Anda di halaman 1dari 54

MODUL 6

KONTRASEPSI DAN INFERTILITAS


Skenario 6:
Ny. Ferti dan bayi tabung
Ny. Ferti, 35 tahun, sudah 14 tahun menikah akan tetapi belum memiliki anak. Ia sudah
mencoba berbagai macam cara agar bisa memiliki anak akan tetapi belum juga berhasil. Ia
mendengar dari teman sekerjanya tentang salah seorang keluarganya yang telah berhasil
memiliki anak dengan teknologi invitro fertilization, dan kemudian memutuskan untuk
mencobanya. Ia pun datang ke klinik dokter spesialis kandungan bersama suaminya untuk
berkonsultasi mengenai kemungkinan dirinya memiliki anak dengan metode tersebut. Dari
anamnesis diketahui bahwa di awal perkawinannya, karena alasan pekerjaan Ny. Ferti
menunda memiliki anak dengan menggunakan kontrasepsi hormonal jenis suntik. Sejak 5
tahun terakhir, Ny.Ferti tidak lagi menggunakan kontrasepsi tersebut akan tetapi belum juga
dikaruniai anak. Suami Ny.Ferti, bekerja sebagai pilot dan sering bepergian dalam waktu
yang lama, sehingga mereka jarang bertemu. Sejak sebelum menikah, Ny. Ferti mempunyai
riwayat endometriosis. Ibu Ny.Ferti pernah mengatakan untuk tidak menunda memiliki
anak dengan menggunakan kontrasepsi, karena berisiko mandul. Ny.Ferti bertanya apakah
benar ia mandul, dan apakah itu disebabkan oleh kontrasepsi yang digunakan sebelumnya?
Ia juga bertanya tentang bagaimana kemungkinan keberhasilan dilakukannya inseminasi
buatan?
Bagaimana anda menjelaskan kondisi Ny.Ferti di atas?
Jump 1 : Terminologi
1. Invitro fertilization
 fertilisasi invitro berarti proses pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa
yg terjadi di luar tubuh (bayi tabung)
2. Kontrasepsi
 Alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan
3. Infertilitas
 Suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki anak
walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali seminggu
dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis
apapun
4. Endometriosis
 Adanya kelenjar dan stroma endometrium ektopik atau diluar dari kavum
uterus dan di hubungkan dengan nyeri pelvik dan infertilitas
5. Inseminasi buatan
 Prosedur untuk mengatasi kesuburan dan untuk mencapai sperma ke sel telur
Jump 2 & 3 : Rumusan Masalah dan
Hipotesa
1. Apakah ada hubungan usia dgn keluhan Ny.
Ferti yg sulit hamil?
Jawab:
• Usia 35 tahun  tingkat kesuburan menurun
• Ketidakseimbangan hormon  FSH meningkat
dan LH tidak berubah folikel ovarium
menurun  folikel kurang peka terhadap
stimulasi gonadotropin  penurunan
kesuburan.
2. Bagaimana langkah2 dan prosedur IVF?
Jawab: langkah langkahnya :
• Ketahui siklus menstruasinya
• Pemantauan ovarium  dgn obat suntik
• Pemantauan folikel dengan tes darah dan USG
transvagina
• Pematangan oosit dgn suntikan HCG
• Pengambilan telur  34-36 jam stlh suntikan HCG
• Pengambilan sperma
• Lakukan pembuahan telur
• Pemindahan telur yang sudah dibuahi ke rahim
• Beri hormon progesteron agar lebih pekat
3. Mengapa setelah 14 thn menikah, Ny. Ferti blm
memiliki anak?
Jawab: Krn menggunakan alat kontrasepsi jangka lama 
terpapar progesteron lama  mencegah ovulasi
- Endokrin
- Faktor suami  jarang bertemu
- Faktor usia, pekerjaan, tingkat stres, body massa index
kaitannya dgn status gizi
4. Apakah ada hubungan Ny. Ferti Yg menggunakan
kontrasepsi hormonal dgn blm memiliki anak?
Jawab:
• 35,1 % dan tergantung beberapa faktor seperti gaya
hidup
• Tertinggi pada usia< 35 tahun
6. Apa saja Macam2 alat kontrasepsi dan sebutkan kelebihan dan
kekurangannya!
Jawab:
- Hormonal  pil KB . Kelebihan nya (membuat siklus haid teratur),
kekurangan (mengurangi infeksi)
 Suntik KB
 Cincin vagina : mahal, timbul peradangan
 Pil KB progestin : meningkatkan BB
 IUD : tembaga, kram, mudah digunakan dan tidak mengganggu
kesuburan, dan tidak nyaman.

- Kontrasepsi penghalang fisik


• Kondom  mudah di gunakan tapi timbul alergi
• Spermisido  alternatif, tetapi efektivitas kurang, dan tidak menular
penyakit sexual.
- Kontrasepsi alami
• sistem KB kalender  kelebihan (murah) kekurangan (kurang
efektif)

- Kontrasepsi permanen  kelebihan ( sangat efektif, mencegah


kehamilan). Kekurangan ( mahal, timbul komplikasi)

7. Apakah ada hbgn kondisi Ny. Ferti dgn pekerjaan suaminya?


Jawab: ada, karena jarang bertemu  coitus jarang
Bisa karena faktor kelelahan fisik  kualitas sperma menurun

8. Apakah ada hbgn riwayat endometriosis dgn keluhan Ny. Ferti?


Jawab: ada, dilihat dari mekanisme  distorsi anatomi panggul
Dan efek pada embrio meningkatkan radikal bebas endometrium
9. Apa saja efek samping dan resiko IVF?
Jawab: efek samping  prematur, abortus, stres,
kehamilan ektopik, payudara sakit, perut kram,
konstipasi.
Resiko  terjadi infeksi, perdarahan, timbul
sindrom hiperstimulasi Ovarium

10. Bagaimana mekanisme kerja kontrasepsi


hormonal?
Jawab: estrogen dan progesteron memberi umpan
balik  menghambat FSH dan pengeluaran LH 
endometrium tidak siap menerima implantasi
11. Apa perbedaan IVF dengan inseminasi buatan?
Jawab: inseminasi untuk kondisi pada wanita sulit
berhubungan sexual
Gagal konsepsi
Murah, tingkat keberhasilan kecil (<30 thn 
20% tingkat keberhasilan)

IVF  tingkat pemahaman kebudayaan/ agama


tidak menerima
mahal, tingkat keberhasilan besar
Indikasi : kegagalan memakai konsepsi dan
kegagalan inseminasi buatan 6 siklus.
Kontrasepsi dan Infertilitas

Kontrasepsi Infertilitas

Hormo Alami Permanen Pengha


nal lang
Fisik Faktor
Tatalaksana
Pencegah
Pil KB IUD Pil KB
Proges Kondom Spermisido
Estrogen IVF IB
tin Progestin Diafragma

KB
Menyusui
Kalender
LEARNING OBJECTIVE

1. Alat kontrasepsi
2. Infertilitas
3. IVF
LO 1 : Kontrasepsi
Kontrasepsi Hormonal
a) Pil Kombinasi

 Pil kombinasi yang sekarang digunakan tidak berisi estrogen &


progesteron alamiah melainkan steroid sintetik.
 Ada 2 jenis progesteron sintetik yg dipakai yaitu :
• Berasal dari 19 nor-testosteron  derivat yang dipakai ialah
etinodiol diasetat & norgestrel.
• Berasal dari 17 alfa asetoksi- progesteron  penggunaan
terlalu lama  tumor mammae
 Estrogen yang banyak dipakai untuk pil kontrasepsi adalah etinil
estradiol & mestranol.
Mekanisme Kerja Pil Kombinasi

• Komponen estrogen dalam pil kombinasi 


menekan sekresi FSH untuk menghalangi
maturasi folikel dalam ovarium. Estrogen
dosis tinggi dapat mempercepat perjalanan
ovum  menyulitkan terjadinya implantasi
dari ovum yang sudah dibuahi.
• Komponen progesteron dalam pil kombinasi
memperkuat estrogen dalam mencegah
ovulasi.
Kelebihan Pil Kombinasi Kekurangan Pil Kombinasi
• Frekuensi koitus tidak • Harus diminum tiap hari
perlu di atur • Ada efek samping
• Siklus haid jadi teratur sementara seperti mual,
• Keluhan dismenorea muntah, dan nyeri
menghilang payudara
• Harga mahal
Cara Pemberian
• Ada pil yang berisi 21-22 dan
berisi 28 pil.
• Pil yang berisi 21-22 pil 
diminum mulai hari ke 5 haid
tiap hari. ,
• Pil yang berisi 28 pil 
diminum tiap malam terus
menerus
• Sangat dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan
sediaan apus (papsmear) dan
pemeriksaan mamma setahun
sekali pada pemakaian pil.
b) Depo provera

• Depo provera  6-alfa medroksiprogesteron


yang digunakan untuk tujuan kontasepsi
parenteral, mempunyai efek progestagen
yang kuat.
• Noristerat juga termasuk dalam golongan
kontrasepsi suntikan.
Mekanisme kerja
• Menghalangi terjadinya ovulasi dengan
menekan pembentukan gonadotropin
releasing hormone dari hipotalamus
• Lendir serviks bertambah kental sehingga
menghambat penetrasi sperma melalui
serviks uteri
• Implantasi ovum dalam endometrium
dihalangi
• Mempengaruhi transpor ovu di tuba
Keuntungan Kekurangan
• Efektivitas tinggi • Sering menimbulkan
• Pemakaian sederhana pendarahan yang tidak
• Injeksi hanya 4 kali teratur (spotting,
setahun breakthrough bleeding)
• Reversibel • Menimbulkan amenorea
• Cocok untuk ibu-ibu
menyusui
Waktu pemberian dan dosis
• Cocok untuk program postpartum karena
tidak mengganggu laktasi dan terjadi
amenorea setelah suntikan
• Depo provera disuntikan sesudah air susu ibu
terbentuk yaitu kira-kira hari ke 3 sampai
dengan hari ke 5.
• Disuntikkan dengan dosis 150 mg/cc sekali
dalam 3 bulan.
• Suntikan harus intramulus dalam.
KONTRASEPSI NON HORMONAL
Pro
• Kondom pria dan wanita dapat mencegah STD/IMS
• Tidak ada pengaruh sistemik
Contra
• Alat berbahan latex  risiko alergi dan bereaksi
dengan minyak
• alat selain kondom tidak dapat mencegah STD/IMS
• Risiko infeksi pada alat yang di masukkan hingga
ostium cervix, i.e: caps, diafragma, IUD, kondom
wanita
• Risiko laserasi/perforasi pada penggunaan IUD
Kondom

• Kondom pria
efektivitas 98%
• Kondom wanita
efektivitas 95%
Contra
• Mengganggu
hub seksual
• Harus segera di
lepas setelah
ejakulasi
Diafragma dan caps
• Efektivitas 92-96%
• Terbuat dari silikon
(caps), latex
(diafragma)
• Dipasang sebelum
berhubungan seksual
• Harus di gunakan
dengan spermisid
• Boleh di lepas minimal
6 jam setelah
berhubungan seksual
Diafragma dan caps
Contra
• Tidak boleh di gunakan pada
kelainan morfologi uterus
• Tidak boleh di gunakan pada
wanita dengan otot vagina
lemah  multipara
• Tidak boleh untuk wanita
dengan banyak partner seksual
• Jika berat badan bertambah >
3kg atau setelah melahirkan,
abortus  ganti ukuran
caps/diafragma
Intra Uterine Device
• Efektivitas 99%
• Mengandung tembaga
• Proteksi hingga 10 th
Contra
• ↑ risiko kehamilan
ektopik
• Mengganggu saat
hubungan seksual
• Siklus menstruasi
irreguler 3-6 bulan
pertama
• Menometrorrhagia
OPERATIF/PERMANEN
• Efektivitas 99,85%
( terjadi kehamilan pada 1 dari 1000 wanita)
• Vas deferens / tuba fallopi di ikat, jahit atau di
potong
• Vasektomi  bedah minor, rawat jalan
• Tubektomi  bedah umum, rawat inap
Vasektomi
Pro
• Lebih efektif di banding tubektomi
Contra:
• Infeksi paska operasi
• Long term testicle pain
• Granuloma sperma
• Haematoma
Vasektomi
Tubektomi
• Proteksi seumur hidup
• Kauterisasi: bipolar coagulation,
monopolar coagulation
• Pemotongan: fimbriektomi
• Klip: tubal clip, tubal ring, essure
• Cut, tied and burned : Pomeroy Tubal
Ligation
Contra
• Risiko kehamilan ektopik
• Post tubal sterilization syndrome
Pomeroy Tubal Ligation
Lo 2 Infertilitas
DEFINISI INFERTILITAS

• Belum terjadi kehamilan pada pasangan


suami istri yang telah berhubungan
teratur selama satu tahun tanpa memakai
alat/metode kontrasepsi.

• Definisi waktu tidak berlaku pada suami


atau istri dengan penyebab infertilitas
yang jelas seperti haid tidak teratur,
salpingitis, endometriosis, tidak turunnya
testis atau orkitis.
Pembagian Infertilitas

• Infertilitas Primer :
jika istri belum berhasil hamil walaupun
bersenggama teratur dan dihadapkan pada
kemungkinan kehamilan selama 12 bulan
berturut-turut

• Infertilitas Sekunder :
istri pernah hamil, akan tetapi istri tidak hamil
lagi walaupun bersenggama dan dihadapkan
kepada kemungkinan kehamilan selama 12
bulan
PENYEBAB INFERTILITAS
1. Faktor istri
2. Faktor suami
3. Faktor suami-istri
4. Faktor yang tidak dapat dijelaskan
Faktor Istri
Faktor Suami
Tentukan ovulasi

• Pastikan apakah siklus


haidnya berovulasi
• Gambaran siklus yang
tidak berovulasi :
–Oligomenorrhea
atau amenorrhea
–Kadar progesteron
yang rendah pada
fase luteal
Tentukan pola haidnya

Eumenorea
(25 -35 hari)

Polimenorea
(<25 hari)

Oligomenorea
(> 31 hari)

Amenorea
Metode penentuan ovulasi
• Suhu basal badan
• Rentangan lendir serviks
• Biopsi endometrium
• Pemeriksaan LH pada
urine
• Kadar progesteron mid-
luteal
• Pemeriksaan ovulasi
dengan USG H 12 dan 15
-pecah atau tidak (LUF) +
cek lendir Cervix
Pemeriksaan lendir serviks

Lendir serviks di bawah pengaruh hormon estrogen


bisa diregangkan di antara 2 jari atau di antara 2 slide
mikroskop (uji spinnbarkeit)
Kadar progesteron mid-luteal
Biasanya diperiksa
pada hari ke 7
pasca ovulasi atau
7 hari menjelang
haid berikutnya
Normal :
10 – 30 ng/ml
(Sumber : Lab. Makmal
FKUI)
Women with regular menstrual cycles and more than 1 year’s infertility can be
offered a blood test to measure serum progesterone in the midluteal phase of
their cycle (day 21 of a 28-day cycle) to confirm ovulation.(B)
Cara melakukan
deteksi ovulasi
menggunakan kit
LH

(-) (-) (+) (+) (X)


Cycle Length (days) Start Test Series beginning on Cycle Length (days) Start Test Series beginning on

21 Day 6 29 Day 12

Pada kasus PCOS 22 Day 6 30 Day 13

23 Day 7 31 Day 14
dapat memberikan 24 Day 7 32 Day 15

hasil positip palsu 25 Day 8 33 Day 16

26 Day 9 34 Day 17

27 Day 10 35 Day 18

28 Day 11 See Note below


Estrogen Progesteron
Uji pasca sanggama (UPS) terbukti tidak memiliki nilai untuk memprediksi
fertilitas, namun lebih merupakan bioassay untuk menunjukkan perubahan pola
hormon. Mukus yang mampu membenang berada di bawah pengaruh
estrogen, sementara ketidakmampuan membenang karena dipengaruhi oleh
progesteron The routine use of postcoital testing of cervical mucus in the
investigation of fertility problems is not recommended because it has no
predictive value on pregnancy rate. (A)
Pemeriksaan HSG
• Infertilitas tuba terjadi pada 15 –
50 % pasangan
• HSG menggambarkan kavum
uteri dan kedua tuba falopii
• Dilakukan pada 10 hari pertama
siklus haid, di mana tidak ada
risiko kehamilan dan tidak boleh
dilakukan saat pasien masih
berdarah
Lo 3 In vitro Fertilization
Definisi In Vitro Fertilization

In vitro fertilization (IVF) adalah suatu proses


pembuahan sel telur oleh sel sperma di luar tubuh
wanita, tepatnya di dalam sebuah tabung
pembuahan. Setelah sel telur berhasil dibuahi dan
ada dalam fase siap, maka akan dipindahkan ke
dalam rahim.
Proses In vitro Fertilization
Stimulasi ovarium
• Tujuan utama dari stimulasi ini adalah untuk
meningkatkan jumlah sel telur yang diproduksi oleh
ovarium.
• Semakin banyaknya sel telur yang bisa diambil dan
dibuahi selama proses bayi tabung, maka semakin
besar pula kesempatan terjadinya kehamilan.
• Selama tahap stimulasi ovarium ini, akan diberikan
obat kesuburan untuk meningkatkan produksi sel
telur.
Pematangan oosit (sel telur dalam ovarium)
• Sebelum sel telur diambil dan dipindahkan ke rahim , telur
harus menyelesaikan pertumbuhan dan perkembangannya
terlebih dulu. Untuk memicu pematangan oosit tersebut,
maka akan diberi suntikan human chorionic gonadotropin
(hCG) guna pematangan telurnya maksimal.
• Suntikan hormon ini dilakukan sebanyak satu kali dan harus
dilakukan pada waktu yang tepat. Karena jika dilakukan
terlalu dini, telur bisa menjadi tidak cukup matang.
• Namun, jika suntikan dilakukan terlalu lama, telur malah
akan menjadi terlalu tua dan tidak bisa berbuah dengan
baik.
• Untuk melihat kapan waktu yang tepat dalam melakukan
suntikan, maka diperlukan melakukan ultrasound kembali.
Pengambilan sel telur (ovum retrieval)
• Pengambilan telur baru bisa dilakukan sekitar 34-36 jam
setelah menerima suntikan hCG. Agar tidak merasakan sakit
saat pengambilan telur, maka akan dianestesi terlebih dulu.
• Kemudian, USG transvaginal dilakukan untuk memandu
dokter dalam pengambilan telur . Pengambilan telur
dilakukan menggunakan jarum yang akan menghisap folikel
dalam ovarium .
• Nantinya, hanya akan ada satu oosit (telur) tiap satu folikel
yang diambil dari ovarium. Oosit ini kemudian akan dibawa ke
laboratorium embriologi untuk dilakukan pembuahan.
Pembuahan telur
• Jika sebelumnya telur atau folikel dipilih yang paling baik, maka
selanjutnya akan dilakukan pembuahan atau inseminasi.
• Inseminasi adalah saat dimana sperma diperkenalkan ke telur,
kemudian hasil gabungan keduanya dimasukkan ke dalam
ruangan khusus.
• Biasanya dalam waktu 12-24 jam diharapkan sudah terjadi
pembuahan antara sperma dengan telur.
• Namun, jika suami yang mengalami masalah ketidaksuburan
atau yang mempunyai kualitas sperma rendah, sperma perlu
disuntikkan langsung ke masing-masing telur yang matang.
• Teknik ini disebut dengan intra-cytoplasmic sperm injection
(ICSI).
Pemindahan telur yang sudah dibuahi
• Beberapa hari sebelum dilakukan pemindahan embrio,
akan diberikan obat hormon progesteron untuk
membantu mempersiapkan dinding rahim untuk
menerima embrio.
• Setelah telur dibuahi, telur akan disimpan selama 3-5
hari di tempat khusus sebelum dipindahkan ke rahim .
• Pemindahan telur yang sudah dibuahi (embrio)
biasanya dilakukan pada hari kelima setelah
pembuahan, dimana embrio sudah berada pada fase
blastosit.
• Embrio pada fase blastosit ini sudah mampu
menempel dengan baik pada rahim .
Faktor penentu keberhasilan
• Ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan prosedur
invitro fertilization. Salah satu faktor utama yang sangat
berpengaruh adalah usia perempuan itu sendiri.
• Usia optimal dari perempuan yang biasanya menentukan
keberhasilan proses bayi tabung yaitu sekitar 23-39 tahun, dengan
persentase tertinggi adalah di bawah usia 35 tahun.
• Namun, tingkat keberhasilan kehamilan bayi tabung tak hanya
bergantung pada faktor usia, melainkan juga sejumlah faktor
termasuk sejarah reproduksi, penyebab infertilitas, dan faktor gaya
hidup.
• Untuk mengetahui hasilnya, sebaiknya setelah dilakukan
pemindahan embrio ke rahim, harus menunggu waktu selama dua
minggu untuk melihat apakah berhasil hamil atau tidak.
• Selama waktu menunggu, sebaiknya melakukan aktivitas sehari-hari
seperti biasanya. Jangan buat diri stres dengan memikirkan
kehamilan Karena setres justru bisa menjadi faktor penghambat
kehamilan berhasil.
•TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai