Anda di halaman 1dari 74

K-1.

Kuliah Blok Elektif


Bencana/Disaster
23 Mei 2016
Dr.H.Hibsah Riduan, MSc
Diskusi.
a. Defenisi.
b. Pengertian.
c. Latar belakang.
d. Paradigma bencana.
e. Siklus bencana.
f. Istilah-istilah dalam bencana.
g. Masalah yg dihadapi.
h. Kondisi yg diharapkan.
i. Kebijakan pemerintah.
j. Peran Perguruan Tinggi dlm bencana.
DEFENISI BENCANA
• Peristiwa atau rangkaian peristiwa yg
mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-
alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis.(UU
24/2007).
UU RI No. 24 Tahun 2007
3 Jenis Bencana
• Bencana alam; bencana yg diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yg disebabkan oleh alam antara lain
berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah langsor.
• Bencana nonalam ; bencana yg diakibatkan oleh peristiwa
atau rangkaian peristiwa nonalam yg antara lain berupa
gagal teknologi, gagal transportasi, epidemi dan wabah
penyakit.
• Bencana sosial ; bencana yg diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yg diakibatkan oleh manusia yg
meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas
masyarakat, dan teror.
DISASTER
– Natural disaster ;
• Gempa; tsunami;gunung berapi; banjir; angin topan;
longsor; dsb.
– Man made disaster.
• Kebakaran ; kecelakaan transportasi masal; meledak
pabrik/industri; kerusuhan; konflik sosial; boom masal;
teroris; dsb
PENGERTIAN
Definisi bencana: (I)
• Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam atau manusia yang
mengakibatkan korban dan penderitaan
manusia, kerugian harta benda, kerusakan
lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana
umum serta menimbulkan gangguan terhadap
tata kehidupan dan penghidupan masyarakat
dan pembangunan nasional yg memerlukan
bantuan dan pertolongan secara khusus.
PENGERTIAN

• Definisi bencana: (II)


• Suatu kejadian yang menyebabkan terjadinya banyak
korban (pasien gawat darurat), yang tidak dapat
dilayani oleh unit pelayanan kesehatan seperti
biasa, terdapat kerugian material dan terjadinya
kerusakan infrastruktur fisik serta terganggunya
kegiatan normal dalam masyarakat.
Latar Belakang
• Indonesia berada pada daerah rawan bencana :
– Bencana alam (Natural Disaster)
• Gempa, Gunung meletus, Tsunami,
• Banjir, Banjir bandang, Tanah longsor, Angin puyuh dll
– Karena ulah manusia (Man-Made Disaster)
• Kegagalan teknologi, Kecelakaan massal, Kebakaran
hutan dll
– Kedaruratan Kompleks
• Konflik sosial, Terorisme dll
• Bencana ---> Selalu mengakibatkan masalah
kesehatan
• Kesehatan selalu menjadi ujung tombak dlm upaya
penanggulangan bencana
PETA RAWAN GEMPA BUMI
DI INDONESIA
Euro-Asia Pasifik

Indo-Australia
PETA RAWAN TSUNAMI
DI INDONESIA
PETA DAERAH GUNUNG API
DI INDONESIA
PETA RAWAN BANJIR
DI INDONESIA
PETA RAWAN TANAH LONGSOR DI INDONESIA
GEMPA BUMI & TSUNAMI
DI NAD DAN SUMUT, 2004

±250.000 jiwa meninggal/hilang


GAMBARAN KONFLIK DI INDONESIA

“Separatisme” SARA
SARA

Separatisme,
SARA

Sosial
Politik, Sosial
SARA, Politik,
Sosial

Politik, Sosial
Sosial, SARA
SUPERMAKET BENCANA
SUPERMAKET BENCANA
SUPERMAKET BENCANA
SUPERMAKET BENCANA
SUPERMAKET BENCANA
Kejadian Banjir
Th 2004 - 2005
Riau (Rokan Hilir)
Sumbar (Solok)
Jambi (Muaro Jambi, Kota Jambi,
Merangin)
Sumsel (Palembang, OKU Timur)
Bengkulu (Rejang Lebong)
DKI (Jakut, Jaktim,Jaksel, Jakpus)
Jabar (Bandung)
Jateng (Cilacap,Semarang,Brebes)
Jatim (Bojonegoro, Malang)
Kalbar (Pontianak, Sambas)
Kalsel (Banjar)
Kaltim (Kutai Kertanegara)
Sulsel (Maros, Wajo)
Kejadian Banjir &
Banjir Bandang 2006
Banjir
Sumbar (Pesisir selatan)
Jabar (Bekasi, Bandung, Subang,
Indramayu, Sumedang, Karawang)
Jateng (Pati)
Jatim (Sampang, Jombang,
Situbondo, Probolinggo)
Sulsel (Maros, Luwu Utara)
NTT (Manggarai, Belu)
NTB (Lombok Timur)
Banjir Bandang
NTB (Lombok Timur, Sumbawa)
Kejadian Tanah Longsor
Th 2004-2005
2004
T Sumbar (Pasaman)
e Jabar (Garut, Bandung)
r Jateng (Purworejo,Kebumen)
Jatim (Batu, Pasuruan,
Trenggalek)
Sulsel (Gowa)
2005
•Jabar (Bandung)
Kejadian Tanah Longsor
Th 2006

T
e Jateng (Boyolali, Purworejo,
Temanggung, Banjar Negara,
r Wonogiri)
Jabar (Purwakarta, Bandung)
Bali (Buleleng)
Kejadian Banjir &
Tanah Longsor Th 2006

T
Jatim (Jember)
e Jateng (Brebes, Rembang,
r Pekalongan, Kendal, Temanggung)
Sulut (Kota Manado)
Kejadian Gunung Meletus
Th 2003-2004
2003
•Sulut (G. Ruang)
•NTT (G. Lewotobi Laki2)
2004
•Jatim (G.Bromo)
•NTT (G.Egon)
•Sulut (G.Awu)
Kejadian Kegagalan Teknologi
Th 2004 - 2006

2006
Kecelakaan Industri
•Jatim (Pabrik Amoniak,
Gresik)

2004
Kecelakaan Industri
•Jatim (Gresik, Sidoarjo)
Kejadian Teror Ledakan Bom
Th 2003-2006

2003
• DKI (JW. Marriot)
• Banten (Cengkareng)
2004
• Riau (Pekanbaru)
• Sulsel (Palopo)
• DKI (Kedubes Australia)
2005
• Bali (Kuta dan Jimbaran)
2006
• Sulteng (Palu)
Kejadian Konflik/Kerusuhan
Th 2000-2006

2000-2005
•NAD
•Kalbar (Sambas, Pontianak)
•Kalteng (Sampit, Palangkaraya)
•Sulteng (Poso)
•Sulsel (Polewali Mamasa)
•Maluku
•Maluku Utara
•Papua (Jayawijaya, Timika)
2006
•Papua (Timika, Freeport, Abepura)
Kejadian Gempa Bumi
Th 2004-2006
T 2004
e Papua (Nabire 2 kali)
NTT (Alor)
r Bali (Denpasar)

2005
•NAD (Simeulue)
•Sumut (Nias dan Nias Selatan)

2006
•Maluku (Pulau Buru)
Kejadian Kegagalan Teknologi
Th 2004 - 2006
2006
Kecelakaan Industri
•Jatim (Pabrik Amoniak,
Gresik)

2004
Kecelakaan Industri
•Jatim (Gresik, Sidoarjo)
9 11
Bencana akibat ulah manusia
Paradigma Baru Bencana
Perlu perubahan paradigma dlm penanganan MK-AB
• International Decade for Natural Disaster Reduction (IDNDR)
1990-2000
• Yokohama Strategy Plan of Action, 1994
• Beijing Action, 2005
• Deklarasi Hyugo dan Hyugo Framework for Action 2015 dari
resolusi PBB
Lama -------> Baru
- tanggap darurat - pencegahan
- rehabilitasi - mitigasi
- kesiapsiagaan
Siklus Penanggulangan Bencana
X
Response
Kesiapsiagaan X X Tanggap Darurat
1. RESCUE - TRIAGE
2. ACUTE MEDICAL RESPONSE
3. EMERGENCY RELIEF
4. EMERGENCY REHABILITATION

Mitigasi X X Pemulihan

Pencegahan X X Pembangunan
Peringatan dini
• Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan
pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan
terjadinya bencana pada suatu tempat oleh
lembaga yang berwenang.
Mitigasi
• Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana.
Tanggap darurat bencana
• Adalah serangkaian kegiatan yg dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana
untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan,
• Meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi
korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan
dasar, pelindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan
sarana.
Kedaruratan Kesehatan
• Suatu keadaan atau situasi yang mengancam
sekelompok masyarakat dan atau masyarakat
luas yg memerlukan respon penanggulangan
sesegera mungkin dan memadai diluar
prosedur rutin, dan apabila tidak dilaksanakan
menyebabkan gangguan pada kehidupan dan
penghidupan
KRISIS KESEHATAN
• Lumpuhnya pelayanan kesehatan, korban
mati, korban luka, pengungsi, masalah gizi,
masalah ketersediaan air bersih, masalah
sanitasi lingkungan, penyakit menular dan
stres/gangguan kejiwaan.
Kedaruratan Kompleks (sumber: WHO )
• Kedaruratan kompleks mempunyai ciri-ciri tingkat
ketidak stabilan yg beragam dan bahkan menurunnya
kewibawaan negara.
• Mengakibatkan hilangnya kontrol pemerintahan dan
ketidakmampuan menyediakan pelayanan vital dan
perlindungan terhadap penduduk sipil.
• Suatu ciri utama dari kedaruratan kompleks adalah
kekerasan umum yang nyata atau potensial: terhadap
manusia, lingkungan, infrastruktur dan harta benda.
Kekerasan mempunyai dampak langsung berupa
kematian, trauma fisik dan psikososial serta kecacatan.
Kerentanan
• Kondisi-kondisi yg ditentukan oleh faktor-
faktor atau proses-proses fisik, sosial, ekonomi
dan lingkungan hidup yg meningkatkan
kerawanan suatu masyarakat terhadap
dampak ancaman.
Korban Massal
• Korban akibat kejadian dengan jumlah relatif
banyak oleh karena sebab yg sama dan perlu
mendapatkan pertolongan kesehatan segera
dengan menggunakan sarana, fasilitas dan
tenaga yg lebih dari yg tersedia sehari-hari
Penanggulangan Bencana
• Suatu proses yg dinamis, terpadu dan
berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas
langkah-langkah yg berhubungan dengan
penanganan, merupakan rangkaian kegiatan
yg meliputi pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan, tanggap darurat, rehabilitasi
dan pembangunan kembali.
Risiko
• Suatu peluang dari timbulnya akibat buruk,
atau kemungkinan kerugian dalam hal
kematian, luka-luka, kehilangan dan kerusakan
harta benda, gangguan kegiatan mata
pencaharian dan ekonomi atau kerusakan
lingkungan yg ditimbulkan oleh interaksi
antara ancaman bencana dan kerentanan
Tim Rescue
• Adalah tim yang terdiri dari tenaga medis ,
petugas pemadam kebakaran dan SAR tim ini
dibentuk untuk menyelamatkan korban
bencana
Tim Reaksi Cepat
• Tim yang terdiri dari dokter umum, Dokter Sp
bedah, dokter sp anestesi, Perawat mahir,
tenaga Disaster victims identification (DVI)
Apoteker dan as.Apoteker Sopir ambulan,
Surveilans Epidemiologi/Sanitarian, petugas
komunikasi yang bergerak dalam waktu 0-24
jam setelah ada informasi kejadian bencana
Tim Penilaian Cepat (Tim RHA)
• Tim ini terdiri dari dokter umum, Epidemiologi
dan sanitarian yang berangkat bersamaan
dengan Tim Reaksi Cepat atau menyusul
dalam waktu kurang dari 24 jam
Tim Bantuan Kesehatan
• Tim yang terdiri dari Dokter, Perawat mahir,
Apoteker, Bidan, Sanitarian, Ahli Gizi Tenaga
Surveilan yang berangkat berdasarkan
kebutuhan setelah Tim Reaksi Cepat dan Tim
RHA kembali dengan laporan hasil kegiatan
mereka dilapangan.
Tenaga DVI (Disaster Victim Identification).

• Tenaga kesehatan terlatih yg bertugas


melakukan pengenalan kembali jati diri korban
yang ada akibat bencana.
Pengungsi (sumber: UNHCR)

• Setiap orang yg berada diluar negara tempatnya


berasal dan yg diluar kemauannya atau tidak
mungkin kembali ke negaranya atau
menggunakan perlindungan bagi dirinya sendiri
karena:
– ketakutan mendasar bahwa dia akan dituntut karena
alasan ras, agama, kebangsaan, keanggotaan pada
kelompok social tertentu atau pendapat politik;
– ancaman terhadap nyawa atau keamanannya sebagai
akibat pertikaian bersenjata dan bentuk-bentuk lain
dari kekerasan yang meluas dan sangat mengganggu
keamanan masyarakat umum
Masalah Yang Dihadapi
• Kecenderungan peningkatan frekuensi &
intensitas masalah kesehatan
• Penanggulangan masalah kesehatan blm
direspons secara baik
• Dukungan Satkorlak PBP di Propinsi & Satlak
PBP di Kab/Kota belum optimal
• Koordinasi antar instansi yg masih lemah
Kondisi yg diharapkan
Terwujudnya :
• Peningkatan upaya pencegahan, mitigasi &
kesiapsiagaan dg memperkuat koordinasi lintas
program & lintas sektor serta menggalang PSM
• Peningkatan kerjasama dng instansi2 Pusat maupun
Daerah yg terkait , POLRI serta TNI .
• Peningkatan kerjasama & kemitraan dgn berbagai Org
(LSM, Ormas, Internasional dll)
• Sistem Info penanggulangan bencana dan penanganan
pengungsi yg optimal
• Masyarakat yg sadar bencana & berkembangnya ‘Safe
Community ‘ atau gerakan masy yg peduli kes & rasa
aman
Kebijakan bencana
(Pedoman tehnis penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana; Departemen
Kesehatan RI, Jakarta 2007).

1. Setiap korban akibat bencana perlu mendapat


pelayanan kesehatan sesegera mngkin secara
maksimal dan manusiawi.
2. Prioritas awal selama masa tanggap darurat
adalah penanganan gawat darurat medic
terhadap korban luka dan identifikasi korban
meninggal di sarana kesehatan.
3. Prioritas berikutnya adalah kegiatan kesehatan
untu mengurangi resiko munculnya bencana
lanjutan, di wilayah yang terkena bencana dan
lokasi pengungsian.
Kebijakan bencana
(Pedoman tehnis penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana; Departemen
Kesehatan RI, Jakarta 2007).

4. Koordinasi pelaksanaan penanganan krisis


kesehatan akibat bencana dilakukan secara
berjenjang mulai dari tingkat kabupaten,
propinsi dan pusat.
5. Pelaksanaan penanganan krisis kesehatan
dilakukan oleh pemerintah dan dapat dibantu
oleh berbagai pihak, termasuk bantuan Negara
sahabat, lembaga donor, LSM nasional dan
Internasional serta masyarakat.
Kebijakan bencana
(Pedoman tehnis penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana;
Departemen Kesehatan RI, Jakarta 2007).

6. Bantuan kesehatan dari dalam dan luar negeri


perlu mengikuti standard dan prosedur yang
dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan.
7. Pengaturan distribusi bantuan bahan obat, dan
perbekalan kesehatan serta SDM kesehatan
dilaksanakan secara berjenjang.
8. Dalam hal kejadian bencana yang
mengakibatkan tidak berjalannya fungsi
pelayanan kesehatan setempat, kendali
operasional diambil alih secara berjenjang ke
tingkat yang lebih tinggi.
Peran Perguruan Tinggi dalam bencana
• Tri Dharma Perguruan Tinggi ; Pengabdian masyarakat.
• Ikutserta dlm penanggulangan bencana > perguruan
tinggi melakukan tanggungjawabnya mengabdi kepada
masyarakat.
• Di perguruan tinggi tersedia banyak sumberdaya ;
– Fakultas Kedokteran memiliki banyak dokter, residen,
perawat, laboratorium;
– Fakultas Psikologi memiliki psikolog;
– Fakultas Teknik memiliki arsitek, tenaga teknik sipil, tenaga
elektro;
– PT memiliki jaringan komunikasi dan informasi yang luas
dan dapat dimanfaatkan sewaktu mobilisasi dan mitigasi
penanggulangan bencana.
Apa yang harus di ketahui bagi seorang dokter
tentang bencana ?
• Sebagai dokter ;
– Ketrampilan ;
• P3K (menghentikan luka, membalut, evakuasi korban).
• BHD (Bantuan Hidup dasar) ; Airway, Breathing, Circulation = ABC
• First Responder.
• Basic Trauma Life Suport (BTLS).
• Advance Trauma Life Support (ATLS).
• PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)
• Advance Cardiac Life Support (ACLS).
• Sebagai manajer :
– Kepala UGD
– Kepala Puskesmas
– Kepala Rumah Sakit
– Kepala Dinas Kesehatan
Sumber Daya Manusia
• Pada saat terjadi bencana perlu diadakan
mobilisasi SDM kesehatan yang tergabung dalam
suatu Tim Penanggulangan bencana yang
meliputi ;
– Tim reaksi cepat.
– Tim Penilaian cepat (Rapid Health Assesment=RHA).
– Tim bantuan kesehatan.
• Sebagai kordinator Tim adalah Kepala dinas
Kesehatan Provinsi/Kabupaten mengacu kepada
Keputusan Menkes RI Nomor 066 Tahun 2006.
Tim Reaksi Cepat.

• Tim yang diharuskan bergerak cepat dalam waktu 0-24 jam


setelah ada informasi bencana, terdiri dari :
• Pelayanan medic.
– Dokter umum/dokter Brigade Siaga Bencana.
– Dokter Bedah.
– Dokter Anestesi
– Perawat Mahir bedah/Gawat darurat.
– Tenaga Disaster Victim Identification (DVI).
– Apoteker/Assisten Apoteker.
– Supir ambulance.
• Surveillance epidemiology/sanitariant.
• Petugas komunikasi.
Tim RHA.
Rapid Health Asessment

• Tim yang di berangkatkan bersamaan dengan


Tim reaksi cepat atau menyusul dalam waktu
kurang dari 24 jam, terdiri dari :
– Dokter umum 1 orang.
– Epidemiology 1 orang
– Sanitariant 1 orang.
Tim Bantuan Kesehatan.
• Tim yang diberangkatkan berdasarkan kebutuhan
setelah Tim Reaksi Cepat dan Tim Health Assesment
kembali dengan laporan hasilkegiatan dilapangan,
terdiri dari :
– Dokter umum.
– Apoteker dan Asissten Apoteker.
– Perawat
– Perawat Mahir
– Bidan.sanitariant.
– Ahli Gizi
– Surveillance
– Entomoloog.
Jumlah penduduk/pengungsi
antara 10.000 sd 20.000 jiwa

• Dokter umum 4 orang


• Perawat 10 – 20 orang
• Bidan 8 – 16 orang
• Apoteker 2 orang
• Asisten Apoteker 4 orang.
• Pranata laboratorium 2 orang.
• Epidemioloog 2 orang.
• Entomoloog 2 orang.
• Sanitariant 4 – 8 orang.
• Ahli Gizi 2 – 4 orang.
Jumlah penduduk/pengungsi 5000 orang
dibutuhkan :
• Bagi pelayanan kesehatan 24 jam dibutuhkan
dokter 2 orang, perawat 6 orang, bidan 2
orang, sanitariant 1 orang, gizi 1 orang, asisten
apoteker 2 orang, tenaga administrasi 1 orang.
• Bagi pelayanan kesehatan 8 jam dibutuhkan
dokter 1 orang, perawat 2 orang, bidan 1
orang, sanitariant 1 orang dan gizi 1 orang.
Kebutuhan tenaga kesehatan selain yang tercantum diatas
disesuaikan dengan jenis bencana dan kasus yang ada,
misalnya. ;

• Gempa bumi.
• Banjir bandang/tanah longsor.
• Gunung meletus.
• Tsunami.
• Ledakan bom
• Kecelakaan industri.
• Kerusuhan masal.
• Kecelakaan transportasi.
• Kebakaran hutan.
Informasi penilaian kebutuhan cepat.
• Penilaian kebutuhan cepat penanggulangan bencana
dilakukan segera setelah informasi awal diterima.
Informasi yang di kumpulkan meliputi ;
– Jenis bencana dan waktu kejadian.
– Tingkat keseriusan dari bencana tersebut, misalnya banjir
ketinggian ir mencapai 2 meter, gempa bumi dengan
kekuatan 7 skala Richter.
– Tingkat kelayakan yaitu luas dari dampak yang ditimbulkan
akibat bencana.
– Kecepatan perkembangan misalnya konflik antar suku di
satu daerah, bila tidak cepat dicegah maka dapat dengan
cepat meluas ketempat lain.
– Lokasi bencana terdiri dari dusun, desa, kelurahan,
kecamatan, kabuparen,kota Provinsi.
Informasi penilaian kebutuhan cepat.

– Letak geografi terdiri dari pegunungan, pantai,pulau dan


sebagainya.
– Jumlah penduduk yang terancam.
– Jumlah korban yang meninggal, hilang, luka bert,luka ringan,
pengungsi (dibagi dalam kelompok rentan ; bayi, balita, ibu
hamil, lansia, lokasi pengungsian, jumlah korban yang di rujuk ke
Puskesmas dan Rumah Sakit.
– Jenis dan kondisi sarana kesehatan yang dibagi dalam tiga
bagian yaitu ; informasi kondisi fasilitas kesehatan, ketersediaan
air bersih, sarana sanitasi dan kesehatan lingkungan.
– Akses ke lokasi bencana terdiri dari mudah/sukar, waktu
tempuh, dan alat transportasi yang dapat digunakan.
– Kondisi sanitasi dan kesehatan lingkungan di lokasipengungsian.
Alat medis bencana alam
• Tempat Triase ;
– Tanda pengenal utk menandai setiap
tempat/bagian dan petugas.
– Kartu/bendera Triase.
– Peralatan admnistrasi.
– Tandu empat buah.
– Alat penerangan.
– Tensimeter, stetoscoup, sarung tangan, lampu
senter.
Alat medis bencana alam
• Peralatan resusitasi jalan napas.
– Tabung oksigen.
– Peralatan intubasi.
– Peralatan tracheotomi.
– Peralatan drain Thoraks.
– Ambu bag.
– Alat cricothiroidectomi
Alat medis bencana alam
• Peralatan resusitasi jantung.
• Infus set dan cairan.
• Obat obatan penatalaksanaan syok.
• Alat fiksasi trauma Thoraks (MAS Trousers).
Alat medis bencana alam
• Peralatan listrik/pneumatic ;
– Suction (pengisap lendir).
– Lampu khusus.
– Defibrilator
– Ventilator.
– Generator listrik/baterai.
Alat medis bencana alam
• Perlengkapan luka :
– Alat jahit luka
– Sarung tangan.
– Obat antiseptik.
– Selimut pengaman.
– Segala macam verban dan kasa steril.
– Bidaitermasuk kolar leher.
– ATS/ABU.
Kebutuhan minimum peralatan
• Tempat perawatan penderita Gawat darurat
(minimum untuk 25 korban).
– Tanda pengenal utk Ketua (rompi merah dengan tanda
pengenal Ketua).
– Alat penerangan.
– Tandu.
– Selimut.
– Peralatan administrasi.
– Tensimeter, stetoscope, senter, sarung tangan.
– Alat medis bencana alam ;
Selesai….terima kasih

Anda mungkin juga menyukai