga menyukai